Minggu, 09 September 2012

Aku Dan Joko

Sejak kejadian yang menimpa mas Wawan, rumah kontrakannya masih kosong. Mas Wawan masih merasa trauma dengan meninggal semua orang yang sangat dicintainya. Semoga dia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dialaminya itu.

Malam ini ada pengajian di mesjid dekat rumah. Ketika aku mengambil air untuk sholat, aku menangkap sepasang mata yang juga sedang melihat ke arahku. Deg! Jantungku memberi respon. Mataku dapat melihat sosok cowok ganteng, umurnya mungkin sama denganku. Ya Tuhan! Kenapa diriku ini? Di tempat ini, di rumahMu, aku pun tidak kuasa menahan gejolak ini! Aku berusaha tenang dan melangkah masuk ke dalam mesjid. Aku langsung duduk karena nggak kuat dengan getaran tubuhku. Sungguh aku tidak dapat konsentrasi, dan entah kenapa aku melihat dia masuk mesjid. Dia melangkah pelan dan duduk di sampingku sambil menyalamiku. Senyumnya dan sorot matanya membuat jantungku terasa mau copot karena berdetak sangat kencang. Mataku tak kuasa untuk menahan diri. Dapat kulihat lengannya yang berbulu dan pahanya yang padat dan besar di balik sarungnya itu. Aku menghela nafas panjang dengan pelan, tapi aku tak dapat menenangkan sarafku dengan segera. Darahku terasa menyebar dengan cepat keseluruh pori-poriku.

Pengajian malam ini tidak semua yang kumengerti. Susah aku untuk konsentrasi. Beberapa kali aku melihat ke arahnya, aku belum tahu namanya, dan dia juga melihat ke arahku. Sorot matanya dan gerak bibirnya terasa mengundangku. Ah ... Kenapa kau goda aku? tanyaku dalam hati. Senggolan paha kami dan lengan terasa menyebarkan medan listrik yang aku tidak dapat menggambarkannya. Dan menahannya.

Akhirnya setelah sholat Isya, acara pengajian bubar. Masih saja mataku mencari sosok itu sambil melangkah ke luar mesjid. Tadi dia keluar lebih dulu, kemana ya dia ...

"Hei, cari siapa?" Joko sudah ada di sampingku dengan cowok yang kucari-cari tadi. Malu juga ketahuan begini.

"Sudah kenal sama mas Amran ' kan?" Joko bertanya. Aku menggeleng dan mencuri pandang ke Amran. Kenapa ada cowok yang begitu membuat aku 'nafsu' begini? Tampilannya mengingatkan aku dengan Bima, model kenalanku. Sama kerennya. Jantungku kembali tidak dapat diajak tenang.

Kami pun saling bersalaman sambil melangkah pulang. Dalam perjalanan kerumah, kami saling ngobrol bertiga. Amran lulusan SMK Pariwisata dan hampir delapan tahun dia telah bekerja di hotel, di kawasan Thamrin. Amran menyenangkan dan sangat 'melayani' menurutku.Dan yang membuat aku tidak 'tahan' adalah kalau bicara suka mendekatkan wajahnya ke telingaku. Senggolan bibirnya di telingaku membuat darahku seperti muncrat ke ubun-ubunku. Ah ...Sikap ramahnya mungkin karena pengaruh lingkungan kerjanya di hotel. sudah sampai dan Amran masih berjalan lagi ke rumahnya yang dekat sekolah.

"Mas Amran keren ya?" puji Joko ketika kami sudah masuk rumah. Dalam hati aku setuju dengan pendapat Joko. Cuman tak mungkin aku ungkapkan kesemua orang.

"Hati-hati memuji cowok," kataku. "Biasanya, kalo kamu memuji cowok itu tandanya kamu orang yang suka sama sesama. Ada kecendrungan untuk jadi gay. " Kulihat Joko terdiam. Aku juga kaget dengan omonganku yang rasanya tanpa sadar kuucapkan. Apa yang kuucapkan seperti disampaikan untuk diriku sendiri juga. Benarkah pendapatku ini ?

Mau tidak mau, hal ini memang harus dibicarakan. Kalo aku selama ini berusaha untuk menahan diri, sedang Joko, karena ketidaktahuannya, kadang mengumbarnya. Aku tidak tahu, dia sudah berbuat sejauh apa dengan gejolak nafsu yang salah itu. Tapi, aku rasa, kami harus saling mengingatkan. Aku yang lebih tua darinya, mungkin dapat memberitahu dia kalau hubungan sex antar makhluk sejenis itu tidak dibenarkan sama Tuhan. Itu dosa.

Kami kembali duduk di depan tv. Berita masalah musibah stunami dan gempa di Aceh dan Sumut masih jadi berita utama.

"Lihat Jok," kataku membuka percakapan." Tidak semua hal yang bikin kagum dan takjub itu abadi. Kadang itu sebagai cobaan. Kamu lihat kan, ketika orang-rang kagum dengan surutnya garis pantai mencapai beberapa kilometer? Kemudian beberapa menit kemudian apa yang terjadi? Ombak besar belasan meter menelan semuanya."

"Begitu juga dengan sesuatu yang nikmat di dunia ini, tidak selamanya baik. Kenikmatan yang salah, akan datang hukumannya," kataku lagi. Mungkin dia pikir aku khotbah lagi nih ...

Kalau ada kecendrungan yang salah pada diri kita, harus disadari kalo itu salah. Itu adalah perjuangan kita. Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita.Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan.

Kita mungkin tidak akan pernah dapat "Terbang" Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kita memohon Kekuatan...Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar. Kita memohon kebijakan...Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.

Kita memohon kemakmuran...Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran. Kita memohon Keteguhan Hati...Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi. Kita memohon Cinta...Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai. Kita memohon Kemurahan Kebaikan Hati...Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing Kita...Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan? Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.

"Bukan aku yang ngomong begitu, Jok, " kataku akhirnya. Malam terasa makin larut. Entah kenapa aku bisa ngomong begitu, yang sesungguhnya aku mengutip dari internet. " Tapi yang penting, renungkanlah." Aku seperti mengatakan pada diri sendiri.

Kubiarkan Joko terus nonton tv, sedang aku ke kamar untuk tidur. Besok aku masih masuk kerja. Menjelang aku terlelap, apa yang kuomongkan di depan Joko kembali terngiang. Terasa disampaikan lebih jelas oleh seseorang. Entah siapa.

Tengah malam aku terbangun. Rasa haus membangunkanku. Tapi ketika bangun, kulihat ruang tamu masih terang, walau dengan lampu pojok. Joko belum tidur rupanya. Setelah minum dari gelas di dapur, aku melangkah ke ruang tamu. Segera aku hentikan langkahku. Joko sedang telanjang bulat sambil masturbasi telentang, bersandarkan bantal lantai. Kontolnya yang ramping itu mengkilat dan basah. Genggaman tangannnya mengocok batangnya itu dengan tenang. Elusan pada batang kontolnya seperti mengelus binatang piaraan di pangkuannya.

Joko tidak menyadari apa yang dilakukannya kutonton. Dengan pelan aku terangsang, dan aku tidak dapat menahan diri untuk tidak melihat apa yang dilakukannya Joko yang sangat asik dengan kontolnya dan tubuhnya. Sesekali jarinya menyelusup ke anusnya sedang tangan lainnya mempermainkan puting susunya yang mengeras. Aku melihat semuanya dengan nafas tertahan karena takut ketahuan. Tubuh Joko melengkung dan sedikit mengejang. Sekarang dia membalikkan tubuhnya dan sekarang kontolnya menekan bantal lantai. Pinggulnya naik turun dengan lembut. Wuh! Aku menonton pertunjukan masturbasi anak abg! Dengus nafasnya mengiringi setiap kali dia menekan kontolnya ke bantal. Dapat kulihat kepala kontolnya yang nongol dari samping pinggulnya. Memerah dan mengkilat.

Mestinya aku hentikan. Tapi tidak! Aku masih mau menikmati semuanya. Aku jadi ingin tahu bagaimana Joko menyelesaikan permainannya. Sekarang pinggulnya naik dengan posisi menungging bertumpu dengan bahunya. Dapat kulihat bibir anusnya yang sudah merekah. Tangan kirinya sekarang menyelusuri bokongnya, dia menyelusupkan jari tengahnya ke belahan pantatnya itu. Sedang tangan kanannya dengan posisi menungging begitu, dia mengocok kontolnya. Dia menahan tubuhnya dengan bahunya. Adegan yang yang penuh fantasi. Aku tidak tahu apa yang dibayangkan Joko dengan masturbasi demikian. Sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi menyaksikan Joko dengan berbagai pose masturbasinya. Tapi entah setan apa, aku tetap berdiri di balik dinding kamarku menyaksikan semuanya.

Akhirnya dia menurunkan badannya dan memiringkan tubuhnya. Dia membasahi telapak tangannya dengan baby oil. Dan masih dalam posisi telapak tangan yang menahan batang kontolnya, dia menelungkup lagi.. Pinggulnya kembali naik turun dengan kontolnya masih digenggam dengan kedua telapak tangannya. Nafasnya makin menggebu. Huh! Dia bertumpu dengan dada dan bahunya. Suara nafasnya terasa penuh nafsu. Pinggulnya naik turun mengocok telapak tangannya yang sangat licin. Kadang pinggulnya memutar mencari sensasi rangsangan kontolnya.

Tubuhnya sudah berkeringat. Beberapa menit kemudian, dia memutar tubuhnya dan mengangkat kakinya sampai pinggang dan disandarkan di tembok. Apa lagi yang dilakukannya? Tubuhnya sekarang melengkung dengan pinggang bagian belakangnya bersandarkan di dinding dan dua tungkai kakinya menggantung bebas di samping kepalanya. Kulihat kontolnya yang sudah memerah itu persis di atas wajahnya. Dia seperti pemain sirkus yang dapat melipat tubuh seperti karet. Ujung kontolnya hampir mencapai mulutnya. Kayaknya dia juga berusaha utuk dapat mengemut sendiri kontolnya. Tapi tubuhnya sudah tak bisa lebih lengkung lagi. Dia mengocoknya dengan kencang, sampai akhirnya dia ejakulasi dengan semprotan sperma di wajahnya, dan sebagian masuk mulutnya yang memang sengaja dia buka. Wajahnya belepotan cairan putih yang kental itu. Disapunya sperma yang belepotan dan di kumpulkannya ke dalam mulutnya. Dijilatnya jarinya. Dia menikmati semua itu. Sampai tubuhnya kembali rebah dan dia telentang lagi.

Dia elus kontolnya yang sudah layu tapi masih belum mengecil. Aku menarik nafas menenangkan diri. Permainan yang melelahkan, pikirku. Kurasakan ada cairan bening mengalir dari kontolku. Sudahlah, akhirnya aku memang tidak dapat menahan diriku.

Aku kembali ke tempat tidur. Dan berusaha agar tidak masturbasi. Tapi tetap saja, tekanan pinggulku di bantal guling, memuncratkan spermaku. Kepalaku terasa panas. Kenapa tidak dapat ditahan, Yadi? Terasa celanaku sangat basah dan hangat oleh cairan spremaku. Aroma sperma yang kental memenuhi kamarku.

Kembali aku menyesal. Rasa kantukku terasa lenyap. Aku telah melakukan apa yang Tuhan tidak suka. Apa yang kunasehati selama ini terasa sia-sia. Apa yang telah dititipkan Tuhan padaku, tidak aku syukuri.

***

Aku sedang sendiri nonton tv, ketika pak Roni datang. 'Temannya' mas Wawan ini masuk dan ikut duduk dilantai ketika aku persilahkan masuk. Wangi tubuhnya langsung menyebar ke seluruh ruangan. Walau tidak ada mas Wawan, pak Roni sering juga ketempatku. Jarang ketemunya sih, karena seringnya sama Joko. Aku nggak tahu apa yang mereka lakukan. Mereka seperti bapak dan anak saja. Kalo aku tanya Joko, katanya pak Roni mengajar dia bahasa Inggris.

"Wawan belum pulang ya?" tanyanya.

"Belum tuh," kataku. Kuperhatikan pak Roni yang mengenakan kemeja polos dan celana jeans ketat. Kulihat jelas tonjolan kontolnya. Aku menelan liurku. Aku yakin pasti pak Roni melihat arah pandanganku ...

"Belum makan 'kan?" tanyanya mengagetkanku dari lamunan jorokku.

Belum sempat aku menjawab, Joko sudah di pintu dan segera gabung dengan kami. Ekspresinya senang banget.

"Pak Roni mengajak kita makan malam, mau ya mas," kata Joko di sampingku. Ah rupanya dia sebelum ke tempatku sudah bertemu Joko.

Aku sih mau-mau saja. Kulihat pak Roni dengan sorot matanya terasa menghipnotisku untuk ikut. Akhirnya kuganti celana pendekku dengan celana jeans. Joko sendiri mengenakan kaos dan celana tigaperempatnya. Dengan mobil sedannya pak Roni yang sangat nyaman kamipun meluncur melewati Pancoran, Kuningan, Thamrin dan terus belok ke jalan Kebon Sirih. Setelah basa-basi memilih mau makan apa, akhirnya kami putuskan makan nasi goreng kambing. Kami makan di mobil. Malam masih saja rame... Jakarta memang tidak pernah tidur!

Pak Roni mengatakan kalo dia sering makan di sini. Dia memang doyan kambing. Katanya dalam seminggu, dia harus makan paling tidak 4 kali makanan dengan menu daging kambing. Kalo tidak dia merasa sangat pusing. Kami hampir menyelesaikan makan kami, ketika Pak Roni menawarkan ke apartemennya setelah makan di daerah Kemayoran. Dia menjanjikan akan memperlihatkan sesuatu. Entah kenapa kalo didepan pak Roni aku selalu terbayang hal-hal yang porno. Aku kembali terbayang vcd yang pernah ditonton. Apakah akan terjadi?

Kami sedang menghabiskan air jeruk dengan ngobrol apa saja. Ada perasaan tidak enak. Entah apa. Setelah membayar, kamipun menutup pintu mobil dan mulai bergerak. Ah, perut sudah kenyang begini ...Akhirnya, dengan alasan besok ada rapat dan mesti berangkat pagi, aku katakan kepada pak Roni untuk pulang lebih dulu saja. Joko merasa keberatan dengan caraku. Aku katakan berkas bahan untuk rapat ada di rumah. Jadi aku memang harus pulang lebih dulu dan tidak menginap di tempatnya pak Roni.

Pak Roni meminggirkan mobilnya dan aku turun di depan Stasiun Gambir. Joko tetap di mobil karena dia besok memang libur. Aku menghentikan taksi dan naik menuju pulang.

Liburan sekolah Joko dihabiskan bersama pak Roni. Aku tidak tahu apakah Roni di apartemennya atau keluar kota. Aku tidak ada berita. Yang jelas sudah seminggu Joko tidak ke rumahku. Siang ataupun malam. Berarti dia masih bersama pak Roni.

***

Joko datang ketempatku malam Senin. Besok dia sudah masuk sekolah. Berarti dia seminggu bersama pak Roni. Ada jam tangan di tangannya dan hp. Penampilannya beda sekali. Dan kulihat wajahnya tidak cerah lagi. Kelihatan capek.

"Dikasi pak Roni," katanya ketika aku tanya dapat darimana itu semua. Aku belum lihat dompetnya yang baru itu. Tapi sekilas kulihat ada kartu kreditnya.

Akhirnya Joko mengaku kalo dia sudah disodomi pak Roni. Dan pengakuan lainnya kalo dia itu sebenarnya gay. Ah... kenapa ada pengakuan yang begini ? Selama ini semua dia pendam. Jadi semua dibayar dengan harta benda ini. Ibarat jerami, Joko yang punya kecendrungan perilaku homoseksual, langsung ' terbakar' dengan hanya sekali sodomi. Begitu mudah orang menjadi gay kalo begitu. Tidak semua orang yang suka memancing itu nelayan. Masa kejadian sekali saja, langsung mencap diri gay? Kuberitahu pada Joko untuk sadar diri. Semua yang dimilikinya adalah awal takjubnya sama kesenangan dunia, akan ada saat datang 'gelombang' yang menggulung semua kesenangan itu.

