Rabu, 25 Januari 2012

Kuli Logging Lebih Dahsyat

Perjalanan menuju lokasi logging sangat melelahkan, 2 hari 3 malam berada di dalam mobil Land Rover menempuh jalanan tanah berlubang, berlumpur, tak terawat, menembus rimba belantara yang telah rusak tercabik, bersama 2 orang staf perusahaan kayu yang hendak melakukan audit di lapangan karena hasil penebangan sudah semakin tak menguntungkan perusahaan sehingga dirasa perlu untuk meninjau lapangan apakah masih layak untuk diteruskan atau ditutup. Akhirnya sampai juga kami ke lokasi yang dituju, ada sebuah bangunan kayu yang disebut sebagai kantor merangkap mess bagi staf perusahaan yang dikelilingi oleh barak pekerja yang kumuh dan lapanagan tempat penimbunan kayu hasil tebangan serta lapangan tempat parkir alat berat.

Kedua staf segera menuju kantor, sopir kami memutuskan untuk istirahat melepaskan lelah di dalam mobil sedangkan aku hanya seorang pembantu umum tidak mempunyai jabatan hanya dapat bengong saja ditengah hutan, sehingga akhirnya kuputuskan untuk berjalan jalan sambil meluruskan kaki di sekitar kompleks perusahaan kayu tersebut sampai terlihat olehku sekelompok kuli logging yang sedang bekerja membalak kayu dan sebagian mendorong dan menarik kayu balakan ke arah alat berat yang tengah menunggu untuk membawa kayu tersebut ke lokasi penampungan kayu. Aku mencari tempat berteduh dibawah sebuah pohon, duduk diatas balokan kayu yang ada karena udara ditengah hutan pada siang hari tersebut bukan main panasnya ditambah lagi dengan kelembaban yang tinggi sehingga keringat bercucuran tiada berhenti membasahi bajuku.

Sambil menikmati rokok aku memandangi para kuli tersebut bekerja keras di terik matahari, kelompok kuli tersebut berusia antara 20 - 30 an tahun, rata rata berbadan kekar oleh karena kerja kasar dan berat sehingga otot mereka menggelembung disana sini terlatih oleh pekerjaan yang dilakukan dari hari ke hari, berkulit hitam berkilat terbakar matahari, rambut tebal gondrong awut awutan tak terawat, basah kuyup dari ujung kepala sampai ujung kaki oleh keringat, dan aww.. baju mereka tak ada yang utuh, robek disana sini, tak berkancing satupun sehingga dada mereka yang bidang dengan otot pectoralis yang menggelembung dihiasi oleh pentil susu yang gede item melenting tampak dengan jelas.

Bahkan ada beberapa kuli yang hanya memakai sekadar serpihan kain untuk menutupi kontol mereka saja, bagaikan cawat mini dengan sepatu boot berlumpur dan sarung tangan kumal, membuat selera homoku menggelegak ketika menikmati pemandangan kumpulan lelaki jantan perkasa berotot kenyal berkilauan bermandikan keringat tersebut, kontol dan lobang pantatku mulai berdenyut denyut membayangkan betapa kuat dan dahsyatnya bila mereka mengentotiku dengan kontol mereka yang udah berbulan bulan nggak pernah melihat cewek, maklumlah ditengah hutan dilingkungan pekerja kasar seperti mereka mana ada cewek yang berani mendekat, nafsu jalangku minta segera dipuaskan.

"Minta rokoknya dong" seorang kuli yang memakai wearpack (overall) lusuh datang menghampiriku. Baju kerjanya tak berkancing satupun dari atas hingga kebawah, buliran keringat mengalir dari kepalanya turun melalui lehernya yang kekar kedadanya yang bidang berotot turun terus melalui perutnya yang six pack rata bagaikan papan cucian masuk menerobos jembutnya yang item tebal bergerumbul keluar menyeruak, membuat aku iri pada buliran keringat tersebut ingin rasanya menggantikan keringat tersebut merayapi kulit tubuh kuli logging tersebut... ai ai aiiih.

