Minggu, 09 September 2012

Aku Dan Joko

Sejak kejadian yang menimpa mas Wawan, rumah kontrakannya masih kosong. Mas Wawan masih merasa trauma dengan meninggal semua orang yang sangat dicintainya. Semoga dia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dialaminya itu.

Malam ini ada pengajian di mesjid dekat rumah. Ketika aku mengambil air untuk sholat, aku menangkap sepasang mata yang juga sedang melihat ke arahku. Deg! Jantungku memberi respon. Mataku dapat melihat sosok cowok ganteng, umurnya mungkin sama denganku. Ya Tuhan! Kenapa diriku ini? Di tempat ini, di rumahMu, aku pun tidak kuasa menahan gejolak ini! Aku berusaha tenang dan melangkah masuk ke dalam mesjid. Aku langsung duduk karena nggak kuat dengan getaran tubuhku. Sungguh aku tidak dapat konsentrasi, dan entah kenapa aku melihat dia masuk mesjid. Dia melangkah pelan dan duduk di sampingku sambil menyalamiku. Senyumnya dan sorot matanya membuat jantungku terasa mau copot karena berdetak sangat kencang. Mataku tak kuasa untuk menahan diri. Dapat kulihat lengannya yang berbulu dan pahanya yang padat dan besar di balik sarungnya itu. Aku menghela nafas panjang dengan pelan, tapi aku tak dapat menenangkan sarafku dengan segera. Darahku terasa menyebar dengan cepat keseluruh pori-poriku.

Pengajian malam ini tidak semua yang kumengerti. Susah aku untuk konsentrasi. Beberapa kali aku melihat ke arahnya, aku belum tahu namanya, dan dia juga melihat ke arahku. Sorot matanya dan gerak bibirnya terasa mengundangku. Ah ... Kenapa kau goda aku? tanyaku dalam hati. Senggolan paha kami dan lengan terasa menyebarkan medan listrik yang aku tidak dapat menggambarkannya. Dan menahannya.

Akhirnya setelah sholat Isya, acara pengajian bubar. Masih saja mataku mencari sosok itu sambil melangkah ke luar mesjid. Tadi dia keluar lebih dulu, kemana ya dia ...

"Hei, cari siapa?" Joko sudah ada di sampingku dengan cowok yang kucari-cari tadi. Malu juga ketahuan begini.

"Sudah kenal sama mas Amran ' kan?" Joko bertanya. Aku menggeleng dan mencuri pandang ke Amran. Kenapa ada cowok yang begitu membuat aku 'nafsu' begini? Tampilannya mengingatkan aku dengan Bima, model kenalanku. Sama kerennya. Jantungku kembali tidak dapat diajak tenang.

Kami pun saling bersalaman sambil melangkah pulang. Dalam perjalanan kerumah, kami saling ngobrol bertiga. Amran lulusan SMK Pariwisata dan hampir delapan tahun dia telah bekerja di hotel, di kawasan Thamrin. Amran menyenangkan dan sangat 'melayani' menurutku.Dan yang membuat aku tidak 'tahan' adalah kalau bicara suka mendekatkan wajahnya ke telingaku. Senggolan bibirnya di telingaku membuat darahku seperti muncrat ke ubun-ubunku. Ah ...Sikap ramahnya mungkin karena pengaruh lingkungan kerjanya di hotel. sudah sampai dan Amran masih berjalan lagi ke rumahnya yang dekat sekolah.

"Mas Amran keren ya?" puji Joko ketika kami sudah masuk rumah. Dalam hati aku setuju dengan pendapat Joko. Cuman tak mungkin aku ungkapkan kesemua orang.

"Hati-hati memuji cowok," kataku. "Biasanya, kalo kamu memuji cowok itu tandanya kamu orang yang suka sama sesama. Ada kecendrungan untuk jadi gay. " Kulihat Joko terdiam. Aku juga kaget dengan omonganku yang rasanya tanpa sadar kuucapkan. Apa yang kuucapkan seperti disampaikan untuk diriku sendiri juga. Benarkah pendapatku ini ?

Mau tidak mau, hal ini memang harus dibicarakan. Kalo aku selama ini berusaha untuk menahan diri, sedang Joko, karena ketidaktahuannya, kadang mengumbarnya. Aku tidak tahu, dia sudah berbuat sejauh apa dengan gejolak nafsu yang salah itu. Tapi, aku rasa, kami harus saling mengingatkan. Aku yang lebih tua darinya, mungkin dapat memberitahu dia kalau hubungan sex antar makhluk sejenis itu tidak dibenarkan sama Tuhan. Itu dosa.

