Jumat, 30 September 2011

Undercover Status

Saat ini aku sedang duduk di bangku kuliah, jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP di salah satu PTS di Malang. Aku mulai menyadari bahwa aku ini seorang gay sejak aku pindah ke kota Malang ini. Tapi aku selalu berusaha untuk ngebuktiin kepada orang lain dan juga selalu bilang kepada diriku sendiri bahwa aku ini bukan sejelek seperti yang masyarakat kira. Meski aku nggak berani untuk mengatakan kepada orang lain bahwa aku ini gay, soalnya aku takut dan nggak berani mengahadapi orang-orang yang tahu bahwa aku ini gay.

Aku takut kalau mereka bakal ngejauhin aku dan nganggap aku ini seperti virus yang harus dijauhin dan ditinggalin, atau dianggap sebagai aib. Itulah alasan kenapa aku ini jadi sedih dan kesepian soalnya aku nggak tahu harus lari kemana dan cerita ke siapa soal masalah yang aku hadapi ini. Tapi aku berharap suatu ketika aku bisa ngedapetin seorang laki-laki yang dapat bersikap sebagai gentleman yang bisa mencintai aku dan mengasihi aku apa adanya.

Farhat adalah seorang cowok yang cukup populer di kampus dan juga kebetulan sekelas denganku. Pertama kali aku ngelihat dia, aku langsung beranggapan kalo dia itu orangnya cool tapi mungkin juga agak-agak sombong, aku nggak begitu yakin soal itu, tapi one thing for sure… I really want him to be my best-friend, itulah yang aku inginkan sejak dulu.
Banyak sekali cewek di kampusku yang suka sama Farhat, soalnya selain orangnya supel dan gampang banget bergaul serta berbaur sama orang lain, Farhat juga adalah cowok yang suka banget sama yang namanya olah raga terutama basket. Sering kali di kampus diadain kompetisi bola basket dan terus terang aja pas waktu dia maen banyak banget cewek-cewek yang bisa dibilang crazy banget ama dia. Dan tentu saja aku juga setuju ama cewek-cewek itu. Menurutku, Farhat keliatan begitu macho dan sexy apalagi pas lagi keringetan, seakan-akan badannya yang atletis itu menjadi mengkilap dan menggiurkan dibasahi keringatnya itu.

Tiap malam, aku nggak pernah kelupaan untuk selalu membayangkan Farhat itu menjadi cowokku, cowok yang aku idam-idamkan selama ini. Aku ngebayangin kami berduaan aja di bawah sinar bulan di malam yang kelam dan agak-agak dingin, lalu kami saling berpelukan untuk menghangatkan badan… my arms around him and his arms around me… and then we kiss pasionately… and end up in bed together making a great and unforgetable love. Tapi kemudian aku terbangun dari impianku itu dan sadar kalo itu semua adalah khayalan semata dan nggak mungkin terjadi pada diriku. Aku menangisi diriku dan bertanya-tanya kenapa love is so unfair???

Malam itu kebetulan Farhat sedang maen ke kost-an ku yang kebetulan terletak nggak jauh dari kampus. Kita cerita banyak dan bisa dibilang curhat, soalnya as time goes by, aku dan Farhat sekarang ini bisa dibilang best-friend, kita sering banget cerita-cerita dan curhat satu sama lainnya. Dan malam itu, aku rasa aku harus ceritain my deepest secret to him, aku harus bilang kalo aku ini seorang gay dan suka banget sama dia. Jadi, malam itu… setelah aku kumpulin segala kekuatanku akhirnya aku bilang ama Farhat,

"Farhat, bisa nggak kamu jaga rahasia??? Soalnya ada sesuatu yang bisa dibilang rahasia banget yang kayaknya harus aku ceritain ke kamu…",kataku pelan-pelan tanpa berani menatap wajahnya. "Emangnya ada apa sih Jo (panggilan Farhat untukku, biasanya Jonathan)??? Kok pake rahasia-rahasiaan segala sich??? Bukannya selama ini kita udah sering banget cerita-cerita???", tanyanya penuh kebingungan.

"Tapi kalo yang satu ini beda Farhat dari yang laen-laen, dan aku harus yakin kalo kamu nggak bakalan ceritain hal ini ke orang laen apalagi karena kamu udah aku anggap sebagai temen baek aku, so… please… could you promise me not to tell anyone about what I'm gonna say here???" tanyaku penuh kecemasan.

"OK, dech… aku janji. Emangnya ada apaan sich???", tanya Farhat tambah bingung lagi.

"Gini Farhat,… (aku sempet terdiam sesaat lalu kulanjutin lagi) aku rasa aku ini gay!!!", jelasku kepada Farhat sambil menunduk tapi berusaha menatap mukanya soalnya aku pengen tahu gimana reaksinya pas aku bilang hal itu sama dia. "Gay??? Maksud kamu, kamu itu homo???" tanya Farhat dengan nada yang penuh kekagetan. "Iya, dan selama ini aku berusaha untuk berbohong ama diri aku sendiri dan juga orang laen, soalnya aku nggak mau kalo orang laen itu tahu kalo aku itu gay, aku takut kalo mereka bakalan ngejauhin aku dan cerita ke orang-orang lain soal aku", kataku. "Tapi kayaknya aku nggak bisa simpen nih rahasia lebih lama lagi, dan apalagi aku suka banget ama kamu," lanjutku lagi penuh kecemasan. "Kamu suka sama aku???" tanya Farhat. "Iya Farhat, aku selalu berharap kalo kamu itu bakal suka balik ama aku dan mau jadi cowok aku soalnya aku rasa kamu cowok yang paling gentle yang aku suka", lanjutku lagi. "Please, jangan benci aku yach… mungkin kamu jadi ngerasa jijik ama aku tapi aku mohon jangan benci aku dan tinggalin aku atau nggak mau temenan lagi ama aku, soalnya kamu satu-satunya orang yang care ama aku dan aku nggak mau kehilangan kamu, at least we still can be friends even though be lovers is out of the question", jelasku ama Farhat sambil memegang tangannya soalnya aku takut sekali kehilangan dia.
"Jo… aku nggak bakalan ninggalin kamu dan aku betul-betul salut ama kamu soalnya kamu udah mau cerita sesuatu yang rahasia banget ama aku dan aku nggak bakalan ngecewain kamu. Terus terang saja aku juga punya feeling ama kamu. Aku juga ngerasa kalo aku ini gay, dan sejak pertama aku kenal ama kamu, aku semakin pengen jadian ama kamu, Jo… soalnya kamu itu orangnya pengertian, dan baek ama aku. I think I like you and fall in love with you", penjelasannya kepadaku yang sempet bikin aku shock dan bisu entah pengen ngomong apa, aku cuma bisa bilang "Bener Farhat, kamu juga suka ama aku… oh, gosh… aku nggak tahu harus ngomong apaan lagi??? I love you too, Farhat".

Lalu kami saling berpelukan dan akhirnya berciuman, that was my very first kiss with a man that I have loved so much.
Kami berciuman lamaaa sekali, dan aku bener-bener enjoy saat-saat itu. Aku menciumi bibirnya yang lembut, memasukkan lidahku ke mulutnya, demikian juga halnya dengan Farhat. Lalu Farhat membaringkan aku di tempat tidurku sambil terus menciumiku, aku memeluknya dengan erat dan mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Aku dapat merasakan kontolnya berdekatan dengan kontolku dan itu membuatku semakin terangsang dan lebih ngaceng lagi. Farhat lalu membuka bajuku dan aku membuka bajunya kancing demi kancing sampai akhirnya aku melepaskan bajunya dan melemparnya ke lantai. Lalu Farhat berdiri di samping tempat tidurku sementara aku duduk di tempat tidurku. Aku mulai membuka ikat pinggang Farhat, dan setelah itu membuka kancing celana jeansnya, kemudian resletingnya dan menurunkannya ke bawah. Farhat memakai celana dalam putih dan aku melihat benjolan yang amat besar di balik celana dalamnya itu. Nggak sabaran lagi dan juga penasaran akhirnya aku menurunkan celana dalam Farhat dan langsung saja kontol sepanjang 15 cm dalam keadaan super tegang berada pas di depan wajahku. Langsung saja tanpa berpikir panjang lagi aku membuka mulutku lebar-lebar dan mulai mengulum kontol Farhat yang begitu menggiurkan. Sambil menghisap kontol Farhat, aku juga mulai membuka celanaku dan akhirnya kami berdua sudah dalam keadaan bugil. Aku tetap menghisap kontol Farhat sekuat tenaga yang tentu saja membuat Farhat menjadi uring-uringan dan merintih penuh kenikmatan sambil dengan tangan kiriku aku mulai mengocok kontolku yang sudah ngaceng dari tadi dan mulai mengeluarkan cairan bening yang sering disebut pre-cum.

Farhat memegang kepalaku dan mendorongnya agar aku dapat memasukkan kontolnya lebih dalam lagi dalam mulutku sementara tangan kananku meraba-raba pantatnya yang mulus dan mendorongnya ke arah mulutku. Dengan demikian kontolnya mulai merembes masuk lebih dalam lagi ke mulutku sampai aku dapat merasakan bulu jembutnya di sekitar mulutku. Perasaan geli menyelimutiku tapi aku tidak peduli dan tetap menghisap kontolnya penuh nafsu birahi yang selama ini tidak pernah tersalurkan. Setelah beberapa saat kami akhirnya merubah posisi kami menjadi posisi 69, Farhat tidur terlentang di tempat tidurku sementara aku berada di atasnya. Aku betul-betul menikmati menghisap kontol dan kontolku dihisap apalagi dengan seseorang yang selama ini aku cintai. It was very special. Tak berapa lama kemudian aku merasakan otot badan dan kontol Farhat menjadi tegang dan aku yakin ini tandanya Farhat sebentar lagi bakalan ngecret, aku tetap saja menghisap dan mengocok-ngocok kontol Farhat dengan cepat dan akhirnya cret… cret… cret……….. cret… cret… cairan hangat yang rasanya agak-agak aneh segera memenuhi mulutku. Baru pertama kali aku merasakan sperma begitu banyak di dalam mulutku, walaupun sebelumnya aku juga pernah mencoba spermaku sendiri tapi cuma sedikit aja aku mencobanya… kalo kali ini betul-betul cairan putih kentaaal dan hangat itu memenuhi rongga mulutku.
Nggak lama setelah Farhat ngecret, aku juga mulai menegang dan akhirnya tanpa sempet basa-basi lagi akhirnya aku memuncrati wajah Farhat dengan spermaku, Farhat sempet kaget tapi ia tetap saja menghisap dan menjilat-jilati kontolku penuh kenikmatan. Akhirnya kami kecapean setelah melakukan oral sex yang menurutku betul-betul asyik dan nikmat apalagi ini adalah merupakan pengalaman pertama bagiku dan juga Farhat. Tapi akhirnya fantasi-fantasiku mengenai ngisap kontol dan diisap kontolnya terpenuhi dan terwujud juga. Setelah itu kami terbaring di tempat tidur sambil saling berpelukan seakan tidak ingin terpisahkan satu dengan lainnya sambil berciuman.

Beberapa menit kemudian kontol Farhat mulai ngaceng lagi demikian halnya dengan kontolku, lalu kami saling mendekapkan badan sehingga kontol kami saling menindih satu sama lain dalam keadaan tegang dan membuat kami semakin wild dan horny. Aku lalu mulai mengolesi kontol Farhat dengan baby oil dan memijitnya, menarik-nariknya dan mengocoknya dengan penuh kegemesan dan birahi tinggi. Aku juga mengolesi lubang pantatku dengan baby oil dan aku meminta Farhat untuk masukin kontolnya ke lubang pantatku sambil memegang batang kontolnya yang agak-agak licin dan menuntunnya ke lubang pantatku. Aku masing dalam keadaan terlentang di tempat tidurku sementara Farhat duduk menghadapiku dengan menaruk kakinya di bawah kakiku sementara kakiku diangkatnya lalu dilingkarkannya ke pinggangnya. Farhat lalu mulai memasukkan kontolnya ke dalam lubang pantatku, aku sempet meringis merasakan sesuatu benda keras masuk ke lubang pantatku. Ku coba rileks dan meminta Farhat untuk melakukannya secara pelan-pelan dan gently.

Aku dapat merasakan kepala kontolnya yang cukup besar itu di mulut pantatku dan perasaanku agak-agak takut dan aneh juga merasakan benda asing berada di dalam pantatku, tapi itu semua terkalahkan dengan perasaan nikmat yang betul-betul belum pernah aku rasakan sebelumnya. kontolku mulai dikocok-kocok oleh Farhat dan aku menambahkan baby oil di kontolku biar perasaan licin dan lebih nikmat bila dikocok dapat aku rasakan. Lama Farhat menggoyang dan memaju mundurkan kontolnya di lubang pantatku. Aku serasa terang melayang keenakan merasakan gesekan kontol di dinding-dinding lubang pantatku yang penuh syaraf kenikmatan itu. Tak berapa lama kemudian aku merasa bahwa Farhat akan segera memuncratkan cairan kenikmatan untuk kedua kalinya dengan cepat ia menarik kontolnya keluar dari pantatku dan mengocok-ngocoknya dengan tangannya sambil tangan satunya tetap mengocok-ngocok kontolku dan akhirnya ngecret juga dia di ata perutku dan sebagian menutupi bulu jembutku. Farhat sempet memejamkan mata ketika memuncratkan cairan spermanya kepadaku seakan-akan perasaan nikmat yang tiada duanya dirasakannya dan badannya yang mengkilap dibasahi keringatnya membuat aku semakin horny dan ingin gantian memasukkan kontolku ke pantatnya.

Aku sempat menyeka sisa sperma yang ada di perutku dengan tanganku lalu aku belai sekujur badan Farhat dengan tangan masih penuh dengan sperma sambil menciumi dan menjilati badannya yang berotot dan berkeringat itu. Aku juga menggelitiki putingnya dengan lidahku dan menghisapnya kuat-kuat, Farhat merintih kegelian sekaligus kenikmatan. Setelah itu aku meminta Farhat untuk nungging dan aku mulai mengolesi kontolku dengan baby oil dan mengocok-ngocoknya sebentar sambil mengolesi lubang pantat Farhat dengan baby oil juga. Setelah itu aku mulai mengarahkan kepala kontolku ke lubang pantatnya dan mendorongnya masuk ke dalam, Farhat sempat merintih sebentar lalu mendorong pantatnya ke arahku dengan maksud agar aku mau memasukkan kontolku lebih dalam lagi ke pantatnya. Kali ini posisi kami seperti anjing kawin aja tapi posisi ini betul-betul asyik juga. Setelah beberapa saat aku masukin dan keluarin kontolku, kayaknya aku juga bakalan segera ngecret dan nggak lama kemudian aku nggak dapat menahannya lagi dan aku cepat-cepat menarik kontolku keluar dari pantat Farhat dan ngecret di punggungnya.

Aku merasakan kenikmatan yang betul-betul hebat sekaligus merasa lelah dan capek juga, setelah itu aku meminta Farhat untuk tidur telungkup dan aku mulai memijat punggungnya yang masih berlumuran dengan spermaku. Tapi aku tidak tahan lebih lama lagi soalnya aku sudah merasa betul-betul capek akhirnya aku tidur dengan menindih tubuh Farhat yang masih tidur telungkup dengan berlumuran sperma itu. Kami tidak sempat membersihkan diri kami malam itu, soalnya kami berdua merasa tidak sanggup lagi untuk ngapa-ngapain yang ada kami cuma tidur sambil saling berdekapan dalam keadaan telanjang bulat dengan masih berlumuran sperma yang menjadi agak-agak lengket tapi kami tidak peduli akan hal itu. Aku sempat membisikkan kata "I love you" kepada Farhat dan Farhat menjawab "I love you, too", dan setelah itu kami berdua jatuh tertidur ke dalam tidur yang nyenyak.

Hunting Pria Muda di Mall

Hari pertama workshop tentang Perpajakan ini, membuatku kurang semangat. Maklum, baru sampai di Jakarta sudah dijejali dengan angka angka yang membuat kepalaku semakin penuh. Padahal, aku ke Jakarta juga ingin sedikit relaks setelah berhari hari berkutat dengan angka angka di kantorku. Untunglah, jam akhirnya menunjukkan jam 17.15 pertanda workshop hari pertama akan segera disudahi.

Bergegas aku memberekan makalah dan map workshopku untuk kembali ke kamar hotel.
Ada jatah makan malam di hotel, namun itu tak cukup menarik perhatianku. Segera aku mandi dan bersiap diri untuk keluar mencari udara segar suasana Jakarta.

