Rabu, 04 April 2012

Suami-Suami Metropolis IV : Cerita Yona

I

“Ohhhh… paaa.. pahh.. ohhh… ohhh… aku nyampe pahh.. ohh..,” aku mengerang keras. Seluruh tubuhku bergetar hebat. Orgasmeku meledak sudah. Sementara itu Hendra, suamiku, terus saja menggenjotkan pantatnya turun naik dengan cepat dan menghentak-hentak. Ia belum juga menyudahi aksinya mengentotiku. Padahal sudah hampir satu jam kami melakukan persenggamaan ini, tubuhku sudah dibolak-balik olehnya berkali-kali.

“Ohhh.. oghhh… ohhhh…ogh….., pah.. kamu hebat sekalihh.. ohh..,”

“Ceplok.. ceplok.. ceplok.. ceplok.. ceplok..,”

Kontol suamiku terus mengaduk-aduk memekku. Suaranya kocokan kontolnya di memekku yang becek terdengar keras. Aou.. tubuhku sudah benar-benar lemas. Tapi dia belum juga mau usai nampaknya. Di terus menggenjotku dengan perkasa. Sepuluh menit berlalu, Hendra terus saja bergerak. Tubuh kekarnya basah kuyup bersimbah keringat itu sudah merah padam kulihat.

Aku sangat bersyukur bersuamikan Hendra. Dia benar-benar bisa memberikan kepuasan padaku. Setiap kali kami mengentot aku bisa berulang-ulang orgasme dibuatnya. Tapi ya itu, kalau aku sudah kelelahan seperti ini aku menjadi merasa sangat menderita. Tubuhku sudah lunglai, tapi dia belum juga mencapai puncak kenikmatannya. Akhirnya aku terpaksa saja menerima segala perlakuannya yang binal dan jantan itu.

Setelah dua puluh menit kemudian, barulah tubuhnya mengejang. Hendrapun menumpahkan seluruh spermanya yang kental dan banyak itu ke dalam rahimku. Saat itu tubuhku benar-benar sudah sangat lemas tak berdaya. Sekejap saja aku sudah jatuh tertidur.

II

Aku punya sahabat kental di kantor. Yasmin namanya. Sedemikian dekatnya hubungan persahabatan kami, sehingga di antara kami tak ada lagi rahasia. Segala hal kami bahas, termasuk urusan ranjang yang sebenarnya sangat pribadi.

Dari hasil obrolan, akhirnya kami mengetahui bahwa ternyata kami sama-sama beruntung memiliki suami-suami yang memiliki fisik oke dan sangat perkasa di ranjang. Satu kali obrolan kami sampai nyerempet ke hal yang terlarang.

“Asyik juga kali Yon, kalo kita saling coba suami masing-masing,” celetuk Yasmin.

Aku benar-benar kaget mendengar celetukannya itu. Tak menyangka dia punya fantasi yang liar rupanya. Namun demikian, tak urung kata-katanya itu menggoda fantasi sexku juga. otak kotorku langsung menyeruak. Gimana ya rasanya bila ngentot dengan si Vito, suami Yasmin yang ganteng itu? Apa dia juga sama perkasanya seperti Hendra? Fikirku dalam hati.

“Yon, Yona? Kok bengong?” colekan Yasmin membuyarkan lamunanku.

“Engg.. enggak. Enggak apa-apa,” sahutku cepat. Aku tak mau Yasmin mengetahui apa yang sedang aku lamunkan.

“Sedang mengkhayalkan nikmatnya ngentot dengan suamiku ya?’ tuduh yasmin langsung. Aku yakin saat itu wajahku merah padam. Malu karena ternyata ia tahu apa yang sedang kupikirkan.

“Engghhh.. hehehehe..,” aku tertawa malu-malu.

“Gimana kalo kita realisasikan aja Yon. Seru banget kan,” ajak Yasmin.

“Tapi gimana caranya. Aku gak tau gimana harus ngomongnya dengan Hendra,” sahutku.

“Gak usah diomongin. Kita jebak aja mereka berdua,”

“Caranya?”

“Nah, hal ini perlu kita rumuskan bersama Yon. Gue punya usul gimana kalu kita… psst.. psst.. psstt…,” Yasmin semakin merendahkan nada suaranya. Ia tak mau pengunjung lain di rumah makan tempat kami makan siang bersama ini mendengar rencana mesum yang diutarakannya seputar menjebak suami-suami kami ini.