Kami kembali duduk di depan tv. Berita masalah musibah stunami dan gempa di Aceh dan Sumut masih jadi berita utama.

"Lihat Jok," kataku membuka percakapan." Tidak semua hal yang bikin kagum dan takjub itu abadi. Kadang itu sebagai cobaan. Kamu lihat kan, ketika orang-rang kagum dengan surutnya garis pantai mencapai beberapa kilometer? Kemudian beberapa menit kemudian apa yang terjadi? Ombak besar belasan meter menelan semuanya."

"Begitu juga dengan sesuatu yang nikmat di dunia ini, tidak selamanya baik. Kenikmatan yang salah, akan datang hukumannya," kataku lagi. Mungkin dia pikir aku khotbah lagi nih ...

Kalau ada kecendrungan yang salah pada diri kita, harus disadari kalo itu salah. Itu adalah perjuangan kita. Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita.Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan.

Kita mungkin tidak akan pernah dapat "Terbang" Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kita memohon Kekuatan...Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar. Kita memohon kebijakan...Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.

Kita memohon kemakmuran...Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran. Kita memohon Keteguhan Hati...Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi. Kita memohon Cinta...Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai. Kita memohon Kemurahan Kebaikan Hati...Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing Kita...Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan? Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.

"Bukan aku yang ngomong begitu, Jok, " kataku akhirnya. Malam terasa makin larut. Entah kenapa aku bisa ngomong begitu, yang sesungguhnya aku mengutip dari internet. " Tapi yang penting, renungkanlah." Aku seperti mengatakan pada diri sendiri.

Kubiarkan Joko terus nonton tv, sedang aku ke kamar untuk tidur. Besok aku masih masuk kerja. Menjelang aku terlelap, apa yang kuomongkan di depan Joko kembali terngiang. Terasa disampaikan lebih jelas oleh seseorang. Entah siapa.

Tengah malam aku terbangun. Rasa haus membangunkanku. Tapi ketika bangun, kulihat ruang tamu masih terang, walau dengan lampu pojok. Joko belum tidur rupanya. Setelah minum dari gelas di dapur, aku melangkah ke ruang tamu. Segera aku hentikan langkahku. Joko sedang telanjang bulat sambil masturbasi telentang, bersandarkan bantal lantai. Kontolnya yang ramping itu mengkilat dan basah. Genggaman tangannnya mengocok batangnya itu dengan tenang. Elusan pada batang kontolnya seperti mengelus binatang piaraan di pangkuannya.

Joko tidak menyadari apa yang dilakukannya kutonton. Dengan pelan aku terangsang, dan aku tidak dapat menahan diri untuk tidak melihat apa yang dilakukannya Joko yang sangat asik dengan kontolnya dan tubuhnya. Sesekali jarinya menyelusup ke anusnya sedang tangan lainnya mempermainkan puting susunya yang mengeras. Aku melihat semuanya dengan nafas tertahan karena takut ketahuan. Tubuh Joko melengkung dan sedikit mengejang. Sekarang dia membalikkan tubuhnya dan sekarang kontolnya menekan bantal lantai. Pinggulnya naik turun dengan lembut. Wuh! Aku menonton pertunjukan masturbasi anak abg! Dengus nafasnya mengiringi setiap kali dia menekan kontolnya ke bantal. Dapat kulihat kepala kontolnya yang nongol dari samping pinggulnya. Memerah dan mengkilat.

Mestinya aku hentikan. Tapi tidak! Aku masih mau menikmati semuanya. Aku jadi ingin tahu bagaimana Joko menyelesaikan permainannya. Sekarang pinggulnya naik dengan posisi menungging bertumpu dengan bahunya. Dapat kulihat bibir anusnya yang sudah merekah. Tangan kirinya sekarang menyelusuri bokongnya, dia menyelusupkan jari tengahnya ke belahan pantatnya itu. Sedang tangan kanannya dengan posisi menungging begitu, dia mengocok kontolnya. Dia menahan tubuhnya dengan bahunya. Adegan yang yang penuh fantasi. Aku tidak tahu apa yang dibayangkan Joko dengan masturbasi demikian. Sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi menyaksikan Joko dengan berbagai pose masturbasinya. Tapi entah setan apa, aku tetap berdiri di balik dinding kamarku menyaksikan semuanya.

