Kamis, 05 April 2012

Suami-Suami Metropolis V : Rahasia Hendra dan Vito

I

Hendra segera meninggalkan kantor setelah jam kerjanya usai. Istri tersayangnya, Yona, hari ini berulang tahun. Sesuai dengan pesan istrinya tadi pagi, ia harus pulang segera malam ini karena ada pesta kecil-kecilan yang akan diadakan nanti malam. Sepasang suami istri, sahabat istrinya akan datang juga untuk ikut merayakan ulang tahun istrinya malam ini.

“Kok buru-buru sih pak? Mau kemana?” tanya Nina sekretarisnya yang cantik pada Hendra. Sekretaris cantik yang genit itu langsung melingkarkan lengannya ke leher Hendra sambil merapatkan tubuhnya yang sintal pada tubuh atasannya yang tegap itu. Bibirnya yang merah merekah itu mengusap-usap dagu sang atasan dengan maksud menggoda kelelakiannya.

“Istri saya ulang tahun hari ini Nin, saya harus pulang cepat. Dia mengadakan pesta kecil-kecilan malam ini. Kalau saya tidak pulang cepat, nanti bakal diomelin sama dia,” sahut Hendra. Tangannya dengan nakal menggerayangi bokong sexy Nina. Dasar nakal, masih sempat-sempatnya juga deh.

“Ih, gitu deh. Padahal Nina kan pengen minta jatah dulu,” kata Nina dengan nada merajuk genit. Tanpa sepengatahuan Yona, suaminya yang dikiranya setia ini, ternyata berselingkuh dengan sekretarisnya.

“Gak keburu Nin, nanti saya telat pulangnya,” kata Hendra menolak. Namun tetap saja mulutnya bergerilya menjelajahi leher jenjang Nina.

“Sebentar aja, quicky sex kan bisa,” kata Nina membujuk.

“Gimana ya? Kamu kan bisa minta jatah sama Sony, suami kamu itu,” kata Hendra.

“Sama dia gak seru. Kontolnya gak segede punya Pak Hendra sih. Ayo dong. Sebentar aja,” rayu Nina. Mulutnya sudah bergeser ke bibir Hendra. Lidahnya menjilat-jilat bibir atasannya yang tipis itu.

“Tapi beneran sebentar ya,”

“Iya,”

Hendra segera mendorong tubuh Nina ke meja kerjanya. Diangkatnya rok span sekretarisnya itu ke atas hingga ke pinggang. Celana dalam Nina diturunkannya sampai paha. Setelah itu dengan buru-buru dibukanya resleting celananya, mengeluarkan kontol besarnya yang memang sudah ngaceng karena godaaan Nina.

“Tuh kan, sok pake nolak lagi. Padahal kontol Bapak kan udah keras begini,” kata Nina tertawa sambil meremas kontol atasannya itu penuh nafsu.

Hendra tak menyahut. Nafasnya semakin menderu. Dengan terburu-buru diselipkannya kontolnya ke memek Nina. Setelah itu ia langsung menggenjot dengan cepat dan keras. Nina membalas dengan tak kalah heboh. Mulut mereka berpagutan. Ruang kerja Hendra ramai dengan suara erangan, desahan, rintihan, deru nafas, dan juga suara-suara yang timbul dari hentakan-hentakan pantat atasan dan sekretarisnya yang sedang ngentot itu.

Quicky sex itu mereka lakukan dengan cepat. Tak sampai lima menit keduanyapun orgasme berbarengan. Nina langsung berjongkok di depan Hendra. Kontol atasannya yang belepotan sperma itu langsung dibersihkannya dengan mulutnya. Sekejap saja kontol Hendra tak lagi berlumuran sperma. Semuanya ditelan oleh Nina. Setelah itu Nina membersihkan memek dan jembutnya sendiri yang berlumuran sperma Hendra dengan menggunakan tissu. Ia tak mau Sony suaminya murka karena mendapatkan sisa-sisa sperma milik laki-laki lain di memeknya.

Setelah merapikan kembali pakaian dan rambut mereka yang acak-acakan, Hendra dan Nina pun meninggalkan kantor. Pulang ke rumah masing-masing.

II

“Sorry Ndra, gue harus pulang sore nih hari ini. Istri gue nyuruh pulang cepet. Soalnya dia ada acara di rumah temennya. Gue disuruh nemenin,” kata Vito pada Indra yang tiba-tiba sore itu mendatanginya ke kantor. Sahabatnya itu mengajak Vito untuk ngumpul bareng dengan teman-teman mereka yang lain malam itu. “Sorry banget ya Ndra,” kata Vito. Ia sungguh tak enak menolak ajakan Indra.

Sahabatnya itu memang bukan siapa-siapa lagi buatnya. Selain teman kongkow-kongkow Indra juga temannya menyalurkan nafsu. Bersama Indra dan empat orang lain temannya, yaitu Kamal, Dharma, Ferry, dan Ricky, mereka memang sering meluapkan nafsu dengan melakukan sex sejenis. Karena itu mereka menjadi sangat akrab sekali. Bila ada satu yang mengajak ngumpul, maka yang lain pasti akan segera memenuhi ajakan itu. Namun kali ini Vito benar-benar tak bisa untuk ikut. Yasmin, istrinya, sudah mewanti-wanti sejak dua hari lalu. Dan tadi pagi Yasmin masih mengingatkannya sekali lagi.

Selain juga tak enak menolak ajakan Indra karena keakaraban mereka, ia juga tak enak menolak karena ajakan itu sebenarnya sangat menggoda birahinya. Entah bagaimana caranya, Kamal berhasil mengumpulkan empat siswa SMU yang akan melakukan tari erotis buat mereka. Kamal memang sangat ahli untuk urusan beginian. Dari foto-foto mereka yang dikirimkan Kamal melalui MMS kepada Vito, keempatnya ganteng-ganteng dan yang paling penting jantan-jantan, tak ada yang banci. Sesuai dengan selera Vito dan juga kelima temannya.

