Sabtu, 28 Januari 2012

Kuli Gali Lebih Gila Lagi

Kehidupan sehari hari dikalangan pekerja kasar sangatlah sederhana tanpa banyak basa basi, dapat bertahan hidup, makan, tidur dan ngentot, cukuplah sudah. Namun hal itulah yang membuat aku dapat memuaskan fantasi seksku yang menggebu gebu tanpa banyak persyaratan mereka akan memenuhinya dengan permainan kejantanan sejati yang binal, liar, dan buas.

Hari ini aku bete amat dirumah karena hujan mengguyur Jakarta sehaian penuh, aku pergi keluar rumah naik bis kota sampai ke daerah Jembatan Besi aku turun dan berjalan dalam guyuran hujan hingga pakaianku basah kuyup. Tampak sebuah bedeng pintunya terbuka dan ada seorang kuli galian tanah sedang berdiri membersihkan pacul dan linggisnya yang penuh lumpur dengan air dari tirisan atap bedeng tersebut. Aku berlari lari kecil kearah bedeng tersebut seakan berupaya menghindarkan diri dari guyuran hjan untuk berteduh.

" Numpang berteduh, Mas " kataku pada kuli gali tersebut

" He ... ehh " jawabnya acuh sambil meneruskan pekerjaan nya. Kuperhatikan postur tubuh kuli gali itu cukup atletis dibalut dengan baju kaos tangan panjang warna hitam pudar dan celana hitam basah berlumpur dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tampaknya ia baru pulang dari tempat kerjanya menggali tanah. Dari jendela bedeng aku melongok kedalam, ternyata ada 2 orang kuli sekitar 30-an tahun, berbadan kekar berotot hitam mengkilap terbakar matahari lagi berbaring di dipan dalam bedeng menikmati rokok, bertelanjang dada, memakai celana pendek yang juga basah kuyup, kepala kontol mereka yang gede hitam mengkilat tampak menyembul dari pinggir celana membuat kontolku mulai berdenyut. Tiga orang kuli lagi sekitar 20-an tahun duduk mencangkong lagi ngobrol sesamanya sambil memeras baju mereka masing masing karena juga dalam keadaan basah kuyup.

" Masuk Mas, dingin diluar " undang salah satu dari mereka ketika melihat aku melongok dari luar

" I.. iya deh " jawabku dengan hati yang berbunga bunga

Didalam bedeng kecil berlantai tanah tersebut tak ada perabotan lain kecuali dipan kayu, tampak beberapa buntelan plastik hitam bergantungan didinding bedeng tersebut agaknya berisi barang pribadi dan pakaian kuli tersebut. Aroma bedeng tersebut membuat kontolku semakin berdenyut karena bau laki laki sejati tercium keras diseluruh penjuru bedeng itu. Aku mendekati ketiga kuli yang duduk ngobrol disudut bedeng itu sambil membuka bajuku yang basah untuk memerasnya seperti yang dilakukan oleh ketiga kuli tersebut sambil mendengarkan pokok bahasan mereka sesekali menimpali pembicaraan.

" Eh, dingin dingin begini enaknya ngapain ya..." aku memulai jurus untuk mengarahkan pembicaraan

" Minum kopi hangat " kata seorang kuli

" Sama pisang goreng " kata yang seorang lagi

" Tidur dengan selimut hangat " timpal kuli yang lagi berbaring di dipan

" Iya, sambil entotin cewek " kataku memperjelas arah

" Cewek putih mulus kayak lilin, memeknya merah muda lembab" kata kuli yang lain sambil menggosok kontolnya

" Memeknya bisa ngempot "

Nah ini yang kuinginkan, mereka mulai membahas urusan ngentot sampai salah seorang kuli yang sedang memeras baju membuka celananya yang basah untuk diperas dan.... ternyata dia nggak pake CD sehingga telanjang bulat memamerkan kontol dan jembutnya yang lebat. Aku nggak membuang kesempatan emas tersebut, kontol yang menggantung setengah siaga akibat pokok bahasan perkentotan itu aku sentuh perlahan sambil memandang kuli tersebut yang tengah menggantungkan baju yang baru diperasnya pada paku didinding tepat diatas kepala tempat aku duduk. Posisi ini membuat wajahku hanya terpaut beberapa senti dari kontolnya itu. Kuli itu tenang saja tak memberikan reaksi penolakan terhadap sentuhanku pada kontolnya yang semakin membesar.