III

“Selamat ulang tahun sayang,” bisik Hendra di telingaku lembut. aku tersenyum mesra padanya. Rasanya begitu membahagiakan mendapatkan ucapan selamat ulang tahun plus ciuman mesra di pagi hari ulang tahunku. Apalagi itu dari suamiku tersayang.

“Terima kasih sayang,” jawabku usai mencium bibirnya mesra. “Lho, sarapanku udah disiapin nih?” kataku saat melihat suamiku memegang nampan berisi roti bakar plus jus jeruk buatannya sendiri. Hendra benar-benar suami romantis deh. Udah romantis jantan banget lagi. Nafsuku langsung bangkit melihat tubuh kekarnya yang saat itu hanya dibalut celana dalam saja.

“Yona maunya sarapan itu,” kataku manja menunjuk gundukan kontolnya yang besar dibalik celana dalamnya.

“Boleh, tapi sarapan ini dulu ya,” katanya menunjuk pada isi nampan yang dibawanya.

“Hmmm… he eh deh,” sahutku.

Akupun kemudian sarapan di atas tempat tidur. Rasanya begitu nikmat memakan roti buatan Hendra yang dibuat dengan penuh perasaan cinta seperti ini. Sambil makan sesekali kucium pipinya yang belum dicukurnya itu. Hmmmm…. Nikmat sekali mencium pipinya yang terasa kasar karena bulu-bulu pendek di wajahnya ini. Aku makan dengan cepat. Rasanya aku udah terangsang banget. Putting susuku sudah keras sekali. Tak sabar rasanya pengen ngentot dengan suamiku tersayang ini. Setelah roti dan jus jeruk kuhabiskan, kuletakkan nampan berisi piring dan gelas itu di bawah tempat tidur. Lalu dengan buas kuterkam Hendra.

Tubuhnya yang kekar telentang diatas kasur. Tubuhku yang dibalut baju tidur tipis menindih tubuhnya. Kugesek-gesekkan tubuhku ke tubuhnya.

“Nafsu banget sih ma,” katanya sambil tertawa padaku.

“Habisnya papa nafsuin banget sih,” sahutku.

Aku tak menggenakan selembar pakaian dalam apapun dibalik baju tidurku. Buah dadaku yang empuk dan besar kujepit di dada bidang Hendra. Kugesek-gesekkan. “Ohhhhh….,” desahku.

Kami bercinta dengan cepat. Hendra menurunkan bagian depan celana dalamnya. Dikeluarkannya kontolnya yang sudah keras. Baju tidurku yang berbentuk terusan diangkatnya ke atas. Membuka bagian bawah tubuhku. Memekku sudah basah karena itu dengan mudah kontol Hendra bis masuk menembus memekku.

Pantat kami bergoyang berbalasan menghentak. Ahh.. nikmat sekali. Setiap kali kami melakukan gerakan menekan aku merasakan nikmat yang tiada tara saat jembut kami yang sama-sama lebat bertemu. Aku memang sengaja tak mencukur jembutku. Itu sesuai dengan permintaan suamiku. Hendra sangat suka dengan jembutku yang rimbun ini. “Indah banget ma, lihat jembut mama yang gondrong itu,” katanya satu kali.

Persenggamaan itupun usai setelah aku orgasme dua kali. Dan Hendra orgasme satu kali dalam memekku. Setelah kami beristirahat sejenak melepas lelah, kamipun harus siap-siap untuk berangkat ke kantor.

“Pa, nanti pulangnya jangan lama-lama ya,” kataku pada Hendra saat ia mengantarku ke kantor.

“Kenapa ma?” tanyanya.

“Yasmin sama suaminya mau ke rumah. Dia minta mama bikin acara ulang tahun,” sahutku.

“Oke deh. Nanti papa usahakan pulang secepatnya,” sahut Hendra.

Aku tersenyum mesra padanya. Hendra tak tahu dibalik senyuman mesra itu aku sedang membayangkan hal mesum tentang apa yang aku rencanakan. bersama Yasmin. Rencana mesum yang akan kami realisasikan nanti malam.

