Rabu, 10 September 2014

Pamanku Pejantanku

Ganie mendengar dari percakapan telpon ayahnya kalau pamannya akan tugas ke Jakarta dan selama di Jakarta akan nginap dirumahnya. Ganie sudah tak sabar ingin berjumpa dengan pamannya itu. Paman Aryo adik sepupu ayahnya yang bekerja sebagai masinis kereta api dan sekarang statusnya baru saja menjadi duda.

Semenjak tau dirinya gay, Paman Aryo termasuk pria yang disukai Ganie. Tapi sadar kalau itu pamannya dan saat itu masih menikah maka Ganie hanya memendam perasaannya saja.

“Ganie,” panggil ayahnya ketika Ganie lewat di ruang tamu

“Iya yah?” jawab Ganie

“Kamu rapikan kamarmu ya. Nanti subuh Pamanmu tiba dan kebetulan kamar tamu masih acak-acakan jadi nanti pamanmu numpang tidur di kamarmu ya,” kata Ayahnya.

Ganie tak percaya mendengar ucapan Ayahnya. Dia akan sekamar dengan Paman Aryo. Satu ranjang. Ngimpi apa gwe kata Ganie dalam hati.

“Malah bengong kok diajak ngomongnya. Ganie! Kamu denger kata Ayah?!!” kata Ayah lagi

“Denger Yah! Ya udah sekarang Ganie rapiin kamar dulu ya,” kata Ganie.

“Ya sudah sana!” kata Ayahnya.

Ganie naik ke loteng menuju kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya. Perasaannya campur aduk. Ganie lalu merapikan kamarnya yang tidak terlalu berantakan karena memang Ganie terbiasa resik. Setelah itu Ganie mengatur suhu AC ke minim dan naik keranjang setelah menukar bajunya dengan singlet dan celana pendek. Malamnya Ganie susah tidur karena membayangkan akan berbagi ranjang dengan Pamannya. Tapi kantuk yang menyerang akhirnya membuat Ganie terlelap.

Ganie merasa baru saja terlelap saat dia mendengar orang bicara dikamarnya.

“Biarkan Mas. Nggak usah dibangunin.” Ganie terdengar suara berat yang dia kenali sebagai suara Paman Aryo.

“Ya sudah. Kamu istirahat saja dulu. Besok aku harus pergi pagi – pagi, kalau kamu mau sarapan didepan gang ada yang jual nasi uduk. Nanti suruh Ganie saja yang beli,” terdengar suara Ayahnya berkata.

“Iya Mas. Nanti aku bisa beli sendiri,” kata Paman Aryo lagi.

Lalu terdengar pintu tertutup dan Ganie mendengar suara tas dibuka dan lalu pintu kembali dibuka. Ganie berbalik dari posisi membelakangi tadi dan mendapati kalau dia sendiri dan tak lama pintu kamarnya kembali dibuka dan Ganie kembali memejamkan mata. Dia mendengar suara sreg sreg dan lalu merasakan Paman Aryo naik keranjang dan tidur disebelahnya. Ganie masih memejamkan matanya dan tak lama terdengar suara dengkuran halus Paman Aryo.

Ganie membuka matanya dan melihat lelaki dewasa berkumis yang berusia 45an sedang tertidur. Ganie terpana karena melihat Paman Aryo tertidur hanya menggunakan sarung tanpa sehelai pakaian. Dada Paman Aryo terlihat bidang walaupun perutnya mulai sedikit membuncit. Tapi hal itu semakin menarik Ganie.

Paman Aryo tampak pulas tertidur. Ganie mendekatkan tubuhnya ke Paman Aryo dan lalu menjulurkan tangannya menyentuh dada Paman Aryo yang bidang. Paman Aryo tidak bereaksi dan tetap terlelap. Lalu Ganie membelai kumis Pamannya dan jarinya merasa geli tapi pamannya tetap tidak bereaksi. Ganie akhirnya memberanikan diri menyentuh target utamanya. Tonjolan dibalik sarung. Perlahan Ganie membelai penis pamannya yang masih tertutup sarung. Ganie merasakan penis Paman Aryo masih tertidur. Lalu dengan perlahan mulai meremasnya. Ganie melihat wajah Paman Aryo dan masih tampak terlelap. Ganie lalu melanjutkan aksinya.

Perlahan Ganie mengangkat sarung itu dari bawah sampai akhirnya penis Paman Aryo terekspos. Penisnya masih lemas tapi dari ukurannya, Ganie yakin jika sudah berdiri ukurannya pasti bombastis. Perlahan Ganie mulai menggenggam penis Paman Aryo lalu mulai mengurutnya. Perlahan penis itu mulai bereaksi membesar. Ganie melirik pamannya dan masih terlelap. Ganie sudah sangat bernafsu dan dia mulai mengulum kepala penis Pamannya. Sambil mengulum Ganie menjilati kepala penis itu sebelum mulai memasukan seluruh batang penis itu kedalam mulutnya. Ganie sudah sangat bergairah dan dia sudah tidak peduli lagi jika pamannya sadar. Ganie mulai mengisap penis itu keluar masuk mulutnya. Penis Paman Aryo mencapai ereksi penuhnya sepanjang 15 cm dengan diameter yang sepadan.