Malam itu aku sengaja menuju ke Mall Atrium yang lokasinya tepat di samping hotelku. Lalu aku naik ke Gunung Agung. Bergaya lihat-lihat buku buku, namun sebenarnya tujuanku untuk cuci mata melihat pria pria muda SMU ataupun mahasiswa yang mencari buku. Memang aku dengar Mall ini ramai dengan gay-nya. Muda, tua, SMU, hitam, bule dan lain-lainnya. Namun, aku masih belum menemukan atau melihat pria gay tersebut. Segera aku pasang insting dan gaydarku.
"Hati-hati di Atrium", begitu wanti-wanti teman priaku di Malang saat bercerita tentang Mall yang menjadi salah satu tempat mangkal pria gay Jakarta ini

"Mereka suka jebak kita untuk uang", tambah dia.

Capai nonton buku sambil curi curi pandang, namun tak kunjung mendapatkan sosok yang menjadi incaranku, aku kebelet kencing. Segera aku menuju ke toilet mall. Duh, sesak benar toilet di sini. Orang-orang kencing berjejer. Segera aku ambil posisi di depan urinoir yang kosong, lalu kubuka resletingku dan segera aku pipis. Saat itu ada orang, ah, anak SMU kayaknya. Dia tanpa sungkan ngelongok aku kencing. Ah, baru kusadari kalau rupanya di sini mereka ber-operasi.

"Gede banget, Oom", dia buka bicara.
"Kamu juga," jawabku sekenanya.

Saat aku keluar toilet dia barengi aku. Akhirnya kami ngobrol di sepanjang lorong. Anak ini nampaknya agresif banget dan kalau ngomong ceplas-ceplos saja.

Dia ngajak aku naik ke lantai parkir di atas gedung mall. Antara ragu dan penasaran, akhirnya aku ikuti. Aku pengin tahu apa maksudnya mengajakku. Di atas gedung, mayoritas lampu kuning temaram seperti terang bulan. Nampak logo dan neon sign hotelku, hotel Aston di arah samping mall ini. Lalu dia mengajak aku ke pojok dinding di bawah papan reklame besar.

Dia bilang bahwa dia nggak minta uang. Bahkan malah mengajak aku makan sesudah dia dapatkan apa yang diinginkannya. Dia bilang jujur kalau dia ingin aku nembak pantatnya. Ah, vulgar juga anak ini berterus terang pada orang asing macam aku ini.
Supaya aku ngaceng dia urut-urut jendolan kontolku yang terbungkus celana. Kemudian refleks dia jongkok dan menciuminya. Aku terangsang juga oleh aksinya. Dia lalu membuka resleting celanaku. Kontolku yang mulai tegang Dia lalu keluarkan dengan cepat.

Ah, nafsu amat ini anak. Lalu dia mulai memegangi kontolku dan mulai menciumi batan kontolku lagi. Dijilatinya ujung kontolku. Lalu dijilatinya cairan precum yang keluar dari ujung kontolku. Aku yang tak terbiasa melakukan itu ditempat terbuka, sedikit was was dan kurang konsentrasi.
Lalu dia berdiri dan mulai menurunkan sedikit celananya. Lalu dia menungging di depanku. Dia beralasan kalau ada Satpam bisa cepat bangun tanpa ketahuan kalau lagi bercinta. Ah, aku ragu ragu untuk melakukan itu lebih jauh. Aku tawari bagaimana kalau ke kamar hotelku saja. Aku bilang bahwa aku pendatang yang tinggal di hotel Aston itu. Ah.. Dia mau dan setuju. Aku juga nggak takut, karena memang tampangnya benar-benar anak SMU yang masih lugu.

Asep, begitu panggilannya, anak Bogor katanya. Sekolah STM Mesin di Manggarai. Wuu.. Muda banget. Lihat jari-jari tangannya masih licin. Rasanya paling 18 tahun. Kakinya, betisnya, tangannya, bibirnya, masih serba licin. Dia bilang pamannya yang ngajari ngeseks sejenis. Sampai ketagihan, sementara pamannya sudah pindah kerja di luar Jawa.

Akhirnya kami turun dari latai atas Mall Atrium ini untuk menuju ke kamar hotelku. Dan sesampai di kamar, dia kusuguhi minuman dingin di kulkas. Lalu dia pamit ke kamar mandi, untuk buang air. Aku dengar suara kecipok air kencing yang masuk ke lubang toilet. Darahku berdesir mendengar suara itu. Lalu setelah dia keluar dari kamar mandi, langsung menubruk tubuhku yang rebahan di ranjang.
Dia mulai agresif lagi seperti tadi. Celanaku dilepasnya satu per satu. Hingga akhirnya aku telanjang bulat.

Karena dia masih berpakaian lengkap, akhirnya aku suruh dia berdiri. Aku lepaskan kaosnya. Ahhh... nampak ketiaknya. Aku suka ketiaknya yang sangat seksi. Rasanya ingin cepat cepat melumat dan menciumi ketiak itu.

Dalam kamar aku merasa sangat nyaman. Leluasa, aman tanpa khawatir diintip Satpam. Setelah dia telanjang bulat juga. Kami mulai dengan berpagutan mesra. Lalu diapun menciumi sekujur tubuhku dari atas hingga ke bawah.

Aku hampir terkejut ketika aku merasakan geli pada kakiku. Ketika aku membuat mata kulihat Asep ini mengulum jari-jari kakiku dengan penuh nafsu. Saat itu aku kaget dan hampir menarik kakiku. Tetapi aku kasihan sama Asep ini. Kubiarkan saja.

Dia nampaknya sangat terobsesi padaku. Dan aku merasakan betapa syahwatku langsung terbakar. Dia melihat aku bangun. Saat tahu aku tak menolak kulumannya, dia semakin meliar sambil mulai memperdengarkan desahannya. Dia begitu menikmati jari-jari kakiku. Sambil mengelusi betis-betisku dia juga menjilat dan menciumi telapak kakiku. Aduuhh.., nikmatnya serasa naik ke ubun-ubunku. kontolku jadi ngaceng berat. Kuelus-elus kepalanya. Asep nampak mengunggu elusanku itu. Dia kembali mendesah.

Nafasnya kudengar memburu. "Oomm, Oom, Oom, mmhh.. Mmllpp..," dia meracau.

Matanya setengah merem. Kepalanya bergulir ke kanan dan ke kiri saat meratai jilatannya ke telapak-telapak kakiku. Aku semakin merinding. Anak ini sangat pintar membangkitkan gairah nafsu birahiku. Ciumannya bergerak ke atas. Ke betisku. Dia juga menggigit kecil saat menemui rambut-rambut kakiku. Dia juga mencakar-cakar kecil betisku menahan gelora birahinya.

Tangannya kini tak sabar merabai selangkanganku dan kemudian gundukkan celana dalam yang berisi kontolku yang sudah sangat mengeras. Aku lebih baik diam meraskan nikmatnya. Kubiarkan Asep yang manis ini melampiaskan nafsunya. Dia meremas-remas kontolku. Sementara itu gigitan dan jilatannya sudah melewati lututku dan kini mulai masuk ke wilayah pahaku. Aduuh.., bukan main dan.. Betapa aku terangsang.

Aku kini merintih dan mendesah-desah. Tak tahan merasakan lidah lembut si manis Asep ini. Kenapa dia begitu berkobar nafsunya?

Dan sesudah bermenit-menit puas menciumi pahaku, Asep mulai merambati selangkanganku. Dia nyungsep di pangkal pahaku. Kudengar dia menarik dalam-dalam nafasnya untuk menghirup bau selangkanganku. Ah, anak ini, kenapa dia begitu hot?!

Dia ciumi celana dalamku. Dia hisap-isap kontolku di balik celana dalam ini. Aku merasakan betapa aku menggelinjang nikmat. Kuelusi dan sesekali kujambak rambutnya. Dia semakin bersemangat. Tangannya kini meraih ketepian celana dalamku, merogoh dan menarik keluar kontolku. Mulutnya langsung mencaploknya. Dia melumat-lumat biji dan seluruh batang kontolku. Kepalanya bergeser naik turun mendorong lidahnya yang menjulur kelantai pori-porinya.

Aku tak mampu untuk tidak mendesah dan merintih. Kenikmatan ini sungguh tak bertara. Asep ini ternyata benar-benar jago kecil yang mampu mendongkrak libidoku. Aku tak tahan lagi. Aku bangkit dan kuterkam dia. Kurebahkan dan ganti, Kini aku yang aktif menjilat dan menciumi tubuhnya. Aku seakan macan lapar yang melahap kijang lembut mangsa tangkapanku.

Dia menyerah pada apa mau nafsuku. Dia ganti pasif merasakan ciuman-ciumanku pada tubuhnya.

"Ah, Kamu.., begitu harum ketiakmu, dadamu, perutmu, selangkanganmu. Ah, Adek.., sini.. Biar aku jilati seluruh bagian tubuhmu. Biar aku nikmati segala keringat-keringatmu. Biar aku lumat-lumat tubuh indahmu."

Kubolak-balik tubuhnya. Kusedotin bagian-bagian sensualnya. Dan aku paling suka menciumi lubang pantatnya. Aroma lubang pantat sangat cepat merangsang syahwatku. Lidahku menusuk-nusuk lubang itu seakan ingin memberi sensasi nikmat padanya.

Dan akhirnya dia minta aku memasukan kontolku ke anusnya. Dia ingin aku melakukan seks anal padanya. Dia pengin merasakan tusukan kontolku di anusnya.
Kuturuti. Ini memang satu hal yang paling kusukai. Menyodomi pria muda.

Agak susah kepala kontolku menembusi lubang pantatnya. Selain dia masih muda, tidak diberinya pelicin juga menyulitkan kontolku menembusi lubang pantatnya.
Lalu aku bangkit membuka tas dan mengambil kondom dan pelicin yang aku bawa dari Malang.
Segera aku buka kondom dan kusarungkan ke batang kontolku. Lalu kembali aku arahkan kontol yang terbungkus kondom dan berpelicin itu ke belahan pantatnya.
Saat kontolku mulai membelah lubang pantatnya, Asep menjerit kecil. Saat kontolku mulai merasuk amblas ke lubangnya, Asep mendesah nikmat. Saat itu kurasakan cengkeraman otot-otot dinding anusnya sangat legit menjepit kontolku. Ampuunn.. Enaknya.. Sesudah itu, pantat Asep itu mulai menggoyang menjemput kontolku. Sekali lagi, kurasakan nikmat hingga ke-ubun-ubunku.

Kudengar Asep meracau,

"Enak banget, Oom, enak banget kontol Oom, yaa.. Enak banget kontol Oom.., Masukin yang dalam ya Oomm..," racaunya.
"Aduhh Om enak banget. Keluarin di dalm ya Om," maksudnya biar aku keluarin air maniku di lubang pantatnya itu.

Suara racaunya itu terdengar sangat merdu di telingaku. Dan suara racau itu yang kemudian membuat gejolak syahwatku langsung melonjak lonjak tak karuan. Kupacu kontolku memompa anal Asep yang sempit ini. Akhirnya aku ikut meracau juga,

"Enak pantatmu Dek, enaakk.. Sempit banget duburmu, Aahhhhh..," dengan gemetar dan menggigil racauku keluar dari mulutku.

Aku sungguh didera nikmat syahwat yang luar biasa. Melihat Asep anak muda ini tergoncang-goncang menerima tusukan kontolku, mendorong spermaku untuk merambati menuju klimaks nikmat. Aku merasakan betapa saraf-sarafku menyongsong akan kehadirannya air maniku mengalirinya. Dan aku memang tak mampu menahan lebih lama.

Saat menjelang muncrat kurenggut rambut Asep. Kutarik seperti menarik surai kuda. Kuhentakkan kontolku ke lubangnya. Dan dengan kedutan-kedutan yang begitu nikmat, tumpahlah air maniku. Asep merasakan kedutan-kedutanku itu,

"Oom. Enaakk.. Oom, Oom, Oom, oohh.. Oom..".

Sesaat sesudahnya, sebelum kedutanku usai, dengan cepat dia melepaskan kontolku dari anusnya dan berbalik. Dia raih kontolku dan di arahkan kepala kontolku ke mulutnya. Rupanya dia ingin mereguk dan membasahi tengorokannya dengan air maniku. Untunglah semprotan spermaku masih tiga semprotan lagi. Cairan itupun dia sambut dan dia telan.

Kulihat cairan kental lengket itu belepotan meleleh di sekitar mulutnya, karena tidak semua masuk ke mulutnya. Sebagian nampak meleleh ke dagunya. Aku tahu nafsu panas macam Asep ini, akibat gairah muda. Lelehan sperma di dagunya kukais dengan jariku. Kusodorkan ke mulutnya. Dia emut-emuti jari-jariku untuk membersihkan dan menelan habis lendir putih kentalku itu. Wowww... segitu lahapnya dia.
Lalu dia bilang kalau dia juga ingin dikeluarin juga.
Aku menindihnya dan mulai menciumi tubuhnya.

Dia macam anak perawan. Mulutnya mendesah, merintih manja silih beganti saat aku lakukan sesuatu pada tubuhnya.

Dia bilang pingin mandi kucing. Lalu aku jilati seluruh detail tubuhnya.

Dia menggeliat-geliat saat lidahku menelusuri betisnya, pahanya dan kemudian batang kontolnya. Ah, dasar anak bau kencur, pikirku. Baunya memang masih terasa alami. Selangkangannya yang licin mulus menjadi terminal jilatan, kecupan dan sedotan bibirku. Rambut kontolnya masih tipis. Segar banget bau khasnya.

Ternyata dia sangat menikmati setiap permainanku. Saat mendekati klimaksnya dia bangun mendorong aku agar telentang. Dia duduki wajahku, menyapu-nyapukan kontolnya ke bibirku sambil mengerang dan terus mendesah-desah.

Tangannya mengocoki kontolnya hingga akhirnya klimaksnya pun datang. Croootttt.... Dia berteriak setengah histeris sambil menunjukkan puncratan spermanya yang sebagiannya terlempar jauh mengenai cermin kamar tidurku dan sebagian lainnya melumuri wajahku.

"Ahh.. Oom.. Oom.. Oomm.. Enak Oom.." racaunya.
Crottt...crottt...spermanya terasa segar aku baui.

Aku yang tadi sudah ejakulasi, menyaksikan dia muncrat dengan wajahnya yang culun itu terbangkitkan lagi libidoku. Birahiku langsung memuncak dan akhirnya aku tubruk dan tindih tubuhnya. Aku arahkan kontolku ke mulutnya. Dia menjilati dan mengulum kontolku sambil tangannya terus mengocoki kontolnya sendiri.

Lidahnya sedemikian pintarnya berputar putar di perbatasan kepala kontolku dan batangnya. Lalu mulutnya mengemoti dan mengulum seluruh batang kontolku. Akhh.. aku semakin ga tahan. Ingin rasanya aku mengentoti dia. Aku peluk dan ciumi bibir, leher dan dadanya sambil kontolku terus kugesek gesekkan ke tubuh mulusnya. Sesekali kontolku beradu dengan kontolnya yang berlumuran sperma. Licin kurasakan. Lalu terus aku gesek gesekkan kontolku yang menegang itu ke lipatan pahanya, sambil kakinya aku angkat. Tanpa aku bimbing, kontolku berusaha menembusi lubang analnya. Tapi aku merasa tidak tega, karena dia baru saja ejakulasi. Pasti akan terasa geli dan sakit kalau dia tidak dalam keadaan terangsang. Akhirnya dia kembali melorot dan memposisikan mulutnya tepat di selangkanganku. Dilumatnya habis seluruh batang kontolku, sambil terus dikocokinya.

Aku merasakan kocokan tangan mungil ini terasa berbeda dari yang pertama tadi. Mungkin karena aku habis ejakulasi Lalu dia merebahkan tubuhku dan menindih tubuhku. Dia gesek gesekkan tubuhnya seperti yang aku lakukan tadi. Dan, kurasakan kontolnya menengang dan menusuk nusuk di sela sela pahaku. Rupanya dia cepat bangkit libidonya dan cepat terangsang kembali. Dia mengajakku ronde berikutnya. Ahh.. gairah anak muda.

Akhirnya dia menduduki perutku dan mulai mengarahkan batang kontolku untuk dimasukkan ke pantatnya lagi.
Wow...
Aku bangkit dan mencari-cari kondom dan pelicinku di tas. Ternyata kondom habis, karena tadi cuma tersisa satu. Ah...gimana neh?