Aku sedih juga terhadap apa yang menimpa Joko. Aku tidak mau kemaksitan ada di depan mataku, sedang aku diam saja. Dorongan seksual yang salah itu merupakan nafsu yang harus di perangi dan penyakit yang harus disingkirkan. Engkau telah diciptakan sebagai dokter atas dirimu sendiri. Engkau juga diberi tahu tentang tanda-tanda kesehatan. Dijelaskan pula kepadamu tentang penyakit, serta obatnya .

"Semua yang ada itu cobaan, Jok. Kamu sedang dicoba sama Tuhan. Berkorbanlah sedikit untuk mematuhi perintah agama dan menjauhi laranganNya. Tidak seharusnya kita menjerumuskan diri dan menyalahkan semua takdir yang menimpa kita kepada Tuhan." kataku. Aku tahu Joko keberatan dengan usulku. Dia sudah tahu 'enaknya' dan itu susah sekali menghilangkannya.

Kembali kusampaikan apa yang pernah kubaca. Padahal sesungguhnya itu hanyalah pengorbanan yang amat kecil dibandingkan dengan apa yang sudah dibeirkan-Nya kepada kita. Betapa tidak, sebelum kita beribadah atau mempunyai tabungan pahala, Ia sudah menggerakkan paru2, jantung, alat pencernaan, dll organ tubuh kita serta menyediakan oksigen, kelucuan yang membuat orang lain jatuh hati, suhu yang nyaman, perlindungan orang tua, dll? Semua itu diberikan-Nya tanpa kita harus minta-minta apalagi membayar.

Ketika kita beranjak dewasa, dibukakan-Nya kesadaran kita. Tanggung jawab diberikan. Kita diberikan kabar gembira jika kita tunduk. Kita diberikan juga peringatan jika kita ingkar. Namun Ia masih juga memberikan kasih sayang-Nya berupa petunjuk untuk menjaga diri kita sehingga bisa selamat dan bahagia dunia-akherat. Itu semua disampaikan para nabi yang lebih cinta umatnya daripada kesejahteraannya sendiri dengan disampaikannya teguran-teguran ringan setiap kali kita melakukan kesalahan, dll. Bahkan pintu ampunan pun dibuka selebar-lebarnya selama belum datang hari kiamat, betapapun besarnya dosa yang sudah kita lakukan. Namun apakah yang kita lakukan sebagai balasan-Nya? Kita seringkali justru memberikan alasan bagi-Nya untuk mencabut nikmat yang selama ini sudah dilimpahkan-Nya.

Kuhela nafasku dalam-dalam.

" Aku memang tidak kuat dengan apa yang ada pada diriku. Kadang terasa Tuhan tidak adil. Tuhan kejam. Mengapa aku dicipta seperti ini, padahal ini kan dilaknat Tuhan?" Joko bersuara pelan.

Aku tegaskan bahwa Allah swt tidak pernah menciptakan hamba-Nya khusus untuk dilaknat. Allah berkuasa memberikan potensi kebaikan dan keburukan sama besarnya pada setiap manusia. Pada beberapa manusia, diberinya bakat, yaitu potensi yang sudah lebih berkembang tanpa perlu dilatih sebelumnya. Ada yang dikaruniai ‘bakat’ pecandu, penjudi, psikopat, dll. Tapi toh Allah tidak menghendaki agar kita mengembangkan potensi buruk kita menjadi perilaku buruk. Ia Maha Pengasih sehingga berkehendak agar kita mengembangkan hanya potensi positif agar menjadi perilaku positif pula. Semua itu bukan untuk kepentingan Dia, karena Ia tidak butuh apa-apa dari kita. Sebaliknya, kitalah yang butuh Dia. Dalam upaya kita mengembangkan potensi positif kita dan dalam menjaga agar kita tidak tercemari. Ia menurunkan kasih sayang-Nya berupa peringatan, tidak hanya yang tertulis dalam kitab suci namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Rasa bersalah, musibah, perpisahan, penyakit, juga kebahagiaan ketika kita melakukan sesuatu yang benar menurut aturan-Nya.

Dengan keterbatasan yang ada pada kita kadang kita tidak mampu melihat kasih sayang-Nya di balik semua perintah dan larangan itu.Untuk homoseksual sebenarnya sudah menunggu beberapa kerusakan yang sebagiannya sudah terlihat oleh kita. Namun kenikmatan duniawi dan kesombongan kita atas kemampuan akal manusiawi mengabaikan jeweran-Nya. Tidak percaya? Kerusakan anus, infeksi rektal, banyaknya partner seksual, seringnya pergantian pasangan, munculnya penyakit2 baru yang dulunya tidak ada, sikap permisif terhadap perilaku seksual di luar nikah (termasuk pedofilia, transvestisme, transgender), itu semua adalah bukti kerusakan. Kita saja yang sering membuat dalih, “Ah, kalau itu hukuman Tuhan, kenapa bayi dan ibu rumah tangga juga kena?” Hukuman Tuhan hanya berlaku bagi mereka yang membuat-Nya murka, sedangkan cobaan Tuhan berlaku bagi mereka yang dekat pada-Nya agar semakin dekat. Bagi kita yang belum mengalaminya, itu adalah peringatan, “Hei, Aku benar-benar ada dan benar-benar serius soal laranganku terhadap perilaku homoseksual!”

Malam sudah sangat larut, ketika hpnya Joko berbunyi. Dia menerima sms. Pak Roni masuk rumah sakit! Kena stroke. Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini? Pelajaran apa lagi ini?

Sabtu, 08 September 2012

Arisan!

Kalo sudah niat baik, aku merasa semuanya jadi mudah. Rencanaku untuk pindah tempat tinggal, dengan mudah kudapatkan gantinya. Dari seorang sahabat aku dapat rumah kontrakan di wilayah Jakarta Selatan, gayanya sih kayak rumahnya si Ucup dalam Bajaj Bajuri kalo dari tampak depan. Lumayan. Di depan ada teras, kemudian bagian dalam yang terbagi tiga, bagian depan ruang tamu, kemudian kamar tidur dan bagian belakang dapur dan kamar mandi. Bagian belakang tidak beratap, membuat udara mengalir bagus dari depan ke belakang. Lay out rumah petak standar.

Perabotku juga tidak banyak. Baru setahun tinggal di Jakarta Pusat, belum berkeluarga, punya barang begini kupikir sudah lebih cukup. Aku hanya punya tikar rotan yang kubeli dari pameran kerajinan di JHCC, yang kutata dengan dua bantal lantai. Di pojok ada meja tv dengan pesawatnya dan vcd player. Udah begitu saja. Sedang dinding ruang tamu masih kosong, hanya ada kalender bekas penghuni lama. Ruang tidurku mungkin paling berantakan, walau sudah kuusahakan agak rapi. Aku tidak punya lemari. Lemari yang waktu di tempat kost bukan punyaku. Pakaian dan barang-barangku masih dalam dus bekas rokok. Ada dua dus. Sebagian barangku yang penting masuk tas yang tidak begitu besar. Matras spring bed single kusandarkan di dinding, membuat kamar tidurku yang hanya memiliki tiga dinding menjadi luas. Kuhamparkan karpet yang penuh cerita di tengah ruang. Aku memang perlu lemari pakaian, tapi aku akan beli di pameran furnitur saja.

Sedang di dapur ada kulkas kecilku, dan kompor gas yang baru kubeli. Entahlah, apa aku sempat untuk masak. Tapi dengan sendiri begini, rasanya bebas saja. Sekalian belajar hidup di 'rumah'.

Tetangga sebelahku mas Wawan dan istrinya mbak Sri dengan satu anak putrinya yang cantik, Mira. Rumah petak ini, berjejeran dengan pemiliknya yang rumahnya bertingkat. Dulu katanya, bangunan rumah petak ini bekas tempat pembuangan sampah sementara. Tapi karena tidak nyaman karena penghuni sekitar ini makin rame, mengakibatkan sampah juga makin banyak, akhirnya tanah ini dibeli dan dijadikan rumah petak. Nggak tahu, pembuangan sampah sementaranya pindah kemana.

Aku ingat, ketika baru dua hari di rumah ini, saat tengah malam terbangun untuk buang air, aku dengar suara yang 'tidak biasa'. Suara kecipak air yang keras dan berulang-ulang. dan ada suara mas Wawan dan istrinya. Lama baru aku sadar, bahwa itu adalah suara effect dari apa yang mereka lakukan: ngentot!! Selama ini bayangan dalam otakku hubungan ml hanya antara dua lelaki. Jadi membayangkan mas Wawan dengan istrinya melakukan hubungan suami istri tidak langsung membuat aku terangsang, tapi lama-lama baru membuat aku terangsang! Itu pun setelah mendengar erangan mbak Sri dan mas Wawan yang telah mencapai puncak orgasmenya. Benar-benar ini adalah pengalaman aneh menurutku. Aku bisa terangsang membayangkan hubungan badan antara manusia lain jenis ...Ah...

Kalo aku terbangun tengah malam, entah kenapa aku dapatkan 'hiburan' itu. Aku sepertinya mendengar drama radio porno! Lama-lama aku merasa gila juga karena keinginan merangsang diri sendiri untuk mengimbangi fantasiku sangat menggebu. Disamping itu aku juga merasa apa yang kulakukan itu tidak sehat. Akhirnya dengan usaha berat aku anggap 'biasa' kalo mendengar itu semua. Paling tidak aku dapat menekan nafsuku yang ingin masturbasi bila mendengar itu.

*** Aku mau keluar mencari sarapan, ketika kulihat mbak Sri dan Mira di teras rumahnya. Sepertinya mereka mau pergi. Sudah hampir sebulan aku di sini, dan keluarga mas Wawan sudah seperti saudara saja. Tempatku kalo malam memang jadi tempat pelarian mas Wawan. Dia banyak cerita tentang banyak hal dan kupikir ada yang dirahasiakan pada istrinya. Dari cerita-ceritanya, kayaknya mas Wawan bi-sex. Penampilan mas Wawan kalo ke tempatku kadang 'seadanya' yaitu celana pendek tanpa penutup atas yang menurutku usaha untuk merayuku, tapi kupikir itu gr-ku saja. Aktivitas seks yang yang hampir tiap malam dengan istrinya, membuat aku menepiskan dugaan bi-sexnya.

"Mira, mau kemana nih? Udah cantik...," tanyaku pada si kecil Mira sambil menyapa mbak Sri dengan sedikit mengangguk. Aku menatap ke gadis cilik usia tiga tahun yang segar banget itu ...Huh, perasaan orang lapar kali ya ..?

"Mira mau pulang, Om Yadi." jawab Mira. Ih, senyumnya menggemaskan. Apalagi sorot matanya itu ... Rasa suka suka sama anak kecilku timbul.

Mungkin perasaan semacam ini sama dengan rasa sukaku sama cowok keren. Pelampiasan rasa sukanya pun berbeda. Kalo sama anak kecil sekedar ingin memeluk atau mencubit pipinya. Sedangkan suka sama cowok kok sampai keinginan ke hubungan kelamin. Yang salah adalah pelampiasannya ya ...

"Bukan pulang Mira, mau pergi ketempat mbah," koreksi mbak Sri. Aku tersenyum saja. Mira ngotot menggunakan istilah "pulang".

"Pulang Mama!," katanya serius. Akhirnya ibunya nyerah.

"Mbahnya dimana, Mira?" tanyaku lagi.

"Di Cirebon," mbak Sri yang menjawab."Tapi di desanya, yang perlu naik kendaraan lagi."

"Dengan mas Wawan?" tanyaku. Kulihat mas Wawam yang berbadan tegap itu tidak ada.Sedang di dalam mungkin, untuk siap-siap, pikirku.

"Nggak. Dia cuma ngantar sampai stasiun. Ada kerjaan lembur katanya," jelas mbak Sri.

Aku maklum saja. Ketika mas Wawan yang sebenarnya ganteng juga dan tidak begitu tinggi itu keluar rumah dan mengunci pintu, merekapun jalan keluar gang untuk naik taksi yang sudah menunggu. Aku bantu menuntun Mira berjalan. Kami berjalan sambil bergandengan tangan, kadang Mira sesekali melompat, seperti menari.

"Mas Yadi udah pantas tuh punya anak," gurau mbak Sri di belakangku. Aku tertawa saja. Tapi dalam hati, ada sesuatu yang menyentak. Mungkinkah ? Saat ini aku masih suka sama sesama ... walau berusaha untuk tidak menuruti nafsu salah itu, tapi beraaaat banget. Memang kecendrungan suka sesama pada diriku selalu kututupi dan berusaha untuk ditahan.

"Selamat jalan ya, hati-hati ..."kataku sambil menutup pintu taksi. Mira melambaikan tangannya senang. Entah apa yang diucapkannya, aku tidak begitu dengar karena pintu dan jendela taksi sudah tertutup. Kulambaikan tanganku. Ada perasaan aneh dalam hatiku, entah apa. Aku melangkah ke warung untuk sarapan.

Hari Sabtu yang santai begini memang menyenangkan. Kuminum tehmanisku yang hangat. Setelah sarapan di warung bubur ayam, aku menuju warnet untuk mengecek email yang ada. Menjelang siang, aku kembali ke rumah. Biasanya Joko, anak pemilik rumah kontrakan ini, suka main ke tempatku. Anak kelas tiga SMU itu, termasuk ganteng dengan hidung bangirnya dan alis tebalnya. Cuma kayaknya, akhir-akhir ini kupikir dia ada 'rasa' denganku. Huih! GR-nya si Yadi. Aku sendiri memang menyadari keseringan dia di rumahku. Kalo di hari kerja, dia nonton tv malam hari di tempatku dan kalo libur bisa seharian dari pagi sampai malam. Beberapa kali dia memang nginap ditempatku. Untungnya tanpa terjadi 'apa-apa'. Walau kesempatan itu ada ...dan aku memang membayangkannya ...

Benar saja, si Joko itu sudah di teras sambil membaca koran. Dia mengenakan kaos singlet dan masih pake celana abu-abunya. Tubuh tipisnya kelihatan jelas.

"Dari mana mas?" tanyanya. Ekspresinya seperti lama tidak ketemu. Padahal semalam dia main ke tempatku. Cuma nonton tv sama-sama.

"Biasa, internet ..." kataku sambil membuka pintu rumah yang kukunci.

Joko mengikuti aku masuk. Bau keringat anak abg ini benar-benar ...

"Ntar, jadi ikut main bola kan?" tanyanya. O ya! Aku ingat rencana nanti sore ...

"Iya dong," jawabku. Kuambil botol minum dari kulkas dan kuberikan padanya. Biasanya dia disini memang minum air dingin. Dia ambil gelas plastik sendiri dan menuangkannya.

"Jok, udah makan belum?" tanyaku. Dia mengangguk.

"Udah di rumah tadi. Mas belum ya?" tanyanya. Dia tahu arah bicaraku yang ingin minta tolong dia membelikan makan siang.

"Sini aku beliin deh," katanya sambil berdiri. "Biasa kan?" tanyanya. Maksud biasa itu adalah nasi soto daging dan tempe goreng. Menu biasaku kalo beli di warung Tegal di pojokan jalan. Aku serahkan duit sepuluh ribu.

Ketika dia keluar untuk membeli pesanan makan siangku, mas Wawan masuk. Sudah pulang dari stasiun rupanya, pikirku. Dengan celana pendek longgar dan kaos singletnya, mas Wawan kelihatan macho! Wajahnya kulihat penuh nafsu, atau kecapean. Aku tidak tahu pasti ekspresi apa itu ...Tapi kontolnya tanpa ditutup celana dalam itu jelas terlihat dari celana pendeknya. Menggelembung membuat aku ingin untuk menyentuhnya. Aku tidak berani melirik lama. Takut disangka naksir, padahal memang nafsu ...

"Lagi ngapain?" tanyanya sambil menuju rak tv. Aku senyum saja, karena dia tahu aku sedang membaca koran. Kupikir dia mau menyalakan tv. Biasanya mas Wawan nonton di tempatku kalo rebutan siaran dengan anaknya Mira.