Posisi Ganie yang sedang mengisap penis Pamannya itu berbaring dari samping dan lalu Ganie terkejut merasakan ada tangan yang menyentuh pantatnya dan meremasnya. Ganie menghentikan isapannya dan terkejut begitu mendapati Pamannya sudah terbangun dan mengganjal kepalanya sambil memperhatikannya yang sedang mengoral penisnya itu.

“Paman Aryo.. . aku . . .” Ganie gugup tak bisa berkata – kata

“Kenapa stop? Kamu suka kontol Paman?” kata Paman Aryo dengan suara serak.

“Paman . . suka Paman,” kata Ganie

“Isep lagi,” kata Paman Aryo.

Mendengar ucapan Pamannya Ganie kembali mengulum dan mengemut kepala penis Paman Aryo sebelum kembali mengisapnya keluar masuk mulutnya dengan penuh gairah sekarang. Ganie merasakan kalau tangan Paman Aryo kembali bergerilya meremas buah pantatnya.

Ganie terus mengisap dan sekarang diiringi desahan nikmat dari Pamannya sampai akhirnya dia merasakan denyutan penis Paman Aryo dan lenguhan keras tertahan Paman Aryo dan lalu semburan mani hangat yang membanjiri mulut Ganie. Beruntung Ganie sudah terlatih menelan mani yang keluar dan sekarang semua mani yang keluar dari penis Paman Aryo ditelan habis semua tanpa ada yang menetes keluar. Penis Paman Aryo tetap dikulum – kulum sampai kembali melemas dan Ganie melepaskan dari mulutnya.

Ganie lalu bangkit dari ranjang dan menuju meja untuk meminum air dari gelas yang biasa dia letakan sebelum tidur. Ganie kumur kumur lalu menelan airnya seakan tidak mau mani Pamannya yang diidamkan itu terbuang percuma.

Ganie berbalik dan terkejut mendapati Paman Aryo sudah melepaskan sarungnya dan sekarang terlentang sambil mengocok penisnya.

“Kamu suka kontol Paman ya?” kata Paman Aryo.

“Suka Paman,” kata Ganie masih agak takut.

“Sudah tenang saja. Paman bukan homo kayak kamu, tapi kebetulan semenjak cerai Paman belum pernah ngentot lagi nih,” kata Paman Aryo.

“Jadi Paman Aryo mau ngentotin aku?” tanya Ganie tak percaya.

“Kalau kamu mau,” kata Paman Aryo sambil mengocok penisnya yang mulai ereksi kembali.

Ganie mengambil baby oil dari laci dan lalu melepaskan singlet dan celananya.

“Wah wah! Kontol kamu apa nggak salah tuh? Mungil sekali,” kata Paman Aryo

“Kan Cuma buat pipis,” kata Ganie.

Ganie lalu naik keranjang dan melumuri penis Paman Aryo dengan baby oil sambil mengocoknya. Sambil melakukan itu dia memandang Paman Aryo yang balas memandangnya dengan tersenyum.

“Kamu mau posisi dientot kayak gimana?” tanya Paman Aryo.

“Aku suka posisi dudukin diatas,” kata Ganie.

“Oh ya sudah,” kata Paman Aryo.

Setelah penis Paman Aryo licin oleh baby oil, Ganie naik mengangkangi Paman Aryo dan duduk memasukan penis Pamannya kedalam lobang anusnya. Ganie meringis menahan sakit saat penis Pamannya menyeruak masuk ke dalam lobangnya. Perlahan Ganie menduduki penis itu sampai akhirnya masuk semua dan lalu dengan intens Ganie mulai menaik turunkan tubuhnya diatas penis Paman Aryo.

“Ahhhh!!! Pantatmu enak!! Rapet!!,”desah Paman Aryo.

Ganie menyandarkan tangannya didada Paman Aryo dan membelai – belai dada bidang dan perut Pamannya itu. Ganie lalu meraih tangan Paman Aryo dan lalu jari tengah Pamannya dia hisap sambil terus bergerak turun naik.

Paman Aryo lalu bangkit duduk dan menopang badannya dengan tangannya. Ganie melingkarkan tangannya dileher Pamannya dan Paman Aryo mulai menjilati dada Ganie yang montok karena dia agak chubby dan menjilat – jilat putingnya.

Paman Aryo kembali berbaring terlentang dan desahan keras tertahan kembali keluar dari mulutnya diiringi kembali dengan semburan maninya.

Kali ini mani Paman Aryo mengalir keluar dari lobang pantat Ganie karena posisinya yang berada diatas menduduki penis Pamannya itu.

Dan akhirnya, hari itu Ganie bolos sekolah. Setelah ayahnya pergi dan selesai sarapan keduanya kembali bersetubuh lagi. Paman Aryo menurut saja posisi yang diinginkan oleh keponakannya dan Ganie kebanyakan memilih posisi yang disukainya yaitu menduduki penis Paman Aryo diatas.

Dan Paman Aryo menikmati status dudanya itu karena dia tak pernah pusing untuk urusan birahinya. Setiap tugas sampai Jakarta sudah ada Ganie yang siap memuaskannya.

Liburan semester dihabiskan Ganie selama seminggu di Solo dimana Pamannya tinggal. Paman Aryo mengambil cuti selama Ganie berkunjung. Mereka tidak jalan – jalan keliling kota tapi waktu mereka banyak dihabiskan dikamar diatas ranjang. Ganie tak percaya dan sangat menikmati mengoral penis Pamannya yang juga lelaki idamannya itu
 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.