“To, kata Kamal selain menari mereka juga bersedia untuk kita entotin, seru banget kan. Mereka masih perjaka semua tau. Belum pernah ngentot dengan laki-laki. Kalau Kamal gak membayar mereka gede, mana mungkin mereka mau. Sayang banget kan dilewatkan,” kata Indra berpromosi. Vito makin ngiler jadinya. Benar-benar sayang untuk dilewatkan sebenarnya. Tapi mau bagaimana lagi. Ia tak bisa menolak permintaan istrinya yang sudah disetujuinya itu.

“Gue benar-benar gak bisa Ndra. Sorry banget. Sampaikan maaf gue ke temen-temen ya. Padahal sebenernya gue juga pengen banget. Tapi mo gimana,” kata Vito pada Indra.

“Kita-kita gak papa sih. Itu semua terserah elo. Yang penting jangan nyesel,” kata Indra menggodanya. “Oke deh, gua cabut dulu ya,” kata Indra pamit pada Vito. Suami ganteng beranak tiga itu segera meluncur ke hotel yang sudah di booking Kamal untuk acara mesum mereka.

Vito pun pulang ke rumahnya dengan sesal. Karena tak bisa ikut berpartisipasi dalam acara mesum yang diadakan teman-temannya.

III

Saat melihat Hendra malam itu untuk pertama kalinya, Vito langsung tergoda melihat ketampanan dan kejantanan suami teman istrinya itu. Matanya tak lekang mengawasi kebagusan fisik Hendra. Namun tentu saja ia tak mengawasinya secara vulgar. Pengawasan itu dilakukannya dengan sangat hati-hati.

Saat makan bersama ia merasa bersyukur karena duduk berhadap-hadapan dengan Hendra. Dengan begitu ia bisa leluasa memandangi wajah tampan dan Tubuh kekar Hendra yang dibalut kaos merah ukuran body size itu. Meskipun Yona, istri Hendra yang cantik dan sexy itu juga menggodanya, namun konsentrasinya lebih terfokus pada Hendra saja. Dikepalanya sudah penuh dengan segala khayalan menggumuli suami teman istrinya itu. “Gue harus punya nomor ponselnya nih, supaya bisa komunikasi dengannya,” kata Vito dalam hati. Di awali dengan komunikasi, Vito berharap bisa berhubungan lebih jauh dengan Hendra. Untuk itu ia akan mengajak teman-temannya yang lain, agar rencananya bisa terwujud. Melihat Hendra, rasa selanya karena tak bisa ikut acara teman-temannya jadi berkurang. Ternyata gak ada ruginya juga menemani sang istri menghadiri pesta kecil-kecilan merayakan ulang tahun istri si Hendra ini pikir Vito.

Setelah makan Yona dan suaminya mengajak tamu mereka untuk duduk-duduk di ruang tengah. Ngobrol-ngobrol sambil minum-minum. Yona menghidangkan wine dan minuman keras lain yang mereka simpan di lemari es. Sejenak obrolan di awali dengan basa-basi. Ucapan ulang tahun pada Yona dan juga pujian akan enaknya masakan istri Hendra itu.

Namun obrolan itu tak lama mereka lakukan. Karena masing-masing mulai merasa adanya perubahan dalam diri mereka. Tanpa sepengatahuan Hendra dan Vito, Yona dan Yasmin merencanakan suatu acara mesum malam itu rupanya. Keduanya bermaksud mengadakan pesta sex dengan saling tukar pasangan. Karena itu Yona telah membubuhkan obat perangsang pada makanan dan minuman mereka.

Vito mulai merasa gelisah dalam duduknya. Kontolnyapun dirasakannnya membengkak. Sentuhan-sentuhan Yasmin istrinya ditambah lagi pikiran mesumnya pada Hendra membuat birahinya menjadi meluap-luap. Hendra pun merasakan hal yang sama seperti Vito. Kenakalan Yona dengan menggesek-gesek dan meraba tubuhnya membuatnya terangsang berat.

Tanpa merasa malu, para suami itu mulai mencumbu istri mereka masing-masing. Hendra yang memulai. Dengan liar ia menciumi leher jenjang Yona, istrinya.

Suasana berubah cabul dalam sekejab. Kedua pasang suami istri itu mulai saling bercumbu. Dan ketika birahi tak lagi bisa dibendung, para suami itu semakin menggila. Dengan paksa mereka melucuti pakaian istri mereka masing-masing. Dan setelah para suami itu berhasil melepaskan pakaian mereka sendiri dimulailah acara persetubuhan diantara mereka. Vito mengentoti Yasmin dalam posisi istrinya menungging di lantai. Sementara Hendra mengentoti Yona di atas sofa. Istrinya yang cantik dan sintal itu mengangangkan telentang menikmati sodokan kontol suaminya dalam memeknya yang rimbun jembut itu.

Sampai lima menit ke depan para suami masih sibuk mengentoti istri masing-masing. Namun setelah lewat lima menit suasana berubah total. Yasmin dan Yona memulai rencana mesum mereka.

“Mau tukaran Yona?” tanya Yasmin pada Yona diantara erangannya. Saat itu baik Yona dan Yasmin berbaring di lantai bersisian. Hendra dan Vito mengentoti mereka dengan buas. Mendengar kata-kata Yona tak urung membuat Hendra dan Vito yang sedang serius ngebor memek istri masing-masing kaget. Keduanya saling memandang bingung. Diantara kebingungan itu Vito menyempatkan menikmati ketelanjangan tubuh Hendra. Matanya melirik ke kontol Hendra yang sedang merojok memek Yona. Gemuk, panjang. Benar-benar membangkitkan selera cabulnya.

