Minggu, 08 April 2012

Liburan Yang Menyenangkan di Pantai

Para peselancar itu kesana-kemari bermain dengan ombak. Tubuhnya yang mengkilap diterpa matahari dan cipratan air laut tak mengurangi semangat mereka untuk berselancar. Sementara itu sekelompok orang duduk-duduk di tepi pantai diatas hamparan pasir menikmati peselancar itu bermain dengan ombak. Sementara di kejauhan, tampak penjaga pantai yang berlalu lalang mengawasi pengunjung yang sedang menikmati pantai dan tubuh-tubuh mulus yang bertebaran disana-sini.

Hari itu seorang peselancar baru ingin mencaba papan selancarnya diatas gulungan ombak yang tinggi. Sekali dua kali ia hampir berhasil, sementara awan semakin menggulung hitam di angkasa menandakan hujan akan turun. Angin semakin kencang dan ombak semakin besar, sementara teriakkan untuk berhenti melakukan aktivitas di laut dikumandangkan. Terlena oleh ombak dan papan seluncurnya yang baru, peselancar pemula tadi terus asyik bermain hingga disapu ombak yang tinggi sekali dan karena lelahnya ia tak sanggup untuk kembali ke tepi. Ia terus terseret arus dan bersama papan seluncur barunya ia menuju ke tengah laut. Ketakutannya membuat ia tak mampu bergerak dan berteriak sehingga tubuhnyapun mulai keluar masuk air. Seteguk demi seteguk air diminumnya, ibarat ia harus menghabiskan seluruh air yang ada di hadapannya.

Seorang penjaga pantai yang jeli melihat peristiwa itu, dan dengan kepiawaiannya berenang ia mengejar sang pemula dengan membawa ban penyelamat. Sang pemula yang ternyata bernama Ridwan sudah pingsan dan terkulai lemas saat diselamatkan. Para penyelamat pantai itu sibuk memberikan pertolongan, dan salah satu dari mereka memberikan pertolongan nafas buatan kepada Ridwan. Satu dua tiga...tekan... satu dua tiga...tekan... Beberapa kali bibir itu saling bertemu hingga tiupan yang terakhir ridwan terbangun dan langsung terbatuk dan mengeluarkan air. Saat bangun yang pertama kali dirasakan Ridwan adalah belaian hangat di kepala sementara sesosok pria ada dihadapannya tersenyum manis dengan bibir basah akibat menolongnya. Sang penjaga pantai itupun langsung mangangkat dan menggotong Ridwan menuju ruang pertolongan yang sepi. Di sana tinggal kami berdua sementara penjaga yang lain sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Dalam perjalanan tadi aku merasakkan sesuatu yang berbeda, detak jantungku berpacu dengan keras sekali, terutama saat memandang wajah sang penolong.

Tubuh Ridwan masih lemas ketika sang penolong melucuti pakaiannya dan hendak memberikan pakaian baru yang hangat. Namun sang penolong tercengang melihat kontol Ridwan berdiri tegak sementara muka Ridwan yang merah disembunyikan di balik kedua tanggannya. Sang penolong yang bernama Richard ini akhirnya membuka tangan Ridwan dan berkata

"Kau memang sangat membutuhkan pertolonganku", dan kemudian tanpa mampu mengeluarkan sepetah katapun aku berada dalam ciumannya sementara tangannya mulai memainkan batang penisku yang menegang. Aku merasakan sesuatu yang luar biasa saat itu dan karena tidak terbiasa aku langsung memuntahkan maniku dan membasahi tubuhku. Richard bangkit mengambil pakaian basahku dan membersihkan bekas air maniku tadi. Setelah itu ia mengambil pakaian kering miliknya dan memberikannya padaku untuk kukenakan.

Ia memakaikan baju ke tubuhku setelah itu mengecup keningku sementara aku kemudian mengenakan celana yang diberinya namun tanpa celana dalam karena ternyata berbeda ukuran. Aku terduduk lemas sementara ia pun membuatkan segelas teh panas dan memberikannya padaku. Aku meneguk teh itu sedikit demi sedikit sambil memperhatikan Richard yang sedang berganti pakaian. Kali ini ia sedang memakai bajunya kemudian memakai celana dalam dan mulai memasukkan celana panjangnya ke kaki kirinya.

Aku langsung bangkit dari tempat dudukku dan mendekati richard. Kupeluk ia dari belakang dan kumasukkan jari-jariku kedalam CD nya sebelum ia sempat menaikkan seluruh celana panjangnya. Richard langsung melepaskan tangannya dari celana panjangnya dan mulai menarik CDnya ke bawah kemudian berbalik dan membiarkanku menghirup kontolnya. Kujilati sedikit demi sedikit dan akhirnya kuhisap dan kukulum dengan penuh gairah. Richard hanya mengelus-elus kepalaku sambil mendorngnya keluar masuk mulutku. Mungkin karena terlalu nikmatnya hingga pinggul richardpun ikut bergoyang yang membuatku bertambah semangat.