IV

Aku sudah menyiapkan hidangan makan malam untuk pesta kecil-kecilanku. Hidangan yang sangat istimewa. Karena selain rasanya sangat lezat juga kububuhi dengan obat perangsang yang kubeli bersama Yasmin. Aku yakin dengan obat perangsang itu maka kami berempat akan tak bisa menahan nafsu. Dan karena tak ada yang bisa menahan nafsu, maka kami tak akan malu-malu untuk berpesta sex bersama-sama.

V

“Kamu memang pinter masak ya Yon. Enak banget rasanya,” puji Yasmin padaku usai kami makan malam bersama.

“Ah.. enggak juga biasa aja,” sahutku.

“Siapa dulu Min, istri gue,” kata Hendra bangga. Kami lalu tertawa-tawa.

Setelah makan lalu kami duduk-duduk di ruang tamu. Ngobrol-ngobrol sambil minum wine dan juga minuman keras lain yang memang kami sediakan di rumah. Hendra menyetel musik lembut. Suasana obrolan jadi terasa romantis. Aku duduk di sofa rapat dengan Hendra. Yasmin juga duduk rapat dengan suaminya Vito. Wine dan minuman keras yang kami minum juga sudah kububuhi obat perangsang.

Belum banyak yang kami bicarakan. Reaksi obat perangsang sepertinya mulai menghinggapi. Tubuhku kurasakan mulai berdesir-desir setiap bergesekan dengan Hendra. Aku yakin diapun sudah begitu. Kulihat duduknya sudah gelisah. Saat dengan pura-pura tak sengaja kusentuh selangkangannya, kurasakan kontolnya sudah membengkak.

Yasminpun kulihat sudah gelisah. Apalagi Vito. Berkali-kali kuliaht suami Yasmin itu mengubah posisi duduknya.

Yasmin mulai beraksi. Kulihat dia mulai meraba-raba paha suaminya yang padat dibalik celana jins itu. Melihat Yasmin mulai beraksi akupun ikutan. Kugesek-gesek dada bidang Hendra dengan punggungku. Akibatnya luar biasa, suami-suami kami itu mulai mendesah. Dan kemudian tanpa dikomando keduanyapun mulai berbuat semakin jauh. Hendra tak peduli lagi, ia langsung mencium leherku. Vito juga. Malah ia membalikkan tubuh istrinya, dipagutnya bibir Yasmin.

Suasana berubah cabul dalam sekejab. Berpasangan kami saling bercumbu. Dan ketika birahi tak lagi bisa dibendung, suamiku dan suami Yasmin semakin menggila. Dengan paksa mereka melucuti pakaian kami, istri mereka masing-masing. Setelah itu merekapun melepaskan pakaian mereka. Aku melirik pada Vito, memandangi tubuhnya yang indah. Yasminpun sebaliknya ia memandangi tubuh suamiku.

Vito mulai menyetubuhi Yasmin dalam posisi nungging. Sementara Hendra menyutubuhiku dengan posisi biasa, dimana aku telentang di sofa dan dia menindihku dari atas.

Sampai lima menit ke depan kami di entot oleh suami masing-masing. Namun setelah itu kamipun mulai menjalankan rencana mesum kami. Aku dan Yasmin mengajak suami kami mengentoti kami di lantai. Tubuhku dan Yasmin sama-sama telentang dilantai bersisian. Dan dimulailah.

“Mau tukaran Yona?” tanya Yasmin padaku diantara erangannya.

“Boleh. Mereka mau gak?” tanyaku pada Yasmin. Kami sengaja bicara keras hingga suami kami mendengar. Keduanya sejenak kaget mendengar kata-kata kami. Namun hanya sejenak, setelah itu keduanya saling memandang dan tersenyum penuh arti.

“Kalian sudah merencanakan ini ya,” kata Vito.

“Dasar. Kenapa gak bilang terus terang,” kata Hendra.

Kami berdua tertawa-tawa girang. Keduanya langsung bertukar tempat. Vito mendatangiku sedangkan Hendra mendatangi Yasmin.

VI

Vito menarik tubuhku ke sofa. Ia duduk di atas sofa mengangkang. Aku tahu apa maunya. Segera aku naik ke atas pangkuannya. Memekku kubuka lebar-lebar. Kuturunkan pantatku. Sedikit demi sedikit kontolnya memasuki memekku.