“Boleh. Mereka mau gak?” tanya Yona pada Yasmin. Kata-kata Yona ini langsung membuat Hendra dan Vito sadar tentang ada apa di balik acara pesta kecil-kecilan ini. Rupanya istri-istri mereka merencanakan pesta mesum untuk mereka.

“Kalian sudah merencanakan ini ya,” kata Vito pada istrinya dan Yona.

“Dasar. Kenapa gak bilang terus terang,” kata Hendra menyambung kata-kata Vito.

Kedua istri mereka yang cantik itu tertawa kegirangan. Tanpa menunggu waktu lama lagi Hendra dan Vito langsung bertukar tempat. Vito memasukkan kontolnya dalam memek Yona sedangkan Hendra mengentoti memek Yasmin.

“Ohhh….,” Vito mengerang puas saat kontolnya mengobok-obok memek Yona. Birahinya menggelora. Ia menikmati sensasi nikmatnya lobang sempit yang tadi dimasuki Hendra itu. Belum bisa menikmati kontol aslinya, menikmati sisa kontolnya aja udah cukup deh, pikir Vito dalam hati.

Sementara itu Hendra keenakan juga. Ia menikmati sensasi yang berbeda saat mengentoti memek Yasmin. Ia menjadi sangat bergairah karena bisa ngentoti perempuan lain di depan istrinya sendiri. Pengalaman baru yang luar biasa buatnya.

IV

Pengaruh obat perangsang semakin menambah luapan birahi Hendra. Tanpa obat perangsang saja ia sudah demikian perkasa, apalagi ditambah obat perangsang seperti ini. Rasanya ia tak mau berhenti ngentot. Berkali-kali ia ngentotin memek Yasmin, kemudian bertukar dengan memek istrinya sendiri. Dan tetap saja ia belum merasa puas. Padahal kedua wanita yang dientotnya itu sudah berkali-kali orgasme.

Begitu juga dengan Vito. Mengentoti perempuan lain di depan istrinya sendiri, sekaligus dihadapan suami perempuan yang sedang dientotnya itu membuatnya birahinya menggila. Ditambah lagi ia bisa mengamati bagaimana Hendra yang ganteng dan jantan itu ngentot dengan sangat perkasa di depan matanya. Ia jadi semakin tergoda untuk bisa mencoba suami Yona itu. Pura-pura melihat ke arah istrinya yang sedang dientot oleh Hendra, Vito mengawasi gerakan pantat Hendra yang sexy itu. Gairahnya meningkat terus. Pantatnya seperti tak mau berhenti bergoyang. Ia terus mengentot tanpa henti. Obat perangsang itu membuatnya semakin perkasa saja.

Vito memanfaatkan situasi mesum itu untuk menggapai maksudnya merasakan tubuh Hendra. Ia mengajak Hendra untuk melakukan posisi yang estrim. Mengentoti satu istri sekaligus. Yona yang pertama kali mendapatkan kesempatan itu. Diawali dengan melakukan anal terlebih dahulu di dubur Yona, Vito kemudian mengajak Hendra untuk bergabung. Karena dipengaruhi obat perangsang dan luapan birahi yang menggila tanpa merasa kasihan pada Yona yang kesakitan Hendra langsung menghujamkan kontolnya ke memek Yona. jadilah Yona di entot di lobang pantat dan memek sekaligus.

Dari bawah Vito bisa memandang wajah ganteng Hendra yang meringis-ringis keenakan. Vito semakin bernafsu mengobok-obok lobang pantat Yona jadinya. Ia berkhayal seperti sedang menganal Hendra saja.

Ketika Yasmin meminta untuk diperlakukan sama seperti Yona, Vito berkesempatan untuk melakukan improvisasi posisi yang lebih ekstrim. Setelah beberapa kali mengaduk-aduk lobang pantat istrinya, sementara Hendra mengentoti memek Yasmin, Vito meminta Yasmin untuk membuka memeknya lebar-lebar. Kemudian ia mengeluarkan kontolnya dari lobang pantat Yasmin. Lalu dimasukkannya kontolnya kedalam memek istrinya. Yasmin menjerit tertahan. Namun Vito tak memperdulikan. Akhirnya kontolnya yang gemuk panjang bisa bertemu dengan kontol Hendra yang ta kalah besar. Berduet mereka menghajar lobang memek yang sama.

Vito benar-benar keenakan. Ia merasakan memek istrinya dan kontol Hendra sekaligus. Hendra sendiri juga merasa keenakan. Lobang memek Yasmin terasa jadi semakin sempit. Selain itu gesekan kontolnya dengan kontol Vito menambah sensasi kenikmatan tersendiri buatnya. Rasanya benar-benar luar biasa.

V

Yona dan Yasmin sudah sangat lelah. tubuh meraka terasa remuk dientoti oleh Vito dan Hendra tanpa henti. Sementara itu suami-suami mereka masih belum terpuaskan juga. masih ingin lagi dan lagi.

“Udah mas, udah. Capek nih,” kata Yasmin menghiba pada Vito yang masih menggenjot memeknya. Padahal saat itu Hendra sudah berdiri di samping mereka minta gantian setelah dia berhasil mengalahkan Yona.

“Masih nanggung nih,” kata Vito.

“Iya nih. Salah sendiri, kenapa kalian bikin acara ginian,” kata Hendra mendukung Vito.

“Aduh ampun deh. Ampun,” sahut Yasmin lemas. Ia benar-benar tak sanggup lagi melayani nafsu liar suaminya apalagi bila setelah itu Hendra menaikinya lagi.

