Selasa, 31 Januari 2012

Romansa : Percikan Api Prahara

Perusahaan orang tua Dino gagal merebut peluang projek pemerintah yang bernilai ribuan dollar tersebut demikian pula perusahaan orang tua Donny karena persaingan bisnis demikian tajam belum lagi korupsi kolusi dan nepotisme dikalangan pemerintahan belum banyak berubah walaupun era reformasi sudah dicanangkan. Kayanya hanya sebatas jargon dan ungkapan klise, enyahkan korupsi enyahkan kolusi enyahkan nepotisme tapi bila hal tersebut sebatas untuk orang lain, bila mengenai diri para pejabat maka hal tersebut kelihatannya tidak berlaku, tiba dimata dipicingkan tiba diperut dikempiskan.

Jadi kedepan kelihatannya masih sama saja bahkan dibeberapa sektor kondisi semakin parah lagi, semakin banyak orang yang bermain dalam kerakusan menghabiskan sumber daya alam sumber daya manusia di negeri yang tercinta yang konon gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja ini. Percikan api prahara dalam kehidupan anak bangsa telah terjadi didepan mata. Semenjak perpisahan yang menyakitkan dengan Donny beberapa tahun yang lalu, dan setelah beberapa waktu hidup dalam kesunyian ditengah keramaian, kini Dino mendapatkan mainan baru, Hermansen, seorang bodyguard yang disewa ayahnya untuk mendampingi dan menjaga keamanan pribadi anak semata wayangnya.

Hermansen, seorang pemuda kekar berotot kawat berkat latihan militer, pemuda dari Timor, berkulit coklat hitam berkilat terbakar matahari. Dada bidang berotot menggelembung, lengan gede otot bisep dan trisep mengeras berurat, wajah macho jantan abis, rambut cepak dengan sebuah anting baja di telinga. Siang malam Herman selalu mengikuti kemanapun Dino pergi, persis kaya anjing penjaga tuannya dan siap untuk disuruh apa saja termasuk untuk memuaskan hawa nafsu durjana seorang homo tulen seperti Dino, bahkan sampai untuk mempertaruhkan nyawanya sekalipun dia siap dan untuk itu dia dibayar mahal dan dia sangat profesional dalam menjalankan tugas sebagai seorang pengawal pribadi, bodyguard sejati.

Dino sering minta dilayani oleh Herman luar dalam, ditempat tidur Herman sangat bringas, sadis, menghajarkan kemaluannya yang gede sepergelangan tangan diameternya lengkap pula dengan anting baja di frenulum kontolnya mengentotin lobang pantat Dino sampai terkaing kaing kesakitan, tapi anehnya membuat Dino semakin ketagihan semakin dihajar sampai babak belur semakin menggelegak pula keinginan Dino untuk lagi dan lagi dan lagi. Dimana saja, kapan saja dan sebenarnya juga siapa saja kontol atau memek atau kontol dan memek sekaligus, Herman selalu siap menghunjamkan kontolnya yang tak kenal lelah itu.

Herman sangat piawai menyiksa mempermainkan korbannya sampai terengah engah bersujud minta dengan penuh harap akan belas kasihan dan sampai menciumi telapak kakinya minta untuk dientot sebelum dia menancapkan kontol gedenya ke lobang manapun dia inginkan, mulut atau pantat atau sekaligus mulut dan pantat. Demikian pula Donny, beberapa waktu yang lalu telah mendapatkan seorang bodyguard, pengawal pribadi, yang tinggi kekar berotot tangguh berkat latihan fisik yang kuat, Moses, seorang pemuda Papua, hitam legam dari ujung kepala sampai ujung kaki, kontol gede tak bersunat, biji peler tergantung gede kaya dua buah granat, nggak pernah pakai celana dalam siang malam dan siap menyosorkan kontol gedenya kepada siapa saja yang membutuhkan termasuk kepada Donny, homo sejati pemuja kontol.

Apalagi nafsu seks pemuda Papua yang satu ini bukan main staminanya, pernah empat pekerja dikantor Donny nungging dan pantatnya disodomi dimuncrati pejuhnya satu persatu oleh Moses di depan Donny setelah akhirnya mengentotin lobang pantat Donny yang terkuak lebar sambil menggendong tubuh Donny kesana kemari, luar biasa kuat otot berkilat berkeringat kontol gede panjang mirip Bobby Blake bintang gay yang kesohor itu. Sabetan tali pinggang, lecutan cambuk, sundutan rokok, jepitan bergerigi, dan segala macam pernak pernik seorang sado masokis lengkap dipunyai Moses untuk menyiksa calon korban keganasan kontolnya itu, anehnya Donny semakin hari semakin ketagihan pula menerima siksaan sebelum lobang mulut dan lobang pantatnya diembat oleh bodyguard macho jantan abis miliknya itu. Suatu hubungan yang teramat sangat aneh, bodyguard menyiksa tuannya, tapi itulah kehidupan, unpredictable.

Malam itu Dino bersama Herman menghabiskan malam panjang disebuah kelab malam gay. Penari go-go tengah beraksi di panggung diiringi hingar bingar musik rock metal, dua penari pria badan berkilat dilumuri minyak menari menggeliuk menggeliat sambil saling menarik merobek meracik pakaian menelanjangi tubuh temannya secara erotik sampai yang tertinggal hanya cawat mini pembalut batang kontol mereka yang sudah ngaceng tegak mencuat. Sangat menggoda mengoyahkan selera seksual yang paling dasar, basic animal instinct.

Sementara beberapa pengunjung juga sudah naik darah putih sampai keubun ubun saling memagut meremas mencumbu pasangannya masing masing terbuka tanpa ada rasa risih kepada pengunjung kelab yang lain, tak ketinggalan Dino yang tengah ngelendot manja di lengan Herman yang kekar sementara sebelah tangannya bergerilya merogoh meremas kontol Herman yang sudah siap tempur.