“Ohhhh……….,” erangku. Rasanya berbeda. Meskipun sama-sama besar namun tetap saja bisa kurasakan perbedaannya dengan kontol suamiku yang selama ini selalu memasukiku.

“Ohhh..ohh.. Yonn.. enak banget Yonn… jembutmu enak banget,” desah Vito. Ia merasakan sensasi yang berbeda dengan adanya jembut gondrongku ini. Yasmin memang tak berjembut. Memeknya licin karena ia selalu mencukur jembutnya sampai tandas.

Kami bergoyang pantat dengan cepat. Mulut kami saling berciuman. Ahh.. enaknya ngentot dengan suami Yasmin ini.

Sementara itu Hendra sedang asik menggendong tubuh Yasmin. Dengan perkasanya ia mengentoti Yasmin sambil berdiri. Tubuh sintal Yasmin berguncang-guncang saking kerasnya hentakan pantat suamiku.

“Ohh..ohhh..ohhh.. Hend.. kamu perkasa banget Hend.. ohh..ohh..,” erang Yasmin.

“Lebih perkasa mana sama Vito?” goda Hendra.

“Sama dong. Suami gue juga perkasa banget,” kata Yasmin tak mau merendahkan suaminya.

Tapi bener kok. Vito emang perkasa. Sama seperti Hendra.

Aku dan Yasmin orgaseme hampir bersamaan. Tapi suami-suamiku kami masih menggila. Mereka meneruskan terus menggumuli tubuh kami meskipun kami sudah lemas.

Beberapa kali kami berganti posisi. Segala posisi yang ada dalam film porno kami cobain. Aku dan Yasmin bergantian ngentot sekaligus berdua dengan Vito dan Hendra. Satu kontol dalam memek sedangkan satu kontol lagi di mulut. Atau yang lebih dahsyat. Selama ini aku tak pernah mencobanya dengan Hendra. Vito memasukkan kontolnya di lobang pantatku. Rasanya awalnya sangat perih namun lama-lama enak.

Melihat Vito mengerjaiku seperti itu Hendra ingin juga mencobanya pada Yasmin. Jadilah kami di anal oleh mereka. Itu saja belum cukup. Vito mengajak melakukan hal yang lebih seru. Ia menganalku dalam keadaan tidur telentang sementara aku mendudukinya. Kemudian ia menyuruh Hendra memasukkan kontolnya dalam memekku. Jadilah aku dientot di dua lobangku sekaligus. Setelah aku orgasme Yasmin minta digituin juga. berpindahlah kedua suami itu mengerjai Yasmin seperti itu.

Malahan di Yasmin mereka melakukan improvisasi lagi. Vito menyuruh istrinya membuka memeknya selebar-lebarnya. Saat itu kontol Vito masih terbenam dalam memek istrinya. Sementara kontol suamiku terbenam dalam anus Yasmin. Vito lalu menarik kontol suamiku. Aku bingung, mau ngapain nih si Vito. Suamiku terlihat bingung. Lalu dengan tangannya Vito memasukkan kontol Hendra dalam memek istrinya. Aku terkesima. Memek Yasmin dimasuki dua kontol sekaligus.

Jadilah memek Yasmin diobok-obok dua kontol besar itu bersamaan. Sebenarnya aku merasa aneh juga dengan posisi itu, karena kulihat dengan begitu Hendra dan Vito saling menggesekkan kontol mereka jadinya. Tapi karena dilanda birahi ya aku biarkan saja. Malah akupun kemudian minta digitukan setelah orgasme Yasmin datang.

Gila! Rasanya benar-benar perih dimasukin dua kontol gemuk dan panjang sekaligus. Tapi juga enak banget.

“Gimana Hend? Enak kan?” tanya Vito pada suamiku.

“Gila To, enak luar biasa. Ohhh…ohhh…,” sahut suamiku.

VII

Berkali-kali aku dan Yasmin sudah orgasme. Namun suami-suami kami masih juga perkasa. Yah inilah akibat obat perangsang itu. Selama ini tidak pakai obat perangsang saja meraka sudah perkasa. Apalagi ditambah obat seperti ini.