Hendra kemudian mendekati Yona. Maksudnya pengen ngulang sekali lagi. Padahal Yona baru saja digarapnya. Dan masih sangat lelams.

“Aku entotin mama lagi ya,” pintanya memelas.

“Aduh pa. Aku capek. Aku pengen istirahat nih,” kata Yona memelas.

“Gimana dong nih,” kata Hendra kesal.

“Papa ngocok sendiri aja ya,” kata Yona membujuk suaminya.

“Mana asik,” kata Hendra kurang senang dengan usul istrinya itu.

“Kalau gitu kalian main berdua aja deh,” kata Yasmin tiba-tiba. Yona kaget mendengar apa yang dikatakan Yasmin itu. Hendrapun terlihat tak kalah kaget. Ia memandang Vito dengan bingung. Suami Yasmin itu tak berkomentar. Ia diam tanpa ekspresi. Padahal saat itu ia merasa gembira mendengar kata-kata istrinya itu. Boleh aja, siapa takut? Katanya dalam hati.

Yona tak habis pikir dengan apa yang dikatakan Yasmin. Jangan-jangan Yasmin sudah gila, pikirnya. Masak suami mereka disuruh ngentot berdua. Suasana tiba-tiba hening. Tak ada yang berbicara. Masing-masing kemudian menatap Yasmin. Yona mulai mencerna kata-kata Yasmin itu dalam keheningan. Melihat betapa lemasnya Yasmin ia merasa kasihan juga. kemudian ia mengerti apa maksud Yasmin. Mereka memang butuh istirahat yang panjang. Mungkin memang dengan membiarkan kedua suami mereka main berdua maka dirinya dan Yasmin bisa beritirahat untuk memulihkan tenaga mereka yang terkuras.

Dengan membiarkan suami-suami mereka main berdua, maka suami mereka yang maniak itu punya kesibukan sendiri sehingga tidak lagi mengentoti mereka yang sedang lemas itu. Insting menyelamatkan diri langsung muncul setelah memikirkan kata-kata Yasmin. Dari semula merasa Yasmin sudah gila, kemudian ia berubah menjadi mendukung Yasmin.

“Iya kalian main berdua aja,” kata Yona mantap. Hendra, suaminya, memandang istrinya itu tak percaya.

“Ma? Gak salah nih?” tanyanya bingung.

“Iya pa. Gak papa. Kalian kan sama-sama kuat. Aku jadi pengen tahu kalo kalian maen berdua siapa yang kalah duluan,” kata Yona. Hendra dan Vito berpandangan. Hendra dengan tatapan ragu sementara Vito dengan tatapan pengen. Ia jadi bersemangat dengan kepasrahan istri-istri itu yang merelakan suaminya ngentot sendiri.

“Bener kamu Yon. Aku juga jadi pengen tau siapa yang duluan keluar,” sambung Yasmin.

Hendra mulai tertantang mendengar ucapan istrinya yang didukung olah Yasmin. Benar juga, pikirnya. Kira-kira mana yang lebih perkasa, dirinya atau Vito. Mungkin karena pengaruh obat perangsang, akal sehatnya hilang. Yang ada kemudian adalah keinginan untuk membuktikan dihadapan para istri itu bahwa dirinya layak disebut lebih perkasa dari laki-laki manapun. Termasuk Vito.

“Gimana Ndra?” tanya Vito tersenyum menantang pada Hendra. Bukan pembuktian siapa yang paling perkasa yang dipikirkannya. Namun khayalan untuk ngentot dengan Hendra ternyata bisa kesampaian juga dengan mudah. Tanpa perlu repot-repot seperti yang dibayangkannya semula.

“Boleh. Siapa takut. Kita buktikan siapa yang paling kuat diantara kita,” sahut Hendra mantap.

“Oke,” kata Vito.

Keduanya mendekat.

“Kita ngocok sama-sama,” kata Hendra.

Vito kaget. Bukan ini yang diharapkannya. Ia pengen langsung bersetubuh dengan Hendra. Sejenak Vito merasa kecewa. Namun bila ia memaksa untuk bersetubuh rasanya akan menjadi aneh. Ia hanya diam sejenak. Sampai tiba-tiba Yona bicara.

“Jangan......jangan ngocok,” kata Yona.

“Lalu?” tanya Hendra bingung.

“Kalian ngentot saja bergantian. Masing-masing ukur waktunya,” kata Yona. entah apa yang dipikirkan Yona saat itu. Tapi Vito merasa bersyukur dengan apa yang dikatakan oleh istri Hendra itu.

“Ya. Bener. Begitu caranya,” kata Yasmin tiba-tiba. Ia mendukung apa yang dikatakan Yona. Rupanya keduanya menjadi berfantasi sangat liar. Mereka ingin menyaksikan bagaimana bila kedua suami mereka yang jantan itu bersetubuh satu sama lain.

“Hahaha. Boleh siapa takut,” kata Vito dengan cepat. Ia menjadi bersemangat kembali. Harapannya akan terkabul. Sementara Hendra terlihat ragu. Ini tak seperti yang dibayangkannya semula. Tapi akhirnya kemudian iapun menyetujuinya. Pengaruh obat perangsang membuatnya tak bisa mengontrol pikirannya lagi. Yang ada ia hanya ingin membuktikan dihadapan istrinya dan semua yang ada disitu, bagaimanapun cara yang dilakukan, namun dialah yang paling perkasa.