Akhirnya dia menurunkan badannya dan memiringkan tubuhnya. Dia membasahi telapak tangannya dengan baby oil. Dan masih dalam posisi telapak tangan yang menahan batang kontolnya, dia menelungkup lagi.. Pinggulnya kembali naik turun dengan kontolnya masih digenggam dengan kedua telapak tangannya. Nafasnya makin menggebu. Huh! Dia bertumpu dengan dada dan bahunya. Suara nafasnya terasa penuh nafsu. Pinggulnya naik turun mengocok telapak tangannya yang sangat licin. Kadang pinggulnya memutar mencari sensasi rangsangan kontolnya.

Tubuhnya sudah berkeringat. Beberapa menit kemudian, dia memutar tubuhnya dan mengangkat kakinya sampai pinggang dan disandarkan di tembok. Apa lagi yang dilakukannya? Tubuhnya sekarang melengkung dengan pinggang bagian belakangnya bersandarkan di dinding dan dua tungkai kakinya menggantung bebas di samping kepalanya. Kulihat kontolnya yang sudah memerah itu persis di atas wajahnya. Dia seperti pemain sirkus yang dapat melipat tubuh seperti karet. Ujung kontolnya hampir mencapai mulutnya. Kayaknya dia juga berusaha utuk dapat mengemut sendiri kontolnya. Tapi tubuhnya sudah tak bisa lebih lengkung lagi. Dia mengocoknya dengan kencang, sampai akhirnya dia ejakulasi dengan semprotan sperma di wajahnya, dan sebagian masuk mulutnya yang memang sengaja dia buka. Wajahnya belepotan cairan putih yang kental itu. Disapunya sperma yang belepotan dan di kumpulkannya ke dalam mulutnya. Dijilatnya jarinya. Dia menikmati semua itu. Sampai tubuhnya kembali rebah dan dia telentang lagi.

Dia elus kontolnya yang sudah layu tapi masih belum mengecil. Aku menarik nafas menenangkan diri. Permainan yang melelahkan, pikirku. Kurasakan ada cairan bening mengalir dari kontolku. Sudahlah, akhirnya aku memang tidak dapat menahan diriku.

Aku kembali ke tempat tidur. Dan berusaha agar tidak masturbasi. Tapi tetap saja, tekanan pinggulku di bantal guling, memuncratkan spermaku. Kepalaku terasa panas. Kenapa tidak dapat ditahan, Yadi? Terasa celanaku sangat basah dan hangat oleh cairan spremaku. Aroma sperma yang kental memenuhi kamarku.

Kembali aku menyesal. Rasa kantukku terasa lenyap. Aku telah melakukan apa yang Tuhan tidak suka. Apa yang kunasehati selama ini terasa sia-sia. Apa yang telah dititipkan Tuhan padaku, tidak aku syukuri.

***

Aku sedang sendiri nonton tv, ketika pak Roni datang. 'Temannya' mas Wawan ini masuk dan ikut duduk dilantai ketika aku persilahkan masuk. Wangi tubuhnya langsung menyebar ke seluruh ruangan. Walau tidak ada mas Wawan, pak Roni sering juga ketempatku. Jarang ketemunya sih, karena seringnya sama Joko. Aku nggak tahu apa yang mereka lakukan. Mereka seperti bapak dan anak saja. Kalo aku tanya Joko, katanya pak Roni mengajar dia bahasa Inggris.

"Wawan belum pulang ya?" tanyanya.

"Belum tuh," kataku. Kuperhatikan pak Roni yang mengenakan kemeja polos dan celana jeans ketat. Kulihat jelas tonjolan kontolnya. Aku menelan liurku. Aku yakin pasti pak Roni melihat arah pandanganku ...

"Belum makan 'kan?" tanyanya mengagetkanku dari lamunan jorokku.

Belum sempat aku menjawab, Joko sudah di pintu dan segera gabung dengan kami. Ekspresinya senang banget.

"Pak Roni mengajak kita makan malam, mau ya mas," kata Joko di sampingku. Ah rupanya dia sebelum ke tempatku sudah bertemu Joko.

Aku sih mau-mau saja. Kulihat pak Roni dengan sorot matanya terasa menghipnotisku untuk ikut. Akhirnya kuganti celana pendekku dengan celana jeans. Joko sendiri mengenakan kaos dan celana tigaperempatnya. Dengan mobil sedannya pak Roni yang sangat nyaman kamipun meluncur melewati Pancoran, Kuningan, Thamrin dan terus belok ke jalan Kebon Sirih. Setelah basa-basi memilih mau makan apa, akhirnya kami putuskan makan nasi goreng kambing. Kami makan di mobil. Malam masih saja rame... Jakarta memang tidak pernah tidur!