"Pinjam vcd player-nya. Boleh ya?" tanyanya. Tangannya sudah memegang vcd yang ada di bawah tv.

"Boleh saja, mau nonton apa sih? Stel di sini saja," kataku sedikit bergurau ...Dapat kulihat sebagian kontolnya dari pipa celananya yang longgar ketika jongkok. Huh, bisa-bisanya kau Yadi. Pahanya yang kencang dan padat itu membuat jantungku mulai memberi reaksi ...

"Enakan pake tv yang gede," katanya. Aku tertawa. TV 14inc-ku memang kecil dibanding tvnya yang 21 inc. Aku bangkit membantu mencopot kabel yang terhubung ke tv.

"Sini saya bantu pasang," kataku sambil melangkah membawa kabel, sedang mas Wawan bawa vcd player. Hm.. tumben bau mas Wawan wangi, pikirku. Tadi pagi tidak begini ...Entah kenapa, syetan di kepalaku menginginkan lebih dari melihat! Aku berharap mas Wawan mau masturbasi di depanku, atau aku bantu dia ... ah!

Ketika aku sedang jongkok memasang kabel ke tv di ruang tamunya mas Wawan, ada sosok lelaki yang masuk dari dalam. Hm wangi! Ini sama wanginya dengan yang kucium tadi ...

"Oh, ada tamu ya?" kataku. Sedikit kaget. Pria setengah baya tampang kaya India, mungkin sekitar 45 tahun. Penampilan agak bersih, gemuk dengan perut buncitnya dan hanya pake sarung dan kaos oblong yang agak sempit. Bukannya ini kaos yang biasa dipakai mas Wawan? pikirku. Sekilas wajahnya lumayan ganteng. Otakku memberi sinyal aneh yang membuat jantungku mempercepat iramanya ...

Akupun diperkenalkan oleh mas Wawan kepada temannya itu. Perasaanku mengatakan ini bukan 'teman biasa'. Genggamannya ...aku rasakan getaran nafsu di situ!

"Roni," katanya ketika kami bersalaman. Genggamannya empuk ...dan tangannya halus. Sorot matanya seperti mau menelanjangiku saja... dan bayangan kontol dibalik sarung itu membuat jantungku berdetak .. deg !

Ketika semua sudah siap, mas Wawan menyalakan tv dan vcd player.

"Ikut nonton saja," kata pak Roni. Suaranya di telingaku membuat aku seperti dihipnotis. Aku duduk di depan tv, menunggu film apa yang akan di putar. Ketika kulihat sekeliling ruang tamu ini, baru aku sadar, kalo gorden dan pintu tertutup. Tadi waktu kupulang, juga masih tertutup, dan tidak menyadari kalo mas Wawan sudah pulang ...Mas Wawan dan pak Roni duduk berdampingan di lantai dengan kaki selonjor dan tangan yang menopang di disamping tubuh. Tonjolan di bawah pusar mereka itu seperti menggodaku untuk menyentuhnya ...

Darah di jantungku memompa kencang menyaksikan adegan film porno di tv. Film homo! Setelah beberapa menit baru kusadari, tidak ada pemainnya yang cewek .. Adegan pergumulan lima cowok saling mengumbar nafsu membuat aku sadar ... Entah kenapa ada rasa terus ingin duduk di sini menyaksikan semua itu, dilain pihak rasa berdosa itu muncul ... inilah setoran dosamu Yadi! Mas Wawan dan pak Roni duduk berdampingan sambil sesekali mereka berkomentar tentang apa yang mereka lihat ... huh! Pak Roni sudah melonggarkan sarungnya ... dan kulihat tangannya mas Wawan menyelusup di situ. Karena aku duduk di belakang mereka, jadi aku dapat melihat dua tontonan yang berbeda. Mau tidak mau pandanganku mengarah kepada dua lelaki di depanku yang duduknya makin gelisah ...Siang di ruang tamu ini terasa makin panas.

"Maaf, saya tadi ninggalin Joko. Tadi saya minta tolong dibeliin nasi ...," kataku akhirnya. Ada sorot mata menyesal kulihat ... atau penuh nafsu dari dua psang mata itu. Entahlah. Kutinggalkan mereka, menonton itu semua ...

Pintu kembali kututup ketika keluar. Aku kernyitkan mataku ketika sedikit silau matahari seperti manampr mataku ketika melihat keluar.

"Lama ya nunggunya," kata Joko sambil masuk ke teras sambil membawa bungkusan pesananku. Aku menggeleng pelan. Aku masih agak belum 'normal' setelah nonton vcd tadi. Aku membuka pintu yang tadi tidak terkunci dan melangkah masuk.

"Ngantri mas," katanya menjelaskan karena lama baru kembali. Kuterima bungkusan yang disodorkannya

Dia penuh inisiatif mengambil piring dan sendok dan menyerahkannnya untukku. Jantungku masih belum tenang. Bagaimana kalo Joko tahu apa yang ditonton mas Wawan dan pak Roni itu? Yang jelas, mas Wawan telah membohongi istrinya ...Dia bilang lembur kerja, nyatanya selingkuh dengan seorang cowok. Siang-siang bolong lagi!

Segera aku nyalakan tv karena suara film porno dari tempat mas Wawan dapat kudengar dari ruang tamuku. Joko belum sempat dengar jelas, walau aku tahu dia penasaran dengan suara yang sayup-sayup itu ... Sengaja aku tingkatkan volume suara tvku untuk menutupi suara hah-huh yang makin seru. Di tvku acara gosip artis yang lagi ngomongin perselingkuhan. Aku duduk di depan tv sambil makan, sedang Joko duduk bersandar di dinding.

"Mas Yadi pernah nonton bf ya?" akhirnya dia bertanya. Aku yang sedang menelan makananku hampir tersedak. Aku minum untuk mendorong makananku yang terasa nyangkut di kerongkongan.

"Pernah. Kenapa?" tanyaku. Kuteruskan melahap makan siangku.

"Saya juga pernah. Tapi yang biasa..." katanya. Nah, pembicaraannya mau kemana nih? Mau bicara porno lagi?.

"Mau nonton yang tidak biasa?" hampir saja aku tawarkan dia untuk bergabung dengan mas Wawan. Tapi segera kutahan diri. Jangan menambah dosa lagi, Yadi! Apakah siap untuk menerima hasil kumpulan dosa yang dilakukan? Hukumannya pasti akan datang, tunai atau nanti di akhirat. Hah! Suara itu kok tiba-tiba berbisik...

"Emang mas Yadi punya?" ada nada penasaran di suara Joko. Anak ABG ini, kalo salah arah dapat terjerumus kedalam lembah dosa... Aku alihkan pembicaraan ke siaran tv saja. Joko kalo bicara yang agak porno denganku sangat suka sekali. Biasalah, seumur dia memang punya raa ingin tahu yang tinggi. Apalagi soal sex!

Pernah aku jelaskan soal mengurut kontol untuk memperbesar dan panjang padanya yang langsung ingin dipraktekkannya di depanku. Mau tidak mau aku jelaskan juga padanya. Praktek langsung ke kontolnya dengan memakai body lotion yang kupunya. Entah kenapa, aku tidak ada rasa sungkan atau malu ketika itu. Dia sudah membuka celananya dan aku memijat kontolnya yang sudah sangat tegang. Walau aku terangsang, tapi kuusahakan untuk tidak terlihat. Jaga imej dikitlah. Batang hangatnya hanya baru beberapa kali kuurut naik turun, sudah memuncratkan cairannya yang kental dan banyak. Akhirnya aku selesaikan sampai disitu. Tapi ada rasa senang juga melihat sperma abg itu. Kusapu keseluruh batang kontolnya yang berlumuran sperma yang menempel di telapak tanganku. Ingin merasakannya dengan mencelupkan jariku ke mulutku. Tapi kutahan ...

Makanku sudah selesai. Dia bantu aku mencuci piring. Sebentar dia sudah ada di sampingku. Enak juga ya kalo ada yang bantuin gini. Kami nonton film cerita siang. Rasa kantukku dengan tiba-tiba menyerang ...Ngantuk sekali sampai pindah ke kamarpun sudah tidak kuat lagi. Akhirnya aku rebah di ruang tamu ini dengan kepalaku bersandarkan bantal lantai yang besar. Aku tidak tahu, Joko ngomong apa ... Aku sudah terlelap.

Entah berapa lama aku tertidur, ketika ada sesuatu yang beraksi di atas tubuhku. Rasa kantuk yang sangat berat, membuat aku tidak kuasa menolak. Joko sedang mempermainkan kontolku! Dia sudah tengkurap disamping tubuhku sambil mengemut dan mempermainkan kontolku dalam mulutnya. Ah.. kenapa aku sangat ngantuk begini? Mulutnya yang hangat, mengeluarkan dan memasukan batang kontolku berulang-ulang. Kontolku yang sangat tegang terasa sesak di mulutnya. Susah bagiku untuk menolak... sarafku sudah menegang sampai ubun-ubun karena ransangan yang dilakukannya itu. Dari mana dia tahu caranya itu? Huh ... aku berusaha menggeliat sebagai usaha untuk menolak, tapi tak bisa ..Sesekali dia kocok batangku dengan tangannya. Cairan liur yang ada membuat kocokan terasa nikmat banget! Ah ... mataku susah untuk diajak kompromi. Akhirnya kubiarkan apapun yang terjadi. Kembali dia masukkan batang kontolku dan dapat kurasakan kontolku menyelusup ke kerongkongannya....ah!

Ketika aku terbangun, sudah hampir jam lima sore. Kulihat Joko di sampingku sambil menonton tv. Ada empat jam aku tertidur. Kuperiksa bagian depan celanaku yang hanya tertutup sampai pinggul. Basah! Entah air liurnya Joko atau sperma. Kulihat Joko merasa tidak ada apa-apa, terhadap apa yang dilakukannya padaku ketika aku tidur. Apakah dia masukkan obat tidur di makan siangku tadi ? Aku tidak mau menuduhnya begitu... dan tidak mau membahas apa yang dilakukannya. Entah kenapa.

Kuregangkan tubuhku yang terasa agak kaku.

"Aku mandi dulu ya," kataku ketika Joko kembali mengajakku untuk ikut main bola sama anak-anak kampung sekitar sini.

Tidak lama aku mandi, hanya sekedar menyegarkan badan dari tidur siang yang lumayan lama. Cairan di sekitar kontolku langsung larut waktu tersiram air. Aku pakai kaos dan celana pendekku. Kamipun menuju 'lapangan', yang tak lain adalah halaman sekolah SMU swasta.

Main bola plastik dengan sekitar 16 orang asik banget dan sangat menguras keringat juga. Apa yang aku lakukan sebenarnya usaha untuk berakrab dengan warga sekitar sini. Dan lumayan. Aku punya banyak teman. Dan aku senang ada juga yang mengajak untuk kegiatan pengajian. Alhamdulillah, aku diingatkan untuk terus dapat beribadah dengan baik...Menjelang magrib kami menghentikan permainan ... dan pulang ke rumah masing-masing. Joko ikut aku pulang ke tempatku.

Kulihat rumah mas Wawan masih tutup, walau di dalam lampunya nyala. Aku dan Joko masuk rumah dan istirahat sebentar sambil minum. Tubuh panas kami mesti di normalkan dulu sebelum mandi. Aku sudah tidak betah dengan keringat yang terasa sangat lengket di tubuhku. Kubuka kaosku yang basah karena keringat dan Joko melakukan yang sama.

"Jok, kau nggak pernah dicariin Emak?" pernah aku ajukan pertanyaan begitu, ketika Joko seharian di rumahku.

"Nggaklah," katanya. "Emak tahu kok aku main di tempat mas Yadi."

Benar saja. Entah karena aku bertanya begitu ke Joko atau karena apa, ibunya Joko pun ngomong langsung padaku untuk minta tolong ngajarin Joko untuk persiapan UAN. Hm, pintar juga dia cari alasan. Kehadiran Joko di rumahku memang sudah diketahui orang tuanya. Kalo saja orang tuanya tahu apa yang telah Joko lakukan di tempatku, mungkin mereka juga tidak mau mengijinkan Joko berlama-lama di tempatku.

Aku bangkit dari depan tv."Aku mandi duluan ya," kataku sambil mengambil handuk dan menuju kamar mandi.

Segera aku lorotkan celanaku sekaligus celana dalamnya. Huh... rasa segar air yang kusiramkan ketubuhku terasa nikmat sekali. Kusiram tubuhku beberapa kali dari kepala. Kuambil sabun cair dan meratakannya ketubuhku. Karena singgungan sabun licin di kontolku, membuat kontolku mengembang, walau tidak tegang penuh.

Aku sedang menikmati sapuan tanganku keseluruh tubuhku ketika tiba-tiba Joko mendobrak masuk. Pintu kamar mandi memang tidak kukunci.

"Maaf, aku kebelet mau kencing nih," katanya sambil melorotkan celana pendeknya kemudian menggantungkannya di samping pakainku yang sudah tergantung duluan. Dia sudah telanjang sepertiku. Dia kencing berdiri sambil melirik ketubuhku yang penuh busa sabun.

"Kontol mas Yadi besar juga ya," komentarnya sambil berbalik memperlihatkan kontolnya yang yang sudah tegang juga, mendongak ke atas. Bulu kontolnya masih terlihat halus dan kontolnya tidak begitu besar, kelihatan ramping dan merah. Kontolnya kulihat berdenyut karena sangat tegang. Aku jadi ingat kejadian ketika mengurut kontolnya. Melihat apa yang kulihat, membuat kontolku yang agak gemuk dan panjang sedikit bergerak tegang. Makin berdiri, yang tak dapat kutahan...

Aku agak risi bertelanjang dengan kontol yang menegang ini, tapi berusaha bersikap biasa. Hm! Mandi bersama seperti ini sangat menggodaku ... jantungku mulai berdetak kencang. Aku akan memakai shampo ketika tanpa aba-aba, Joko menyiram tubuhnya beberapa kali. Kontolnya sudah sangat-sangat tegang. Aku terangsang juga dengan tubuh Joko yang tipis dengan barangnya yang bergoyang itu.. Cipratan air yang mengenai tubuhku, membuat busa sabun yang menutupi kulitku, terutama batang kontolku jadi terurai, larut. Tubuhku kelihatan mengkilat. Kulihat Joko melihatku penuh nafsu ... Hanya beberapa senti kontolku dan kontolnya yang saling ngacung itu dapat saling sentuh. Aku mundurkan sedikit tubuhku agar kontol kami tidak saling main anggar.

Sekarang gantian Joko menyabuni tubuhnya, dan tangan kanannya mengocok batang kontolnya sampai menimbulkan busa sabun yang kental seperti krem. Aku berusaha untuk tidak tergoda dan mengalihkan perhatian dengan membersihkan rambutku dengan shampo. Busa shampo menyelusuri tubuhku sampai ke batang kontolku, terus turun ke pahaku dan kakiku.

Ketika kedua tanganku sibuk menggosok rambutku, tangan Joko sudah menggengam kontolku dan mengocoknya pelan. Sama seperti yang dilakukan tadi siang... ketika aku tidur. Genggamannya membuat kontolku makin berdenyut. Entah kenapa aku biarkan dia melakukannya. Aku tidak menolaknya ...

Hm, nikmat sekali! Nafasku sudah melalui mulut ...Ah ..Sarafku kembali menegang dan panas. Tidak lama Joko melakukannya, sampai aku tersadar. Maksiat yang aku biarkan ini adalah dosa! Cepat kutepiskan tangan Joko dan aku membilas rambut dan tubuhku dengan siraman air. Tidak ada ekspresi rasa bersalah padanya yang telah dengan berani mengocok kontolku. Joko mengalihkan tangannya dengan mengocok batangnya dengan genggaman telapak tangan yang kencang. Ada sorot mata yang aneh terpancar dari wajah ABG itu... Aku mestinya tidak membiarkan ini semua ...Tubuhnya sedikit terbungkuk menahan rangsangan yang dilakukannnya.