Kuli yang lain mulai sampai pada pokok bahasan teknik ngentot yang mereka idamkan, akupun berdiri diantara mereka memeragakan goyangan goyangan sensual mengikuti bagaimana ngentot yang menjadi fantasi mereka. Celana aku turunkan sedikit hingga celah pantatku tampak oleh mereka, dan ..... Bingo ! berhasil, kuli yang telanjang bulat mulai menggosok gosokkan kepala kontolnya mengikuti celah celana diantara daging buah pantatku sambil tertawa, kuli yang lainpun tertawa dan mulai memperhatikan gerakan gerakan sensual aku dengan kuli yang ada dibelakangku.

" Kulit Mas mulus juga ya... " kata kuli dibelakangku ketika tangannya mulai menggerayangi dadaku sementara tonjolan kontolnya dari belakang semakin keras menonjok nonjok selangkanganku. Aku menjepit kontolnya dengan kedua pahaku dan memilin milinkannya dengan gerakan kekiri kekanan. Kuli yang berada dipintu bedengpun masuk sambil menutup pintu melihat aksi permainanku yang ternyata mulai membangkitkan gairah ke enam kuli gali yang ada di bedeng tersebut. Kontol kontol mereka mulai bertonjolan dan berkeluaran dari celana, sementara celanaku telah dipelorotin oleh kuli yang lain sehingga aku berdiri telanjang bulat diantara mereka. Kuli yang memelorotin celanaku mulai mengisap kontolku yang sememang sudah ngaceng berat dari tadi, sementara kontol kuli yang ada diselangkanganku semakin ngaceng, membesar dan panjang sebesar gagang pacul, sedemikian besarnya sehingga ketika kuli tersebut menonjokkan kontolnya, kepala kontol sebesar muka anak anjing itu berada dibawah kontolku dan masuk bareng kedalam mulut kuli yang sedang mengisap kontolku itu. Kuli yang lain mulai ngloco bareng, sambil melontarkan perbendaharaan kata kata jorok mereka.

Udara semakin hangat didalam bedeng, aroma permainan seks telah mengambang, kini aku duduk diatas kontol gede hitam berurat keluar tegak perkasa dari celana milik kuli yang sedang berbaring didipan sementara kuli yang lain merojokkan kontolnya dari belakang sehingga lobang pantatku berisi dua kontol keluar masuk mengeluarkan bunyi berkecipak kecipok. Kuli yang berusia 20-an tahun telah disodomi oleh kuli yang lebih tua dengan ganasnya bak banteng liar dengan leguhan lenguhan yang keluar menambah hotnya suasana didalam bedeng kecil tersebut.

" Nggghhh... nggghhh... shhh, entoooot.... ahhh... nggghh"

" Ohh... lebih dalam mas, lebih kuat, ohhh fuuuccckkk meee" teriakku ketika rojokan dua kontol itu semakin buas menghajar lobang pantatku dengan irama yang semakin cepat dan semakin tidak beraturan.

Crroooott croooot croott, semburan air mani membasahi lobang pantatku dan kuli muda yang telah disodomi oleh kuli yang lebih tua kini mengentoti mulutku pula dengan tanpa rasa kasihan, berulang kali batang kontol mereka menampar pipiku kiri dan kanan dan masuk lagi menghunjam sampai kepangkal kerongkonganku. Bergantian mereka menghajarkan kejantanannya di mulut dan di lobang pantatku dengan berbagai variasi fantasi mereka, akupun mendapat kesempatan mengentoti kuli yang paling besar kontolnya sambil nglocoin kontolnya agar tegang kembali. Ngentot didipan, dilantai tanah yang sudah berubah jadi kubangan berlumpur, naik kedipan lagi, ngentot berdiri, dan seterusnya sampai satu persatu mereka terkapar dan puas.

Acara ngentot di bedeng kuli gali mirip mud wrestling, badan kami penuh berlumpur bercampur keringat dan lelehan mani disana sini. Aku membersihkan badan kekar kuli gali tersebut satu per satu dari lumpur keringat dan air mani dengan bajuku. Satu per satu juga aku jilatin kontol, jembut dan biji peler mereka sampai bersih kaya kucing membersihkan bulunya, sementara aku membersihkan itu kuli yang paling muda bangkit lagi dan menghunjamkan kontolnya yang telah ngaceng berat mengentotin lobang pantatku dengan binalnya.... ohhh dasar kuli gali kelebihan tenaga karena hari hujan membuat mereka tidak full bekerja.

Malam itu aku menginap di bedeng mereka, dan kentot me ngentot berulang kali terjadi hingga fajar menyingsing. Aku pulang, dengan baju dan celana penuh lumpur keringat dan air mani, pada setiap langkahku dari lobang pantatku masih keluar lelehan air mani kuli gali yang telah memenuhi rongga ususku... ohh benar benar aku menghabiskan malam panjang memuaskan nafsu kebinatangan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.