VI

Siapa yang mengentot siapa lebih dulu ditentukan dengan cara adu suit. Ternyata Hendra. Vito punya kesempatan pertama mengentot Hendra. Segera ia bersiap-siapa, dikocoknya kontol sendiri agar ketegangannya tetap terjaga. Hendra terlihat ragu saat melihat kontol Vito yang gemuk dan panjang itu. Ia berpikir rasa sakit yang akan dideritanya karena dimasuki benda bulat panjang tumpul itu. Sementara Yona dan Yasmin tak sabar menyaksikan pengalaman baru ini. Apa yang akan terjadi bila kedua laki-laki jantan ini saling mengentot.

“Oke Ndra, siap-siap. Elo mau gue masukin dengan cara apa? Nungging atau telentang?” tanya Vito.

Hendra memilih telentang. Ia tak ingin terlalu capek kalo harus menerima kontol Vito memasuki pantatnya dengan menungging. Vito mendatangi Hendra. Dikangkangkannya kedua paha Hendra lebar-lebar. Ia menatap garang pada Hendra.

“Mari kita buktikan, siapa yang paling perkasa diantara kita,” katanya.

“Ayo,” sahut Hendra tak kalah garang. Meskipun ia merasa berdebar membayangkan rasa sakit yang akan dideranya.

Vito benar-benar penuh nafsu. Kontolnya sudah sangat keras. Sementara kontol Hendra dilihatnya terkulai. Bila tak ada Yasmin dan Yona yang sedang menonton mereka, mau saja rasanya Vito langsung mengulum kontol Hendra itu. Memaksanya untuk kembali keras seperti tadi. Namun tentu saja ia tak berani melakukan itu. Ia tak mau semua yang ada disitu mengetahui betapa ia sangat bersemangat mengentoti Hendra.

Pelan-pelan kontol Vito memasuki lobang pantat Hendra. Sebelumnya Hendra meminta Vito untuk mengolesi batang kontolnya dengan baby oil. Supaya gak terlalu sakit katanya.

Disaksikan langsung oleh Yona dan Yasmin Vito membenamkan seluruh kontolnya dalam lobang pantat Hendra.

“Ohh.. godhh… nikmatnya dapat perjaka ganteng dan jantan seperti Hendra ini,” kata Vito dalam hati. Kontolnya terasa diremas-remas dengan kuat oleh otot-otot lobang pantat Hendra. Suami Yona itu memejamkan matanya kuat-kuat saat penetrasi itu dilakukan Vito. Ia menggigit bibir bawahnya. Menahan jeritan yang akan keluar dari mulutnya.

Lobang pantatnya terasa sangat perih sangat dirasakannya daging gemuk Vito menggesek dinding lobang pantatnya bergerak pelan ke dalam. Namun ia tak mau kelihatan cengeng dihadapan istrinya dan juga Yasmin.

Ketika akhirnya seluruh kontol Vito terbenam dalam lobang pantatnya entah kenapa Hendra merasa lega. Sejenak rasa sakit itu hilang. Yang ada hanyalah rasa aneh karena lobang pantatnya disumpal oleh batang kontol Vito. Dibukanya matanya. Terlihat olehnya tatapan menyeringai Vito. Dilihatnya suami Yasmin itu sangat keenakan. Lalu pandangannya beralih ke bawah. Ia bisa melihat bagaimana jembut lebat Vito menempel di belahan pantatnya.

Setelah terdiam beberapa saat Vito kemduian mulai bergerak. Awalnya pelan, peuh kelembutan. Hendra benar-benar kesakitan. Ia memajamkan matanya kembali. Begini rasanya dientot rupanya, katanya dalam hati. Betapa sakitnya.

Tapi Vito tak lama melakukan gerakan lembut itu. Tanpa memperdulikan rasa sakit Hendra kemudian ia bergerak dengan cepat dan mantap. Pantatnya menghentak-hentak. Keras dan cepat sekali. Hendra menjerit-jerit tertahan. Ia sangat kesakitan. Yona memandangi suaminya dengan perasaan kasihan.

“Ohhh…ohhh..ohhh… shitt.. pantat elo enak banget Ndra,” erang Vito. Ia benar-benar keenakan sehingga tak sadar ia memuji. Ia tak bisa menahan diri lagi. Tak dihiraukannya kalau saat itu ia sedang disaksikan oleh Yasmin dan Yona.

Hendra hanya mengerang terdiam. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Dipandanginya saja Vito yang sibuk menggarapnya. Wajah Vito memancarkan ekspresi nikmat yang tiada tara. Ia menyeringai diantara senyumnya yang garang.

“Ogghhh…oghh….oghh……,” erang Hendra.

“Arghh..arghhh..,” dengus Vito.

Vito terus menggenjot. Sudah lebih sepuluh menit. Ia belum mencapai orgasme juga. Ia benar-benar memanfaatkan kesempatan langka ini semaksimal mungkin. Ia berharap istrinya dan juga istri Hendra segera jatuh tertidur, sehingga ia bisa melakukan segala apa yang diinginkannya pada Hendra. Namun harapannya tak terkabul. Yona dan Yasmin masih terbangun mengawasi, meskipun dengan tatapan yang sudah sangat kelelahan.

Perubahan mulai terjadi pada Hendra. Ia tak lagi merasakan sakit seperti saat awal penetrasi Vito. Kini ia merasakan nikmatnya kocokan kontol Vito dalam lobang pantatnya. Gesekan kontol Vito menimbulkan getar-getar aneh yang membangkitkan birahinya. Tanpa sadar ia membalas gerakan pantat Vito dengan gerakan yang lembut. Ia tak menyadari bahwa saat itu, Yona mulai memahami perubahannya itu.