Tubuhku dan Yasmin sudah terasa remuk. Rasanya aku pengen segera menyudahinya. Namun kedua suami kami sepertinya masih ingin terus dan terus. akhirnya pada pukul dua belas malam aku ambruk kelelahan. Tenagaku rasanya hampir habis. Yasminpun begitu.

“Udah mas, udah. Capek nih,” katanya pada Vito yang masih menggenjot memeknya. Padahal saat itu suamiku Hendra sudah berdiri di samping mereka minta gantian setelah dia berhasil mengalahkanku.

“Masih nanggung nih,” kata Vito.

“Iya nih. Salah sendiri, kenapa kalian bikin acara ginian,” kata Hendra mendukung Vito.

“Aduh ampun deh. Ampun,” sahut Yasmin. Aku sangat kasihan padanya.

Hendra mendekatiku.

“Aku entotin mama lagi ya,” pintanya memelas.

“Aduh pa. Aku capek. Aku pengen istirahat nih,” kataku.

“Gimana dong nih,” kata Hendra kesal.

“Papa ngocok sendiri aja ya,” kataku membujuk.

“Mana asik,” kata suamiku.

“Kalau gitu kalian main berdua aja deh,” kata Yasmin tiba-tiba.

Aku kaget. Hendrapun terlihat kaget. Ia memandang Vito. Suami Yasmin itu terlihat tak berekpresi.

Si Yasmin gila. Pikirku. Masak suamiku disuruhnya ngentot dengan suaminya. Mereka kan bukan homo? Tapi melihat beapa lemasnya Yasmin aku kasihan padanya. Tiba-tiba aku mengerti apa maksud Yasmin. Mungkin dengan hanya begitu cara agar dia bisa istirahat dan tidak lagi dientot oleh suami-suami kami yang maniak ini. Aku jadi maklum dengan apa yang dikatakannya. Memikirkan kondisiku yang juga sangat lemas aku jadi mendukung apa yang dikatakan Yasmin.

“Iya kalian main berdua aja,” kataku mantap.

Hendra memandangku tak percaya.

“Ma? Gak salah nih?” tanyanya.

“Iya pa. Gak papa. Kalian kan sama-sama kuat. Aku jadi pengen tahu kalo kalian maen berdua siapa yang kalah duluan,” kataku. Kok tiba-tiba aku bisa menciptakan alasan itu ya? Hendra dan Vito berpandangan.

“Bener kamu Yon. Aku juga jadi pengen tau siapa yang duluan keluar,” sambung Yasmin.

Sepertinya suamiku mulai merasa tertantang. Vito juga. “Gimana Ndra?” tanya Vito tersenyum menantang pada suamiku.

“Boleh. Siapa takut. Kita buktikan siapa yang paling kuat diantara kita,” sahut suamiku mantap.

“Oke,” kata Vito.

Keduanya mendekat.

“Kita ngocok sama-sama,” kata Hendra.

“Jangan-jangan ngocok,” kataku. Entah kenapa tiba-tiba muncul fantasi liar di benakku.

“Lalu?” tanya Hendra bingung.

“Kalian ngentot saja bergantian. Masing-masing ukur waktunya,” kataku.

“Ya. Bener. Begitu caranya,” kata Yasmin. Rupanya dia juga punya fantasi sama liarnya sepertiku.

“Hahaha. Boleh siapa takut,” kata Vito. Entah kenapa kulihat suami Yasmin itu semakin bersemangat. Sementara Hendra terlihat ragu. Tapi kemudian iapun menyetujuinya.

VIII

Siapa yang mengentot siapa lebih dulu ditentukan dengan cara adu suit. Ternyata suamiku kalah. Aku langsung berdebar-debar. Aku bakal menyaksikan suamiku dientot oleh laki-laki. Ini adalah pengalaman pertama yang luar biasa.

Hendra terlihat ragu saat melihat kontol Vito yang gemuk dan panjang itu. Ia pasti berpikir rasa sakit yang akan dideritanya karena dimasuki benda bulat panjang tumpul itu.

“Oke Ndra, siap-siap. Elo mau gue masukin dengan cara apa? Nungging atau telentang?” tanya Vito.

Hendra memilih telentang. Katanya supaya gak capek. Jadilah suamiku telentang mengangkang. Kemudian Vito mendatanginya. Aku dan Yasmin menjadi penonton kegilaan itu. Pelan-pelan kontol Vito memasuki lobang pantat suamiku. Sebelumnya Hendra meminta Vito untuk mengolesi batang kontolnya dengan baby oil. Supaya gak terlalu sakit katanya.