Segera kubilas rambutku dan tubuhku dengan beberapa kali siraman air. Agak terburu-buru aku keluar kamar mandi. Tubuh basahku kukeringkan di luar kamar mandi. Jantungku masih berdetak kencang... kalo saja 'kenikmatan' ini diteruskan ...kan tak ada yang tahu Yadi. Ada suara setan terkutuk berusaha menggodaku. Iya ya ... batinku membuat sarafku menegang lagi ... Tapi Tuhan tahu Yadi! Apa yang ada di pikiran dan yang kau lakukan! bisikan lain pelan menyentakku. Kebimbangan antara ingin berbuat berbuat lebih jauh dengan Joko dan ingat dosa itu membuat aku lama bertelanjang di kamar ini ...

Kecipak suara kocokan Joko dan nafas dari mulutnya penuh nafsu itu menyadarkanku. Aku segera memakai celana dalamku dan mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tahan diri kamu dari godaan itu, Yadi! Kusisir rambutku dengan tanganku. Wangi shampo masih ada dan terasa masih belum bersih aku membilasnya karena buru-buru tadi.

Joko berdiri telanjang di pintu kamar mandi kamar mandi, menunggu aku meminjamkan handuk padanya ..Kontolnya terkulai di antara pahanya. Segera aku serahkan handuk bekas yang kugunakan tadi ...

Aku ke ruang tamu menonton tv. Tidak lama kemudian Joko sudah duduk disampingku dengan pake celana pendek dan kaos. Ingin aku menegur dia agar lain kali jangan mandi bareng ...atau saling telanjang...

"Assalamualikum..." ada suara cewek di luar. Ada tamu!

Segera kubuka pintu. Kulihat Elga dengan adiknya Joko di teras. Ada apa ini?

"Mas Yadi, ada yang nyariin," kata Anwar, adiknya Joko itu.

Kaget? Atau perasaan biasa saja? Entahlah. Aku seharusnya malu dengan responku yang tidak menyambut dengan kehadiran Elga di depanku. Kenapa kau Yadi? Haruskah aku berpura-pura tertarik? Secara fisik tidak salah untuk menyukai Elga yang memang cantik dan tinggi itu, apalagi kepribadiannya juga bagus...

"Masuk ...Sendirian saja?" tanyaku mempersilahkan dia masuk dan duduk di lantai beralaskan tikar.

"Iya nih. Nggak mengganggu kan?" tanya Elga setelah menjawab pertanyaanku. Ada rasa ragu ketika dia melangkah masuk... Kutahu ini pasti akibat dari sambutanku. Kucoba untuk berusaha senang atau sambutan yang positif ketika Elga datang ini... tapi entah kenapa beraaaat sekali.

Katanya cinta itu adalah kata kerja, dan transitif. Artinya, kita punya kontrol penuh terhadapnya. Apakah kita akan mencintai atau tidak mencintai. Kita juga bisa memilih siapa yang hendak kita cintai dan yang tidak kita cintai. Tapi kita sering ditipu oleh kelemahan diri kita dan kita jadikan cinta sebagai kambing hitamnya. Karenanya banyak yang percaya bahwa cinta itu buta. Itu yang pernah kubaca dimilis. Tapi benarkah?

Kukenalkan dia dengan Joko. Joko dan Elga saling bersalaman. Kemudian Anwar dan Joko pamitan pulang. Mau makan malam, alasannya.Tinggal aku dan Elga berdua dan kubiarkan pintu tamu terbuka. Kuakui, Elga memang penuh inisiatif untuk memecahkan kekakuan antara kami. "Aku diapelin cewek!" batinku. Ada rasa senang dengan pelan terasa dengan kehadiran Elga malam minggu begini ... Apapun perasaan kamu malam ini Yadi, kamu harus bantu Elga agar mau tetap jadi teman kamu! Bisikan itu terngiang pelan. Pelan aku mengangguk.

Akhirnya, karena rasa laparku, pembicaraan santaiku dengan Elga sambil nonton tv kuhentikan. Kutawarkan dia untuk makan di luar. Dia mau. Dalam hati aku bersorak, ini adalah usahaku untuk menghargai kehadirannya. Akhirnya kamu punya hati dan perasaan Yadi! Bagus itu, dan perlu dibiasakan.

Dalam perjalanan ke warung makan, kami masih ngobrol. Aku tahu dia tinggal sekitar Ciganjur, rumah orang tuanya. Jadi ke tempat tinggalku tidak jauh dengannya. Entah kenapa kemudahan itu ada saja. Padahal semula aku pikir dia tinggal di sekitar Kebun Jeruk, tempat pertama kali aku bertemu dia ketika naik bis ke Kramat, Jakarta Pusat. Itu sebulan yang lalu. Kami memang berhubungan hanya dengan sms dan sesekali telpon dari dia. Elga memang menyadarkanku soal kecendrungan cowok yang suka dengan sesama. Walau aku berharap dia tidak tahu aku juga mengidap hal itu.

Aku sadar dengan kecendrungan ini, tapi aku ingin tidak larut untuk menuruti kesalahan ini, dan berusaha untuk ke jalan yang 'benar'. Sudah terlalu banyak dosa yang kubuat, terakhir ya tadi sore, saat mandi bareng Joko. Malu rasanya aku ... Segala kenikmatan Tuhan yang ada padaku sepertinya tidak dapat kusyukuri. Diberi cobaan dengan kecendrungan suka sesama saja kadang membuat aku mengeluh karena tidak 'kuat'. Cobaan dengan 'kenikmatan semu' itu kadang berat sekali untuk menghadapinya, ditolak atau dinikmati...

"Hidup ini seperti arisan," kata Elga saat kami sudah menyelesaikan makan malam : pecel lele. Kami teruskan dengan ngobrol sambil minum air jeruk hangat. Masih duduk di warung. Di pojok sana ada sepasang - cowok-cewek sedang makan. Kelihatan mesra sekali. Ada rasa iri dalam hati, kenapa mereka bisa, sedang aku tidak ... Hal beginian akhir-akhir ini memang menghantuiku. Cemburu dengan pasangan cowok-cewek! Ya Tuhan, bantu aku untuk dapat seperti mereka, doaku dalam hati.

"Setoran dosa atau amal baik yang kita buat selama ini, pada saatnya akan dikembalikan. Baik langsung atau akan diterima di akhirat nanti. Dalam bentuk hukuman azab atau pahala," katanya lagi memperjelas istilah yang disampaikannya.

"Kadang aku takut dengan azab Tuhan yang langsung diterima sekarang ..." katanya. Kemudian dia cerita saat dia beradu mulut dengan dengan mamanya yang sangat ikut campur masalah pribadinya, hukumannya langsung di dapat dengan siraman air panas pada pahanya. Memang ini tidak langsung terjadi dan terjadi seperti 'kebetulan' saja. Tapi dia merasa sangat bersalah dengan memarahi orang tua seperti yang dilakukannya. Akhirnya dia minta maaf dengan mamanya. Dia harus berpikir positif bahwa dengan 'ikut campur' mamanya itu harus dilihatnya sebagai sifat penuh perhatian.

Elga pamitan pulang ketika kami meninggalkan warung. Mestinya aku tawarkan dia untuk diantar pulang, sekalian aku tahu di mana rumahnya Aku tahu alamat rumahnya ketika kami saling tukar alamat, tapi alangkah baiknya kesempatan ini dilakukan sebagai kunjungan balasan.. Tapi tidak! Tidak ada rasa itu pada hatiku.. begitu 'datar' dan 'hambar'. Aku hanya mengantar dia sampai naik angkot yang ke Ciganjur.

Ketika aku terbangun tengah malam, apa yang terjadi hari itu terasa diputar ulang di mataku. Rasa kangen dan bersalah dengan Elga secara pelan hadir. Rasa sesalku timbul, kenapa menganggap biasa saja kepada Elga yang telah begitu baik padaku. Aku tidak perlu berpura-pura suka padanya, tapi sikap menghargai dan berpikir positip mungkin cukup ...sebagai awal. Elga ... maafkan aku, batinku.

Ada sedikit keributan di tempat mas Wawan. Suara pak Roni masih ada. Aku sudah berpikiran yang nggak-nggak sampai akhirnya aku sadar keributan itu terjadi ketika mas Wawan memerima telpon dari kampung istrinya. Dia histeris dan pak Roni menenangkannya.

Apa yang diomongin Elga soal 'hidup adalah arisan' terjadi nyata. Dan membuat aku sangat sedih, kenapa membiarkan dosa itu semua terjadi di depan mataku. Perselingkuhan mas Wawan dengan pak Roni, menurutku dibayar dengan meninggalnya istri dan anaknya Mira dalam kecelakaan mobil dalam perjalanan dari stasiun Cirebon ke desanya, rumah mbahnya Mira. Berita itu baru diterima malam ini saat mas Wawan dan pak Roni melakukan maksiatnya! Tubuhku menggigil mendengar berita itu.

Mas Wawan langsung ke Cirebon menyewa mobil pada hari Minggu pagi. Dia sangat terpukul ... Semua sudah terlambat! Terngiang kembali "Mira mau pulang" dari bibir mungil itu. Begitu besar dosa mas Wawan, sehingga Tuhan mengambil semua orang yang dicintainya itu ...Tuhan yang tahu keseimbangan antara dosa dan hukuman pada umatNya. Kasihan mas Wawan, hanya itu yang dapat terucap di bibirku ...

Sungguh aku terpukul dengan musibah yang dihadapi mas Wawan. Kupikir, inilah pelajaran yang diberikan Tuhan padaku. Aku tidak tahu, Tuhan akan menghukum aku seperti apa terhadap 'semua dosa' yang aku lakukan. Seringkali aku tidak dapat menjaga prinsipku. Kadang aku sangat mudah menolak atau menghindar godaan, kadang juga aku dapat hanyut dalam dosa. Masih banyak hal yang harus aku lakukan untuk mengisi hidupku. Haruskan aku terus memikirkan kesenangan dunia? Semoga Tuhan terus melindungiku. Amin!

Jumat, 07 September 2012

Bekerja Sebagai Supir Pribadi

EXPLORASI SEXUAL EXPERIMENTAL

Oleh karena susah cari kerja yang sesuai dengan pendidikanku aku memutuskan jadi supir. Lumayan juga waktu SLTP dan SMA aku pernah belajar bawa mobil karena berteman dengan Herriyanto [Herry] anak orang kaya. Ternyata itu kelak menjadi modal utamaku untuk bertahan hidup di ibukota negara sialan ini!

Orang tuaku yang miskin pasti tidak punya mobil. Seandainya mereka punya mobilpun aku ragu apakah mereka mampu membiayai pemeliharaannya seperti membeli bensin, oli, onderdil [suku cadang] dan biaya bengkel dan montir kalau mesinnya ngadat!

Herry adalah sahabatku sejak SLTP kami kemudian bersekolah di SMA[SMU] yang sama. Sejak aku kenal Herry aku sadar bahwa dia adalah pemuda tampan [ganteng]. Boleh jadi aku suka berteman dengan Herry karena wajahnya yang tampan dan bulu ketek-nya hitam lebat dan kontras dengan kulitnya yang putih.

Lengan atasnya indah, dengan biseps yang kekar, berotot serasi dengan ketiaknya yang dihiasi bulu ketek yang hitam lebat. Jika Herry sedang mengenakan singlet yang berwarna hitam atau merah maka dia terkesan amat macho, jantan dan kelaki-lakian!

Waktu masih di SMA,jika Herry sedang main basket maka cewek-cewek banyak yang pura-pura menonton pertandingan. Padahal mereka sebetulnya hanya mau "menikmati" pemandangan wajah Herry yang tampan dan bulu keteknya yang hitam dan lebat itu. Karena, kalau sedang main basket,tentu saja Herry mengenakan kaos singlet seperti juga hal-nya Samuel Rizal. Tanpa malu-malu, cewek-cewek itu cekikikan sambil membahas dan memandangi bulu ketek Herry! Mungkin di antara cowok-cowok yang ada di pinggir lapangan basket itu ada juga yang menikmati pemandangan itu - karena mereka menyukai sex sejenis.

Pertemnanku dengan Herry adalah suatu symbiose mutualistis - yaitu saling memerlukan dan saling menguntungkan. Di satu sisi aku sering membantu Herry dengan pelajaran sekolah dan di sisi lain aku mendapat nilai tambah dari ketampanan wajah, kejantanan, serta tingkat sosial ekonomi orang tuanya. Kami berdua adalah sahabat sejati dan persahabatan kami diteguhkan dengan hubungan sex sejenis secara rutin. Waktu masih di SMA, setiap kali aku menginap di rumah Herriyanto maka kami pasti melakukan hubungan sex sejenis. Perbuatan cabul itu dimulai oleh Herry dan aku menimpali dengan mulut, kontol, dan lobang pantat terbuka! Karena aku memang seorang homosex tulen dengan score 5, yang artinya tidak berminat sama sekali dengan lawan jenis [cewek]. Sedangkan bagi Herry sex sejenis adalah semata-mata suatu explorasi sex experimental. Waktu itu, pada usia 17 - 19 tahun, Herry mencoba membuka cakrawala kehidupan sexual atau sexualitas bangsa manusia! "Alam takambang jadi guru", kata orang Minang - yang artinya "Alam terkembang jadi guru".

Semua tehnik hubungan sex sejenis boleh dibilang sudah kami praktekkan belaka, baik itu ngentot[sodomi], blow job [mengisap kontol - nyepong], rimming [menjilati sekeliling permukaan bibir lobang pantat], gaya 69 [saling isap kontol] dan berbagai cara cabul lainnya! Bahkan mengempit -kan kontol pada paha yang dirapatkan juga sudah kami coba!

Setelah tamat SMA, kami jarang sekali bertemu. Apalagi kemudian Herry sekolah di luar negeri. Sekarang, saat cerita cabul, bejat, sialan ini sedang aku tulis, Herry sudah kembali dari luar negeri dan bekerja di Tanah Air.

Bahwa Herry seorang lelaki normal dan straight, dibuktikan dengan pernikahannya yang bahagia dengan seorang wanita cantik.Dari perkawinannya itu dia mendapatkan dua anak lelaki yang hebat yang sejak kecil sudah menunjukkan bakat-bakat ketampanan dan kejantanan seperti ayahnya. Kini tiap kali aku jumpa Herry, jantungku masih saja berdebar-debar dan aliran darah ditubuhku seakan berdesir-desir. Penampilan Herry boleh dikatakan tak berubah,karena dia rajin menjaga penampilan-nya dengan latihan fisik yang teratur dan intens!

Hanya saja,setelah Herry menikah tentu aku tidak bisa dan tidak berhak lagi menikmati tubuhnya yang ledzat dan nikmat itu.Dulu,salah satu hobby-ku adalah menjilati ketiak Herry yang ditumbuhi bulu ketek lebatt itu! Aggh! Nikmatt! Demikian juga kontolnya yang besar dan disunat ketat itu, terasa nikmat jika dijilat.Aku paling suka minum pejuh Herry, karena rasanya nikmat dan ledzat tak kalah dengan rasa sup sarang burung walet yang ada di menu Chinese Restaurant [Restoran Cina] dan harganya tak kurang dari Rp 100.000,- per mangkok!

Meskipun banyak kenikmatan sexual yang aku hirup dalam pertemananku dengan Herry saat remaja,tapi kenangan yang paling berharga adalah SIM A yang aku punyai sekarang.Dengan keterampilan menyetir dan SIM A itulah kelak aku menyambung hidup dan keduanya aku dapatkan berkat pertemananku dengan Herry.

JADI OFFICE BOY PARUH WAKTU

Karena orang tuaku miskin, maka waktu aku masih duduk di SLTP dan SMA aku harus berusaha mencari penghasilan sendiri.

Aku beruntung karena ada yang mau mempekerjakan aku sebagai Office Boy [OB] di suatu Production House.Tentu saja orang mempekerjakan aku karena belas kasihan dan juga [mungkin] aku punya aura yang membuat orang tertarik kepadaku.Jika tidak bagaimana mungkin aku bisa dipekerjakan sebagai sebagai part timer [pekerja paruh waktu]. Jadi, pulang sekolah aku segera ke Production House untuk bekerja. Kadang-kadang aku harus berada di studio sampai dini hari karena ada shooting yang molor-molor! Oleh karean itu aku selalu membawa tas sekolahku dan buku-buku ke Production House agar aku bisa mencuri-curi waktu untuk belajar dan membuat PR=pekerjaan rumah sambil bekerja.