Hentakan pantat Vito yang seakin keras membuat Hendra semakin keenakan. Saking enaknya Hendra ingin agar hentakan itu semakin keras dan cepat saja. Tiba-tiba ia ingin membantu gerakan pantat Vito itu. Tangannya mencengkeram buah pantat Vito. Namun tiba-tiba ia tersadar. Saat itu ia sedang disaksikan oleh Yona, istrinya, dan juga Yasmin, istri Vito. Ia malu bila mereka tahu bahwa dirinya menikmati sodomi Vito padanya. Karena itu diurungkannya niatnya. Hanya saja tangannya tetap dibiarkannya memegang buah pantat Vito. Hendra merasakan sensasi yang luar buasa merasakan gerakan pantat Vito yang menghentak-hentak itu dalam genggaman tangannya. Hendra jadi ingin membalas hentakan itu dengan tak kalah heboh. Namun ditahannya sekuat tenaga. Ia tak berani melakukan itu dihadapan istrinya yang sedang menonton.

Vito sendiri merasa kesenangan menyadari perubahan yang terjadi pada Hendra. Ia tahu suami Yona itu sudah menikmati sodomi yang dilakukannya. Dan ia juga bisa memaklumi bagaiman Hendra sekuat tenaga menahan kenikmatannya itu dengan tidak berani melakukan apa-apa. Namun satu yang tak bisa disembunyikan Hendra adalah, kontolnya yang gemuk panjang itu mulai mengeras. Dan akhirnya semakin keras saja. Vito semakin bersemangat menggumuli suami Yona itu.

Tiba-tiba Yona mendekati Hendra. Rupanya ia mersa kasihan melihat suaminya yang menahan rasa nikmat. Yona sendiri sadar suaminya itu sedang merasakan nikmatnya disodomi. Sama seperti apa yang dirasakannya tadi saat disodomi Vito.

“Pa, kalo memang enak, nikmatin aja. Mama gak papa kok,” kata Yona penuh kemesraan pada suaminya memberikan dukungan. Ia tak mau membuat suaminya makin menderita. Tak percaya Hendra memandangi istrinya. Ia merasa bahagia karena ternyata istrinya itu bisa memahami kondisinya saat itu. Hendra merasa sangat bahagia sekali saat itu.

“Yang penting, papa harus menang,” kata Yona berpesan.

“Okehh.. mah..,” sahut Hendra mantap di antara erangannya. Semangatnya timbul. Ia harus mengalahkan Vito segera. Kepercayaan istrinya tak mau disia-siakannya. Dan untuk bisa mengalahkan Vito hanya satu caranya. Ia harus menguasai permainan. Karena itu ia harus melayani Vito dengan sama perkasanya.

Dengan penuh percaya diri, tanpa merasa malu-malu lagi Hendra mencengkeram buah pantat Vito. Lalu digoyang-goyangkannya pantat Vito sekuat tenaga. Begitupula pantatnya, bergerak-gerak menghentak-hentak dengan cepat dan keras membalas hentakan pantat Vito. Keduanya menunjukkan sebuah pertunjukan ngentot yang sangat laki-laki. Kasar dan buas. Keduanya melakukannya dengan penuh totalitas.

Diantara semangatnya untuk mengalahkan Vito itu, Hendra tak bisa menipu dirinya sendiri kalau ia merasakan kenikmatan luar biasa yang tak pernah dirasakannya selama ini. Tiba-tiba didalam hati nuraninya yang paling dalam ia mengakui bahwa sodomi yang dilakukan oleh Vito padanya sangat nikmat. Dan ia tak menyesalinya. Ia menyukainya.

Akibat respon Hendra yang menggila Vito tak bisa menahan orgasmenya lagi. Ia sangat keenakan oleh kedutan pantat Hendra pada kontolnya dan juga hentakan gila-gilaan dari suami Yona itu. Tak lama kemudian ia tak bisa lagi menahan orgasmenya. Tanpa bisa dikendalikannya spermanya muncrat dan tumpah ruah dalam lobang pantat Hendra. Setelah itu tubuhnya yang kekar dan bersimbah keringat ambruk menindih tubuh Hendra yang sama-sama basah kuyup itu. Waktu yang dicapai Vito hingga orgasmenya adalah lima belas menit dua puluh detik.

“Sorry Ndra, gak bisa gue tahan. Terpaksa muncrat di dalam,” katanya.

“Ya udah mau diapain lagi,” sahut suamiku. “Sekarang giliran gue,” kata Hendra.

“Sabar dong gue istirahat dulu,” jawab Vito. Dengan alasan kecapekan Hendra tak protes padanya karena ia berbaring telungkup diatas tubuh kekar suami Yona itu. Dengan kontol masih menancap dalam lobang pantat Hendra. Dengan penuh kedamaian Vito merebahkan kepalanya di dada bidang Hendra. Nafas keduanya saling memburu.

VII

Yasmin sudah tertidur lelap. Sementara itu, Yona merasa matanya berat. Meski sangat ingin menyaksikan juga bagaimana keperkasaan suaminya menggempur Vito, namun ia sudah tak sanggup lagi menahan kantuknya. Tak lama kemudian, Yona jatuh tertidur.

Vito masih rebahan diatas tubuh Hendra. Entah mengapa Hendra merasa nyaman dalam posisi seperti itu bersama Vito. Apalagi setelah mengetahui istrinya dan istri Vito sudah tertidur. Tak ada lagi halangan buatnya untuk berlaku sesukanya pada Vito. Jemarinya mulai membelai-belai lembut punggung kekar Vito. Hal ini tentu saja membuat Vito gembira.

“Kamu menikmatinyakan Ndra?” kata Vito berbisik. Ia mengangkat wajahnya yang tadi rebah di dada Hendra. Dipandanginya wajah ganteng Hendra.

“Iiiya To. Gue gak ngerti kenapa bisa begitu,” kata Hendra malu-malu.