Di hadapanku dan Yasmin kulihat bagaimana Vito menyodomi suamiku dengan penuh semangat. Ia bergerak cepat dan mantap. Pantatnya menghentak-hentak. Keras dan cepat. Sementara itu suamiku menjerit-jerit tertahan. Ia pasti sangat kesakitan.

“Ohhh…ohhh..ohhh… shitt.. pantat elo enak banget Ndra,” erang Vito. Ia pasti tak sadar dengan erangannya yang memuji itu. Mungkin saking enaknya maka ia tak bisa menahan diri untuk memuji enaknya lobang pantat suamiku, pikirku.

Hendra hanya mengerang terdiam. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Dipandanginya saja Vito yang sibuk menggarapnya.

“Ogghhh…oghh….oghh……,”

“Arghh..arghhh..,”

Vito terus menggenjot. Sudah lebih sepuluh menit. Ia belum mencapai orgasme juga. kulihat Hendra tak lagi merasa kesakitan seperti awal penetrasi Vito. Astaga! Suamiku sekarang keenakan. Meskipun ia tak menggerakkan pantatnya dengan keras dan menghentak, tapi aku bisa melihat pantat suamiku itu bergerak-gerak membalas goyangan pantat Vito. Pelan tapi jelas. Ya, aku jadi ingat saat aku pertama kali disododmi Vito tadi. Awalnya sakit, tapi setelah sekian saat berubah jadi enak sekali. Dan inilah sekarang yang dirasakan suamiku.

Aku yakin, kalo seandainya saat itu aku dan Yasmin tak ada, pasti suamiku akan membalas genjotan Vito dengan tak kalah hotnya. Tapi pasti ia menahan diri. Ia pasti merasa malu disangka punya kelainan seksual olehku dan Yasmin. Tapi ia tak bisa lagi menyembunyikan rasa nikmat yang membuainya oleh entotan Vito di lobang pantatnya. Kulihat dengan jelas ia meletakkan kedua tangannya di buah pantat Vito. Ia pasti ingin meremas buah pantat itu. Tapi ia tak berani. Yang lebih jelas lagi adalah ketika kulihat kontol Hendra menegang keras. Padahal saat itu Vito tak henti menggenjotkan pantatnya.

Aku jadi merasa kasihan pada Hendra. Ia pasti berusaha sekuat tenaga menahan diri untuk tida menunjukkan ekspresi nikmat yang diperolehnya dari entotan Vito. Dan itu membuatnya semakin menderita. Aku harus berbuat sesuatu, pikirku.

“Pa, kalo memang enak, nikmatin aja. Mama gak papa kok,” kataku tersenyum penuh kemesraan padanya. Hendra memandangiku. Ia berusaha meyakinkan bahwa aku berkata sepenuh hati dan bukan mengerjainya. Aku menganggukkan kepalaku untuk menegaskan kata-kataku. Suamiku terlihat tersenyum bahagia atas dukunganku.

“Yang penting, papa harus menang,” kataku berpesan.

“Okehh.. mah..,” sahut suamiku.

Dan setelah itu suasana berubah total. Kini didepan mataku dan Yasmin kulihat dua laki-laki yang mengentot dengan penuh totalitas. Dan keduanya adalah suami-suami kami.

Hendra dan Vito kini menggenjot pantat berbalasan. Keduanya menghentak-hentak dengan sekuat tenaga. Hentakan penuh keperkasaan. Mereka menunjukkan sebuah pertunjukan ngentot yang sangat laki-laki. Kasar dan buas.

Ternyata akibat respon suamiku yang menggila Vito tak bisa menahan orgasmenya lagi. Ia pasti merasa keenakan oleh kedutan pantat suamiku. Tak lama iapun menumpahkan semua spermanya dalam lobang pantat suamiku. Waktu yang dicapai Vito adalah lima belas menit dua puluh detik.

“Sorry Ndra, gak bisa gue tahan. Terpaksa muncrat di dalam,” katanya.

“Ya udah mau diapain lagi,” sahut suamiku. “Sekarang giliran gue,” kata Hendra.