Meskipun honor atau gaji yang aku terima kecil, tapi aku banyak menerima tips. Selama menjadi OB itu lah aku banyak berkenalan dan mengenal para selebritis baik yang cowok maupun cewek.Ada yang foto model, ada yang pemain sinetron. Ada yang hanya figuran, ada yang pemeran pembantu, dan bahkan ada yang pemain utama.Ada yang aktor laga maupun yang non-laga.

Sebagai seorang homosex tentu saja aku memberi perhatian khusus kepada para aktor[cowok]. Harus aku akui bahwa aktor-aktor Indonesia umumnya ganteng-ganteng, tubuhnya ketat dan berotot dan bulu keteknya lebat! Mereka juga sangat PD dan tidak ragu ganti baju atau ganti kostum meskipun ada orang lain di sekitarnya. Tentu saja semua itu dilakukan di ruang ganti pakaian.

Bisa jadi karena aku hanya seorang OB maka aku dianggap "bukan orang",sehingga keberadaanku di sekitar mereka tidak diperhitungkan saat mereka ganti baju.

Banyak aktor yang dengan enteng melepaskan semua penutup tubuhnya untuk ganti kostum. Bahkan ada yang tidak ragu ganti kancut didepanku telanjang bulat! Tentu saja aku "nanar" seperti disambar petir saat disuguhi pemandangan indah dari aktor ganteng yang tinggi besar bertubuh ketat dan ber-otot,telanjang bulat sempurna [frontal] di depan-ku!"Snap shot" seperti itu jadi andalanku waktu aku onani.Waktu aku onani,aku berfantasi tentang si aktor tampan yang telanjang bulat di depanku dengan kontol yang besar dan disunat ketat yang mencuat dari hamparan jembutnya yang hitam, lebat, tebal dan tumbuh luass! Mana tahaaan?!

Beberapa aktor laga seperti punya "gaydar" [gay radar, yaitu feeling untuk mendeteksi apakah cowok yang di hadapannya itu seorang homo atau bukan]. Karena itu ada beberapa kator laga yang bukan hanya berani telanjang bulat di hadapanku, tapi juga meminta aku memijit [massage] tubuh-nya dalam keadaan ia bertelanjang bulat. Untuk servis itu aku diberi tip lumayan.

Kebetulan aku pernah ikut kursus massage, karena itu umumnya para aktor itu puas dengan pijitanku yang sistematis dan mengikuti pola anatomi tubuh manusia. Tidak heran jika melalui informasi dari mulut ke mulut,keterampilanku tersebar di antara para aktris dan aktor langganan Production House kami! Tetapi aku selalu menolak kalau diminta memijat cewek.Aku hanya mau memijat aktor cowok saja!

Beberapa aktor tidak puas hanya aku massage saja tapi ada yang minta aku untuk mengisap kontolnya sampai pejuhnya muncrat keluar dan berceceran kemana-mana!Tentu saja kalau diminta, permintaan servis tambahan itu aku penuhi saja. Siapa yang bisa menolak tawaran untuk mengisap kontol aktor laga ganteng bertubuh ketat dengan ukuran kontol yang aduhai, sebesar ukuran kontol Ricardo Gelael itu? Jika untuk servis massage aku hanya diberi tip sekitar Rp 50.000,- sampai Rp 100.000,- oleh selebritis, maka untuk servis ngisep kontol aku bisa meraup uang Rp 500.000- sampai satu juta rupiah.Uang sebesar itu termasuk upah atau biaya menyimpan rahasia atau "uang tutup mulut"! Lama kelamaan ada juga aktor yang minta agar aku mau menyerahkan boolku untuk disodomi. Kemudian ada juga aktor yang minta agar aku mau mengentoti lobang pantatnya!

Ada juga aktor laga yang "membawa" aku ke luar kota untuk dihajar sebelum aku dientot. Biasanya aku "dipakai" ditempat yang tidak terlalu dingin karena aktor yang mau memakai aku ingin bermain dalam keadaan telanjang bulat. Di tempat-tempat dingin tentu tidak nyaman bagi mereka kalau mau bertelanjang bulat. Mereka kedinginan, bahkan mungkin kontol mereka jadi "layu" tidak bisa ngaceng, karena kedinginan!

Para aktor laga itu sering harus bermain dalam adegan keras. Sayang mereka tidak bisa menyalur-kan dorongan agresif mereka dalam adegan film. Karena semua gerakan mereka diatur sutradara dan diarahkan oleh sutradara!

Tidak heran jika mereka perlu melampiaskan nafsu dan dorongan mereka untuk bertindak agresif secara periodik! Rupanya tubuhkulah yang jadi ventilasi pemuas nafsu sadis mereka!

Aktor yang menggunakan tubuhku sebagai pemuas nafsu sadis biasanya menggunakan pecut [cambuk, cemeti] untuk menghajar tubuhku. Untuk itu aku harus telanjang bulat dan harus siap dihajar dengan pecut sampai berdarah-darah - dalam arti harfiah atau arti yang sesungguhnya. Tentu saja kalau main keras seperti itu tarifku lain lagi!

Tanpa pernah dibahas, para aktor itu sudah tahu bahwa tip main pecut harus mereka bayarkan lebih banyak!

BERTEMU MAS MARCEL

Sewaktu aku jadi OB aku sempat berkenalan dengan Mas Marcel [Marcellino]. Perkenalan itu berlanjut dengan pertemanan dan akhirnya aku sering diajak ke apartemennya untuk bantu-bantu! Mas Marcel hanya sendirian saja di apartemen. Kebetulan Mas Marcel tinggal disuatu "service apartment" yang memberikan juga pelayanan kebersihan, termasuk laundry. Karena itu lah Mas Marcel bisa tinggal sendirian tanpa ada yang membantu atau tanpa ada pembantu.

Meskipun Mas Marcel bukan orang Jawa,tapi karena dia besar di Jawa Timur[Malang], aku memanggilnya dengan panggilan "Mas".

Yang aku suka dari Mas Marcel adalah : orangnya ganteng,tubuhnya bagus atletis dan ketat,kulit- nya putih terang, dan orangnya rapi dan bersih!

Karena Mas Marcel sendirian di rumah [paling-paling hanya berdua dengan aku,kalau aku sedang mampir] maka dia tidak ragu untuk telanjang bulat saja di rumah.

Biasanya kalau pulang kerja, Mas Marcel akan melepas seluruh pakaiannya, sampai tinggal hanya kancut. Lalu dia akan melakukan berbagai latihan fisik,latihan bela diri dan latihan beban dengan mesin-mesin olah raga yang ada di rumahnya [di apartemennya]. Semua proses latihan itu bisa makan waktu dua jam. Kalau Mas Marcel sedang latihan bela diri dan tinju, maka aku bertindak selaku sparring partnernya!

Setelah itu Mas Marcel akan melepas kancutnya yang basah kuyup oleh keringat sampai dia bugil bertelanjang bulat dan lalu dia akan istirahat dengan cara menelentang di lantai bertelanjang bulat,kira-kira 10 menit, sambil mengatur nafas.

Dalam keadaan begitu, aku lihat kontolnya selalu akan ngaceng, tegak mengacung ke atas seperti sangkur terhunus,mencuat dari hamparan jembutnya yang hitam, tebal, dan tumbuh luass! Kalau aku melihat Mas Marcel dalam keadaan begitu,maka aku jadi salah tingkah dan blingsatan, karena aku jadi ingin memeluk tubuhnya yang telanjang bulat dan berkeringat itu untuk mencabulinya.

Waktu pertama kali aku kenal Mas Marcel, dia belum sunat.Tapi kulupnya tidak terlalu panjang, sehingga kalau tidak diperhatikan dengan cermat sekan dia sudah sunat! Kalau kontol Mas Marcel sedang ngaceng,maka kita akan "tertipu", karena seakan-akan kontolnya sudah disunat karena kulup-nya tertarik kearah pangkal kontolnya - sehingga hanya kepala kontolnya [glans penis] saja yang berwarna merah-ungu dan berkilat-kilat yang tampak "berjaya"!

MAS MARCEL DISUNAT CARA MILITER

Suatu saat aku berhasil memotivasi Mas Marcel agar mau dia sunat untuk menyempurnakan kelaki-lakiannya dan demi kebersihan serta kesehatan-nya.Mas Marcel bersedia dan aku yang memperkenal-kannya pada Dr.Jonathan. Yang mengagumkan adalah bahwa Mas Marcel memilih untuk disunat tanpa anestesi yang kebetulan merupakan keahlian Dr. Jonathan [Mayor Dr.Jonathan].

Dr.Jonathan memang sudah biasa menyunat Taruna Akademi Militer dan tahanan militer sialan tanpa anestesi. Para taruna dan tahanan yang disunat Dr.Jonathan menggeliat dan menggelinjang karena amat kesakitan! Bahkan para tahanan yang sedang disunat itu tidak jarang menjerit-jerit.Sehingga terpaksa Dr. Jonatan menggampar paha atau pipi tahanan sialan itu dengan kerass!! agar dia mau diam! Karena terkejut dan shock digampar dengan keras begitu, maka si tahanan jadi terdiam dan dia terpaksa "menikmati" proses pengeratan kulup-nya dengan hanya dengan berdesah atau merintih dan tidak menjerit-jerit lagi!Tapi tubuh tahanan sialan itu jadi basah kuyup bercucuran keringat dan badannya yang bertelanjang bulat dan sedang disunat itu jadi berkilat-kilat!

Dr.Jonathan selalu sengaja memperlama proses penyunatan dan berusaha agar proses sunat itu senyeri-nyerinya. Seperti : mengerat kulup pelan-pelan, menjahitluka sunat pelan-pelan dan sering-sering "membersihkan" luka dengan alkohol 70% yang mengakibatkan rasa pedih luar biasa itu!

Waktu Mas Marcel disunat Dr.Jonathan, dia juga tampak teramat sangat kesakitan. Tubuhnya yang atletis dan ketat berotot itu jadi bercucuran keringat karena menahan nyeri yang amat sangat!

Sekali-sekali Mas Marcel berdesis karena tampak merasa amat sangat pedih! Wajahnya yang ganteng tampak menarik raut muka amat kesakitan! Suara desis Mas Marcel akibat menahan rasa amat pedih: HSST...HSST...HSST...,sekali-sekali terdengar!

Untuk menjaga segala kemungkinan, Dr.Jonathan memasangkan rantai dan borgol di pergelangan tangan dan kaki Mas Marcel.Juga sabuk fiksasi di pinggang Mas Marcel, agar Mas Marcel tidak bisa mengamuk atau berontak akibat kesakitan waktu sedang disunat tanpa anestesi!

Supaya tidak jadi berita dan diblow up media,Mas Marcel terpaksa harus disunat di apartemennya.

Aku membantu-bantu Dr. Jonathan waktu Mas Marcel sedang disunat! Antara lain dengan cara memijiti paha, betis, dan kakinya, untuk mengurangi rasa perih di kontolnya!Aku juga sekali-sekali harus mengeringkan keringat Mas Marcel yang keluar sebesar biji-biji jagung itu!

Untuk menunjukkan solidaritas dengan Mas Marcel, waktu Mas Marcel disunat, maka Dr. Jonathan dan aku sama-sama bertelanjang bulat, tak berpenutup selembar benang pun juga.

Tapi Dr Jonathan harus mengenakan sarung tangan karet [gloves atau handschoen] di kedua tangannya sebagai persyaratan sterilitas bedah ringan.

Jembut Mas Marcel tidak dicukur, melainkan hanya dirapikan saja.Sebelum disunat,bagian kontol dan jembut Mas Marcel dicuci bersih dengan sabun den diberi cairan aseptik dan antisipetik.

JADI SUPIR PRIBADI MAS MARCEL

Dengan berjalannya waktu,aku makin sering saja datang ke apartemen Mas Marcel. Aku juga makin banyak dapat tugas. Seperti memijiti tubuh Mas Marcel setiap dia habis latihan fisik. Aku juga harus mengeringkan tubuh Mas Marcel dari peluh atau keringat sehabis latihan fisik itu dengan lidahku. Lama -kelamaan aku juga diberi tugas mulia untuk mengisap kontolnya seminggu 3 X.

Kalau Mas Marcel sedang ngebet,maka aku mengisap kontol Mas Marcel tiap hari. Sekali-sekali aku disuruh menjilati lobang pantatnya [rimming].

Tidak jarang bo'olku "dipinjam" oleh Mas Marcel agar dia bisa menyodok lobang pantatku dengan kontolnya. Sehingga dia bisa merasakan nikmatnya jepitan sphincter ani-ku [jepitan otot di leher lobang pantat]. Sebagai variasi, kadang-kadang Mas Marcel minta agar aku mau menyodomi lobang pantatnya dengan kontolku! Karena hubunganku dengan Mas Marcel makin dekat, maka akhirnya aku diminta untuk jadi body guard dan supir Mas Marcel - merangkap ajudan. Tugas-tugas itu tidak sukar bagiku. Yang susah bagiku adalah menyesuaikan diri dengan staf-nya yang lain, termasuk manajer-nya. Untunglah Mas Marcel bisa memahami posisiku. Sehingga gangguan dari orang-orang di sekitar Mas Marcel aku anggap angin lalu saja.

Bagaiamanpun juga aku akhirnya jatuh cinta juga pada Mas Marcel. Bagaimana tidak? Setiap malam aku wajib tidur menemani Mas Marcel sambil kami berpelukan dalam keadaan telanjang bulat! Mau tidak mau, setiap malam kami terpaksa keterusan ngentot tanpa direncanakan. Untunglah vitalitas maupun fisik Mas Marcel dan aku, sama-sama kuat. Sehingga pagi harinya kami tidak lemess atau mengantuk meskipun setiap malam kami ngentot!

ANTICLIMAX

Resminya aku adalah "supir pribadi" Mas Marcel, meskipun pada kenyataannya aku punya bermacam-macam peran dan fungsi - termasuk untuk sasaran pemuasan dan pelampiasan nafsu sex sejenis alias untuk dientot! Bahkan kalau Mas marcel ada tamu cowok yang menginap di apartemen, kadang-kadang aku disuruh melayaninya di tempat tidur.

Tentu saja aku tidak pernah menolak. Bahkan aku tentu mau sekali!Karena, semua teman Mas Marcel adalah model atau aktor. Semuanya cowok ganteng, bertubuh ketat, atletis, berotot dan semuanya kontolnya gede-gede dengan jembut dan bulu ketek yang lebattt! Bahwa perbuatan itu akan berisiko ketuaran AIDS itu soal lain lagi. Yang penting ngentot dulu, bukan?!

Minggu, 19 Agustus 2012

Perampokan

Aku bekerja di sebuah perusahan jasa. Aku melakukan tugasku seitap hari dengan rutin, tugasku adalah mencatat semua sirkulasi barang dan biayanya. Semua itu kujalani hampir 2 tahun, tidak ada yang istimewa.

Hanya bosku yang tampan, tapi juga jahat, bosku berusia 27 tahun, ia sangat tampan, tapi aku tidak tahu apakah tubuhnya kekar atau tidak, karena ia selalu memakai setelan jas seperti biasanya seorang bussinesman. Wajahnya sangat tampan, rambutnya hitam pendek, hidungnya mancung. Sampai pada suatu hari, ketika aku sedang menunggu rombongan petugas keuangan, yang terdiri dari 3 petugas yang menerima konsumen dan seorang satpam yang bertugas mengawal brankas. Biasanya satpam yang membawa brankas keluar dari mobil kedalam kantor, ialah seorang pria yg sudah berumur 40-an dan gemuk sekali. Tapi kali ini aku tercengang melihatnya, dengan tangannya yg kekar, sorang satpam muda yg masih berusia sekitar 20-an menarik brankas dari mobil ke kantor.