“Gak usah dipikirkan kenapa bisa begitu. Nikmati saja,” kata Vito tersenyum.

“To, kamu sudah pernah melakukan ini sebelumnya kan?” tanya Hendra.

“Ssstt… jangan keras-keras nanyanya.. nanti mereka terbangun,” kata Vito mengingatkan.

“Upss. Sorry,” kata Hendra.

“Iya. Sudah pernah. Saking enaknya jadi keseringan,” kata Vito tertawa jenaka.

“Apa?!!!” Hendra kaget.

“Sssttt…,”

“Sorry.. sorry..,”

“Gila lo,”

“Gila sih enggak, maniak iya,”

Keduanya terkekeh untuk beberapa saat sampai kemudian mereka berdua saling memandang satu sama lain. Terdiam. Hendra merasakan getar aneh saat memandang wajah tampan suami teman istrinya itu. Selama ini belum pernah ia merasakan getar aneh seperti itu saat memandang cowok seganteng apapun juga. tanpa bisa dikendalikannya Hendra merasakan kontolnya mulai membengkak. Ia terangsang.

Vito mencium bibir Hendra tipis. Tapi Hendra membalas dengan buas penuh nafsu. Keduanya lalu terhanyut dalam pagutan bibir yang liar. Tangan mereka saling meraba-raba, tubuh keduanya bergerak-gerak menggesek-gesek satu sama lain. Nafsu birahi menguasai keduanya.

“Kamu menginginkannya Ndra?” bisik Vito lirih.

“Iya.. ohh…. Gue sangat menginginkannya To, gue pengen ngentotin kamu,” sahut Hendra dengan suara penuh getar menahan gairah.

Vito bangkit dari menindih Hendra. Kedua kaki Hendra yang berotot diluruskannya di atas sofa. Kemudian ia menduduki paha Hendra yang gempal dan berbulu. Kontolnya digesekkannya dengan kontol Hendra.

“Hmmm… ohh… ohhh… ohh… ohhh…,” keduanya mengerang pelan. Menikmati sensasi gesekan kontol mereka. Vito menggenggam kedua kontol mereka sekaligus. Karena kontol mereka sama-sama gede, jari tangan Vito tak bisa melingkari dua kontol itu. Dengan semampunya ia mengocok-ngocok kontol itu.

Kontol keduanya semakin mengeras. Mencapai ukuran maksimal. Vito mengambil botol baby oil yang terletak di atas meja. Tangannya kemudian melumuri batang kontol Hendra dengan baby oil. Setelah itu ia mengangkat pantatnya untuk kemudian melumuri lobang pantatnya sendiri dengan baby oil.

Vito mendekatkan buah pantatnya yang putih ke batang kontol Hendra yang mengacung ke atas. Kepala kontol Hendra ditempatkannya tepat di lobang pantatnya. Hendra mengamati segala perbuatan Vito padanya. Matanya bisa melihat jelas bagaimana kontolnya sedikit demi sedikit terbenam dalam lobang pantat Vito.

“Ouhhh………..,” erang Hendra tertahan. Getar kenikmatan langsung menjalari tubuhnya saat ia merasakan batang kontolnya dibungkus oleh daging dinding lorong lobang pantat Vito.

Batang kontol Hendra yang gemuk panjang itu sudah terbenam seluruhnya di lobang pantat Vito. Jembut lebat Hendra sudah menempel di buah pantatnya. Menggelitik mulut lobang pantat Vito yang merekah. Vito meringis. Bibir bawahnya digigitnya. Ia sengaja menampilkan ekspresi seperti itu untuk semakin membangkitkan gairah Hendra. Vito yang sudah berpengalaman dalam urusan sex sejenis menyadari bahwa Hendra, yang baru pertama kali melakukan sex sejenis perlu ditingkatkan birahinya dengan godaan-godaan cabul, seperti wajah meringis keenakan, elusan-elusan di sekujur tubuh, plus kata-kata mesum penuh pujian.

“Godhhh…… enak banget Ndra… kontol kamu gede bangethh… ahhh…,” kata Vito sambil memandangi Hendra penuh nafsu. Tak lupa Vito melemparkan senyum mesum pada suami Yona itu.

“Kamu suka kontolku To?” tanya Hendra.

“Ya aku suka sekali. Lobang pantatku terasa penuh. Sekarang entotlah aku sepuasmu,” sahut Vito.

Pengaruh kata-kata Vito sungguh luar biasa. Hendra seperti terbius. Dengan penuh semangat ia bergerak menyenggamai Vito. Hendra menghentak-hentakkan pantatnya naik turun dengan cepat dan keras. Sofa tempat mereka menyalurkan birahi berderak-derak dan bergoyang-goyang. Hendra sudah tak memperhatikan sekitarnya lagi. Ia tak peduli jika Yona, istrinya, atau Yasmin, istri Vito, terbangun karena suara berisik yang timbul saat ia mengentoti lobang pantat Vito.

Begitu juga dengan Vito. Pantatnya bergoyang-goyang naik turun membalas goyangan pantat Hendra. Ia begitu keenakan disodomi oleh suami Yona yang tampan dan jantan ini. Ngentot dengan pria yang baru pertama kali merasakan nikmatnya sex sejenis benar-benar nikmat. Sangat berbeda. Umumnya pria-pria seperti ini penuh semangat dan totalitas. Mereka benar-benar ingin menikmati persenggamaan itu. Dan merengkuh segala kenikmatan yang baru pertama kali mereka rasakan.

VIII

Vito ingin meraih kenikmatan disodomi oleh Hendra dengan berbagai cara. Karena itu kemudian ia mengajak Hendra bertukar posisi. Vito menelungkupkan tubuhnya di atas sofa. Sebelah kakinya terjuntai ke bawah. Menindihnya dari atas Hendra menyetubuhi Vito sambil mengerjai punggung lebar suami ganteng itu dengan buas.