Ia akhirnya menahan kepalaku dan memainkan kontolnya dengan cepat sekali keluar-masuk kedalam mulutku hingga akhirnya menancapkannya dalam-dalam kedalam tenggorokkanku. Aku pun tak dapat bernafas saat itu juga, dan kurasakan aliran hangat di kerongkonganku. Akhirnya ia melonggarkan kontolnya dan aku dapat bernafas lega. Kujilati kontolnya hingga terdengar suara langkah seseorang menuju kemari dan aku pun melepaskan mulutku dan kembali duduk di atas sebuah ranjang peristirahatan yang tadi kugunakan milik petugas penjaga pantai disini. Richardpun menarik CDnya dan mengenakan celana panjangnya. Ternyata terdengar suara pintu diketuk dan ternyata penjaga pantai yang lain datang dengan membawa makanan untukku. Richard mengambilnya dan aku yang tak ingin kehilangan saat-saat romantis ini dengan manja tertidur agar terlihat masih sakit dan menikmati makanan itu dari tangan richard. Richardpun tersenyum sambil menyuapiku.

Penjaga itupun mengatakan hendak pulang dan setengah jam lagi akan datang penjaga yang baru. Richard terus menungguku hingga akhirnya penjaga pengganti telah tiba untuk memenuhi tugasnya. Richard akhirnya pamit padaku, sementara aku menunggu kedatangan orangtuaku yang akan menjemputku. Sang penjaga baru itu bodynya boleh juga, dan tanpa sadar aku terus menatapnya hingga ia pun tiba-tiba menoleh dan membuatku terkejut. Namamu Ridwan kan, Iya jawabku. Tadi orangtuamu ketika dihubungi mengatakan mereka tidak bisa kemari hingga esok pagi, dan mereka menitipkanmu disini. jadi selama disini kamu adalah tanggung jawab saya. Aku mengangguk-ngangguk saja karena sudah lelah dan ingin tidur.

Malam itu sangat sepi hanya kami berdua yang ada di ruangn itu, sementara beberapa penjaga bertugas diluar dan dalam jam-jam yang ditentukan datang untuk melapor. Sementara di kejauhan terdengan suara nyanyian dan tawa orang-orang yang masih menimati pantai di malam hari. Alangkah menyenangkan kataku jika aku bisa ikut bermain di luar sana, namun alangkah menyenangkan pula pengalaman yang kualami tadi bersama Richard. Aku terus membayangkan Richard dengan tubuhnya yang sexi itu dan membuat kontolku berdiri, sementara tanpa sadar aku tak menggunakan CD sehingga kontolku terlihat jelas menyembul membuat celana yang kukenakan mengembung. Penjaga baru yang dari tadi sibuk menulis pun mulai memperhatikan celanaku, sementara jika ku alihkan pandanganku kepadanya ia selalu berbalik menulis.

Aku tak peduli apakah ia suka atau tidak tetapi sambil membayangkan Richard aku memainkan kontolku sambil jari-jariku menari-nari di dalam celanaku. Mataku terpejam membayangkan ciuman Richard tadi, dan samar-samar tercium bau maskulin kontol seseorang di hidungku. Aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirku, dan ketika kubuka mataku, kontol sang penjaga sudah berada tepat di depan bibirku. harumnya kontol itu membuatku tak tahan dan kupandangi wajah si penjaga itu yang telah membukakan celananya untukku, aku pun menjilati dan menghisap miliknya. Kujilati kepalanya dan kuhisap akhirnya kujilati batangnya hingga ke buah zakarnya, kutarik-tarik sedikit dengan gigiku dan kukulum lagi batang penisnya dalam-dalam mebuat sang penjaga itu keenakan sambil mengusap-usap dada dan perutnya dengan kedua tangannya.

Keasyikan kami terganggu oleh suara langkah seseorang. Akhirnya ia mencabut kontolnya dan mengunci kembali celananya rapat-rapat. Ia melihat jam dan ternyata sudah menunjukkan jam sepuluh. Jam sepuluh adalah waktunya melapor bagi para penjaga pantai dan ini adalah jam terakhir untuk melapor setelah itu mereka semua harus pulang. Namun seorang penjaga lagi terus mengobrol dengan penjaga yang kuhisap tadi, dan kudengar dari temannya ternyata ia bernama Joni. Mereka terus mengobrol sambil merokok dan minum kopi. Kupikir mereka akan terus mengobrol hingga pagi dan aku tak bisa menikmati malam-malam ini berama Joni lagi. ku langsung membalikkan badanku dan tertidur.