Ruang Sauna Fitnes

Aku siswa di salah satu sekolah favorit. Dan hari itu hari senin, seperti biasa aku upacara bendera di lapangan. Setelah aku upacara, aku langsung mengikuti pelajaran matematika. Agak bosan dan males mengikuti pelajaran yang terdiri dari angka angka dan rumus tak karuan itu.

Aku agak malas-malasan mengikuti pelajaran berhitung itu. Lalu tiba di jam kedua, pergantian pelajaran olahraga. Dan ini salah satu pelajaran kesukaan aku, bukan karena aku suka olahraga, tapi karena aku ngefans dan mengagumi guru olahragaku. Dan ada kesenangan tersendiri ketika aku bisa ketemu guru olahragaku yang gagah dan macho. Namanya Pak Apri. Umurnya sekitar 35 tahun, perutnya sixpack dan postur tubuhnya gagah dan kekar. Sebagai cowok, aku begitu ingin badan dan tubuhku sebagus guru olah ragaku ini. Itu impianku sejak lama ketika guru olahragaku ini mengajar pertama kalinya.
Sebagai guru olahraga, Pak Apri termasuk guru yang kalem kalo lagi ngajar. Aku paling demen kalo dia lagi ngajarin basket pake kaos putih tipis tanpa lengan, jadi pas dia shoot, bulu keteknya yang lebat menyeruak keluar. Ditambah lagi pentil susunya yang menonjol dari dadanya yang bidang itu. Tangannya juga berotot, begitu kekarnya. Sungguh aku sangat mengagumi tubuhnya yang sempurna itu. Sehat!!! Itu komentarku tentang badan Pak Apri yang atletis itu.

Selesai olahraga, aku pergi ke WC, tapi penuh banget. Karena aku sudah ga tahan pengen kencing, aku nekat masuk ke WC guru di dekat ruang guru. Pas aku lewat depan WC guru itu, Pak Apri baru keluar dari WC dengan rambut basah. Bau wangi tersebar dengan aroma khas pria maskulin. Aku begitu suka wangi parfum maskulin seperti itu. Apalagi tubuh Pak Apri yang macho itu kini terbungkus baju rapi, seakan tampilan eksekutif muda. Dia tersenyum padaku sambil bertanya, "Kok kencing di sini?" kata dia dengan senyumnya yang manis. "Di WC sana penuh pak, Anak-anak pada antre ganti baju," kata aku. "Kan ini khusus untuk guru,"ujar Pak Apri.
"Numpang masak ga boleh pak?"tanyaku lagi.
Terus aku masuk ke WC yang barusan dipake ama Pak Apri sambil menengok ke arah Pak Apri yang geleng geleng kepala karena ulah nakalku.

Pulang sekolah, aku ada kerja kelompok bereng bersama temen aku. Baru selesai sekitar jam 4 sore. Teman teman aku sudah pada pulang duluan, aku masih beres beres buku di kelas sambil sms ke temanku. Tiba tiba dari arah jendela, aku lihat Pak Apri melintas dari ruang guru. Aku memperhatikan sejenak, lalu muncul ideku. Aku keluar dari ruang kelas dan aku panggil Pak Apri.
"Pak..Pak…Pak Apri",panggilku.
Beliau menengok dan tersenyum.
"Aku ada perlu,"kataku tanpa berusaha beranjak mendekatinya dan masih saja berdiri di pintu ruang kelasku. Pak Apri yang terbengong, akhirnya justru yang menghampiriku.
Aku pengen bilang sesuatu ke Bapak. Aku ada perlu", kataku sambil masuk ke ruang kelas lagi dan duduk di bangku terdekat dari pintu ruang kelas.
Pak Apri mengikutiku, sambil bertanya "Kamu ada perlu apa".
"Saya malu untuk bilang",pancingku agar Pak Apri semakin penasaran.
"Aduh, kamu ini ada apa tho",ujar Pak Apri kalem. "Kamu utarakan aja terus terang".
"Anu…Saya pengen konsultasi tentang olahraga dan kesehatan. Terutama saya ingin badan ini pengen kekar dan berotot seperti bapak", ujarku malu malu.

"Hoalah itu tah. Ya kamu harus rajin olah raga dan mengkonsumsi makanan yang bergizi"ujarnya.
"Saya sudah olah raga dan minum susu L-Men tapi kok ga ada hasilnya",kataku.
"Emang kalau minum L-Men dijamin tubuhmu bagus? Ah, kamu ini kemakan iklan di TV. Makanya jangan banyak nonton TV, tapi latihan olah raga rutin"kata Pak Apri.
"Olah raga bapak tiap hari apa?"tanyaku polos.
"Selain olah raga renang dan voly. Bapak juga jogging di dekat ruah. Dan juga ikutan fitnes"ujarnya.
"Wah, fitnes? Emang bapak fitnes dimana?"tanyaku.
"Aku fitnes di KK-gym deket mall Grandy's",ujarnya.
"Kalau saya ikutan fitnes, Pak Apri mau mengajari saya ga",kataku.
"Boleh. Ini juga abis ini saya mau langsung fitnes, karena ntar malem saya ada tahlilan di tetangga rumah",ujarnya.
Akhirnya aku terlibat obrolan soal fitnes center dan kami pulang bersama sama. Aku diajak serta mampir di tempat Pak Apri fitnes. Jadi sekalian, karena aku juga memakai sepatu olahraga dan juga membawa kaos olahraga.

Di tempat fitnes ini, ternyaa cukup elit. Karena masuknya saja untuk sekali fitnes membayar Rp 25 ribu. Namun setelah aku masuk ke dalam, rupanya harga segitu sangat pantas, karena fasilitasnya cukup lengkap. Peralatan fitnesnya masih baru dan cukup modern. Bahkan dilengkapi bar dan penitipan barang sistem locker otomatis. Bahkan di lantai bawahnya ada spa dan saunanya. Juga ada kolam jacuzi besar yang menampung 5 orang.
Singkat kata, akhirnyan aku tiap hari fitnes bareng guru olahragaku ini. Bahkan sering mandi di jacuzi bareng. Dan berlama lama di ruang sauna yang panas Cuma berdua saja. Apalagi jika siang hari sepulang sekolah, fitnes ini cukup sepi. Karena ramainya justru sore atau malam hari. Dan karena sepi, aku punya banyak waktu berduaan dengan Pak Apri, memandangi tubuh kekarnya saat mandi bareng hingga kadang aku begitu akrabnya tidak seperti guru dan murid, tetapi bagaikan teman saja.

Waktu di dalam sauna, kadang kami banyak ngobrolin tentang keluarga. Dan di umur 35 ini Pak Apri ternyata belum menikah. Dan juga belum punya pacar. Dia bilang, trauma karena pernah patah hati oleh pacar ceweknya semasa kuliah dulu.
Hingga suatu saat, aku lagi fitnes bersama Pak Apri. Beliau lagi menggunakan Treadmil. Dan aku akan ke ruang bawah untuk mandi dan ganti baju. Aku sempatkan ke kolam renang dulu beberapa putaran renang. Lalu aku naik untuk mandi. Selesai mandi, aku lagi horny berat, aku putuskan untuk onani di ruang ganti itu. Di tengah tengah aku onani, aku dikejutkan oleh pintu ruang gantiku yang terbuka. Rupanya Pak Apri yang mau ganti baju juga. Dan beliau agak terkejut juga meilhat aksiku yang sedang telanjang dan mengocok kontolku.

"Oh…maaf"ujar beliau.
"Kamu lagi ngocok ya kok ngak ngajak-ngajak.. "katanya
Aku hanya bengong saja.
"Nggak apa-apa.. aku juga sering kok.. Enak khan..?"kata Pak Apri.
Jujur aku masih kaget setengah mati. Dan akupun menghentikan aksiku ini. Lalu aku lihat Pak Apri masuk ke ruang sauna. Aku yang terhenti aksi onaniku, menjadi menerawang. Lalu pikiran nakalku muncul. Aku punya ide liar. Lalu aku menyusul ke ruang sauna.
Pak Apri menundukkan kepala saat aku masuk ruang sauna. Aku juga agak malu, namun aku harus melakukan sesuatu. Aku duduk sebelah Pak Apri dengan jendolan di celana olahragaku masih nampak. Yaa..memang aku masih tegang.
Pak Apri melirik ke arah jendolan celanaku itu, lalu memalingkan muka ke arah lain. Hawa panas dari batu bara di ruang sauna itu semakin membuat nafsuku naik, hingga jendolan itupun semakin nampak. Pak Apri tersenyum menyaksikan jendolan celanaku.
"Kamu sudah selesai, tadi?"tanya Pak Apri.
"Belum",ujarku.
Lalu aku beranikan diri mengusap usap jendolan celanaku, dan itu membuat kontolku semakin berdiri menegang.

Dan aku lirik, jendolan celana Pak Apri juga mulai bergerak gerak, pertanda Pak Apri juga terangsang. Apalagi hawa panas sauna ini semakin memudahkan nafsu terbakar.
Kepalang nekat, aku rogohkan tangan kiriku ke dalam celana olahragaku untuk mengonani kontolku. Aku pegang dan kocok kontolku perlahan. Pak Apri sekilas membuang muka sambil tersenyum. Lalu aku pasang aksi cuek meneruskan aksi onaniku di depan guru olahragaku yang lama aku kagumi ini.
Lalu dengan lancangnya, aku julurkan tangan kananku untuk menyentuh jendolan celana Pak Apri. Beliau tersentak kaget dan berusaha menghindar.
Namun karena cengkeraman jari tangan kananku cukup kuat, batang kontol berbungkus celana lahraga itu tetap terpegang tanganku. Lalu aku kocok pelan kontol Pak Apri yang sudah mulai menegang itu.

"Fidho, jangan gitu lah. Ntar ketahuan orang"Pak Apri memperingatiku.
"Selama ini kalau siang siang begini, Cuma kita berdua saja di sauna ini",terangku.
Dan Pak Apri terdiam sambil tangannya memegangi tanganku agar tanganku lepas dari memegangi batang kontolnya.
"Tuh Pak Apri juga tegang. Sekalian dikeluarin bareng aja pak"ajakku agak culas.
Lalu tangan kiriku mengeluarkan kontolku dari celana olahragaku dan mulai aku kocok kocok pelan sambil mendesah. Sedang tangan kananku mengocok batang kontol Pak Apri yang berbungkus celana olahraga itu. Lalu pegangan tangan Pak Apri melemas dan membiarkan tanganku melakukan aksi mengocok. Rupanya Pak Apri menikmati kocokan tangan kananku. Kepalang basah, aku rogohkan tanganku masuk ke dalam kolor olahraga itu. Aku sentuh batang kontol yang mengeras itu. Oww…cukup gemuk juga batang kontol guru olahragaku ini.

Badannya tegap dan macho, kontolnya juga kokoh dan ukurannya lebih besar dari punyaku. Agak mantap juga batang kontol itu dalam genggamanku. Lalu aku mengocoknya pelan dan diselingi dengan remasan di batang kontol Pak Apri. "Ahhhh...ahhhh...ssshhhh...ssshhh...ooohhh" Pak Apri cuma bisa mendesah.
Karena Pak Apri sudh pasrah menikmati, aku muali memberanikan diri mengeluarkan batang kontol itu dari dalam celana olahraga. Hanya dengan sekali tarik, kontol tegang itu teracung dan mencuat keluar. Woww….Kontol berurat berwarna coklat langsat, dengan kepala agak besar namun masih tetap simetris dan lurus. Ujung kepanya agak berwarna kemerahan karena sedang tegang dan terisi penuh. Bekas sunatannya cukup rapi, bahkan terlihat tidak seperti sunatan, karena kulit kontol itu dari pangkal hingga ujungnya hampir senada. Ada cairan bening di ujung kontol itu, pertanda si empunya sedang horny berat. Urat urat nampak menonjol menampah kokoh bentuk kontol itu. Sungguh sebuah kontol yang sempurna, ditopang oleh bulu bulu jemput yang lebat dan tumbuh rapi, dengan pangkal kulit berwarna kuning langsat.
Ahhh…aku semakin iri saja dengan Pak Apri guru olahragaku ini. Udah badannya bagus, tubuhnya sehat dan kekar, juga memiliki batang kontol yang tegak lurus dan kokoh. Sangat jantan!!!
Lalu aku mulai mengelus dan mengocok batang kontol itulagi. Kedua tanganku kini terkonsentrasi pada batang kontol nan bagus itu.

Tangan kiriku memijit mijit pangkal kontol dan sesekali menekan nekan bagian bawahnya. Biji pelernya juga tak luput dari aksi tangan kananku. Sesekali aku padukan dengan elusan di kepala kontol itu. Pak Apri menggelinjang karena kegelian. Sungguh aku ingin rasanya membahagiakan Pak Apri yang lama aku kagumi ini. Ingin aku buat moncrot kontolnya ini. Lalu aku teringat adengan film bokep yang aku tonton. Dimana sang cewek selalu mengawali adegan film bokep dengan mengulum dan menjilati kontol pria pasangan seksnya.Antara ingin mencoba dan penasaran, kudekatkan kepalaku lebih dekat ke arah kontol itu. Kucium bau khas selangkangan, aroma kelelakian itu begitu keras bercampur keringat karena aktifitas fitnes yang dilakukan Pak Apri. Aroma itu mampu membuatku semakin mabuk kepayang dan terlena. Secara reflek, mulutku membuka dan lidahku menjulur menyentuh ujung kepala kontol Pak Apri.
Antara rasa jijik dan nafsu serta libido yang kuat, emmbuat aku nekat melakukan aksi oral seks. Dan akhirnya kepala kontol itupun masuk ke mulutku. Happ.. akupun mengatupkan mulutku, hingga ujung kepala kontol itu kini dalam kulumanku.
Ada rasa kenyal dan rasa asin kurasakan. Ada kedutan dari batang kontol itu. Berjuta perasaan muncul di dalam benakku. Pak Apri yang tersentak dan tidak menyangka aku akan melakukan aksi oral seks padanya, bukannya mengangkat kepalaku agar terlepas. Namun tangannya malah mendorong kepalaku, sehingga kepalaku semakin terbenam dan kepala kontol itu semakin melesak dan masuk menyentuh tenggorokanku.

Kini aku susah bernafas karena mulutku penuh oleh batang kontol gemuk milik guru olah ragaku ini. Aku keluarkan batang kontol itu lagi. Kupandangi sekali lagi.
Aku genggam dengan erat kontol guru olahragaku ini, lalu lidahku menjulur untuk menjilati kepala kontolnya yang cukup besar itu. Lidahku menjelujur diantara sela-sela lipatan kepala dan batang kontolnya itu. Hingga akhirnya kontolnya aku lumat habis dan aku kulum dalam mulutku. Hidungku mengendus membaui aroma khas lelaki yang tersembur dari bulu-bulu kontol pria yang lama aku kagumi ini. Semakin Pak Apri memaju mundurkan pinggulnya, membuatku semakin kuat menghisap kontolnya, serasa ada denyutan-denyutan dari batang kontol guru olahragaku ini.

Tanganku juga aku sibukkan membantu mengocok-kocok kontol pak Apri yang sudah ereksi penuh itu. Tanganku terus bergerak, hingga meremas buah peler Pak Apri, termasuk sela-sela daerah G-Spotnya, hingga bongkahan pantatnya. Kujelujurkan jari telunjukku menerobos masuk ke lubang pantat itu. Bayanganku adegan film bokep itu begitu kuat dan menuntunku melakukan semuanya.
Tubuh Pak Apri tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan lubang anusnya untuk melahap jariku lebih dalam. Jariku aku keluar masukkan perlahan, Pak Apri merintih dan mendesah semakin keras karena rasa nikmatnya.
"Enak pak?"tanyaku kurang ajar.
Pak Apri cuma membuka mata sekilas samil tersenyum. Dan aku meneruskan aksiku melakukan oral seks pada batang kontolnya.