Pak Roni mengatakan kalo dia sering makan di sini. Dia memang doyan kambing. Katanya dalam seminggu, dia harus makan paling tidak 4 kali makanan dengan menu daging kambing. Kalo tidak dia merasa sangat pusing. Kami hampir menyelesaikan makan kami, ketika Pak Roni menawarkan ke apartemennya setelah makan di daerah Kemayoran. Dia menjanjikan akan memperlihatkan sesuatu. Entah kenapa kalo didepan pak Roni aku selalu terbayang hal-hal yang porno. Aku kembali terbayang vcd yang pernah ditonton. Apakah akan terjadi?

Kami sedang menghabiskan air jeruk dengan ngobrol apa saja. Ada perasaan tidak enak. Entah apa. Setelah membayar, kamipun menutup pintu mobil dan mulai bergerak. Ah, perut sudah kenyang begini ...Akhirnya, dengan alasan besok ada rapat dan mesti berangkat pagi, aku katakan kepada pak Roni untuk pulang lebih dulu saja. Joko merasa keberatan dengan caraku. Aku katakan berkas bahan untuk rapat ada di rumah. Jadi aku memang harus pulang lebih dulu dan tidak menginap di tempatnya pak Roni.

Pak Roni meminggirkan mobilnya dan aku turun di depan Stasiun Gambir. Joko tetap di mobil karena dia besok memang libur. Aku menghentikan taksi dan naik menuju pulang.

Liburan sekolah Joko dihabiskan bersama pak Roni. Aku tidak tahu apakah Roni di apartemennya atau keluar kota. Aku tidak ada berita. Yang jelas sudah seminggu Joko tidak ke rumahku. Siang ataupun malam. Berarti dia masih bersama pak Roni.

***

Joko datang ketempatku malam Senin. Besok dia sudah masuk sekolah. Berarti dia seminggu bersama pak Roni. Ada jam tangan di tangannya dan hp. Penampilannya beda sekali. Dan kulihat wajahnya tidak cerah lagi. Kelihatan capek.

"Dikasi pak Roni," katanya ketika aku tanya dapat darimana itu semua. Aku belum lihat dompetnya yang baru itu. Tapi sekilas kulihat ada kartu kreditnya.

Akhirnya Joko mengaku kalo dia sudah disodomi pak Roni. Dan pengakuan lainnya kalo dia itu sebenarnya gay. Ah... kenapa ada pengakuan yang begini ? Selama ini semua dia pendam. Jadi semua dibayar dengan harta benda ini. Ibarat jerami, Joko yang punya kecendrungan perilaku homoseksual, langsung ' terbakar' dengan hanya sekali sodomi. Begitu mudah orang menjadi gay kalo begitu. Tidak semua orang yang suka memancing itu nelayan. Masa kejadian sekali saja, langsung mencap diri gay? Kuberitahu pada Joko untuk sadar diri. Semua yang dimilikinya adalah awal takjubnya sama kesenangan dunia, akan ada saat datang 'gelombang' yang menggulung semua kesenangan itu.

Aku sedih juga terhadap apa yang menimpa Joko. Aku tidak mau kemaksitan ada di depan mataku, sedang aku diam saja. Dorongan seksual yang salah itu merupakan nafsu yang harus di perangi dan penyakit yang harus disingkirkan. Engkau telah diciptakan sebagai dokter atas dirimu sendiri. Engkau juga diberi tahu tentang tanda-tanda kesehatan. Dijelaskan pula kepadamu tentang penyakit, serta obatnya .

"Semua yang ada itu cobaan, Jok. Kamu sedang dicoba sama Tuhan. Berkorbanlah sedikit untuk mematuhi perintah agama dan menjauhi laranganNya. Tidak seharusnya kita menjerumuskan diri dan menyalahkan semua takdir yang menimpa kita kepada Tuhan." kataku. Aku tahu Joko keberatan dengan usulku. Dia sudah tahu 'enaknya' dan itu susah sekali menghilangkannya.

Kembali kusampaikan apa yang pernah kubaca. Padahal sesungguhnya itu hanyalah pengorbanan yang amat kecil dibandingkan dengan apa yang sudah dibeirkan-Nya kepada kita. Betapa tidak, sebelum kita beribadah atau mempunyai tabungan pahala, Ia sudah menggerakkan paru2, jantung, alat pencernaan, dll organ tubuh kita serta menyediakan oksigen, kelucuan yang membuat orang lain jatuh hati, suhu yang nyaman, perlindungan orang tua, dll? Semua itu diberikan-Nya tanpa kita harus minta-minta apalagi membayar.