Aku memperhatikan satpam itu sampai aku tidak mencatat barang yg masuk sampai aku ditegur. Lalu aku langsung menyerahkan tugasku kepada anak buahku, lalu aku langsung menuju ke kantor. Aku pura-pura melihat catatan sambil berusaha mencuri pandang ke satpam itu. Satpam itu benar-benar tampan, rambutnya yang hitam pekat dipotong pendek seperti ABRI, tapi tidak terlalu cepak. Kulitnya berwarna sawo matang muda, alisnya cukup tebal, matanya tajam, hidungnya agak mancung, bibirnya pas dengan proporsi wajahnya. Jakunnya kelihatan menari-nari ketika ia berbicara. Seragam satpamnya yang berupa kemeja putih tampak begitu pas dengan tubuhnya yg gempal. Celana biru tuanya tampak ketat membalut kakinya, dan sampai dibawah, ia memakai sepatu kulit hitam bertali.

Aku benar-benar ingin tahu siapa namanya, lalu aku mendekatinya ketika ia sedang duduk-duduk menjaga.

“Satpam baru ya mas?” tanyaku

“Iya baru mulai hari ini?” jawabnya dengan suaranya yg tegas

“Darimana?”

“Aku dari Bandung” jawabnya

Lalu aku meninggalkannya setelah bersalaman dengannya, namanya Bambang Hariyanto.

Aku melanjutkan pekerjaanku selama 1 tahun lagi, sambil terus mengagumi Bambang, namun setelah itu aku berencana untuk merampok perusahaan itu, karena walaupun aku sudah bekerja selama 5 tahun, aku tidak mendapat kenaikan gaji, dan tuntutanku selalu ditolak dengan alasan yg tidak masuk akal. Selain itu aku selalu diolok-olok didepan anak buahku oleh bosku. Bosku juga sering memaki-maki aku dengan kata-kata kotor, kalau aku salah, sedang kalau aku bebruat yg benar dan menguntungkan perusahaan, ia tidak berkata apa-apa. Tapi apa yg benar-benar membuatku marah adalah bosku menampar aku didepan banyak orang. Dan yang membuatku benar-benar ingin membalas dendam, adalah aku akan di PHK tanpa pesangon sepeserpun. Bosku belum memberi tahuku akan hal ini, tapi aku melihat diagendanya bahwa aku akan di PHK bulan depan.

Aku merencanakan ini bersama seorang temanku yg bernasib tak jauh dari aku. Kami merencanakan akan merampok tempat itu besok malam. Pada siang ini, aku dipanggil oleh bosku, aku langsung masuk kekantornya, dan aku menanyakan ada apa. Bosku mengatakan bahwa aku harus menjemput seorang bule dari bandara, bule itu adalah pengawas dari kantor pusat di Swedia. Langsung saja aku berangkat dengan bersungut-sungut.

Aku menunggu di bandara selama 2 jam sambil mengomel, lalu kulihat pesawat singapore airline yang dari swedia dan transit di singapura telah “landed”. Langsung saja aku cepat-cepat ke pintu keluar penumpang sambil mengacungkan tulisan bertuliskan “Mr. Matt Phillips”. Aku sudah sangat capek mengangkat tulisan itu terus, setiap ada orang bule yang keluar, aku mengangkat tulisanku tinggi-tinggi, tapi orang itu mengacuhkannya. Sampai akhirnya aku tidak lagi mengangkat tulisan itu karena terlalu capek. Lalu aku melihat ada seorang bule yang sangat ganteng. Bule itu berambut pirang cepak, matanya biru, hidungnya mancung. Dia mengenakan celana jeans biru yg agak ketat, lalu kaos biru dengan dirangkap kemeja kotak-kotak, Dia mengangkat 1 tas besar ditangan kirinya. Aku berharap dia adalah orangnya. Lalu aku mengangkat tulisan itu tinggi-tinggi. Dia melihat kearah sini, tapi diacuhkannya. Wah bukan itu orangnya pikirku. Lalu orang terakhir keluar. Mana Mr. Matt pikirku. Lalu aku mulai berjalan kemobil sambil membawa tulisan itu di sisiku. Lalu tiba-tiba dari belakang ada yang memanggilku..

“excuse me, I’m Mr. Matt Phillips”

Langsung saja aku menoleh, dan ternyata orang yang sangat ganteng itu orangnya

“Oh, hi Mr. Phillips. I’m sorry I didn’t see you before” aku meminta maaf

“Oh no, I’m sorry I didn’t notice you” belanya

“Ok, Mr. Phillips. Let’s go, my boss is waiting for you”

“Just call me Matt”

“Ok, Matt, Let’s go” kataku lagi

“ok, hey what’s you name anyway?” tanyanya

“Oh, My name is Tommy”

“Nice too meet you Tommy”

“Nice too meet you too Matt”sapaku lagi

Lalu kami menuju ke mobil dan berangkat ke kantor. Dalam perjalanan ke kantor kami berbicara yang aneh-aneh, tapi aku tetap memperhatikan ketampanannya, tubuhnya, dia begitu sempurna.

Setelah mengantar Matt ke bosku Chandra Budianto, aku tidak ada perkerjaan, aku langsung pulang untuk menyiapkan besok hari. Aku menyiapkan segala sesuatunya, aku pergi ke toserba, aku membeli tali, lakban, pisau, dan pistol mainan, aku juga membawa kain untuk menyumpal para penjaga. Besoknya aku menjalankan pekerjaanku sepaerti biasa. Waktu makan siang aku merencanakan segala sesuatu dengan rekanku Mario. Pada waktu kami pulang, kami langsung menuju kerumahku. Kami langsung mengenakan pakaian hitam-hitam dan topeng hitam. Aku langsung memasukkan semua perlengkapan kedalam tas. Kami langsung berangkat pukul 11 tepat.

Sesampainya dikantor, aku memarkir mobil agak jauh agar tidak ketahuan. Lalu kami mengendap-ngendap menuju ke pintu masuk. Disana diluar dugaan yang menjaga adalah satpam Bambang, bukankah ia harus mengantar brankas. Aku tidak peduli lagi, langsung saja kami menuju ke pos satpam itu. Bambang sedang membaca koran membelakangi kami. Lansung saja Mario mengeluarkan pisaunya dan menaruhnya di leher Bambang.

“Angkat tangan, Mas. Kalau tidak mau lehermu putus”

Bambang terlihat sangat kaget, dan ia berusaha melawan, ia berusaha meraih pistol di sabuk senjatanya, tapi Mario menekan pisau lebih kuat ke leher Bambang.

“Eit, jangan berani-berani, Angkat tangan” Bentak Mario

Bambang langsung mengangkat tangannya. Aku langsung mengambil sabuk senjatanya. Mario menendang Bambang, sampai Bambang jatuh terjerembab.

“Tetap telungkup, tangan dibelakang kepala” Perintah Mario

Aku sangat terangsang dengan adegan itu, seorang satpam tidak berdaya dihdapan seorang perampok…

“Hey, tunggu apa lagi? Ayo cepat ikat dia”Mario mengingatkanku

Langsung dari tas hitamku, aku mengambil seutas tali pramuka. Lalu aku langsung duduk diatas punggung Bambang. Bambang sempat merintih, karena aku duduk terlalu atas, sehingga dia tidak dapat bernafas.

“Kedua tangan ke belakang” Perintahku

Sekejap setelah Bambang meletakkan kedua tangannya kebelakang punggungnya, aku langsung mengikatnya dengan sangat-sangat erat. Lalu aku beralih kekakinya langsung aku mengikat kedua kakinya dengan tali yang lain tepat dipergelangan kakinya. Aku juga mengikat ujung sepatu kulitnya, untuk memastikan ia tidak akan pergi kemana-mana. Aku langsung membalik tubuh Bambang sehingga ia sekarang terikat telentang. Lalu aku menyobek kain kotor yg kubawa, aku lalu menggulunggnya menjadi bola. Sementara aku menggulung kain itu, Bambang meronta..

“Jangan, pak, tolong pak, saya jangan disumpal. Saya tidak akan berbicara pak, pak, saya mohon, jangan sumpal mulut saya” mohon Bambang

“Apakah kamu bisa menjamin itu?” Tanyaku

“Iya pak, saya berjanji tidak akan berbicara pak, kalau saya sampai berbicara, bapak boleh menyumpal mulut saya ini sesuka bapak” janji Bambang

“Hmmm, saya kira perjanjian itu cukup adil, mulai sekarang jangan mengeluarkan suara sedikitpun, keluar suara sedikit, saya akan menyumpal mulutmu yang nakal itu erat-erat. Mengerti!!!!” bentakku

“Iya pak saya janji”

“Loh, sudah aku bilang jangan bicara, kok masih bicara. Maaf, hmm….siapa namamu..Bambang Hariyanto. Maaf Bambang aku harus menyumpal mulutmu sesuai perjanjian”ejekku sambil melihat namanya yg tertulis dibajunya, agar ia tidak mengira kalau aku sudah mengenalnya.

“Jangan pak, saya tidak bermaksud begitu, pak, saya janji tidak berbicara lagi”

“Tidak bisa, janji adalah janji, sekarang buka mulutmu”

Bambang masih menutup mulutnya rapat-rapat

“Buka, Bambang, atau aku harus menjejalkannya dengan paksa?” Ancamku.

Bambang masih menutup mulutnya.

“Baik, kamu yg memintanya”

Langsung saja aku menjejalkan kain itu kemulutnya, tapi dia benar-benar menutup mulutnya, sehingga kain itu tidak dapat masuk dengan sempurna.

“Mar, tolong tutup hidungnya” pintaku

Mario langsung menutup hidung Bambang rapat-rapat, tapi entah bagaimana Ia tetap dapat menutup mulutnya. Sementara aku berusaha menjejalkan kain itu, Mario memepunyai ide lain, ia langsung meraba daerah alat kemaluan Bambang, ia langsung mencengkeram kemaluan Bambang dari luar celananya.

“Jangan..Arghhhhh….Mmphhh…mmphh…janmphh…nganmmmpphhhhh..mmmphhhh” itulah suara yang keluar dari mulut Bambang ketika aku berhasil menjejalkan kain itu kedalam mulutnya. Dengan satu tangan, aku berusaha menjaga agar kain itu tetap menyumpal mulut Bambang, sementara tangan yg satu menerima lemparan lakban dari Mario. Aku langsung membuka lakban hitam yg lebar itu lalu melekatkan ujung lakban itu dipipi kanan Bambang lalu aku melakban mulutnya berulang kali mengelilingi kepalanya. Setelah benar-benar erat, aku langsung menyobek lakban itu. Dan kutekan-tekan lakban itu kemulut Bambang untuk memastikan lakban itu melekat dengan baik. Aku dan Mario hanya berdiri mengagumi hasil karya kami. Seorang satpam yg tampan dan kekar terikat tak berdaya di kaki kami.

“Terima kasih Bambang atas kerjasamanya” ejekku

“Mphhh.mppphh” Jawabnya sambil meronta-ronta

“Ayo Mar, kita masih punya banyak pekerjaan” Kataku sambil menarik Mario keluar ruangan.

Tetapi sampai diluar kami mengintip kedalam. Kami melihat Bambang meronta-ronta dengan sangat keras, sambil kadang-kadang terdengar erangan dari mulutnya. Wajahnya penuh dengan keringat, bajunya juga basah oleh keringat, sehingga terlihat ketat. Rambutnya yg pendek terlihat berkilat oleh keringat. Penisku langsung menegang dibalik jeans hitamku yg ketat melihat adegan itu. Bambang tidak akan lepas. Tidak akan lepas dari ikatan itu dalam waktu dekat. Not a chance. Kami melihat Bambang meronta sekitar 15 menit, baru kami meneruskan perjalanan.

Baru berjalan 5 langkah, kami mendengar ada seorang pria memanggil Bambang dengan logat yg aneh. Kami langsung bersembunyi dibalik kotak-kotak. Sebentar kami menunggu, muncullah Matt, mengenakan kaos putih ketat (wow bodinya bagus, memang tidak seperti binaragwan, tapi jelas dia fitness berkala), Jeans biru, sepatu kets Nike. Matt masuk ke pos satpam, dan mencari Bambang. Kami langsung mengikuti dibelakangnya.

“Bambang ??!!, Where are you, we need you to……… What the hell… Who did this to you” Matt sangat terkejut melihat Bambang terikat dilantai. Langsung saja Matt jongkok dan mencoba melepas ikatan tangan Bambang.

“Eitt, wait, you can’t do that” Kataku. Matt langsung berbalik dan melihat kami

“Who are you, you can’t do this to him” Kata Matt

“Yes, we can. Now stand up, put you hands behind you head and sit on that chair” Perintahku sambil menodongkan pistol ke Matt dan menunjuk ke sebuah kursi besi hitam tanpa pegangan untuk tangan. Langsung saja ia jalan ke kursi itu dengan tangan dibelakang kepala. Setelah dia duduk, kami langsung maju ke dia.

“Hands behind you back” Perintah Mario

Langsung setelah tangannya dielakang, Mario negikat kedua tangan Matt jadi satu dengan erat lalu setelah ditali mati, ia juga mengikat kedua tangan mario ke salah satu besi di punggung kursi, agar Matt tidak mungkin lepas dari kursi itu. Lalu Mario jongkok di kaki kursi, ia menarik kaki kanan Matt ke kaki kanan kursi. Lalu diikatnya kaki Matt kekaki kursi, namun belum selesai mengikat, ia melepasnya lagi.

“Kenapa??”Tanyaku.

“Kalau kuikat begini, ia masih bisa berdiri sambil terikat di kursi, jadi kuikat kakinya ke kaki belakang kursi sampai kakinya tidak bisa menyentuh lantai, jadi ia tidak mungkin berjalan, atau berdiri” Jawabnya dengan penuh keyakinan.

“OHH, bagus, pemikiran yg bagus” Pujiku

Langsung ia menarik kaki Kanan Matt ke atas belakang, hampir sejajar dengan ikatan tangan Matt, sampai ujung sepatu Matt tidak dapat menyentuh Lantai, lalu diikat kebesi disekitarnya. Begitu juga dengan kaki kiri Matt. Sekarang Matt terikat erat kekursi tanpa mungkin untuk berdiri, sedikit ia bergerak dan kehilangan keseimbangan, ia pasti jatuh, dan itu pasti sakit. Tapi itu belum cukup, Mario mengambil tali lagi, dan mulai mengikat dada Mario ke kursi agar tidak bisa bergerak.

“Tunggu, aku ada ide, aku selalu ingin mnelakukannya” Aku lalu mengambil tali yg dipegang Mario, membuat simpul seperti tali laso. Aku lalu mundur beberapa langkah, Lalu yeehaaa, aku mencoba melempar laso ke tubuh Matt, tapi gagal. Kucoba lagi, dan berhasil, lasso itu masuk tepat ketubuh Matt, Lalu kutarik ujungnya, sehingga lasso itu semakin erat mengikat tubuh Matt dengan kursi, lalu kutarik makin kencang. Kini dada Matt benar-benar terikat dengan kursi.

“What are you doing to me? I didn’t do anything, please let me go, untie me”kata Matt

“can’t you see, we are having fun, we are tying you up” kataku

Lalu aku melilitkan sia tali itu ke tubuh Matt dan kursi, aku mengikat dada Matt dengan sangat erat ke kursi, sampai dadanya terlihat mengecil, walaupun ia bertubuh kekar.

“You don’t have to tie me that tight, I can’t even breathe”

“Of course I have to tie you that tight, I’m not stupid, do you think I’m gonna let you free in a moment”

Aku mulai jengkel dengan Matt, aku mengambil tali lagi, lalu kuikat paha, lutut, betis dan pinggang Matt kekursi dengan erat. Sehingga aku yakin Matt tidak bisa menggerakkan satupun ototnya.