Lalu aku ingin ganti posisi. Aku telentang di lantai sauna yang terbuat dari kayu itu. Lalu aku tarik tubuh Pak Apri hingga mendekatiku. Kulihat Pak Apri mengawasi pintu sauna, dan memastikan aman-aman saja Karena memang jam segini, tempat fitnes itu sepi. Seperti hari-hari kemaren, selalu dan selalu Cuma kami berdua saja yang renang di jacuzzi dan di ruang sauna ini.
Aku memposisikan Pak Apri seperti push-up di atasku. Lalu mulutku maju mundur mengulumi batang kontolnya. Dan karena rasa nikmatnya, kini Pak Apri mulai berinsiatif memaju mundurkan pantatnya. Dia melakukan aksi push up, sementara mulutku tertusuk tusuk batang kontolnya. Sekitar 3 menitan Pak Apri melakukan aksi push-up sambil aku oral seks. Dan dia enjoy banget. Lalu beberapa lama aku ganti posisi, dia tiduran di lantai, terus aku jilat semua badannya. "Yeeeaaahhh....oohhh...uuuhhhhh...aaahhhh" desahannya bikin aku makin napsu, ditambah lagi kontolnya yang berdiri tegak. Aku jilat lagi kontonya itu dengan kencang dan desahan dia juga makin kencang. "Aaahh...oohh...aaahhh...iiihhh....iaahhhhh"

Sambil tanganku mempermainkan bijih pelernya, kontol itu aku enyotin dan jilatin dengan rata. Rupanya Pak Apri ingin aku cepat mengulumnya. Dan dia kembali mulai memompa ke atas. Pelan-pelan tetapi teratur. Dan aku.., uuhh.. merasakan kontol gede dalam rongga mulutku.., rasa asin, amis, pesing dan asem berbaur yang keluar dari selangkangan, jembutnya, biji pelernya guru olahragaku ini, nafsuku kembali hadir semakin menggelegak.
Tanganku kini berindah ke batang kontolku sendiri yang sedari tadi ngaceng. Aku buka resleting celanaku dan aku kocok batang kontolku. Aku elus elus kepalanya dan aku remas remas dengan lembut.
Lalu aku menaiki tubuhnya tanpa melepaskan peganganku ke batang kontolku. Kini tubuhku menindih tubuh guru olahragaku ini. Aku menerukan aksiku dengan terus mengocoki batang kontolnya. Pak Apri hanya meracau dan menggeliat geliat merasakan nikmat bercampur geli.

'Aku udah nggak tahan nihh..",erang Pak Apri

Nafsu liarku juga sudah nggak terbendung. Aku ciumi perut dan dada Pak Apri. Kunikmati setiap jengkal tubuh kekar nan gagah yang lama aku idamkan ini. Tangan Pak Apri aku raih dan aku suruh untuk meremas remas badanku. Wwwuu.. Aku menggelinjang dengan amat sangat. Lalu aku ciumi leher dan dagu guru olahragaku ini. Bulu-bulu bewok dan kumis yang tercukur rasanya seperti amplas yang menggosoki kulit halus muka dan leherku.

Lalu karena sudah tidak tahan, aku mengambil posisi kedua kontol kami saling beradu. Lalu tangan kananku menggenggam kedua kontol itu dan kukocok bersamaan.
Aku ludahin tanganku, agar lebih licin. Kocokanku semakin kencang dan Pak Apri berteriak "AAAAAAAAAHHHHHH... UUUUUUUUHHHHHHHHH.... YYYYEEEAAAAAHHHHHHHHHHH..... AAAAAAAAHHHHHHHH ....UUUUHHHHH!!! Akhirnya kami berdua saling mengejang dan crott…crottt…. Pak Apri ejakulasi duluan. Dan aku masih terus mengocoki kedua kontol itu dan karena lumeran sperma guru olahragaku ini, menjadikan kocokanku semakin licin dan akupun mulai blingsatan karena mataku berkunang kunang dan menyemburlah sperma hangatku membasahi perut Pak Apri.

Dan saat semburan spermaku belum tuntas, pintu sauna terbuka.
"Huaaa……" Kami berdua kaget setengah mati. Rupanya salah satu member fitnes center yang masuk. Dan baru aku ingat jika orang ini adalah orang yang sering memperhatiin Pak Apri waktu latihan fitnes. Orangnya keturunan chinese, badannya kekar sixpack karena sudah terbentuk, mukanya manis, rambutnya cepak.
"Wah..lagi asyik nih. Kok gak ajak-ajak",ujar pria yang baru masuk ini.
Kami berdua sibuk membereskan diri masing-masing. Rasa malu di muka Pak Apri begitu nampak. Dengan segera membereskan baju dan celananya sambil menundukkan muka.
"Ga papa kok. Aku juga kapan-kapan, juga mau diajak kok"tambah pria ini.
Lho?????????

Teman PMR SMA

Namaku Irvan, 22 tahun. Aku akan menceritakan kisahku waktu aku masih di kelas 2 SMA di Malang. Aku sekolah di SMA swasta Katolik terkenal di kota dingin ini. Aku termasuk anak yang pandai di kelas namun tidak kuper. Aku memiliki banyak teman laki maupun perempuan. Aku punya teman baik namanya Stevent. Stevent adalah sahabat baikku sejak kecil. Kebetulan rumah kami berdekatan. Dari kecil kami selalu main bersama, sekolah di sekolah yang sama dan kadang kala beli baju yang sama pula. Orangtuaku dan orangtuanya sudah kenal baik sejak pindah di komplek perumahanku sekitar tahun 80-an. Sebenarnya aku ada sedikit perasaan sih sama Stevent. Tapi kok rasanya dia hanya menganggapku saudara. Jadi kusimpan baik-baik saja perasaanku.

Aku punya pengalaman unik dengan Stevent, saat kami renang bersama. Kami pernah mandi telanjang bersama. Waktu itu, kami berdua cukup malu-malu. Akhirnya, kejadian yang biasa dilakuin anak remaja seumuranku antar teman prianya. Kami masturbasi bersama. Pengalaman itu begitu membekas di benakku. Terbayang olehku, enaknya saling mengocok kontol, hingga mndapati kenikmatan yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Memang, setelah kejadian itu aku mencoba masturbasi sendiri, namun tidak pernah berhasil. Aku tidak dapat masturbasi jika sendirian. Aku butuh bantuan orang lain untuk memuaskanku. Aku tidak tahu apakah libidoku yang terlalu besar atau memang nafsuku yang susah dikendalikan.

Stevent mengajakku rutin fitness dan kumpul-kumpul bersama teman-teman. Dengan aktif kembali ke kegiatanku semula, aku dapat menahan nafsuku. Seharian di fitness center membuat badanku lelah dan tidak berpikiran untuk onani. Apalagi teman-teman mulai menyiapkan pesta lagi menyambut paskah. Aku ikut sibuk membantu 'panitia' persiapan sehingga jarang bagiku untuk menyendiri.

Suatu hari aku merasa libidoku meningkat. Aku bingung bagaimana memuaskan diri. Jam menunjukkan pukul 11.45. Di sekolahku, seluruh anak kelas 2 masuk siang. Kemudian timbul ide untuk tidak menggunakan celana dalam. Segera kulepas celana dalamku dan kumasukkan ke dalam tas. Aku merasa tegang waktu melakukannya. Aku berpikir betapa asyiknya berada di tengah orang-orang tanpa menggunakan celana dalam namun mereka tidak menyadarinya. Aku tertawa dalam hati.

Aku melewati tatapan mata serombongan anak kelas 3 yang sedang menunggu jam praktikum. Aku termasuk cowok yang ngetop di angkatanku, jadi sebenarnya hal itu biasa terjadi. Tapi karena aku sedang dalam keadaan tegang, tatapan mereka serasa menelanjangiku. Aku merasa seperti mereka memandangi daerah selangkanganku. Aku jadi penasaran apakah kelihatan kalau aku tidak bercelana dalam? Apakah jendolan kontolku tercetak di resleting celana seragamnu? Aku segera mempercepat langkahku. Dan berpikir untuk menghentikan ini semua.

Saat istirahat, aku berkumpul bersama teman-teman di kantin soto kebanggaan sekolahku yang terkenal. Kami berkumpul dan ngrumpi bersama. Aku berdebar-debar memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kalau mereka tahu aku tidak pakai celana dalam. Kadang aku melebarkan sedikit kakiku di hadapan teman-teman lakiku. Namun mereka tidak mungkin melihat karena kami duduk berdekatan. Sekali waktu secara perlahan aku menekan dan menggeser-geserkan kontolku di bangku warung. Asyiiik sekali. Sensasi ini membawa diriku serasa di awang-awang.

Saat pulang sekolah, aku merayu-rayu Stevent untuk mengantarkan aku pulang. Soalnya aku ingin ke Mc. D. Stevent menyetujuinya. Pelajaran terakhir Stevent adalah olahraga. Kupikir betapa tidak enaknya olahraga malam-malam. Setelah Stevent selesai ganti pakaian, dia menyuruhku menunggu sebentar. Dia mau ke ruang PMR dulu menemui anggotanya untuk memberikan lembaran jadwal kegiatan minggu depan. Stevent adalah ketua PMR periode tahun ini.

Aku menunggu sekitar sepuluh menit kemudian. Setelah para anggota PMR pulang, aku masuk ke ruang mereka. Ruangan ini tidak luas. Bentuknya persegi panjang. Banyak lemari dan rak dengan barang yang melebihi muatan sehingga berceceran di mana mana. Ada meja panjang satu dengan tiga buah kursi kayu. Di samping kanan ada jendela besar dengan kaca agak gelap menghadap kebun milik laboratorium biology dan perpustakaan. Ruang ini bersebelahan dengan ruang kantin siswa.

Kulihat Stevent mencari-cari sesuatu di salah satu rak.
"Cari apa?" tanyaku.
"Aku sedang mencari barang barangku yang sempat dipinjam buat kemping anak kelas satu." katanya.
Dia menyebutkan barang-barang yang dimaksud. Aku berkata kalau aku mau membantu mencarikan di rak paling atas.

Tiba-tiba aku punya ide menarik. Aku naik ke meja dan minta Stevent memegang mejanya. Aku segera naik. Stevent menghampiriku. Sambil berdiri di samping kakiku dia memegang meja. Aku pura-pura mencari di rak paling atas. Kulihat Stevent tidak melihat ke arahku. Aku segera mengajak ngomong. Stevent mendongakkan kepalanya ke atas membalas omonganku. Pertama dia tidak melihat. Terus dia menggoda dan mengatakan kalau celanaku berbau pesing. Aku pura-pura tidak mendengar, untuk membiarkan Stevent melihat ke arah resletingku. Namun sesungguhnya aku tertawa dalam hati.

Aku pura-pura mau jatuh, agar selangkanganku dapat tersentuh oleh Stevent. Dan rencanaku berhasil, karena tangan Stevent secara refleks memegangiku dan ternyata pas di selangkangan dan pantatku.
"Kamu tidak pakai celana dalam ya" tanya Stevent sambil ternganga.

Aku senang ketika Stevent terpana dan mengatakan betapa beraninya aku tidak pakai celana dalam di sekolah.Tidak disangka Stevent tertarik juga.

Timbul niat usilku, untuk Aku melihat sekeliling yang sudah sepi, kemudian kututup pintu dan diganjal dengan pasak tenda. Lampu kumatikan, namun jendela kubiarkan terbuka. Sebab tidak ada tirainya. Namun tidak masalah karena di dalam lebih gelap daripada di luar. Lalu dengan berpura-pura mau jatuh, aku berpegangan pada Stevent. Secara refleks lagi, Stevent memegangiku dan memeluk tubuhku.

Sekilas kucium bau tubuhnya yang berkeringat. Bau khas pria. Tapi agak kecut karena habis olahraga.

Aku memejamkan mata sambil melamun dan membayangkan Stevent mengerjai tubuhku. Tangan pria ini mulai menjamah dan meremas pantat dan batang kontolku. Dan mulutnya menciumi bibirku serta turun ke bawah mengigiti tetek di dadaku. "Oooh" Rasa penasaran, hasrat, gairah yang kupendam dari siang rasanya tertumpah saat ini. Aku menikmati Stevent menjilati perut dan kontolku.
Aku memejamkan mata dan membayangkan di Stevent memeluk tubuhku. Aku membayangkan tangan Stevent adalah tangan anak-anak SMA yang ingin menyentuh kontolku. Meremas, menggosok, mencubit, dan mengelus-elus batang kontolku. Perasaanku melonjak-lonjak. Imajinasiku mengembang terus. kontolku berdenyut-denyut. Stevent meremas-remas dadaku dengan tangan kirinya. Aku mulai kehilangan kontrol. Aku hampir menjerit.

Setelah puas menggerayangiku di bagian dada, aku digendong dan ditidurkan di atas meja. Kakiku dibuka lebar dan kontolku mulai dijilati lagi. Lidahnya menjelujur naik turun pada batang kontolku sambil tangan satunya memainkan skrotum kontolku. Jempolnya memutar-mutar diantara sela-sela bawah skrotum dan lubang anusku. Aku melengkungkan badanku dan terhentak-hentak. Stevent mulai memasukkan kontolku dalam mulutnya dan menyedotnya habis. "Uhhh.." ini yang aku tunggu. Cairan precum pertanda aku terangsang serasa tersedot keluar semua. Mulutnya menyedot dan mengendor secara kontinyu. Kadang jari tangannya mengocok burungku dengan lembut dengan diselingi lidahnya menjilati kepala burungku. Enak sekali.

Stevent tampaknya sudah tidak tahan. Dia mengeluarkan burungnya lalu menggosok-gosokkan bagian belakang burungnya di antara sela-sela lubang pantatku. Naik turun burung Stevent menggeser-geser bongkahan tempat lubang anus itu.
"Ahh.." aku menjerit pelan.
Ini pertama kalinya burungnya menyentuh lubang pantatku. Basah, hangat dan menggelikan. Aku ikut menggerak-gerakkan pinggulku dengan liar. Stevent terenggah-enggah dan mendengus-dengus. Persis seperti pemain BF yang pernah kutonton. Aku terus menikmati gerakan-gerakan dan sentuhan sentuhan permukaan burung dan lubang pantatku sambil memejamkan mata. Meski tidak sampai masuk ke lubang pantatku, namun sensasinya kurasakan lain dari yang lain.

Akhirnya aku ejakulasi. Spremaku muncrat, meski hanya sedikit. Namun rasanya udah terasa, begitu enak, walaupun tidak klimas. Otot-otot kontolku menegang, merapat, kakiku serasa tidak kuat menahan dorongan ini, aku berusaha menahan selama mungkin. Akhirnya sambil mencengkram pinggiran meja aku melepaskan tekanan ini.
"Uahhh.." rasanya lebih nikmat dari biasanya.
Padahal permainan ini berjalan lebih singkat. Mungkin tidak sampai sepuluh menit. Atau karena menahan hasrat dari siang aku jadi begini. Aku lemas sekali dan loyo. Kepala kontolku rasanya tambah tebal dan berdenyut-denyut. Pantatku mengejang dan merapat.

Stevent tetap menggosokkan burungnya ke kontolku. Aku tergeli-geli. Aku menjauhkan burungnya dari kontolku saking gelinya. Bayangkan, dua kontol pria saling tergosok-gosok, mirip permainan anggar. Tapi Stevent tetap memegangi pinggulku dan menggosok-gosokkan burungnya. Saking gelinya, kakiku mendorong Stevent. Dengan sisa tenaga yang kuhimpun aku berusaha duduk di kursi dan menyuruh Stevent tidur di meja.

Dari posisi menyamping aku melihat burung yang tegak dan besar mengkilat terkena cahaya bulan. Aku mulai menggosok kepalanya. Kuberi ludah dan mulai kumasukkan ke mulutku. Kuhisap perlahan lahan, naik turun, sambil terkadang memutar ke kanan dan ke kiri. Lalu aku melihat bagian belakang kepala burung ada bagian seperti daging yang menyambungkan kulit dari kepala ke batang burungnya. Aku menjilati bagian itu dengan punggung lidahku secara perlahan dari bawah ke atas. Naik, naik lagi dan naik lagi. Stevent gemetaran hebat. Konon ini adalah klitorisnya pria. Aku jadi bersemangat menjilati bagian itu sambil tanganku mengocok batang burungnya. Stevent mengejan, pantatnya mengeras.

Kemudian Stevent menyuruhku naik ke meja dengan posisi saling berbalik. Aku agak bingung pertama. Lalu aku mulai mengerti. Aku nungging dan perlahan lahan kuturunkan pinggulku pas di mulutnya Stevent. Pertama pas di hidung. Hidungnya masuk di antara selangkanganku dan menyentuh burungku yang teracung tegang. Tapi Stevent malah menggerak-gerakan hidungnya naik turun. Geli juga sih, tapi masih enakan kalau lidahnya. Tiba-tiba Stevent mengulum kepala burungku hingga seluruh batangnya terbenam ke dalam mulutnya. Bahkan lidahnya mencari-cari kedua bibir kecil burungku.. Kemudian digerakkan lidahnya di bibir kecil kontolku itu. Aku tersentak karena kontolku sangat geli. Namun lama-lama kegelian itu berubah menjadi kenikmatan. Aku sampai memejamkan mataku.