Ketika kita beranjak dewasa, dibukakan-Nya kesadaran kita. Tanggung jawab diberikan. Kita diberikan kabar gembira jika kita tunduk. Kita diberikan juga peringatan jika kita ingkar. Namun Ia masih juga memberikan kasih sayang-Nya berupa petunjuk untuk menjaga diri kita sehingga bisa selamat dan bahagia dunia-akherat. Itu semua disampaikan para nabi yang lebih cinta umatnya daripada kesejahteraannya sendiri dengan disampaikannya teguran-teguran ringan setiap kali kita melakukan kesalahan, dll. Bahkan pintu ampunan pun dibuka selebar-lebarnya selama belum datang hari kiamat, betapapun besarnya dosa yang sudah kita lakukan. Namun apakah yang kita lakukan sebagai balasan-Nya? Kita seringkali justru memberikan alasan bagi-Nya untuk mencabut nikmat yang selama ini sudah dilimpahkan-Nya.

Kuhela nafasku dalam-dalam.

" Aku memang tidak kuat dengan apa yang ada pada diriku. Kadang terasa Tuhan tidak adil. Tuhan kejam. Mengapa aku dicipta seperti ini, padahal ini kan dilaknat Tuhan?" Joko bersuara pelan.

Aku tegaskan bahwa Allah swt tidak pernah menciptakan hamba-Nya khusus untuk dilaknat. Allah berkuasa memberikan potensi kebaikan dan keburukan sama besarnya pada setiap manusia. Pada beberapa manusia, diberinya bakat, yaitu potensi yang sudah lebih berkembang tanpa perlu dilatih sebelumnya. Ada yang dikaruniai ‘bakat’ pecandu, penjudi, psikopat, dll. Tapi toh Allah tidak menghendaki agar kita mengembangkan potensi buruk kita menjadi perilaku buruk. Ia Maha Pengasih sehingga berkehendak agar kita mengembangkan hanya potensi positif agar menjadi perilaku positif pula. Semua itu bukan untuk kepentingan Dia, karena Ia tidak butuh apa-apa dari kita. Sebaliknya, kitalah yang butuh Dia. Dalam upaya kita mengembangkan potensi positif kita dan dalam menjaga agar kita tidak tercemari. Ia menurunkan kasih sayang-Nya berupa peringatan, tidak hanya yang tertulis dalam kitab suci namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Rasa bersalah, musibah, perpisahan, penyakit, juga kebahagiaan ketika kita melakukan sesuatu yang benar menurut aturan-Nya.

Dengan keterbatasan yang ada pada kita kadang kita tidak mampu melihat kasih sayang-Nya di balik semua perintah dan larangan itu.Untuk homoseksual sebenarnya sudah menunggu beberapa kerusakan yang sebagiannya sudah terlihat oleh kita. Namun kenikmatan duniawi dan kesombongan kita atas kemampuan akal manusiawi mengabaikan jeweran-Nya. Tidak percaya? Kerusakan anus, infeksi rektal, banyaknya partner seksual, seringnya pergantian pasangan, munculnya penyakit2 baru yang dulunya tidak ada, sikap permisif terhadap perilaku seksual di luar nikah (termasuk pedofilia, transvestisme, transgender), itu semua adalah bukti kerusakan. Kita saja yang sering membuat dalih, “Ah, kalau itu hukuman Tuhan, kenapa bayi dan ibu rumah tangga juga kena?” Hukuman Tuhan hanya berlaku bagi mereka yang membuat-Nya murka, sedangkan cobaan Tuhan berlaku bagi mereka yang dekat pada-Nya agar semakin dekat. Bagi kita yang belum mengalaminya, itu adalah peringatan, “Hei, Aku benar-benar ada dan benar-benar serius soal laranganku terhadap perilaku homoseksual!”

Malam sudah sangat larut, ketika hpnya Joko berbunyi. Dia menerima sms. Pak Roni masuk rumah sakit! Kena stroke. Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini? Pelajaran apa lagi ini?

4 komentar:

Hot Admin mengatakan...

Male model panas

Nice to be here, many story :)

Anonim mengatakan...

nice story~~~ ^__^
http://asianmeatmarkrt2.blogspot.com/
http://bulgeandbulge.blogspot.com/
http://giantblackbeauty.blogspot.com/

Aryono mengatakan...

banyak pelajaran yg diambil dr cerita ini tinggal tergantung individu seseorang dlm menyikapi cerita ini

Indonesian Male Escort mengatakan...

visit http://indonesianmaleescort.blogspot.com

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.