"Ambil dah ini" kataku sambil menyerahkan sebatang rokok padanya dan menghidupkan geretan api untuknya. Ketika ia menunduk menghidupkan rokoknya dari geretan api yang aku hidupkan, tampak olehku pangkal batang kontolnya lebih kurang sebesar pergelangan tanganku berhiaskan jembut item lebat bergerumbul dari balik bukaan celananya yang tak berkancing itu, lanjutan batang kontolnya yang gede tampak tercetak jelas dicelananya yang basah kuyup lengket kekulit oleh karena keringat dan kepala kontolnya yang item keunguan bagaikan cendawan menyeruak mengintip dari robekan celana di bagian paha. Aku tak tahan lagi untuk berpura pura dengan segera tanganku mengelus tonjolan kontolnya yang tercetak dicelananya seraya berkata

"Buset dah, ini kontol atau pentungan ye?, lagi tidur aja segini gede gimana kalo lagi ngaceng"

Kuli tersebut tidak bereaksi mengelak terhadap sentuhanku pada kontolnya malah semakin mendekatkan diri agar tanganku semakin leluasa menjelajahi kemaluannya, sambil menatap tajam ke arahku dia berkata dengan tegas

"Isep dah kalo loe mau lihat gimana gedenya kalo ngaceng, dasar homo doyan kontol! loe kira gue kagak ngerti nafsu loe, inikan yang loe mau"

katanya seraya mengeluarkan kontolnya dari wearpacknya dan menyodorkannya langsung ke arah mulutku. Aku tak menyia nyiakan kesempatan emas, langsung aja kontol kuli itu aku selomoti kaya ikan arwana menangkap mangsa, hap! kepala kontolnya yang semakin merekah mengembang dengan lobang kencingnya yang gede aku jilat, batangnya ku jilat, emut, isep dan aku kulum abis sampai ke pangkal batang kontol gedenya itu sehingga jembutnya yang tebal menggelitik hidungku dan aroma lelaki jantan perkasa bercampur keringat segera tercium olehku menambah beringasnya nafsuku. Segala kemampuan oralku aku keluarkan membuat kuli tersebut menggeliat, menggelinjang dan mendesah karena servisku pada kontolnya yang semakin berdenyut mengembang keras mengisi mulutku hinggas terkuak lebar untuk menampung sodokan kontolnya itu.

Tanganku yang satu membelai menjelajahi perutnya yang berhiaskan tonjolan otot kearah dadanya dan mengusap memelintir puting susunya yang semakin melenting keras arrggh... Kini kuli logging tersebut mulai menyodomi mulutku dengan gerakan maju mundur semakin kuat semakin tinggi intensitas genjotan kontolnya sampai kepala kontolnya masuk melewati pangkal tenggorokanku, keluar masuk semakin tak beraturan. Bukan main buasnya dia mengentoti mulutku, desahan, erangan, lenguhan bagaikan banteng muda ngentotin betinanya, racauannya semakin nggak karuan

"Ayo isep yang kuat lonte homo, lu demen kontol gue khan, argghh... homo babi, bangsat, anjing"

Badannya mulai mengejang sehingga ototnya bertonjolan keluar, berkilat basah oleh keringatnya yang berhamburan ketubuhku, dan kontolnya yang gede sepergelangan tangan itu tegang keras bagaikan tongkat baja berdenyut denyut didalam mulutku dan croooth croooth arrgh croooth croooth arrgh, croooth croooth arrgh... entah berapa kali dan entah berapa banyak pejuhnya muncrat masuk langsung kedalam kerongkongaku diiringi lenguhan panjang lelaki muda perkasa yang dahaga birahi seakan melepaskan bebannya yang berat. Akupun terpicu untuk muncrat abis diadalam celanaku sehingga basah karena memang aku tak memakai celana dalam... croooth croooth arrgh, croooth croooth arrgh, croooth croooth arrgh pejuhku meleleh dicelana.

"Jilat sampe bersih"

perintahnya tegas padaku ketika kontolnya keluar dari mulutku. Aku patuhi saja, jilatin kontolnya yang baru aja muncrat tadi sampai bersih kaya kucing membersihkan bulunya "Ntar malam loe tidur ama gue, di bedeng C ya, pantat loe kan belon gue entotin" katanya sambil ngeloyor pergi kearah kelompok kuli yang masih giat bekerja di tengah teriknya matahari, dengan kontol item gedenya yang masih keluar dari wearpack bergelantungan mengayun kekanan kekiri mengikuti langkahnya... hmm, aku tak sabar lagi menunggu datangnya malam.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.