Aku baru ingat kalau masih mengerjai burungnya Stevent. Aku meneruskan pekerjaanku. Kami dalam posisi terbalik. Asyik juga. Ini posisi baru yang nikmat. Kami dapat saling merangsang. Aku meneruskan permainan mulutku. Kuhisap naik turun terus menerus, kemudian kujilat dari atas sampai pangkal burung. Beberapa kali kujilati dan kukulum telurnya. Stevent tidak diam saja. Merasa dia tidak dapat menahan lebih lama lagi, dia mempercepat ritme gerakannya. kontolku disedot sekuat-kuatnya sambil lidahnya menyapu seluruh permukaan bibir kontolku. Aku tersentak keenakan. Namun Stevent tidak membiarkan aku bernapas.

Dia segera mengeluarkan lidahnya dan dengan ujung lidahnya menjilati burungku.. Berputar-putar dan naik turun. "Aaahh" Aku merasa geli sekali. Aku menahan diri agar tidak teriak. Sambil menahan geli yang tidak terkira, secara tidak sadar aku mengocok burung Stevent dengan cepat pula. Stevent bergetar-getar ditindih badanku. Ketika kakinya membuka, sambil mengocok burungnya, kepalaku masuk di antara kakinya dan kujilati bagian bawah telurnya. Gantian Stevent yang hampir berteriak saking gelinya.

Stevent tidak mau kalah. Dengan bantuan tangan, Stevent meremas pantatku sehingga membuat pantat dan lubang pantatku menganga lebar. Stevent menjilati kontolku lagi sambil jarinya memijat-mijat lubang anusku. Wow enak sekali jarinya memijat lubang anusku. Aku jadi sangat terangsang. Sambil mengulum burungnya, kugerak-gerakkan pinggulku ke depan dan ke belakang dengan liar mengikuti arah jilatan lidahnya. Jarinya terasa menusuk-nusuk anusku. Saking nikmatnya sampai aku merasa terbang keenakan. Burung dan lubang anusku rasanya berdenyut-denyut secara bersamaan. Aku tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya.

Tidak secapai yang pertama, aku masih dapat meneruskan kocokanku. Sampai akhirnya Stevent bilang kalau sudah mau keluar, aku segera memasukkan burungnya ke mulutku. Aku merapatkan bibirku sekuatnya dan kugerakkan kepalaku naik turun agak cepat. Tanganku mengelus-elus telurnya dan kadang mengocok batang burungnya. Beberapa saat kemudian aku merasa spermanya menyemprot keras ke dalam mulutku dan tenggorokanku hingga hampir tertelan. Aku tetap tidak mengeluarkan burungnya dari mulutku. Aku terus menaik turunkan kepalaku selama spermanya tidak berhenti keluar. Tapi kuturunkan kecepatannya perlahan-lahan.

Banyak sekali spermanya. Mulutku sampai kepenuhan sehingga menetes lewat samping mulutku. Rasanya khas dan agak asin. Setelah spermanya habis, burungnya mulai melemas, aku menarik burungnya keluar. Stevent tergeletak loyo. Aku bingung tidak dapat bicara. Sebab mulutku penuh. Aku bingung mau dibuang ke mana. Masak aku keluar ke kamar mandi dengan keadaan seperti ini. Stevent tergeletak tidak bertenaga. Padahal aku sudah menggapai-gapai tangannya. Tapi dia tetap tidak bangun.

Karena aku bergerak-gerak, tidak sengaja spermanya tertelan sedikit. Oops. Aku menelan sperma. Rasa hangat melewati tenggorokanku. Karena kaget, spermanya malah tertelan semua. Kemudian dengan panik aku membangunkan Stevent. Aku takut kena penyakit. Stevent juga ikut bingung.
"Lho. Kok bisa kamu telan Irvan?"
Aku tidak sengaja jawabku. Stevent kemudian memberitahu kalau dirinya bersih dan sehat. Serta sperma yang ditelan itu masuk ke pencernaan.
"Nggak Papa, cuma tambahan protein. Biar tambah sehat."
Kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Aku memukulnya sambil pura-pura marah.

Tiba-tiba, Stevent berteriak: "Irvan!!! Kok ngelamun saja dari tadi. Nih kerjaanku udah kelar. Kita pulang sekarang yukk". Sambil menutupi kain gordin ruang PMR sekolah.
Oohh..ternyata itu semua lamunanku. Khayalanku untuk dapat menikmati tubuh lelaki dan melakukan hubungan seks sesama lelaki dengan Stevent, teman karibku. Oh…walau hanya dalam angan dan khayalan, aku sudah merasakan sensasi luar biasa.

Sadisme Kucing

Berikut ini ada kisahku bersama seorang pelacur laki-laki alias kucing panggilan. Aku mendapati nomer HP mereka banyak terpampang di iklan koran kuning. Umumnya mereka berkedok sebagai pemijat panggilan yang dapat melayani pria atau wanita. Saat ini aku berada di Kepulauan Seribu dengan kamar hotel ala cottage.
Dimana jarak antar cottage yang satu dengan yang lain, cukup berjauhan karena hotelnya mengambil konsep aero-resort.
Dan kali ini, aku secara acak memutar nomer HP yang ada dan segera kuminta datang ke kamar hotelku. Dia memasang tarif Rp 200 ribu jika datang ke hotel. Sedangkan untuk layanan plus alias seks nya, dia meminta tambahan 300 ribu. Aku bilang, akan membayarnya Rp 700 ribu, tapi dia harus menuruti semua permintaanku. Akhirnya kita sepakat. Setelah dia mengecek dengan menelpon ke kamar hotel, segera kusuruh dia datang ke kamar resort 306.
Tak berapa lama, pintu kamar hotelku berbunyi dan segera kubukakan pintu. Nama pemijat panggilan ini Valent, umurnya sekitar 24 tahun, tingginya 175 dan berat 70 kg. Badannya kekar hasil bentukan fitnes bertahun tahun dengan kulit putih bersih. Wajahnya dihiasi kumis dan cambang yang dicukur rapi.

Setelah aku suguhi minum beralkohol, segera ku utarakan keinginanku agar memijatnya tidak usah terlalu lama, cukup 10 menit saja. Segera dia membuka tas dan menyiapkan peralatan pijatnya, oil massage, handuk dan tissue basah.
Akupun menanggalkan baju dan celanaku hingga cuma memakai celana dalam saja. Demikian juga Valent, kuminta melepas celana dan kaosnya. Kini dia hanya memakai celana dalam dan kaos singlet saja.
Lalu mulailah Valent memijiti punggungku. Aku memintanya memijat dengan tenaga yang keras. Sekitar 2 menit membalur dan mengurut unggungku, aku segera membalikkan badan. Kini dia mulai memijati dada dan perutku. Namun pijatannya lebih terasa sebagai elusan dan rangsangan. Benar saja, jendolan kontolku di celana dalam semakin membesar. Segera kuminta dia untuk membuka celana dalamku.
Saat itu dalam sekejap, sekujur tubuh dan kontolku menjadi objek permainan lidah dari seorang pemijat yang benar-benar ahli dan profesional. Namun itu tak berlangsung lama, karena aku harus melaksanakan rencanaku semula. Sebagai seorang sadomasochis, aku hanya bisa puas jika lawan main seksku kesakitan.

Aku segera berdiri perlahan sementara kontolku masih terus dikulum oleh Valent. Ketika posisiku sudah mapan, segera aku meninju mukanya dengan keras. Valent berteriak mengaduh kesakitan.
"Ada apa Om?",tanya dia.
"Kamu ngisepnya ga enak!!"alasanku beralibi.
Sebelum dia tersadar, segera kulayangkan tinjuku ke keningnya dengan sekuat tenaga. Dan itu membuat Valent terjungkal dengan mata berkunang kunang. Lalu aku mengambil ikat pinggang dan segera kukalungkan ke lehernya. Sambil mengangkat kepala Valent, segera kutendang perutnya hingga dia meringis kesakitan hingga lidahnya terjulur sesaat.
Lalu dengan ikat pinggang yang lain, segera kutampar dan kulecutkan ke tubuhnya.
Valent mengambil posisi akan berdiri sambil mengepalkan tinju tangannya. Namun segera aku memberinya bogem mentah di rahang bawahnya, hingga dia terjungkal.
Valent melihat apa yang aka menimpanya, tapi ia nggak bisa menghindar, dia nggak punya waktu buat menghindar. Telapak tanganku udah melayang menghajar muka Valent di sebelah kiri.

Valent tersentak, ia menjerit, ia sempoyongan, lebih banyak karena terkejut daripada karena tamparanku. Aku bergerak mendekati dia bagaikan binatang yang menyergap mangsanya. Valent sempoyongan ke kanan dan kakinya tertekuk ke dalam membuat dia jatuh. Tangan kanan Valent langsung menumpu tubuhnya agar tidak jatuh tersungkur. Sambil menggeram, aku mengayunkan kakiku menendang tepat di perutnya, membuat tubuh Valent mengejang. Suara erangan yang menyakitkan terdengar dari mulut Valent ketika ia kembali jatuh di kedua lututnya. Sementara kedua tangan Valent memegangi perutnya, kepala Valent menunduk ketika dia berusaha keras menghirup udara. Air liur yang keluar dari mulutnya bercampur darah membasahi bibirnya.

Lalu aku jambak rambunya dan tanganku langsung menggenggam erat ketika ku tarik rambut Valent ke belakang mendekati tubuhku. Sementara tanganku yang lain menarik bagian atas kaosnya.
Tangan Valent terangkat ke atas mendorong tanganku menjauh ketika aku sedang meremas dadanya dengan keras. Langsung saja aku tarik lagi rambutnya, Valent mengerang kesakitan. Tatapan panik dan ketakutan tampak di matanya ketika ia menatap mataku.

"Jangan, Jangannn aku mohonn…nn",rintihnya. Mendengar rintihan itu, libidoku semakin naik, dan kontolku perlahan semakin berdiri.

Aku tinju mukanya sekali lagi, lebih keras dari yang tadi, suara jeritannya terdengar merdu sekali di telingaku ketika kepalanya terlempar ke samping. Sementara tanganku masih menjambak rambutnya yang ikal dan halus itu.
"Ahh…sakittttt… Ampunnnnnnnn!"jerit Valent. Lalu kutonjok dia sekali lagi, jerit kesakitan dan ketakutan Valent bagaikan musik merdu di telingaku, "Tutup mulut lo anjing!"bentakku.
Valent berhasil setengah berdiri ketika aku berbalik menghadapi dia lagi. Tinjuku mengepal dan menghantam dadanya, membuat mata Valent membelalak kesakitan dan kembali jatuh berlutut. Valent kemudian tersungkur di atas kedua tangannya, sehingga sekarang ia seperti merangkak di lantai.
Tanganku bergerak menarik rambutnya. Lalu kujambak dengan keras supaya Valent berdiri. Tangan Valent meremas lenganku keras-keras, tapi aku nggak peduli sambil terus menariknya supaya berdiri lagi. Dan ketika dia sudah berdiri ku pegang tangannya dan aku lipat ke belakang, sehingga pantat Valent menyentuh selangkanganku. Hal itu membuat kontolku berontak pengen keluar. Aku pegang tangannya yang satu lagi dan melipatnya juga ke belakang jadi satu dengan tangannya yang lain. Dengan tangan dipegangi olehku, aku tarik tubuh Valent mendekati badanku, terus ku gosokin pantatnya ke kontolku yang udah tegang setengah mati. Valent cuma bisa meratap dan menangis dengan perlakuanku itu.

Aku jambak lagi rambut Valent dengan tanganku yang masih bebas dan menariknya ke atas, sesaat tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan semakin mepet ke badanku. Lalu aku berkelit hingga tubuh Valent terjerembab jatuh.
Badannya terjengkang dan terbanting ke lantai. Dan langsung saja aku menyerbu ke arahnya. Aku pengen perkosa dia, aku pengen bikin dia sakit dengan kontol ku dan denger dia menjerit waktu kuperkosa dia. Aku udah seluruhnya dikuasai nafsu birahi waktu aku menarik kakinya. Kemudian kurobek celananya dalamnya nya hingga dia telanjang. Valent meronta dan mengejang, jeritan Valent berbaur dengan nafsu birahiku yang semakin memuncak. Hal itu menambah semangat aku menelanjangi dia.

Aku dekati Valent lagi dengan brutal, berharap aku kembali bisa menyakiti Valent. Berharap dia menjerit kesakitan, agar aku semakin terangsang. Ku pelorotkan Cdku dan kulepas dengan cepat. Aku gosok gosok kontolku sebentar, lalu aku arahkan ke mukanya.
"Isep kontolku. Awas kalau sampai kena gigi",ancamku sambil meninju mukanya.
Valent terjengkang ke belakang. Kudekati sambil kusodorkan kontolku ke mulutnya yang mengatup. Aku tampar pipinya supaya dia membuka mulut. Ketika mulut itu membuka sedikit, segera kusorongkan kontolku yang mengeras ke dalam mulutnya. Aku tarik kedua telinga Valent agar mulutnya membuka penuh. Tapi yang kudengar hanya suara mengerang ketika kontolku masuk ke mulut Valent.
Aku meremas dan menarik rambut Valent, lalu kugerakkan kepala Valent di kontolku, menghujamkan wajah Valent ke selangkanganku. Seketika kumasukan seluruh kontolku hingga ke tenggorokan Valent. Terus menghujamkan wajah Valent ke pangkal kontolku dan sekarang menahannya di situ hingga dia tersedak. Aku semakin bernafsu dan kudesakkan kontolku lebih dalam lagi. Mata Valent berair karena tersedak kontolku dan menahan agar tetap dapat bernafas. Aku bergoyang keluar masuk sebanyak tujuh kali, mulut Valent yang mengatup kurasakan lebih sempit dan nikmat menggesek kontolku. Aku hampir saja diam tak bergerak di situ agar kurasakan lidah Valent menjelujuri otot kontolku.
Namun aku merasa jilatan lidah Valent tidak membuatku menggelinjang keenakan. Kutinju mukanya, hingga kontolku terlepas dari mulutnya. Lalu kutarik kaosnya dari belakang, hingga dia kini benar benar telanjang bulat.

Aku berlutut di belakang dia, dan meraih pinggul Valent yang bulat, dan menarik pantatnya yang bulat dan kenyal itu hingga posisi menungging,
Pantatnya bener-bener kenyal dan membikin aku semakin terangsang. Aku mengocoki kontolku sambil merabai dua bulatan pantat Valent.
kontolku bergoyang-goyang teracung keras sementara aku menggeram bagai binatang, mengarah ke bongkahan pantat Valent yang terpampang di depanku.
Aku tabok pantat putih itu hingga Valent menjerit kesakitan. Lalu kedua tanganku memegangi kedua bongkahan itu an membelahnya. Nampak di depanku liang anus berkerut berwarna kecoklatan terlihat seperti menggodaku. Jari-jariku membuka belahan pantat Valent yang seolah berkedut itu. Aku meringis ketika ku arahkan kontolku ke liang anus Valent.
Valent merintih dan meronta sekarang lebih kuat dari pada yang aku duga sebelumnya. Lututnya terangkat dari lantai, otot-otot di pantatnya mengejang berusaha menutup. Pinggulnya bergoyang berusaha melepaskan diri dari peganganku. Tapi aku nggak peduli. Nggak ada yang bisa menghalangiku buat menikmati pantat Valent. Dan aku pegangin dia, di pinggulnya, kontolku yang sudah dibasahi oleh ludah, menekan ke liang anus Valent, tubuh Valent menggeliat dan meronta dalam peganganku sembari memohon agar aku berhenti.

Aku menekan lebih keras lagi, jari-jariku membuat memar baru di pinggul Valent. Ketika aku merasa liang anus Valent mulai terbuka, jeritan pelan mulai terdengar dari mulut Valent. Sekarang tubuh Valent tertindih tubuhku. Valent tertelungkup di lantai dan terus berusaha merangkak menjauh dariku. Setelah itu yang aku dengar hanya jeritan Valent yang melengking hingga akhirnya terputus sendiri ketika kepala kontolku berhasil menembus masuk anus Valent. Dan itu membuatku gemetar karena sensasi yang timbul. Sempit, sempit sekali sampai membuat nyeri di pangkal kontolku. Semakin membuatku untuk memaksakan kontolku masuk lebih dalam lagi, dan lebih dalam lagi. Jeritan Valent berubah menjadi lolongan ketika telapak tangan Valent mengepal menahan sakit, dahinya terbenam ke karpet. Ketika lolongan Valent berubah menjadi tangisan kekalahan dan kesakitan bersamaan dengan masuknya sisa kontolku ke anus Valent yang terus menjepit dan memijati batang kontolku.