“Please let me go” Mohonnya

“Shut Up!!!!”Bentak Mario, sambil mengambil kain dan lakban dari tas. Dan berusaha menjejalkannya ke mulut Matt

“Jangan, Kita pakai saja Kaosnya” Kataku

“Oh, Bagus” Kata Mario sambil tersenyum

Ia langsung merobek kaos ketat Matt dibagian dadanya, sebetulnya dia hanya butuh sedikit kain, tapi dia menyobek banyak, sehingga terlihat dada Matt, Otot dadanya yg terikat tak berdaya. Lalu Mario menggulung kain itu dan menjejalkannya. Lain dengan Bambang, Matt langsung membuka mulutnya pasrah, lalu Mario melakbannya dengan erat.

“Thanx, enjoy you chair” ejek Mario

Kami langsung keluar ruangan, dan kembali kami mengintip. Bambang mulai meronta-ronta lagi. Begitu juga dengan Matt, tapi rontaan Matt tidak terlalu keras karena takut jatuh. Bambang menyentak-nyetak tangannya berusaha melepaskan diri dari ikatan. Bamabng yg sudah berkeringat semakin berkeringat, bahkan dibagian kemaluannya agak basah. Juga Matt, dadanya yg terlihat juga berkeringat, bajua ketatnya yg tipis hampir tembus pandang oleh keringat..Lalu setelah keduanya berkeringat dan kecapaian Mereka berdua terdiam, kami sudah hendak meninggalkan mereka, tapi ketika kami berbalik, ada kegiatan, Bambang berusaha bersingsut-ingsut ke arah ikatan tangan Matt, ia berusaha duduk dan menempelkan mulutnya yg terlakban ketangan Matt yg terikat. Matt yg tidak bisa melihat kebelakang dengan leluasa, pertama masih bingung dengan apa yg Bambang lakukan, tetapi setelah ia menyentuh lakban Bambang, ia berusaha melepas lakban yg menyumpal mulut Bambang. Bambang masih berusaha untuk tetap terduduk, sedang Matt berusaha untuk membuka lakban Bambang. Tapi, Matt tidak menyadari kalau kursinya mulai miring. Dan seperti dugaan, Matt jatuh dengan kursinya kearah peruh Bambang. Bambang merintih kesakitan, dan Matt berusaha untuk berdiri lagi, tapi dengan semakin Matt bergerak, Bambang semakin kesakitan. Mereka saling terdiam, mereka tidak akan lepas segera.

Aku mulai berpikir, apa yang Matt lakukan disini, khan sudah malam, apakah Matt dan Chandra disini, apakah yg mereka lakukan bersama malam-malam. Apakah mereka gay???. Aku langsung menuju kekantor Chandra, dan benar, lampunya menyala. Pintu terbuka sedikit, dan kami melongok kedalam. Chandra

Memakai kemeja biru muda, dengan dasi biru tua, dan celana hitam ,sedang terduduk di mejanya. Kami tidak bisa masuk begitu saja, karena aku tahu Chandra menyimpan senapan otomatis di lacinnya, kalau kami masuk dan menodongnya, kami bisa mati tertembak dulu, karena kami sebenarnya tidak tahu cara memakai pistol.

“Bagaimana ini, Mar”

“Pertama orang yg dia kenal harus masuk, baru orang itu menyergapnya” usul mario

“Iya tapi siapa orangnya?”

“Kamu”

“Gila kamu ya, kalau dia tahu aku yg menyergapnya, pasti aku akan segera tertangkap nantinya setelah ia lapor polisi” Bantahku

Kami berdua termenung lama, baru Mario menemukan ide.

“Aku pakaian seragam satpamnya Bambang, lalu aku masuk, bilang saja aku satpam baru, dan menyergapnya.” Usulnya

“yap, ayo kita telanjangi Bambang, aku memang ingin melihat tubuhnya”

Kami bergegas kembali kekantor pos, untuk menelanjangi Bambang, tapi kami sangat terkejut, karena ada suara langkah kaki, masih ada orang lain disini. Kami menuju ke asal suara, tarnyata ada satpam lain lagi, ia baru keluar dari kamar mandi. Ia lebih tinggi sedikit dari Bambang, tapi tubuhnya juga tegap. Kulitnya lebih putih diabnding orang Indonesia pada umumnya. Rambutnya cepak, hidungnya tidak terlalu mancung.

“Angkat tangan” Bentakku, sambil menghadang dan menodongkan pistol kearahnya.

Sabtu, 18 Agustus 2012

Dikerjain ABG

Malam minggu aku teronggok dikamar kosku di sekitar Muka Kuning karena badanku lagi menggigil didera demam tinggi yang tidak mereda. Dengan selembar spei yang super tipis menutupi badan yang tidak karuan ini guna mengurangi rasa dingin ini.

Tiba-tiba pintu kamar kos ku diketuk orang dan seraut wajah ABG mengintip. Aldo, teman lelaki anak ibu kos ku langsung masuk ke kamarku. Ia kelihatan sudah rapi, remaja 18 tahun yang duduk di bangku kelas 2 STM itu iba melihat diriku yang gak karuan ini.

Ia menanyakan Tantok, anak Ibu kosku, Lagi sakit ya bang, Kayaknya demam nih, apa gak ada selimut lagi nih, Ntar ya bang! Gak ada satupun dari pertanyaan itu sempat ku jawab. Dia keluar sebentar

Demikianlah Aldo, tipikal remaja abg yang ugal-ugalan, tidak sabaran tapi terkadang haus perhatian dan kasih sayang karena orang tua Aldo dan Tantok single parent yang sibuk dengan bisnis masing-masing.

Gak lama kemudian Aldo masuk kembali dengan menjinjing sebuah bungkusan plastik, Nih Aldo beliin bubur ayam kesukaan abang, walau sakit perut harus diisi yang bang, kini bahkan dia menyuapi diriku yang terbaring lemah. Kuterima aja kebaikan dirinya itu.

Makanya cepat baikan dengan kak Indah, kan enak ada yang urus. Aldo tahu aku lagi perang dingin dengan pacarku yang kerja di Muka kuning.

Sehabis disuapi Aldo, aku kembali berbaring lemah di ranjang

Masi menggigil ya, apa gak ada selimut lagi nih ? aku menggeleng lemah menjawab pertayaan terakhirnya.

Aldo menatap iba diriku yang teronggok lemah di ranjang, Biar aku angatin ya bang, katanya sambil membuka selimut atau tepatnya seprai yang menutupi diriku. Karuan aku diserang rasa dingin, aku buka pakaian abang ya, tu uda basah ama keringat

Dengan telaten Aldo membuka baju ku dan ketika dia akan memelorotkan ret sleting celana jeans ku, aku menolak. Gak apa bang, tar masuk angin, katanya memaksa, tu celana jeans nya juga udah kuyup kena keringat gitu. Terpaksa aku mengikuti apa maunya tu anak, badanku yang ringkih ini, tinggal ditutupi oleh kolor hitam yang contrahaz sekali dengan kulitku yang putih.

Aku kembali menyelimuti diri dengan sprei tipisku, gak ku hiraukan Aldo yang melucuti seluruh pakaian yang menutupi dirinya, kecuali kolornya dan segera bergabung menggunakan selimut titisku. Aku terkejut ketika Aldo memeluk erat diriku dari belakang sambil meraba perut ku. Dapat kurasakan kulit dada tipis dan perut Aldo menempel di belakangku. Apaan ini, Do ¿

Biar aku tularkan panas badanku ke abang kaya di film kuno itu lo bang, makanya aku buka pakaian abang dan aku.

Aneh juga rasanya, aku yang 25 tahun ini di peluk anak ABG, tapi masak bodohlah, emang aku merasakan lebih hangan setelah Aldo memeluk diriku, apa lagi tangan dan kakinya selalu meraba menggosok gosok seluruh badanku, ya…. Seluruh badanku, kayaknya hanya kontolku saja yang tidak di gosoknya.

Bahkan kontol abg itu merapat erat ketika menggosok diriku, dapat kurasakan kontol Aldo yang masih dibalut kolornya menempel erat berdenyut di belahan pantatku.

Benar juga, kini aku merasakan sedikit lebih hangat karena panas badan Aldo berpindah ke diriku. Setelah merasakan kehebatan metoda penyembuhan super aneh dari Aldo akhirnya aku pasrahkan saja diri ini, mau sekalian di telanjangi kek, masa bodohlah… yang penting cepat sembuh.

Berbalik bang, kini aku tidur beralaskan tangan Aldo, dapat kurasakan keharuman Swiss Army di ketiak Aldo. Bahkan kini dia membimbing kepalaku agar berbaring ke dadanya yang tipis, gak usah malu ya bang. Kini posisi badan kami saling berhadapan hanya saja badanku berada sedikit lebih rendah dimana jidatku pas di mulut aldo.

Dengan posisi seperti itu tentu saja seluruh badan kami paling depan saling menempel. Dada perut, bahkan kontol kami pun saling menempel erat. Dapat kurasakan jika aku atau Aldo bergerak sedikit maka kontol kami akan saling bergesekan. Sekarang tangan Aldo mengelus bagian punggung dan pantat ku. Sesekali tangan kanannya mengusap rambutku,... bahkan terkadang yang gilanya pipi kami sering beradu, dapat kurasakan hembusaan nafas hangat Aldo menerpa wajahku dan yang lebih gila lagi tu anak terkadang mencium jidatku, ubun-ubunku.

Terkadang ia melakukan itu semua sambil memadang dalam ke mataku yang sayu ini, dapat kurasakan tatapan yang penuh sejuta sayang cinta dan iba terhadap keadaan ku saat ini, somoga saja aku salah

Bang, aku pernah baca katanya kalau orang normal perlu pelukan minimal 8 kali 1 hari, maka orang lagi sakit kaya abang ini harus lebih dong, tapi harus tanpa pamrih bang, yang paling bagus saat berpelukan kaya gini coba biarkan menerima apa pun yang kita rasakan tanpa menolak sedikitpun walaupun dengan sesama jenis. Karena perhatiann dan kasih sayang itu bukan hanya di domonasi oleh dan untuk lawan jenis aja kan bang.

Gila nih abg bau kencur belajar pilisohi dimana pula dia, tapi aku jalani dan nikmati aja perlakuan dan cara pengobatan dia yang super aneh ini. Ku ikuti omongan dia, mengikuti segala perasaan ku yang terdalam ditengah pelukan abg itu. Ku pejam mata ini, kudengan desahan nafas dan degupan janntung Aldo yang berdegup kencang, ada perasaan bahagia, damai, sayang yang sangat dalam sekali, sama rasanya seperti saat aku memeluk keponakanku yang masih bayi. Gak tahu berapa lama aku di peluk Aldo, akhirnya aku tertidur pulas.

Dalam tidur aku bermimpi ketemu bidadari yang dikelilingi cahaya terang sekali dan dapat menyembukan sakitku dengan seketika. Saat akan berpisah dia memelukku tetapi hal itu tidak dapat kami lakukan karena ada pembatas antara kami. Aku berontak ingin memeluknya dan... terbangun seketika.

Ternyata Aldo lah yang aku peluk, demam tinggi ku sudah terbang entah kemana. Ku perhatikan wajah ABG yang tertidur pulas itu, penyelamatku. Gak tahu apa yang kurasanya malam ini. Wajahnya, rambutnya, matanya dan senyum damainya itu. Ditengah kecuekan dan kenakalan khas usia remaja tersembunyi kepedulian terhadap sesama.

Aku gak tahu perasaan ku ini, yang jelas setelah malam ini aku sangat sayang sekali dengan Aldo, ada keinginan untuk membahagiakan dan berkorban apapun demi dia. Aku ingin sekali memeluk dia. Dengan berbantalkan tanganku, ku peluk Aldo, kini posisi kami saling berhadapan, tetapi ada yang mengganjal kami terutama di daerah bawah perut. Ternyata kontol kami sama-sama tegang, biasa panggilan alam, saat subuh seperti ini kontol setiap anak lelaki pasti akan ngaceng sejadi-jadinya itu yang terjadi dengan kami. Sekilas kulirik kontol Aldo dengan palkon mengintip keluar, gak bisa menampung panjang kontol abg itu. Ku elus sedikit karena penasaran, setiap lelaki pasti selalu penasaran dengan kontol lelaki lain tul gak !

Ku biarkan Aldo tidur ber bantalkan dadaku, sekilas dia terbangun, kerana gerakanku, Udah mendingan ya bang? Masih ngantuk nih ! Ku biarkan abg penyelamatku tidur, kini ia bahkan mengendus ketiakku dan tanpa sadar mencium ketiakku dan tertidur pulas kembali. Duh.... aku kok semakin sayang dengan nih anak.

Kamis, 16 Agustus 2012

Diperbudak

Aku adalah seorang mahasiswa semester akhir. Sejak berusia 18 tahun aku merasakan bahwa aku mempunyai perilaku seks yang menyimpang. Sebagai laki-laki, aku justru lebih suka untuk didominasi. Aku sering membayangkan suatu keadaan dimana aku dicaci, dihina, direndahkan, dan disiksa secara sadis oleh seorang master.

Saat aku menginjak semester delapan, aku mendaftarkan diri pada sebuah situs BDSM dan berhasil berkenalan dengan seorang cowok yang suka menjadi dominan. Dia adalah david. Perkenalan awal lewat internet kemudian berlanjut ke pertemuan kami. Ternyata david adalah seorang manajer personalia di sebuah hotel. Dia tidak cakep banget namun berpenampilan macho apalgi tindiknya di puting susunya. Singkat cerita, kami pun saling cocok.

Sejak awal bulan Juli, kami pun sepakat untuk menjadi pasangan majikan dan budak. Aku berkewajiban untuk melayani david kapan pun dia menginginkanku. Aku juga harus mematuhi seluruh perintah-perintahnya dan menerima semua yang dilakukannya kepadaku. Termasuk hinaan dan siksaan. Sedangkan david, dia memiliki hak penuh untuk melakukan apa saja yang disukainya kepadaku. Aku tidak lebih dari barang-barang miliknya yang lain. Dan aku tidak menerima imbalan apapun. Imbalanku adalah kesenanganku.

Aku akan bercerita sebagian pengalamanku selama jadi budak david. Saat itu hari sudah malam. Sekitar pukul delapan malam. Telepon hp ku berdering. Ternyata itu adalah david. Dia memintaku untuk datang ke alamat villa sewaannya dan melayaninya malam itu juga. Tentu saja aku tidak dapat menolak. Dia adalah majikanku. Dan aku pun berangkat malam itu.

David sudah menungguku saat aku tiba di villa. Dia hanya bercelana dalam saja.Dia memakai G-String.aku makin ngaceng melihat tubuh dia. Tanpa basa-basi lagi, dia lalu menyuruhku untuk melepas seluruh bajuku. Aku menurutinya. Kini tubuhku telanjang bulat tanpa selembar kain pun. david lalu mendekatiku. Dia memutari tubuhku dan meremas penisku dari belakang. Penisku pun mengeras. david pun meraba seluruh tubuhku dan membuatku semakin terangsang.

tiba-tiba dia berhenti,lalu david menyuruhku untuk telungkup dilantai lalu dia memasangkan borgol dikedua kaki dan tanganku yang sudah ditelikung ke belakang lalu dia menyuruhku untuk memasuki ruang belakang dengan merayap.Dia sudah memegang cambuk, yang siap diayunkan jika aku diam atau melambat, sepanjang aku merayap hamapir puluhan kali cambuk diayunkan ke tubuhku.Akhirnya aku sampai juga di ruang belakang.Di sana ternyata sudah terdapat tali panjang yang menggantung pada kayu besar yang melintang di tengah ruangan. Dia lalu mengikat kedua tanganku pada tali itu. Kini aku sama sekali tidak berdaya. Kedua tanganku diikat menyatu ke atas pada tali itu dan aku pun terpaksa harus berjinjit pada kedua ujung kakiku karena tali itu ternyata terlalu tinggi.

David mengelilingi aku sebentar, lalu dia pergi ke arah meja dan mengambil sebuah cambuk berwarna hitam. Semenit kemudian, dia sudah berdiri di belakangku. Dia lalu mendekatiku dan kemudian menyampirkan cambuknya dibadanku, lalu dia mulai meremas puting susuku, kontolkuaku berusaha tetap untuk berdiri tegak karena aku goyang-goyang terus. Aku diam saja. Aku hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi berikutnya.