Setelah lama tertidur aku bermimpi Richard memelukku dari belakang dan membuka celanaku. Ia meraba-raba kontolku dan tiba tiba sja aku terbangun karena sesuatu yang hangat mencoba memasuki anusku. Ketika kuterbangun aku sudah berada dalam pelukan Joni dan tangannyapun memegang kontolku yang menegang. Joni membasahi tangannya dengan liurnya dan mulai membasahi pantatku. Aku yang ngantuk berat saat itu tak peduli lagi saat secara perlahan-lahan Joni memasukkan batang penisnya kedalam anusku dengan cara samping. Aku semakin menggeliat keenakan saat ia memaju kontolnya keluar masuk anusku. Aku berbalik dan membuat kontolnya lepas, Joni pun bangun dan mengangkat kedua kakiku mengangkang ke atas dan mulai menindih pantatku dengan kontolnya dan ia pun melanjutkan aksinya di atas tubuhku yang terlentang menghadap ke atas.

Ia terus memaju kontolnya sambil sesekali menciumku. Aku sedikit merasa sakit, dan aku menyuruhnya untuk perlahan-lahan karena ini adalah pertama kalinya melakukan hal ini. Ia pun mulai melakukan perlahan-lahan kemudian memperbanyak cairan agar aku tidak merasa sakit dan semakin cepat ia mengayunkan pantatnya dan karena kenikmatan itu lebih dahsyat, maniku keluar dan langsung membasahi perutku. Joni tak peduli dan terus mengentotku hingga akhirnya ia mencapai puncaknya dan berhenti serta mengeluarkan cairan putih diatas tubuhku. Kemudian ia mulai menjilati cairan putih yang ada diatas tubuhku terus keatas hingga menuju Bibirku. malam itu terasa sangat romanti bagiku. Aku pun kahirnya tertidur lelap di dalam dekapan Joni. Hingga subuh menjelang Joni yang duluan terbangun langsung mencium leherku dan memasangkan celanaku. Setelah itu ia membuka jendela dan pintu agar kami bisa menghirup udara pagi dan merasakan sinar mentari.

Joni pun menyuruhku mandi dan sayapun mandi di kamarmandi sebelah dan kemudian di tempat mandi yang terbuka yang hanya dibatasi oleh dinding tembok itu Joni datang dan langsung melepaskan pakaiannya dan ikut mandi bersama. tanpa basa-basi kami berpelukan dibawah kucuran air, berciuman dan menggesek-gesekkan kontol kami karena nikmat. Joni pun muali menyabuniku dan aku menyabuni Joni. Joni mengocok dan menghisap kontolku di bawah aliran air, dan secara bergantian akupun melakukan hal yang sama kepada joni. Di pagi yang sepi itu kami benar-benar melakukannya berdua hingga akhirnya kami selesai mandi dan mengenakan pakaian kami dan kembali ke kamar.

Selang beberapa waktu seorang penjaga lagi muncul dengan membawakan sarapan pagi untukku, dan kulihat ternyata Richard!! Oh senang hatiku saat kulihat Richard datang. Saat itu pula Joni harus pergi dan penjagaan saat itu kini dilakukan oleh Richard. Setelah joni pergi Richard langsung menyambarku dan menciumku dengan hangat. Kupegang kontol Richard yang membesar, dan ternyata kontol Richard tak sabar untuk keluar menimati jilatan lidahku. Kubuka retzleting celana richard dan kukeluarkan isinya, akhirnya kujilati dan kukulum-kulum. Senang sekali rasanya hari ini, mungkinkah hari ini adalah hari keberuntunganku dapat menikmati dan merasakan cinta yang sesungguhnya.

Tak terasa air sperma Richard menetes dalam mulutku dan kuteguk hingga tetes yang terakhir. Rihard langsung memasukkan kontolnya dan hendak meraba kontolku, dan kukatakan jangan Richard, sebentar lagi orang tuaku akan datang. Richardpun mengurungkan niatnya meraba milikku. kami pun sarapan dan ternyata hari ini aku sarapan dua kali, sarapan bubur putih cair milik Richard dan sarapan roti ditemani secangkir teh hangat. Orang tua ku pun lima belas menit kemudian tiba dan mengajakku pulang. Richard membungkuskan pakaian basahku dan aku boleh membawa pakaian Richard sebagai kenang-kenangan. Richardpun berkata, liburan nanti kamu harus ke sini lagi.

Dan kukatakan pasti aku kesini karena aku takkan mau kehilangan liburan yang paling menyenangkan dan memuaskan ini. Akhirnya aku dan orangtuaku pun pulang dengan mengendarai mobil orang tuaku. Dari jauh tampak Richard melambaikan tangannya padaku dan kubalas pula lambaian tangannya itu. Di jalan aku melihat joni dan aku tak sempat melambaikan tangan karena ia tak melihatku, ia tampak berjalan menunduk sambil tersenyum kegiranagn. Seolah-olah ia sedang mengalami kebahagiaan ahri ini, mungkinkah kebahagiaan yang didapat malam itu bersamaku. Aku pun duduk diam selayaknya anak manis di kursi belakang mobil ayahku dan kedua orangtuaku memandangku dengan heran, karena selama perjalannan aku tersenyum terus. Tersenyum puas bercampur senang, karena inilah pengalamanku bercinta yang pertama dan sebuah liburan yang sangat menyenangkan di pantai Kuta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.