Aku tarik lagi kontolku keluar, menikmati gerakan tubuh Valent yang kesakitan, dan kemudian mendorongnya masuk lagi sekeras-kerasnya ke dalam anus yang sempit luar biasa itu. Aku nggak punya pikiran lain selain menyodominya, dan terus menyodominya, menyodomi anus Valent, dengan brutal, sekuat tenaga, dan menikmati setiap rasa sakit yang dirasakan oleh Valent, rasa teror yang dialami Valent, dan rasa kekalahannya. Aku sadar ketika gerakanku di anus Valent mulai lancar, aku melihat kontolku ada lumuran darah. Darah dari lubang anus Valent yang kuperkosa secara kasar. Ketika aku menarik kontolku keluar untuk yang kesekian kalinya, aku melihat darah itu semakin banyak. Aku hentakkan lagi sebelum mendorong kontolku masuk lagi. Aku menarik rambutnya dan memegang kepala Valent agar terdongak ke atas. Aku terus memperkosanya anusnya dengan brutal.

Aku nggak tahu berapa lama aku memperkosa Valent di anus nya. Tubuh Valent terus menerus mengejang dan gemetar dengan suara mengerang lirih kesakitan dari mulutnya. Aku tenggelam di kabut birahi dan nafsu sadismeku. Seluruh pikiranku aku pusatin di kontolku, pada kenyalnya dua buah bulatan daging pantat Valent yang menyentuhiku. Aku terus bergerak, keluar, masuk, keluar, masuk, dan aku merasa orgasmeku akan segera datang. Jepitan anus Valent kurasakan sangat nikmat. Sementara aku terus bergoyang di pantat Valent hingga akhirnya aku tersentak, seluruh tubuhku tersentak dan aku merasa akan ejakulasi di dalam anus Valent, kontolku berdenyut dan menggelinjang terus. Dan tanpa dapat kutahan lagi, aku memuntahkan spermaku ke anus Valent. Lalu aku menarik kontolku keluar, mulutku spontan mendesis ketika anus Valent kembali menjepit batang kontolku erat-erat untuk terakhir kalinya, sebelum aku jatuh terduduk karena spermaku telah ludes menyemprot semua.

Razia Polisi

Sungguh apes. Jalan satu-satunya yang menjadi akses ke daerah Dieng Malang, sore ini sedang ada razia polisi. Kulihat aparat yang turut razia rutin di pinggir jalan ini tak sebanyak biasanya. Berarti ini hanya dilakukan polisi-polisi yang hanya mencari tambahan penghasilan.

Aku agak kaget juga, namun ketika kuraba di saku celana belakang, dompetku ada dan terbawa, aku sedikit tenang. Berarti SIM dan STNK ku ada dan lengkap ada di dalam dompet. Meski sebenarnya aku malas juga berurusan dengan polisi-polisi ini, karena mereka kadang suka mencari-cari kesalahan kita. Tetapi posisiku saat itu tidak mungkin lagi untuk membalikkan sepeda motorku ke arah berlawanan ke Jalan Kawi lagi. Karena jika aku memutar atau memberhentikan sepeda motor secara tiba-tiba, pasti kecurigaan polisi ini akan semakin besar. Apalagi aku lihat di ujung jalan pertigaan, seorang polisi nangkring di atas motor trailnya dan siap mengejar pengendara yang tidak mau berhenti atau melarikan diri. Akhirnya kuputuskan untuk tetap terus melajukan motorku.

Aku di beri tanda untuk berhenti oleh seorang banpol yang berbadan kecil, banpol tersebut memang memakai seragam polisi tapi tanpa tanda pangkat. Aku pun berhenti dan menepikan motorku.
"Selamat sore pak. Bisa lihat surat-suratnya",ujar polisi itu sambil memberi hormat padaku. Segera STNK & SIM kukeluarkan dari dompet dan kuserhkan pada polisi ini. Setelah diperiksa sejenak, polisi tersebut menganggukkan kepala dan mencocokkan dengan nopol kendaraanku. Setelah itu memandang wajahku sekilas dan melihat ke arah SIMku. Lalu dia tersenyum dan rupanya tidak bermasalah dengan STNK & SIMku. Lalu selanjutnya tas punggung yang kubawa menjadi perhatian banpol tersebut. Aku disuruh membuka tas tersebut. Baru kusadari jika di dalam tasku selain buku-buku kuliah, juga ada CD hasil burning dari warnet. CD itu berisikan video porno hasil download dan telah kugabungkan dengan VCD cutter, sehingga menjadi adegan panjang.

Seketika tubuhku menjadi lemas dan tanganku berkeringat. Lalu banpol itu membuka resleting tasku dan membongkar isi tasku. Lalu dia menemukan 3 keping CD tanpa cover dan label. Lebih parahnya lagi, ada hasil print out gambar porno yang rencananya akan kujadikan label CD tersebut. "Ini CD apa?",tanyanya. Ups. Aku tersedak. Segera banpol itu mengambil sesuat dari sela-sela sepatu dan celananya. Rupanya surat tilang. "Maaf bapak, SIM dan STNK beserta 3 CD ini saya tahan. Kami mencurigai ini barang porno",jelas banpol tersebut. "Jika anda ingin menyelesaikannya, dapat dilanjutkan di kantor polisi Klojen, setelah ini",tambah banpol tersebut. Duh.apes, pikirku.
Sang banpol kemudian menuju ke seorang Polisi yang berpangkat Bripka. Menyerahkan STNK, SIM dan 3 keping Cdku. Aku baca name tage polisi berpangkat Bripka tersebut, tertera nama: Santoso S. Dan hanya berselang 2 menit, razia tersebut berakhir dan bubar. Aku yang tertunduk lemas, hanya menyesali diri. Kenapa tadi aku sempat terburu buru dan menerobos lampu merah. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Kemudia rombongan polisi membereskan beberapa motor hasil razia ke atas mobil bak terbuka. Aku dengan wajah kesal memutar dan berniat menuju ke Kantor Polisi Klojen. Sesampainya di kantor polisi itu, aku disuruh menunggu.

Rupanya Bripka Santoso itu Kepala Satuan Operasi. Lama aku menunggu akhirnya diberi kesempatan masuk ke ruang Bripka Santoso untuk menemui Bripka Santoso. Setelah di dalam ruangan, aku dipersilahkan duduk, kemudian Polisi berpangkat Bripka itu menuju ke ke belakang dan membawa SIM, STNK dan 3 keping CD ku. "Ini CD apa? CD porno ya?",pancing Polisi Santoso. Aku hanya diam saja. Lalu Bripka Santoro berdiri dan membawa 3 CD ku ke arah TV dan player di pojok ruangan. Waktu itu aku sungguh gemetaran karena aku pasti ditahan ataupun didenda karena membawa benda yang dilarang oleh hukum. Namun apa daya Pak Polisi itu langsung memutar CD porno itu. Aku hanya memejamkan mata, ketika adegan porno dua cowok sedang bercumbu lalu saling menggerayangi tubuh, hingga salah satunya mebgoral kontol cowok lainnya, dan akhirnya salah satu menganal anus cowok lainnya."Apa kamu gai",tanya Bripka Santoso mengagetkanku.

Aku hanya memandang sekilas, lalu kembali tertunduk.
Lalu Bripka Santoso mengganti CD yang lainnya. Dan adegan serupa tertayang lagi, begitu selanjutnya hingga keping CD yang ketiga. Semua adegan seks dua cowok yang saling oral dan anal, hingga adegan orgy seks.
"Jadi kamu sering melakukan seks dengan sesama cowok?"tanya Bripka Santoso.
"Kamu ikut aku ke belakang",perintah Bripka Santoso.
Aku hanya ikut mengekor di belakang Bripka Santoso.
Rupanya di ruang belakang, ada ruang tertutup yang biasa digunakan untuk beristirahat atau sholat dan di sebelahnya agak masuk, ada kamar mandi.

Spontan Bripka Santoso membuka ikat pinggangnya, dan menurunkan releting celananya. Selanjutnya dia menurunkan celananya. Lalu dia memberi kode agar aku mendekat ke arahnya.
"Aku ingin merasakan apa yang tadi aku lihat di CD kamu. Aku pikir, kamu suka melakukan ini",dia berbicara agak berbisik.
Aku yang masih shock dan takut-takut, dengan cekatan mendekat dan segera kuturunkan celana coklat polisi ini dan kusingkap celana dalamnya. Tanpa ragu kukeluarkan kontol polisi itu dari celana dalamnya. Rupanya kontolnya sudah sedikit tegang. Mungkin pengaruh adegan CD pornoku itu.
Kontol Bripka Santoso sebenarnya saat setengah tegang setengah lemas begini, cukup besar dan agak gelap warnanya. Lalu perlahan aku mulai memain mainkan batang kontol itu dengan tanggan kananku, hingga batang kontol itupun perlahan mulai menegang.

Woww…aku cukup kaget, karena batang kontol itu ternyata cukup gemuk dan panjang. Aku mengelus ujung kepala kontol itu. Lalu aku mulai mengurutnya hingga ke pangkal batang kontol itu. Kudongakkan kepalaku dan kulihat Bripka Santoso melenguh sambil memejamkan mata menikmati sentuhan dan gelitikan jemariku pada alat vitalnya.
Saat kepalaku mendekat, aku mencium dalam-dalam bau selangkangan Bripka Santoso. Aroma khas lelaki jantan, bercampur bau keringat dan bau lipatan selangkangan sungguh membiusku. Lalu secara refleks aku menciumi area tertutup itu dan membauinya dengan penuh perasaan. Sementara kuhirup aroma khas itu, kuselingi pula dengan memainkan kontol Bripka Santoso dengan jari dan ujung lidahku.

Kulakukan variasi serta perpaduan jilatan dan sedotan-sedotan pada batang kontol gemuk itu. Sungguh kenyalnya daging kenjantanan pria itu serasa penuh di mulutku, dan ada sensasi nikmat yang menjalar hingga tak terasa batang kontolkupun berdenyut denyut mulai mengeras dan menegang. Jepitan bibir dipadu dengan liukan lidahku pada ujung kepala alat vital itu menjalarkan urat urat syaraf, hingga membuat tubuh Bripka Santoso bergetar menggelinjang gelinjang. Rabaan tanganku pada area perut, naik ke arah dada dan kedua putting dadanya. Menambah sempurna paduan rangsangan itu, membuat mulut Bripka Santoso semakin mendesis desis. "Ssshhhhhhhhh…uhhhh….ahhhhhhhhh…hhh",racauan penuh kenikmatan tu berulang ulang kudengar, manakala kuganti bentuk rangsangan dan sevice paa alat kejantanannya yang berwarna coklat gelap itu.


Terlihat cairan precum udah keluar dari bibir lubang perkencingan Bripka Santoso. Cairan bening pertanda adanya nafsu birahi yang tinggi akibat adanya rangsangan hebat itu meleleh di bibir berwarna merah kepala kontol Bripka Santoso.
Kini aku tahu bagaimana rasanya apa yang banyak orang bilang seperti terkena getaran atau sengatan listrik. Kontol Bripka Santoso langsung ereksi sekeras-kerasnya. Kini batang itu begitu kokohnya, mengeras penuh dengan urat-urat berwarna biru yang cukup menonjol. Aku pelan-pelan memasukkan kontol yang menegang keras itu ke mulutku lagi. Saat bibirku mengenai ujung kontol itu, Bripka Santoso refleks menengok ke bawah, kedua tangannya tiba-tiba mencengkeram kepala dan rambutku dengan keras.

Namun, setelah beberapa lama aku naik turun menghisapi kontol itu, kupadu padan dengan kocokan kocokan tangan pada batang bagian pangkalnya. Sementara ujung kontolnya tetap di dalam kuluman mulutku, dan ujung bibirnya aku putar putar dengan lidahku. Meski hanya mengoral, kurasakan nikmat sekali. Aku juga sekali-sekali menjilati sekeliling kontol, lalu mengulum kedua biji peler, turun ke bawah lagi ke sela-sela perbatasan skrotum dan lubang anus. Lalu kemudian lanjut menghisap hisap batang kontol keseluruhan. Saat itu mungkin itulah ereksi terbesar dan terkeras dari kontol Bripka Santoso.

Aku memegangi pangkal batang kejantanan Bripka Santoso dengan keras. Lalu kadang kuselingi dengan mengelus bulu testis dan menjilatinya. Kulihat reaksi Bripka Santoso bergetar. Mungkin dia sedang merasakan paduan jilatan dan kocokan tanganku, yang dia rasakan lebih enak daripada kocokan tangannya sendiri. Lalu tiba tiba, Bripka Santoso berbsik.
"Oohh...... enak banget... aacchhh... aku mau keluar nih," celotehnya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya hingga batang kontolnya bergerak gerak. Aku terus menjilati batang kontolnya sampai akhirnya, tubuh Bripka Satoso mengejang dan bergetar.

"Aachh... akuuu…..akuuuuu….keluaaaarrrrrrrr... oohh... yes,"
"Yes….yesss…aahhhh"
Creeet... creeet... creeet...",mengalirlah dan menyemprotlah air yang berwarna putih kental dari lubang perkencingannya. Sebagian memenuhi rongga mulutku. Saat aku tarik kepala kontol itu, muncratan spermanya menyembur membasahi pipi dan daguku.
Semburan dan denyutan sprema hangat itu masih beberapa kali kejutan, hingga sebagian meleleh di tangan dan jariku. Bahkan mengenai bajuku juga dan sebagian menetes di lantai.
Setelah getaran dan semburan itu berhenti, aku meraih kontol itu lagi sambil kukocok pelan. Lidahku julurkan dan memutar mutar di kepala kontol Bripka Santoso. Namun rupanya dia merasa kegelian, arena rasa sensitifitas usai ejakulasi.

"Wowww…hanya diisep saja, punyaku bisa keluar?"celetuk Bripka Santoso. Dan kubalas dengan tatapan dan senyuman ke arahnya.
"Padahal aku juga pengen rasanya ngentotin pantat cowok, kayak adegan di dalam video porno kamu itu",lanjutnya.
Lalu dia membereskan celana dan ikat pinggangnya. Bripka Santoso tiba tiba mengeluarkan dompet dan mengambil kartu nama. "Ini no HP ku, besok aku pengen gini lagi, bisa ga? Sekalian muasin kamu. Bukan hanya men-servise aku saja",ujarnya.
Kubalas dengan senyuman, sambil menganggukkan kepala.

Supir Taksi dari Flores

Untuk menghabiskan anggaran tahunan, perusahaan kami berniat membeli beberapa peralatan traktor dan beberapa perlengkapan lainnya. Aku diperintahkan untuk melakukan survey terkait harga penawaran supplier ke Jakarta, untuk melihat-lihat spesifikasi macam apa dan berapa harga yang layak dikeluarkan oleh perusahaan nantinya.

Sekalian menikmati liburan akhir pekan, aku berangkat hari Jumat siang dari stasiun Kotabaru, Malang dengan keretaapi eksekutif Gajayana menuju Gambir, Jakarta. Ah nikmatnya kereta ini. Sepanjang 6 jam perjalanan aku habiskan waktu untuk membaca, makan atau tiduran sambil sesekali melihat orang tampan atau cantik yang berlalu lalang.

Sampai di Gambir jam 5 pagi. Terus terang, walaupun sudah cukup sering aku ke Jakarta, aku masih tidak begitu hafal arah kemana untuk mau ke mana. Sebaiknya aku ambil saja taksi. Aku ingin hotel yang tak terlalu jauh dari Gambir, sehingga saat pulang nanti aku nggak perlu buru-buru. Dari teman di kantor aku disarankan tidur saja di Hotel The Acacia di kawasan Senen.

Untuk gampangnya aku naik saja salah satu taksi yang mangkal di situ. Aku taruh tas cangkinganku di jok belakang dan aku duduk di samping sopir. Aku mau menikmati pemandangan Jakarta di waktu pagi buta begini. Begitu keluar pintu Gambir, duh.., kemacetan lalu lintas nampaknya telah membayangi taksiku ini.

"Kemana Oom?", tanya sang sopir.

"Ke Senen, ke Hotel The Acacia. Tahu kan?".

Taksi berjalan cukup pelan menuju ke arah lapangan Banteng. Aku agak kesal juga. Rasanya buang waktu banget. Supaya agak relaks aku tarik mundur dan telentangkan jokku. Ah, nyamaann..

Lhoo.. Aku baru menyadari. Ternyata sopir taksi ini keren banget. Tangannya yang meraih stir itu.., woo, bulunya lebat juga.. Rasa-rasanya dia anak dari Ambon atau Flores. Wajahnya sangat tampan dengan rambutnya yang cepak. Ah, sopir kok kerennya seperti Penyanyi Marcell, sih. Aku jadinya pengin ngisengin juga nih. Kulemparkan banyak pertanyaan.