"Deg... serr" Dino terkesiap melihat bayang siluet pasangan diseberang panggung. Ya... Donny bersama Moses, malam itu juga tengah menghabiskan malam panjang di kelab malam gay yang sama. Leher Donny tengah dicipoki dijilat dicupangi oleh bodyguardnya yang macho itu dan kedua putingnya tengah dipilin dengan kasar membuat Donny terpekik terengah engah ternganga menikmati serangan nafsu jahanam bodyguardnya yang jantan.

Percikan api prahara telah terlentik di kelab malam, mata Dino menangkap bayang siluet Donny demikian pula hampir bersamaan mata Donny menangkap bayang siluet Dino, terbakar api cemburu dihembus angin amarah lama tak bertemu ditambah dengan panasnya bara dendam sakit hati akan kenyataan terpisahkan oleh keadaan yang menyakitkan, kedua anak manusia itu bangkit dari tempat duduknya diikuti oleh bodyguard masing masing dan berhadapan tepat didepan panggung yang tengah padat pengunjung yang histeris tangan menggapai hendak meraih kontol ngaceng penari go-go yang semakin hot mengoyang menggeol menggitekkan pinggulnya sehingga kontol mereka yang sudah tegak ngaceng terbalut cawat mini terangguk angguk mengikuti hentakan irama gerak mereka.

Kedua bodyguard, Hermansen dan Moses sudah berhadapan muka, otot kejang mengeras, siap saling menghancurkan musuh yang menganggu tuannya dan dalam sekejap gedebak gedebuk gedebak gedebuk keduanya sudah baku hantam di depan panggung sementara penari go-go semakin hot pula menggerakkan tubuh lentur mereka seolah menikmati persetubuhan virtual, musik semakin menggila bahkan kontol dua pemain gitar sudah ngaceng tegak keluar dari celana jeans ketatnya berkilauan berlelehan pre cum, di isep dikemut diselomotin mulut penari go-go dengan sangat erotis.

Perkelahian adu fisik bukan hal yang aneh di kelab malam gay, bahkan terkadang justru menjadi hiburan tambahan bagi pengunjung yang semakin mendesah merintih erotis tak jarang sambil ngloco melihat dua lelaki kekar bergulat saling tinju saling mengunci dengan pakaian robek disana sini oleh renggutan cengkraman tangan berotot baja masing masing lawan. Darah mulai mengucur dari mulut dan tubuh Herman serta mulut dan tubuh Moses, membasahi dada bidang mereka yang telah terbuka karena baju yang dipakai telah robek, darah membuat kedua bodyguard semakin beringas semakin bernafsu menghunjamkan pukulan ketubuh lawannya.

Meja berantakan, botol minuman berpacahan dan tiba tiba beberapa orang tenaga penganmanan kelab malam berhamburan masuk melerai kedua bodyguard yang telah basah kuyup berlumuran keringat dan darah bahkan berlumuran muncratan pejuh pengunjung kelab malam yang ngloco muncrat mengelilingi kedua bodyguard yang berseteru itu, baju dan celana compang camping menampakkan tonjolan otot menggelembung kekar merah membara, gila... apalagi diatas panggung kedua penari go-go kini tengah bersetubuh dientot oleh dua pemain gitar yang tetap memetik gitarnya dengan semangat menggelegak sambil menghunjamkan kontol gede mereka yang keluar dari celana jeans ketatnya menyodomi lobang pantat penari go-go tersebut, seakan tidak ada persoalan apapun di floor, the show must go on.

Kejadian malam itu membuat Dino dan Donny semakin renggang, cinta telah berubah menjadi amarah, percikan api prahara telah membakar jiwa mereka. Malam itu pula keduanya dihajar habis dientot mulut dan lobang pantatnya oleh masing masing bodyguard mereka yang tengah meluap mendidih naik tegangan tinggi akibat pergumulan di kelab malam yang tidak terselesaikan tuntas.

"Anjing loe, homo doyan kontol, jilat kontol gue"
"Heh lonte homo babi, nungging loe gue mo perkosa lobang pantat loe sampe dedel dower" Luapan energi kemarahan ditimpali dengan caci maki sumpah serapah dari mulut mencarut marut disalurkan penuh amarah membara pula melalui hunjaman kontol ngaceng tegang keras berdenyut denyut hebat diiringi dengan sabetan, lecutan, jepitan dan sundutan kesekujur tubuh hingga babak belur lebam berbirat birat, sepanjang sisa malam hingga menjelang fajar menyingsing.

Dino terkapar terkulai diatas tubuh kekar Hermansen, Donny tergeletak terengah engah dipelukan lengan kekar Moses, lobang pantat mereka berdua terkuak lebar berdarah berlumuran pejuh kencing dan tai akibat hajaran kontol kedua bodyguard mereka mengaduk aduk isi lobang pantat dengan sadis tanpa belas kasihan menumpahkan seluruh amarah yang membuncah yang belum terpadamkan. Dino merintih tertatih tatih sepanjang hari , demikian pula Donny mengerang terkangkang kangkang sepanjang hari akibat percikan api prahara yang menyemburat panas membara melalui kontol bodyguard mereka tapi keduanya sangat menikmati permainan buas dari masing masing bodyguardnya walaupun kenikmatan seksual yang diperoleh mereka berdua malam itu ternyata masih juga belum dapat mengobati memadamkan api prahara cemburu tersebut.

Dilubuk hati mereka yang paling dalam keduanya berjanji akan bertemu lagi untuk menyelesaikan masalah tersebut secara jantan walaupun nyawa menjadi taruhannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.