“Sabar dong gue istirahat dulu,”

IX

Yasmin sudah terlelap sejak tadi. Ia tak menyaksikan bagaimana suaminya menyemburkan spermanya dalam lobang pantat suamiku. Kini tinggal aku yang menyaksikan sesi selanjutnya, dimana suamiku akan melakukan sodomi di lobang pantat Vito.

Tapi tak lama aku bisa menyaksikan pergumulan mereka, karena aku tak bisa lagi menahan kantukku. Akupun kemudian jatuh tertidur. Tak tahu apa-apa lagi. Tak ada lagi yang mencatat waktu perolehan suamiku mengeluarkan spermanya saat mengentoti Vito. Dan aku tak tahu bagaimana mereka melakukan senggama itu. Apakah sedahsyat saat suamiku dientot oleh suami Yasmin tadi.

Keesokan harinya, saat aku terbangun lewat pukul sepuluh pagi, kulihat ruang tamuku diramaikan dengan empat sosok manusia telanjang bulat, termasuk aku. Aku dan Yasmin tergeletak di atas lantai. Sedangkan suamiku dan suami Yasmin tergeletak diatas sofa dengan posisi berlawanan arah. Kepala Hendra di kaki Vito demikian pula sebaliknya. Kulihat ceceran sperma-sperma kering menempel di kontol mereka juga di sebagaian tubuh mereka yang kekar. Ngapain aja mereka tadi malam? Pikirku.

Menjelang pukul sebelas siang barulah semuanya terbangun. Aku sudah mempersiapkan sarapan pagi untuk mereka. Sisa-sisa makanan tadi malam kubuang semuanya. Makanan itu mengandung obat perangsang. Aku tak mau kami memakannya lagi. Aku tak mau acara tadi malam terulang lagi pagi ini. Setelah mereka membersihkan diri kamipun sarapan bersama. Percakapan tidak lagi sesantai tadi malam. Sepertinya dalam keadaan sama-sama sadar kami jadi merasa saling canggung satu sama lain. Pasti masing-masing merasa aneh dan malu dengan kegilaan yang kami lakukan tadi malam.

Sejak itu kami tak pernah melakukan lagi sex orgy tukar pasangan itu. Setelah aku tak lagi terpengaruh obat perangsang di pagi hari saat aku terbangun itu, aku kok rasanya jadi jengah membayangkan apa yang kami lakukan malam itu. Apalagi mengingat saat suamiku dan Vito ngentot berdua itu, rasanya jijik sekali deh. Kok bisa-bisanya saat itu aku merelakannya.

Saat aku ngobrol dengan Yasmin beberapa hari berselang iapun merasakan seperti yang kurasakan. Katanya, saat itu yang ada dipikirannya hanyalah bagaimana ia bisa melepaskan diri dari keinginan para suami kami yang masih ingin menggarapnya. Mungkin karena pengaruh obat perangsang dan juga minuman keras yang banyak kami minum makanya dengan santainya ia mengusulkan hal gila itu pada suami-suami kami. Dengan begitu lepaslah dia dari nafsu para suami kami yang saat itu memang tak terbendung lagi.

Kalau dikatakan menyesal. Ya aku dan Yasmin merasa menyesal karena telah merencanakan pesta sex gila-gilaan itu. Tapi kami pikir-pikir ya sudahlah, mendingan dilupakan saja. Lagipula kami toh menikmatinya juga. Syukurlah, hubungan rumah tanggaku dan juga rumah tangga Yasmin tetap rukun saja sampai saat ini. Tak ada masalah yang timbul akibat pesta malam itu. Hubungan seksualku dengan Hendra, suamiku, juga tetap panas. Untung saja hubungan sexnya yang sangat dahsyat dengan Vito tak mengubah prilaku seksualnya, pikirku. Dan tak sampai mempengaruhi hubungan seksual kami. Dia tetap saja buas saat mengerjaiku hingga aku kepayahan melayaninya.

Cukuplah fantasi liarku dan Yasmin kesampaian malam itu. Aku dan Yasmin tak merasa melakukan selingkuh. Karena kami melakukannya bersama-sama dengan sepengetahuan suami-suami kami. Tak ada sembunyi-sembunyi. Dan semuanya cukup sampai disitu saja. Tak perlu ada siaran ulangan lagi.
 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.