Tiba-tiba,dia berhenti meraba tubuhku, dan meraih cambuknya lalu Tar! Tar! Dua cambukan menghajar punggungku dengan keras. Aku berteriak keras. Rasanya sakit sekali. David tertawa puas melihat tubuh bugilku menggeliat menahan sakit yang amat sangat. Dia tidak berhenti sampai di situ. David terus mencambukku sampai sekitar 200 cambukan. Punggungku terasa amat sakit dan panas karena sobek dan mengeluarkan darah. Tubuhku sudah basah dengan keringat dan terasa lemas. Tapi anehnya, aku menikmatinya. Inilah yang kuimpikan sejak dulu, disiksa dan direndahkan.

Setelah puas dengan cambukan, dia melepas ikatan tanganku. Dia lalu memindahkanku ke kamar tidur. Dia lalu mengikat kedua tangan dan kakiku dengan tali ke masing-masing sudut tempat tidur. Kini aku telentang dalam keadaan terikat dan telanjang seperti huruf X.

David lalu mengambil kotak tempat dia menyimpan alat-alat penyiksaan dan mengambil dua buah jepitan buaya yang bergigi tajam dan terkenal kuat cengkeramannya. Aku menunggu dengan hati berdebar-debar. Seperti yang kuduga, David meraih putingku dia meraba-raba dulu memilin-milin putingku lalu tiba-tiba dia menjepitkan jepitan buaya itu hingga daging kedua putingku terjepit erat. Rasanya sakit sekali. Aku berteriak dan meronta. Tapi tubuhku terikat erat oleh tali di tempat tidur. Aku tidak berdaya.ternyata jepitan buaya itu ditengahnya ada jarumnya sehingga putingku tertusuk seperti ditindik.

Selang beberapa menit, aku pun kembali tenang. David kembali mendekatiku, dan kali ini dia membawa sebuah lilin merah dengan diameter besar, seperti yang sering dipakai di kuil-kuil. Dia lalu menyalakan lilin itu. Setelah lilin terbakar, David lalu memiringkan lilin yang dibawanya dan meneteskan lilin panas yang meleleh di atas tubuhku yang telanjang. Satu tetesan pertama mendarat tepat di atas putingku yang terjepit oleh jepitan buaya. Aku berteriak histeris. Rasanya seperti di neraka.Lalu dia meneteskan lilin itu ke bagian-bagian tubuhku yang sensitif. Dada, perut dan paha tidak luput dari tetesan cairan lilin panas. Tubuhku semakin berkeringat dan menggelinjang menahan panas. Aku merasakan siksaan yang amat sakit. Aku hanya dapat mengerang kesakitan dan memohon belas kasihan David.

Setelah sebagian besar tubuhku tertutup lilin panas yang mengering, David kemudian melepaskan ikatan kedua kakiku. Dia lalu mengangkat kedua kakiku ke atas dan kemudian ditekan dalam keadaan mengangkang ke arah dada. Kini aku hampir dapat mencium kedua lututku. David lalu mengikat kedua kakiku dengan tali pada ujung sudut-sudut tempat tidur yang digunakan untuk mengikat kedua tanganku. Kini aku semakin tidak berdaya. Selain ikatan tubuhku semakin kuat, aku juga telah banyak kehilangan tenaga.

Dalam keadaan seperti ini, kedua kakiku dalam keadaan mengangkang ke atas dan pantatku pun tepat berhadapan dengan David. Dia kembali menyalakan lilin. Saat itu aku sudah mulai ketakutan. "Ampun, Vid.., ampun. Tolong, ampuni saya. Jangan siksa saya lagi, Vid..!" aku merintih memohon belas kasihan David. Dia hanya tersenyum.

David lalu memiringkan lilin yang tadi dinyalakannya ke arah pantatku yang terbuka. Tes.. Tes.. Tes. Sekian banyak tetes lilin mengalir deras di daerah pantatku. Aku berteriak sekuat-kuatnya untuk menahan sakit. Tidak hanya sampai di situ saja siksaan yang kualami. Pada tetesan yang entah ke berapa puluh kalinya, David kemudian mengarahkan lilinnya ke anusku. Tidak dapat dielak lagi, cairan lilin panas itu menghujani daerah anusku dan sebagian masuk ke lubang anus.

Kali ini aku tidak hanya berteriak tapi juga membentur-benturkan pantatku ke tempat tidur untuk menahan sakit. David tertawa terbahak-bahak melihatku kesakitan dalam keadaan telanjang dan terikat tidak berdaya. Aku tidak lebih dari kelinci percobaan David.

Ternyata David belum puas. Dia masih kembali memiringkan lilinnya ke arah tubuhku. Kali ini sasarannnya adalah kemaluanku. Tanpa basa-basi lagi David meneteskan lilin-lilin panas bertubi-tubi ke arah kontolku, hampir seluruh kontolku tertutup lilinmerah itu. Aku kembali berteriak kesakitan. Badanku bergetar dan aku merasa ingin pingsan. David tertawa penuh kemenangan. Dia lalu mendekati wajahku dan berkata, "Rasakan, budak..!"

Sedetik kemudian, kedua tangan David menarik jepitan buaya di kedua putingku dengan tarikan keras dan panjang. Aku benar-benar berteriak histeris.Rasanya seperti putingku mau copot, karena jarumnya itu yangmembuat nya sakit sekali. Malam itu aku disiksa dengan cara-cara yang teramat sadis dan keji. Setelah puas menyiksaku dengan sadis, David melepaskan ikatanku.

David kemudian memakaikan sebuah kalung anjing di leherku dan menyuruhku untuk berjalan merangkak mengikutinya seperti seekor anjing. Dia ternyata membawaku ke halaman belakang. Di situ terdapat sebuah kandang anjing yang kosong. David meyuruhku untuk masuk ke dalamnya. Aku menuruti perintahnya. Dia lalu menutup pintu kandang dan menguncinya.

David kemudian meninggalkanku sendirian di kandang anjing. Dia pergi ke arah kota untuk minum-minum di kafe. Sementara itu, tubuhku menjadi sasaran nyamuk-nyamuk kelaparan. Aku benar-benar diperlakukan seperti budak malam itu. Dicaci, dihina, direndahkan dan disiksa secara sadis oleh majikanku.Sakitnya diputing susuku masih terasa, apalagi jepitannya ini belomdi lepas oleh david, sehingga terjepit juga oleh tubuh ku. Dan kini aku diperlakukan tidak lebih dari seekor binatang. Untungnya, malam itu aku dapat juga tidur walaupun hari sudah menjelang pagi.

Keesokan harinya, aku dibangunkan secara kasar oleh David pagi-pagi sekali. Mungkin sekitar pukul enam pagi. Tubuhku masih terasa sakit dan penat karena siksaan semalam. Tapi bagaimanapun juga aku berusaha untuk bangun. Aku tidak berani untuk melawan majikanku. Setelah aku keluar dari kandang jepitan buaya itu dilepas oleh David, rasanya puting susku seperti diiris puting susuku mengeluarkan darah sedikit.David tidak memperdulikannya.Aku kemudian diberinya pakaian yang pantas dan dipaksa untuk masuk ke mobil. Kami kemudian pergi ke arah luar kota.

Sekitar setengah jam perjalanan, kami melewati jalan raya kecil yang di kanan kirinya masih merupakan hutan, walaupun bukan hutan liar. Tiba-tiba David membelokkan mobilnya ke kiri dan masuk ke sebuah jalan tanah. Dia baru berhenti setelah kami tidak terlihat dari arah jalan raya karena terlindung pepohonan.

David lalu menyuruhku turun. Dia lalu memerintahkanku untuk melepaskan seluruh pakaianku. Aku tidak dapat menolak. Kini aku pun kembali telanjang bulat bersama David di tengah hutan. David kemudian menyuruhku untuk telungkup lagi,lalu menyuruhku untuk merayap kedepan, dia juga sudah memegang cambuk lagi untuk menghajar aku lagi, kemudian aku mulai merayap ditanah itu. Tubuh terasa sakit semua karena permukaan tanah yang banyak batu dan kerikilnya, aku mulai melambat, david tidak mau tahu dengan keadaan itu Tar..Tar..dua cambukan melayang ketubuhku aku harus mempercepat rayapanku lagi setelah hampir sejam merayap dantubuh ku sakit semua terutam punggung dan kontol ku yang langsung bergesekan dengan tanah. Akhirnya aku sampai disebuah sungai lumpur. Dia kemudian memerintahkan aku untuk mengotori seluruh badanku dengan lumpur sungai yang ada di situ. Aku pun melakukannya. David melihatku dengan tersenyum puas. Aku melumuri seluruh badanku dengan lumpur termasuk wajahku. Setelah selesai, David kemudian mengacak-acak rambutku, sehingga penampilanku seperti orang gila saat itu.

Tidak berhenti sampai di situ, David lalu memberiku tulang ayam goreng yang sudah sedikit dagingnya. Dia lalu mengatakan padaku bahwa dia akan membawa pergi pakaianku dan menungguku di seberang hutan yang lain yang telah ditunjukkannya padaku melalui peta. Jaraknya kurang lebih lima kilometer. Untuk mencapai tempat itu, aku harus berjalan melalui pinggir jalan raya dalam keadaan telanjang dan sambil memakan tulangan ayam. Aku benar-benar merasa direndahkan saat itu. Tapi sekali lagi, aku justru menikmatinya.

Tidak berapa lama, David benar-benar meninggalkanku sendirian di dalam hutan. Setelah David pergi, aku pun mulai berjalan ke arah jalan raya. Sampai di batas pepohonan yang menutupiku dengan jalan raya kecil itu, aku mulai ragu. Meskipun bukan jalan raya besar, jalan raya itu cukup ramai dengan kendaraan yang lalu lalang. Tetapi aku juga tidak tahu jalan lain untuk menuju tempat Nyonya Hana menunggu selain melalui jalan itu. Untuk berjalan melalui hutan, aku tidak berani mengambil resiko. Bisa-bisa aku tersesat karena tidak tahu arah sama sekali. Aku juga tidak dapat terus-terusan tinggal diam di situ karena aku tidak punya pakaian selembar pun. Bagaimanapun juga aku harus menemui David di seberang hutan.

Akhirnya, aku nekat juga. Pelan-pelan aku keluar dari pepohonan saat jalan raya sepi. Tetapi, itu tidak berlangsung lama. Sebentar kemudian sebuah mobil pick up yang bagian belakangnya penuh dengan penumpang terlihat dari jauh. Setelah dekat dan melihatku, mereka bersorak-sorak ramai mengejekku dengan kata-kata kotor. Ternyata, di bagian belakang mobil itu juga ada beberapa gadis yang ikut menumpang. Tanpa diduga, si sopir memperlambat laju mobilnya di dekatku untuk memberikan kesempatan kepada teman-temannya mengejekku dan mengolokku di depan para gadis itu.

Jarakku dengan mobil itu hanya sekitar 3 meter karena memang jalan raya kecil itu tidak punya bahu jalan yang cukup lebar. Gadis-gadis di situ menjerit menahan malu. Tetapi aku yakin bahwa mereka sudah melihat ke arahku. Aku benar-benar merasa sangat rendah saat itu. Aku diolok-olok di depan umum dalam keadaan bugil dan kotor. Akhirnya, mereka berlalu juga.

Kejadian seperti itu berulang terus sepanjang aku menempuh perjalananku. Aku dilecehkan dan dicemooh oleh orang-orang. Aku terpaksa harus berjalan dalam keadaan telanjang bulat dan tubuh penuh dengan kotoran. Wanita-wanita yang kebetulan melihatku, tersenyum menahan malu. Tapi kemudian mereka juga berbisik-bisik dan tertawa menghinaku. Aku hampir-hampir tidak kuat menahan pelecehan itu. Tapi aku tidak punya pilihan lain selain kembali kepada David. Kalau tidak, aku akan ditinggalkan selamanya di hutan tanpa pakaian. Cemoohan kepada diriku harus kutahan selama jarak lima kilometer.

Setelah berjalan sekian lama, akhirnya aku sampai juga ke sudut hutan yang sepi yang telah di tentukan David. Dia menungguku di sana sambil tertawa terbahak-bahak melihatku datang. Dia berdiri berkacak pinggang penuh kemenangan. Setelah puas menatap keadaaanku, David tidak memberiku pakaian, tetapi langsung menyuruhku untuk masuk ke mobil dan membawaku kembali ke villa. Untungnya, kaca mobil David sangat gelap, sehingga tubuh telanjangku tidak akan kelihatan dari luar.

Kami sampai di villa sudah siang. Mungkin sekitar pukul setengah dua belas. Saat itu matahari bersinar terik tanpa awan sedikit pun yang menutupinya. Hari itu menjadi siang yang sangat panas.

David kemudian membawaku ke halaman belakang villa. Di sana terdapat sebuah tiang melengkung berbentuk huruf U terbalik yang lebih tinggi dariku. Tanpa memberiku kesempatan untuk beristirahat, David langsung mengambil tali dan mengikat kedua tanganku di puncak tiang seperti keadaan tadi malam. Kedua tanganku terikat ke atas dan kakiku pun sedikit terangkat ke atas, sehingga aku hanya dapat bertumpu pada ujung jari-jari kaki.

David lalu mengambil cambuk dan mencambuk tubuhku sekitar 30 cambukan keras. Aku hanya dapat berteriak kesakitan dan memohon ampun pada David. Tapi dia tetap tidak perduli. Punggungku kembali terasa sakit karena luka cambukan semalam belum sembuh. Tubuhku penuh dengan keringat karena sinar matahari yang amat panas.

Setelah puas mencambukku, David meninggalkanku begitu saja dijemur di bawah terik matahari yang menyengat. Tubuhku terasa sangat lemas. Mataku sudah berkunang-kunang. Yang kuingat, aku belum diberi makan oleh David sejak penyiksaan dimulai tadi malam. Tubuhku yang kotor dan bugil dibakar sinar matahari sepanjang siang itu. Keringatku membasahi tubuhku dengan deras membuatku semakin lemas.

Sementara itu, punggungku terasa amat sakit akibat cambukan dan bagian depan tubuhku dan daerah sekitar kemaluanku masih memerah akibat siksaan panas lilin tadi malam. Aku benar-benar merasa seperti di neraka. Aku hanya ingat aku dijemur lama sekali. Akhirnya aku tidak kuat. Aku pingsan di tiang siksaan.

Ketika aku sadar, aku sudah berada di dalam villa. Hari sudah sore. David ada di depanku membawa makanan. Aku sedikit gembira karena tubuhku sudah sangat lemas. David kemudian memberiku makan saat itu. Namun tentu saja aku tidak dapat makan seperti orang biasa. Aku adalah seorang budak.

David menaruh makanan yang dibawanya di mangkuk makanan anjing dan menyuruhku untuk makan dalam keadaaan merangkak dan hanya boleh menggunakan mulut seperti layaknya seekor anjing. Harga diriku benar-benar diinjak-injak. Aku tahu bahwa anjing pun masih mendapatkan perlakuan yang lebih baik. Setidaknya, anjing masih diberikan makanan secara teratur dan disayang oleh majikannya. Sedangkan aku, jatah makanku saja terlambat dan aku pun selalu disiksa secara sadis oleh majikanku. David benar-benar menempatkanku dalam posisi yang amat rendah. Bahkan lebih rendah dari anjing piaraannya.

Setelah makan, aku kembali diberi kalung anjing lalu dia membawaku menuju kamar mandi. Di sana tangan dan kakiku diikat dengan tali, kemudian pintu kamar mandi dikunci oleh David. Setelah itu, Nyonya Hana pergi entah kemana. Aku sangat capek saat itu. Aku langsung tertidur dan baru dibangunkan oleh David dini hari keesokannya. David mengatakan bahwa sewa villa telah habis dan aku harus meninggalkan villa sebelum jam tujuh pagi. Setelah itu, David langsung pergi meninggalkanku begitu saja yang masih telanjang bulat dan kotor seperti sampah.

Aku merasa puas setelah diperlakukan seperti itu dan David akan datang lagi utnuk meyiksa aku lagi.
 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.