Mas, suka nganterin penumpang cewek-cewek nggak?! Kemana mereka? Ada nggak yang bisa dikenalin saya?, dan berbagai pertanyaan lainnya untuk menggiring ke arah keinginanku sendiri.

Dalam posisi duduk telentang tanganku mulai beraksi mengelusi tonjolan celanaku yang mulai merasa gatal dan sesak karena ngaceng melihat tangan berbulunya itu. Aku terus berbicara agak nyerempet-nyerempet ke arah-syahwat dan erotisme. Lama kelamaan sepertinya pembicaraan sepanjang perjalanan ini mempengaruhi Mas sopir juga.

"Berapa lama lagi nyampai ke hotel, Mas?", aku tanya.

Dia jawab se-enaknya, "Tenang saja, Oom. Biar 2 jam lagi juga biarin aja. Aman, kok. Lagian cerita lagi aja, Oom. Asyik ceritanya tadi"

Woo, benar khan?! Dia sudah terpengaruh bicara-bicaraku. Kembali aku mengelusi gundukkan celanaku. Wehh.. Weeh.. Ternyata Mas sopir Flores ini dengan sedikit melotot memperhatikan tanganku. Dan sesaat kami bertumbuk pandang. Aku sedikit kaget mengangkat alisku. Dia..? Ah.. Ternyata menjawab dengan alisnya pula. Haa.. Itu khan kode cinta sejenis. Benarkah? Apakah benar kami ini sejenis?
Setelah berusaha konfirmasi dengan pertanyaan pertanyaan khusus, akhirnya disimpulkan kalau kami ternyata sama-sama senang teman sejenis. Dan, langsung tangannya merabai pahaku, bahkan ikut mengelusi gundukkan celanaku,

"Ngaceng, ya, Oom?!", nampak mencari kepastian.

"Hheechh..", aku menggumam, " Dimana bisa..?", aku berbisik dalam desahan.

"Di kamar Oom saja, sebentar lagi nyampe di Hotel The Acacia, kok. Tuuh, sudah nampak pucuknya", ia menunujukkan puncak atap Hotel The Acacia.

Kemudian tangannya tak lagi sungkan meremasi kontolku dari gundukkan celanaku. Aku sendiri makin kepingin untuk lekas menciumi tangan-tangan berbulu itu. Aku coba rogoh juga kontolnya. Agak susah karena ada batang kemudi. Lho, lho. Lho.. Mas sopir ini kok malah membuka kancing celanaku. Rupanya sudah nggak sabar juga,

"Masih macet lampu merah, Oom. Lihat ini dulu ya..", sambil merogoh kontolku.

Dari celana dalamku, di rogoh dan tariklah kontolku yang memang sejak tadi sudah ngaceng terus," Wwwuu.. Gede banget Oom.. Asyik banget..".

Loh, taksinya malahan dia bawa ke pinggir. Kapan sampainya ke hotel, nih. Lampu sen kirinya, diip.. Diip.. Diip..,

"Percuma buru-buru Oom".

Kok, jadi dia yang ngatur. Tetapi jelas aku nggak nolak. Rupanya dia kebelet banget setelah melihat kontolku.

"Wuuhh.. Gedenya.. Dari mana sih, Oom. Orang mana? Oohh, Jawa Timur ya. Biasanya orang Jawa Timur itu hot banget, loh".

Begitu mobil menepi dia langsung membungkuk dan mulutnya nyosor ke kontolku yang memang telah menunggu-nunggu kesempatan macam ini. Ah, ramahnya Jakarta..

Dan tangannya yang berbulu itu menggeser-geser pada perutku. Aku jadi terangsang banget. Heran juga, dalam kesibukkan Jakarta yang demikian tinggi, orang-orangnya bisa memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Sosok tampan ini rupanya berpengalaman membaca penumpangnya.

Heech.. Heechh.. Heecchh. Terdengar dengus memburu. Dia mengangguk-angguk mengisapi dan menjilati kontolku. Mulai dari ujung kepala kontolku dikecupinya. Lalu dijilatinya batang kontolku. Lalu happp dilumatnya seluruh batang kontolku. Lidahnya menari nari dan menggelitiki mulut kecil di ujung kontolku. Duh.. Bukan main nikmatnya. Sambil menyaksikan Jakarta dalam suasana pagi hari dan tanpa khawatir dilihat orang dalam keremangan lampu jalan ini.

Ah, syahwatku terdongkrak. Reflek tanganku merogoh arah bokongnya yang nungging itu. Lalu aku lepasi celananya dan aku lorotkan. Tanganku terus menggerayang. Kucari lubang pantatnya yang penuh bulu itu. Kuelusi dengan jari-jariku sesaat untuk kemudian jari-jari tengahku menembusi duburnya. Hangat dan licin. Dia kembali mendengus. Pasti ke-enakan. Sesaat kutarik. Hidungku pengin mengendusnya. Ah.. Ngalahin "clinique happy" for men dari Paris. Hidungku mengembang untuk menghirup sebanyak-banyaknya. Kemudian aku meludahi jari tengahku agar aksiku menembusi lubang anusnya lebih lancar. Saat itu kurasakan lubang itu berkedut kedut berkontraksi menjepit jari telunjukku. Ooohh.. Ampuunn.. Nikmat bangett.

Deerrtt.., ah HP-ku berdering. Aku intip, ternyata dari bosku Kuraih dari kalungnya, pencet tombol dan..,

"Sudah nyampe..? Jangan main cewek ya.. Selamat. Aku tunggu kabar. OK?".

Rupanya boss perlu cek anak buahnya. Sopir taksiku tak acuh sewaktu aku menerima telphon. Dia terus mengulumi batang kejantananku.

Terus saja dia menikmati jilatan dan kuluman bibir dan lidahnya pada batang kontolku. Kurasakan dia mengisep-isep kepalanya. Dia menyedoti precum kontolku yang terus membanjir. Aku sungguh tak tahan dengan permainan lidahnya yang begitu kuat mengenyoti setiap inchi batang kontolku. Hingga kurasakan mataku berkunang kunang dan tubuhku bergetar getar.

Dan kini saatnya muncrat.. Crot.. Crott.. Crott.. spermaku tak dapat aku tahan muncrat duluan di mulut supir taksi ini. Croott...semburan demi semburan spermaku meletup dan mengalir ke mulut pria supir taksi ini. Duh enak banget. Dan, ohh. Rakus banget nih sopir. Dengan kesetanan berusaha menangkap seluruh cairan air maniku. Dia telan seluruhnya. Yang tercecer pun dia jilati semua. Ahhh...

"Oooaahh.. Enak banget pejuh Oom. Trim's ya..".

Dia bangun dan kembali memegang stir taksinya. Dia mau bergerak lagi. Terserah dia apa maunya lah. Aku sendiri sementara reda dalam keadaan lemas. Syahwatku lumayan sudah tersalur, namun tenagaku sudah terkuras.
"Ini bagaimana?", aku kini yang meraba-raba kontolnya di balik celananya.

"Iyyaa.., aku pengin Oom nanti jilati di hotel ya..?!".

Aku menikmati banget awal masuk Jakarta sekarang ini. Sebentar lagi aku akan merasai nikmatnya lelaki tampan Flores ini. Akhirnya sampailah di The Acacia. Taksinya langsung masuk ke basement untuk parker. Kami telah sepakat untuk tidur sama-sama malam pertama di Jakarta ini. Tidak semalaman sih, dia mesti balik ke pool selambat-lambatnya jam 7 pagi nanti. Masih banyak waktu.

Sesudah masuk kamar, aku ajak dia mandi bareng. Dia terus menatap aku. Dia bilang aku jantan banget. Aku juga balik bilang dia tampan. Aku bilang mau minum kencingnya. Atau nyebokin kalau dia mau berak nanti. Dia nggak percaya omonganku. "Aku suka sekali," kataku. "Urine itu sehat, lho. Baca tuh, Buku 'Terapi Urine', karangan dokter yang doctor. Cari di Gunung Agung atau Gramedia. Banyak orang menggunakan metode minum air kencing untuk kesehatan".uraiku panjang lebar. Aku nggak terusin. Rasanya dia juga tahu.

Kami langsung berpagutan bibir. Duh, rambut-rambut pendek di sekujur dagu dan lehernya menggelitik bibirku. Aku nafsu banget. Tanganku langsung melepasi ikat pinggangnya, kemudian busananya. Ah, tampan banget sopir ini. Oh, ya, namanya Ramin. Osna Ramin, lengkapnya. Aneh ya namanya?!

Kugigiti dadanya, dia melenguh penuh nikmat. Kudorong ke tempat tidur. Aku merangkaki sambil melepasi pagutan demi pagutan di sekujur tubuhnya. Aku akan buat dia panas dingin. Bibir dan lidahku belum akan mengolah wilayah kontolnya. Sengaja celana dalam (CD)-nya yang nampaknya sudah dekil itu belum aku renggut dari tempatnya. Lidahku ingin menjelajahi punggungnya, bokongnya, lubang pantatnya. Aku sangat pengin menciumi lubang duburnya yang pernah kutangkap aromanya tadi saat macet di jalanan. Dia menyerah saja apa yang kumaui. Kubolak balik tubuh indahnya. Semua celah-celah yang menebar aroma kujelajahi dengan lidah, bibir dan hidungku. Aku sendiri kembali ngaceng berat karena aroma khas pria ini.

Kini dalam tengkurap, kuangkat bokongnya. Dia yang tahu maksudku langsung nungging. Bokongnya yang masih terbungkus CD-nya langsung menantang mukaku. Pelan aku melepaskan jilatan pada tepi-tepi CD-nya. Sesekali hidungku nyungsep ke celah bokong tampan itu untuk menyergap aromanya. Ahhh..nikmat kurasakan. Gairahku langsung meletup eput karena aroma khas itu.
Hati-hati tanganku mulai menguak dan melorotkan CD-nya yang kumal itu sambil diikuti rambatan lidah, bibir dan hidungku. Uhh, lubang analnya yang dikitari lebat bulu-bulunya sungguh sangat menawan. Berkerutan menuju pusat lubang. Warnanya memerah. Dan sehat banget. Maksudku masih kenceng dan nampaknya belum pernah disodomi.

Aku langsung cium dan jilati dubur itu. Dia merintih sambil tangan kanannya berusaha meraih rambutku untuk diremasinya. Dia tak pernah menyangka aku akan berbuat seperti itu. Lubang pembuangannya diperlakukan istimewa seperti itu olehku pria eksekutif muda.
Pada puncaknya dia terbakar. Bangun dan mendorong kemudian ganti memaksa aku untuk nungging. Kupikir dia akan melakukan seperti yang aku lakukan. Ternyata dia langsung menembak pantatku. Ahh..kenapa terburu buru banget nih orang, pikirku.

Tapi aku pasrah aja. Birahiku telah memuncak. kontolnya yang gede membuat pantatku terasa pedih dan panas saat akan membobol lubang anusku. Dengan kutuntun dan tanganku membimbing kontol besar itu tepat di lubang anusku. Karena masih seret, aku lumuri dengan ludahku. Aku jilat jilat batang kontolnya, lalu aku kulum kulum hingga basah. Lantas setelah aku pasangkan kondom, aku arahkan lagi ke lubang anusku. Sedikit kepala kontol itu melesak menembusi lubang anusku. Aku tahan sebentar dan ambil nafas. Lalu aku dorong hingga sedikit lagi batang itu menusuk semakin ke dalam. Akhirnya seluruh batang besar itu tenggelam di dalam lubang anusku.

Ahh...panas kurasakan gesekan karet kondom itu dengan kulit anusku, karena tidak memakai pelicin. Namun aku sungguh merasakan sensasi yang begitu hebat karena kontol berselubung kondom itu berhasil masuk tanpa pelicin. Memang agak seret waktu dia menggesek gesekkan batang kontolnya memompai anusku. Tubuhku bergetar menahan nikmat saat dia mulai menggenjoti pantatku. Diangkatnya pantatku. Lalu dia balik tubuhku untuk mencoba gaya yang berbeda. Lama kelamaan rasa panas terasa membakar anusku, karena pelicin ludah sudah mengering. Tetapi aku sangat puas menikmati setiap jengkal batang kontolnya menghajar lubangku. Aku dibuat terkapar oleh genjotannya yang jantan itu. Akhirnya, tubuhnya bergetar seperti orang menggigil, pertanda dia akan mencapai puncak. Crettt..crettt semburan spermanya aku rasakan muncrat di dalam kondom.

Dia muncratkan spermanya di dalam anusku. Dia pun akhirnya menggelepar lemas. Kini aku malah yang masih tegang. Kontolku terus menengang sejak dia hajar lubang anusku. Sengaja aku tidak mengocok kontolku agar aku bisa menikmati persenggamaan tanpa menggunakan pelicin. Aku genggam kontolku dengan terus membaui tubuhnya. Sesekali aku jilati puting susunya. Dia rupanya merasa kegelian dan pamitan akan ke kamar mandi untuk pipis.

Aku ikut bangkit dan menyusulnya ke kamar mandi. Seperti tadi aku bilang, bahwa aku sangat ingin merasakan air kencingnya. Dia kusuruh kencing di mukaku. Tapi dia rupanya sungkan dan enggan melakukan. Aku terus mengocoki kontolku sambil menunggu air kencingnya membasahi mukaku.
Aku terus meohonnya agar dia mau mengencingku. Dia agak kikuk ingin menuruti kemauanku. Akhirnya dia mengaggukkan kepala pertanda setuju akan mengarahkan kencingnya ke mukaku.

Aku melihat batang kontol berwarna gelap itu berkedut kedut seakan mau menengang lagi. Lalu currrr... air kencing hangat itu menimpa kepala, rambut dan mukaku. Serrrr.... bau pesing itu tercium indera penciumanku. Dan bau khas itu sungguh kubaui sebagai aroma surgawi yang membuatku terbang ke awang awang. Ohhh kurasak\an sensasi luar biasa hangatnya air kencing pria Flores ini terus mengguyur dan menyirami muka dan tubuhku. Baunya semakin pesing dan itu membuat birahiku memuncak dengan drastis. Dan kocokan tanganku di batangku semakin cepat hingga akhirnya dalam hitungan detik aku tak kuasa menahan ejakulasiku.

Crotttt...crott...spermaku menyembur dengan disirami air kencing supir taksi ini. "Woww..." Pria Flores itu berteriak terkejut. Aku tersenyum menikmati apa yang barusan aku alami. Ahhh betapa indahnya Jakarta ini kurasakan. Sungguh aku terpuaskan.

Kakak Kandungku

Awalnya saat aku masih SMP kelas 1. Ada pengalaman luar biasa yang sulit aku lupakan seumur hidup. Kami keluarga besar, ada 5 orang anak, 4 laki-laki dan 1 perempuan. Aku sebagai anak bungsu.

Hanya ada 3 kamar di rumah kami, 1 buat ortu, 1 buat anak perempuan, dan 1 lagi buat semua anak laki laki yang 4 orang itu. Akhirnya dalam kamar itu ada 2 ranjang susun spring bed yang bisa ditarik dan dimasukkan, untuk kami berempat.
Kami yang laki-laki semua, tidur sekamar, semuanya biasa aja dan tidak ada peristiwa yang khusus, ampe suatu hari......

Semua anak dah keluar, kecuali kakak ku yang bernama Liem, dia paling badung, dan malah drop out dari SMP, dia usia 19 tahun waktu itu, dan ku 13 tahun. Semua sedang sekolah dan ortu sedang kerja. Aku inget banget waktu itu sekitar jam 9-10 pagi, soalnya aku sekolah siang.
Aku memang tidur di bagian bawah ranjang (pake ranjang susun, tapi bagian bawahnya tinggi sehingga bisa ada kasur lagi). Jadi di ruang kamr itu agak gelap gitu. Aku ada di pojok bagian dalam dan sedang tidur dengan nyaman. Tiba tiba aku berasa seperti ada yang megang pantat aku. Aku diam aja, terus tangan tersebut turun ke celana ku, dan pegang pegang disana. Aku tetap diem dan lagi malas menyingkirkan tangan itu. Lalu tangan tersebut makin berani dan membuka resleting celana ku, ku bingung, tapi entah kenapa aku tetep diem dan membiarkan tangan itu berbuat lebih jauh..