“Ohh.. ohh.. ahh.. ah… ahh… ohh.. ohhh.. ahh.. ahhh.. ahh..,” erang keduanya keenakan. Pantat mereka terus bergoyang tanpa henti dengan cepat dan keras.

Bila saja saat itu Yona ataupun Yasmin terbangun, pasti keduanya akan terkesima melihat apa yang dilakukan oleh kedua suami mereka itu. Keduanya pasti akan menyesal telah mengijinkan suami mereka untuk main berdua. Apalagi Yona. Suaminya itu sudah seperti kesetanan saja layaknya. Kenikmatan yang diberikan lobang pantat Vito membuatnya ketagihan. Seperti tidak mau berhenti Hendra terus saja merengkuh segala kenikmatan duniawi dari dubur milik suami Yasmin itu.

Puas dengan posisi menelungkup, Vito mengajak Hendra bertukar posisi lagi. Selanjutnya dua kali mereka bertukar posisi lagi. Yang pertama posisi Vito menelentang sedangkan yang terakhir posisi Vito digendong oleh Hendra. Sampai kemudian akhirnya Hendra tak lagi bisa menahan orgasmenya. Kontolnya dirasakannya berkedut-keduat siap menumpahkan sperma.

“Ohhh..ohhh..ohhh…akuhh.. ohh.. hampir sampai.. ohh….,” kata Hendra mengerang.

Vito semakin mempercepat genjotan pantatnya. Hendra rasanya sudah tak tahan menopang tubuh Vito yang digendongnya itu. Namun ia terus menggenjotkan pantat. Ia ingin segera menyemprot lobang pantat Vito dengan spermanya. Akhirnya, “Arghhhh………arghhhhhhhh…………….,” Hendra menekan pantatnya kuat-kuat. Kontolnya terbenam dalam di lobang pantat Vito. Spermanya berhamburan melewati lobang kencingnya. Deras membasahi seluruh lorong lobang pantat Vito.

Sesaat Hendra terdiam. Buah pantatnya mengempot. Otot-ototnya mengejang. Sesaat kemudian ia merasakan tubuhnya sangat lemas. Dihempaskannya pantatnya ke atas sofa. Bersama dengan Vito yang masih dalam gendongannya, Hendra jatuh terduduk di atas sofa. Kelelahan. Nafasnya memburu.

“Nice fuck,” bisik Vito lembut. Vito melepaskan kontol Hendra dari lobang pantatnya. Sperma kental Hendra mengalir keluar dari lobang pantat Vito. Putih kental.

Vito kemudian membaringkan tubuh Hendra yang bersimbah keringat di atas sofa. Dibelai-belainya tubuh kekar Hendra dengan maksud agar suami Yona itu rileks dari keletihannya. “Kamu benar-benar luar biasa Ndra,” bisiknya lembut. Mulutnya menjalari tubuh Hendra. Menjilati, mulai dari dada hingga sampai ke kontol Hendra yang belepotan sperma. Tak peduli kontol itu baru keluar dari lobang pantatnya sendiri, Vito langsung membersihkannya dengan mulutnya.

“Ohh.. To, shhh.. shh… ohh..,” erang Hendra lirih. Jilatan dan kuluman mulut Vito membuatnya keenakan. Meski masih merasa letih, namun Hendra mulai terangsang kembali. Kontolnya yang tadi sudah mulai lemas, kembali mengeras. Tentu saja hal ini membuat Vito senang. Ia mengulum dengan semakin buas.

“Ohhh.. kamuh… kamuhh… mesin sex gila Tohh…,” erang Hendra diantara kenikmatan yang menghinggapinya. Matanya dipejamkan, berkonsentrasi pada rangsangan yang diberikan Vito di kontolnya. “Ohhh…ohh…ohh…,” mulutnya terus mengerang.

Vito mengangkangi wajah Hendra. Posisi keduanya kini berlawanan arah. Tubuh kekar Vito berada di atas tubuh Hendra. Kontolnya yang gemuk panjang dan keras tepat di wajah ganteng Hendra. Saat-saat Hendra membuka matanya, dengan jelas bisa dilihatnya kontol Vito yang gagah itu. Benar-benar menggoda. Apalagi saat dengan nakalnya Vito menyapukan batang kontolnya itu di wajah Hendra. Suami Yona ini semakin tergoda.

Hendra mulai nekat. Digenggamnya batang kontol Vito. Perlahan-lahan mulutnya mulai membuka. Kepala kontol Vito di dekatkannya ke mulutnya. Ujung lidahnya disapukannya pada lobang kencing Vito yang berprecum. Hendra mulai menjilat-jilat.

“Hmmmm… ohhhh….,” Vito mendesah. Vito semakin senang. Hendra akhirnya bersedia melakukan oral padanya.

Hendra semakin buas. Mulutnya asik mengulumi kontol Vito. Menyelomot, menghisap, menyedot, menjilat. Pertama kali dalam hidupnya Hendra melakukan hal ini, dan ia sangat menikmatinya.

Akhirnya suami itu sibuk saling melakukan oral dalam posisi 69. tak mempedulikan suasana sekitar. Tak mempedulikan kalau seandainya istri-istri mereka terbangun. Keduanya sibuk merengkuh kepuasan birahi. Sampai kemudian akhirnya keduanya orgasme. Menyemburkan sperma dalam mulut pasangan mereka. Setelah membersihkan semburan sperma dengan mulut mereka, keduanya tertidur karena lelah. Tetap dalam posisi berlawanan arah seperti itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.