Pelan-pelan tangan itu menggosok sebentar lalu mengeluarin kontol ku. Celanaku kaga dipelorotin. Lalu kontol ku dikocoknya, gila enak banget. Apalagi saat pagi seperti itu, kontol emang selalu ereksi. Aku diem aja, tapi kontol ku makin besar dan tegang secara penuh. Aku merasa nikmat banget, Aku mau bersuara tapi takut, akhirnya aku tetep diam aja menikmati dionani.
Lama tangan itu mengocok, hingga aku ngak tahan lagi.

Aku kaya mau pipis rasanya, lalu tiba-tiba aku merasa pipis tapi kok kaga basah banget, tapi ada yang keluar. Cuman aku kaga tau soalnya gelap. Tapi rasanya enak banget, badan ku mengelinjang dengan keras, ahh........ Aku berseru lirih tertahan...
Aku tahu tangan tersebut basah, soalnya dia ngelap di celana ku. Perasaan aku campur aduk, antara senang, kesal, marah dan lain-lain jadi campur aduk. Aku hampir mau nangis, namun tangisanku tertahan dan buru buru aku menghadap tembok. Sementara celana ku masih belum direseleting lagi.

Aku kaga tau apa yang baru terjadi, tetapi ku merasa ada sesuatu yang hilang saat itu, yah keperjakaan ku hari itu hilang, oleh kakak ku yang badung.Pengalaman itu memberikanku fantasi yang lebih lagi.
Sejak peristiwa aku dionani kakak ku, Liem, that's the day when I lost my virginity. Aku merasa bahwa keperjakaan ku sudah lenyap. Dan hari itu aku tahu yang namanya kenikmatan dari alat kelaminku itu bagaimana. Dan astaga, aku seperti kecanduan, Aku pengen banget ngulangi lagi peristiwa tersebut. Pengen sekali lagi saja. Sungguh, perasaa kepengen dan hasrat itu begitu kuat. Tapi gimana caranya?

Sebenarnya, aku ama kakak ku Liem ini kagak deket. Dan aku tau kebiasaan buruknya, dia sering pulang malem kalau ngak mendekati subuh. Pokoknya mau-maunya dia ajah, bonyok (bokap nyokap) ku ampe udah habis kesabarannya.
Tapi ku pengen pengalaman tersebut berulang, dan ku masih bodoh kagak bisa nyoli sendiri seperti sekarang ini. Akhirya aku muai coba coba sendiri saat aku tidur dengan menuttupinya rapat rapat dengan selimut. Namun entah mengapa, rasanya tidak seenak dan senikmat saat dikocok oleh kakakku. Saat itu aku rasakan sensasi yang begitu nikmat, jujur aja koko ku itu ngocokin kontol ku, rasanya enak banget, walaupun agak kasar-kasar tapi sensasinya…. Edan… enak dan wow pokoknya mantap.

Sebenarnya aku terkesan ama kakak ku, bukan karena nakalnya, tapi gayanya gaul dan khas anak muda. Walaupun kita keturunan Chinese, tapi dia terkenal di tempat ku tinggal sebagai salah satu pemuda yang oke dalam bergaul, dan juga ketampanannya di atas rata-rata. Tampangnya memang khas tipikal Chinese, badannya putih, rambutnya dibuat panjang, model bruce lee. Sebenarnya badan dia kagak gemuk, kaga kurus juga. Tapi kalau dibilang muscle, enggak juga. Mungkin dibilang berisi lah. So… ku menunggu kapan kesempatan pengalaman yang dulu terulang…
Tunggu punya tunggu tidak ada kejadian apa-apa lagi. Kadang ketemu juga biasa aja…. Sampai akhirnya….

Suatu pagi, seperti biasa semua kakak ku udah pada pergi, baik yang sekolah atau yang kerja, cuma tinggal ku berdua di kamar ama koko ku, Liem itu. Aku udah kaga tahan lagi, untuk merasakan pengalaman yang seerti dulu lagi. Kayanya aku hari ini bakal nekad, jika tidak kesampaian. Pokoknya aku mau lagi kaya kemaren.
Koko ku tidur di ranjang atas dan ku ada di bawah ranjangnya. Aku memposisikan badan ku melintang sehingga bagian celana ku tepat ada di bagian bawah pinggir ranjang. Ternyata lama aku menunggu, ternyata hal itu tidak terjadi lagi.

Akhirnya dengan gelap mata aku nekad. Aku liat wajahnya menghadap ke dinding, pelan-pelan Aku turunkan tangannya yang kiri ke bawah ranjang. Aku mulai berkeringat dingin, ku nafsu banget, tapi malu, takut, kacau deh, pokoknya ku pengen lagi.
Tangan dia udah turun dan ada di bawah ranjang, sementara badannya tetap di atas ranjang. Lalu aku posisikan lagi tubuh ku agar lebih dekat lagi. Celana pendek ku, arahkan tepat di atas telapak tangannya, ah… masih belum nyampe… Lalu aku angkat pantat ku supaya tangan dia tepat di kontol ku. Yah berhasil. Tapi tangan itu Cuma diam saja.

Lalu aku mulai mendekatkan jendolan kontolku ke jari jarinya, dengan cara mengangkat pantatku. Lalu tangan si Liem bergerak pelan meremas kontol ku,… ah… ini yang ku tunggu sekian lama. Tapi ku tetap pura-pura tidur, namun aku menikmati banget. Lalu tangannya pelan-pelan melepas resleting celana pendek ku. Reseleting celana ku dibukanya pelan. Lalu dengan agak sedikit kasar dia bentangkan ke kiri dan kanan, lalu celana dalam ku dia remasnya, ah remasan itu pas di kontol ku, aku rasakan enak banget.
Lalu dia mengeluarkan kontol ku dari celana dalamku. Tapi celana ku kaga dipelorotin, Aduh tanggung neh, aku merasa kurang nyaman.

Sebenarnya saat itu pantat ku masih agak mengantung ke atas, karena aku berusaha mendekatkan jarak. Lalu pelan-pelan aku turunin pantat ku, eh tangannya ngikutin turun, ah lumayan juga, dengan begitu aku tidak terlalu cape dengan posisi tadi. Berbarengan dengan itu aku agak turunin celana ku pelan-pelan sehingga tangan si Liem lebih leluasa lagi. Dan benar, dia mulai ngocokin kontol. Ouh, genggaman tangannya di batang kontolku terasa mantap. Aku merasakan enak banget. Sensasinya beda saat aku memegangi kontolku sendiri. Tangan Koko Liem mulai turun naik mengocoki kontolku, sementara badannya masih dia atas ranjang, Dan kami sama-sama pura pra tidur, padahal nafas kami sudah sama-sama memburu.
Kocokan di kontol ku membuatku seperti melayang kemana. Fantasiku seolah dibawa terbang oleh remasan dan kocokan tangan Liem.

Sensasi nikmatnya membuatku mengalami pengalaman seorang remaja akan apa itu sex, sunggub luar biasa. Si Liem terus mengocok kontol ku turun naik, kontol ku dimainin ama dia, dipilin-pilin, lubang kontol ku dipencet-pencet ama dia, sedikit kasar, lalu kembali dia mengocok kontol ku. Sebenarnya ada rasa sakit bercampur rasa geli, karena dia melakukannya dengan agak kasar. Tapi justru itu membuat aku suka banget…..
Lama dia mengocok dengan ritme yang cepat dan itu membuat aku tidak tahan, lagi. Dia terus mengocok dengan cepat, lalu dengan lenguhan pelan, aku semakin terbuai sensasi kocokan tangan di batang kontolku. Badan ku bergetar, menahan sensasi nikmat itu.

Tangan itu tetap ngocokin kontol ku, dan itu membuatku tidak dapat menahan diri. Secara refleks aku memegangi tangannya dan menahan agar tangan itu tidak mengocok lagi. Oups, pganganku membuat Koko Liem tertahan. Dan dia membuka matanya. Dan secara tak sengaja pula, mataku saat bersamaan juga membuka. Ah, akhirnya ketahuan kalau kita sedang sama sama terjaga. Koko Liem tersenyum padaku. Dan akupun membalas senyumannya. Lalu dia menatapku sambil mengangguk. Akupun mengangguk. Lalu dia turun ke ranjangku. Dan kini dia meneruskan aktifitas mengocok kontolku yang mulai melemas.

Sementara dia mengocoki kontolku, tangan dia yang satunya membimbingku untuk memegang dan menyentuh jendolan selangkangannya. Woww.. aku merasakan ada otot tegang dibalik celana tidur itu. Lalu tanganku itu digosok gosokkan ke jendolan itu. Dan tangan Kok Liem dilepas dan justru membukakan celananya. Akhinrya kontol milik Koko Liempun mencuat dan mengacung tegang. Kontl itu telah disunat, dengan warna coklat sawomatang, dengan kepala agak kemerahan. Ukurannya lebih ebsar dari milikku. Ada bulu jembut kelamin di pangkal kontolnya. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Karena aku tidak pernah melihat secara langsung batang kontol milik orang lain.
Dan kini tanganku disuruh meremas dan memegangi batang kontol yang tegang keras itu. Aku yang memang belum berpengalaman, Cuma meracapnya di bagian kepala kontol itu. Dan itu justru membuat Koko Liem mengumpat. "Shitt!!. Ga enak. Sakit",ujarnya.

Aku bingung mesti gimana. Karena aku sudah berusaha meniru aksinya, namun justru membuatnya tidak suka. Aku merasa bersalah. Lalu Liem beranjak berdiri dan melepaskan celananya, sehingga dia setengah telanjang. Lalu dia mendekatkan kontolnya yang masih teracung itu ke mukaku. Aku bingung dengan aksinya itu. Tapi aku berhasil membaui bau yang khas dari daerah tertutupunya itu. Bau pesing bercampur keringat yang tertahan di dalam celana, membuat bau itu terasa berbeda dengan bau yang lain. Bukan apek, bukan amis, bukan bacin. Entah bagaimana aku melukiskan bau khas kelelakian itu. Namun aroma itu membuatku terbius dan spontan mataku memejam. Dan aku terkaget ketika batang kontol Liem itu kini menyentuhi hidung dan bibirku. Agak keras, karena kontol itu telah tegang penuh.

"Buka mulutmu",perintah Liem mengagetkanku.
Karena rasa bersalahku tadi belum hilang, aku menuruti perintahnya. Dan aku buka mulutku. Lalu Liem menyorongkan ujung kepala kontolnya ke mulutku. Spontan bibirku menyentuh kulit kontol Liem. Ada rasa jijik menyeruak, Namun batang itu terus menusuk dan menyeruak masuk ke rongga mulutku. Aku hampir tak dapat bernafas dan mau muntah. Sekejap mulutku mengatup dan gigiku mengenai batang kontol Liem.
"Aw….",Kokoku itu berteriak kesakitan.
"Jangan kena gigi, bego!",umpatnya.
Aku semakin bingung dibuatnya.

Lalu Koko Liem bergeser, dan kini dia memelorotkan seluruh celanaku yang tertahan di pahaku. Akupun kini sama, telah telanjang dibagian bawah tubuhku.
Lalu dengan secepat kilat, dia telah berada di depan selangkanganku. Sekilas aku merasakan lidah hangat menyentuhi ujung kontolku. Ada sensasi nikmat luar bisas dan berbeda dengan sensasi kocokan tangan yang tadi. Aliran nikmat itu menjalar menyetrumi sekujur tubuhku. Belum sadar penuh, aku dibuat tergkaget lagi ketika mulut Liem kini telah mengulum dan menjepit batang kontolku. Yah, kontolku amblas didalam kuluman mulut dan bibir Liem yang merah itu.
Ada rasa hangat dan nikmat mengaliri seluruh batang kontolku. Nikmatnya sulit aku lukiskan dengan kata kata.

"Ayo kamu tiru. Kamu isep juga punyaku. Tapi jangan kena gigi lagi ya",perintah Liem.
Akupun menurut bagaikan kerbau yang dicubuk hidungnya. Aku meniru apa yang dilakukan kakakku itu. Aku mulai membuka mulutku dan menjulurkan lidahku, Dengan perasaan jijik, aku menyentuhkan lidahku ke batang kontolnya. Lalu mulutku aku paksa membuka dan mengulum batang kontol itu.

Saat mengatup, ada rasa kenyal di mulutku. Dan karena akupun merasakan nikmat di kontolku yang dikulum kulum Liem, akhirnya aku mengimbanginya.
Saya jilat-jilati kontolnya pakai ujung lidah aku, nggak kebayang deh rasanya, terus aku cium-ciumi batang keras itu, memang ada baunya yang khas. Mmhmmh.. bau khas yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Saya mulai iseng menggigiti biji pelernya yang menggantung dengan gigitan kecil. Koko kelihatan mulai lunglai dan mulai menjerit-jerit keenakan, "Huuaahhhhh…kamu apain. Ohhhhh." jeritannya yang keras membuat aku tambah nafsu dan kemudian aku percepat gerakan lidah aku yang menjilat-jilat kontolnya, "Eenngghh.. hhngg.. aanngghh pelan yaaaaahhh!"

Sementara itu di bagian selangkangan aku. Dengan lembut dia mengelus-elus kontol aku yang terus menegang itu. Terus dia kocok pelan-pelan kontol aku pakai tangannya yang putih mulus itu. Lalu terus dia kocok-kocokan sampai kontol aku tambah berdiri tegak, sebentar-sebentar dia genggam, kemudian dia cium-ciumi kontol aku, nggak lama kemudian dia mulai mengulum-ngulum batang kontol aku. Ehmm.. nikmat memang kalau kontol dimain-mainkan seperti itu. Ketika bibir merah itu mengulumi kontol aku dengan sedotan yang keras, membuat aku tambah terangsang dan kegelian. Lalu dia meludahi kontol aku sambil dikocok kocok dengan tangannya. Rupanya itu untuk melicinkan kocokannya. Sungguh nikmat aku rasakan.
Lantas dia mulai mengulum-ngulum biji-biji kontol aku, terus dia gigit-gigit kecil sambil terus dikocok kocok.

Saya juga lihat dia dengan tekun mengulumi batang kontol aku. Dan itu menambah nafsu aku sampai ke ubun-ubun, karena dipadu oleh sensasi nikmatnya. Saya lihat kepalanya yang naik turun dengan indah menghisap-hisap kontol aku yang sudah hampir meledak-ledak, dengan bibirnya yang merah itu. Dia menghisap dalam dalam seluruh batang kontol aku hingga pipinya nampak kembang-kempis. Dia hisap sambil sekali-sekali menjilat-jilat pinggir batang kontol aku pakai lidahnya yang liar dan ganas. Ini memang pemandangan indah yang tidak bisa dilupakan. Saya belai-belai saja rambutnya pakai tangan kiri dan tangan kanan aku mengocoki kontol dia. Sementara dia semakin sibuk menekuni kontol aku yang teracung tegak itu.

Tiba-tiba kontolku tambah menegang dan tubuh aku mengejang keras. Aku berusaha tegak dan kocokan tangan aku di kontol Hendra terlepas. Tapi dengan sigap Hendra meneruskan kocokan di kontolnya sendiri. Mataku semakin berkunang kunang dan tubuhku seakan melayang dengan diikuti kontolku berkedut kedut dan Crott.. Crott..crotttt spermaku muncrat di dalam mulutnya. Rasa hangat kuluman mulutnya bercampur spermaku. Dan terasa spermaku mengalir di dalam mulutnya. Pasti benar ada yang Liem telan spermaku, terus dia membuka mulutnya sambil menunggu sperma-sperma aku mendarat di ujung lidahnya, setelah selesai aku muncratin semua spermaku lalu dia menjilat-jilat kepala kontolku sampai bersih sekali. Sensasi pengaaman itu sungguh luar biasa aku rasakan. Apalagi sesaat kemudian Liem berdiri dan mengocok kontolnya tepat di mukaku. Aku dapat menyaksikan secara jelas kocokan tangannya di kontolnya.

Di arahkannya batang kontolnya tepat ke muka saya. Aku sedikit membuka mulutku dan Liem terus mengocok dan mendekatkan kontolnya ke bibiku. Tiba tiba dia mengejang dan mendesis kuat. "Aaarrrhhhhhhhh... Arrrrhgggggggggg…sambil tangannya meremasku." Crot..crott... crottt... cairan hangat menyembur dan mengenai mulut, pipi serta daguku. Ada aroma khas yang tercium dari cairan sperma kakakku ini. Aroma yang khas dan berbeda dengan bau selangkangannya. Baunya segar, namun sedikit langu. "Ahhhh enak banget. Weh, spermaku banyak banget.." katanya. Terus dia gosok-gosokan kontolnya di mukaku sehingga sperma-spermanya merata di mukaku. Ah jorok banget. Tapi aku suka banget. Sukaaa banget. Pengalaman indah, yang tak mungkin kulupakan seumur hidupku.

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.