Jumat, 27 Januari 2012

Akademi Fantasi Gay : Rekrutmen

Koh Tjiang memanggilku untuk menyampaikan maksudnya memperluas bidang usaha bar&pub miliknya di bilangan Mangga Besar, yaitu menambah side wing eksklusif untuk gay. Untuk itu ia merasa perlu untuk melakukan seleksi ketat terhadap calon "waiter paripurna" yang akan mengisi lowongan tersebut, dan ia menetapkan beberapa syarat agar aku dapat mencarikan tepat sesuai keinginannya serta berjanji akan memberikan segala sesuatu bantuan finansial padaku dalam upaya seleksi tersebut.

Aku setuju saja, lagi pula pekerjaan di kantorku saat ini tak menjanjikan apapun tentang masa depan, hanya sebagai pembantu umum saja yang tidak mempunyai jenjang jabatan, i'm quit. Waktu yang diberikan untuk seleksi tersebut sekitar satu atau dua minggu, dibutuhkan 6 orang lelaki muda usia dibawah 20 tahun, kuat, berbagai warna kulit, putih - kuning - sawo - hitam, tinggi badan tak kurang dari 170 cm, dan yang terpenting adalah kontolnya gede dan tidak keberatan mau diapakan saja. Apabila telah di seleksi, Koh Tjiang minta agar ke 6 calon waiter tersebut untuk dihadapkan terlebih dahulu kepadanya untuk diseleksi lagi olehnya secara "pribadi" sebelum masuk ke masa training terhadap rekruitment tersebut.

Dasar bi sex babi rakus! aku mah udah tahu aja apa kira kira isi seleksi pribadi yang dimaksud oleh Koh Tjiang, tapi tak mengapa, yang penting aku juga dapat bagian tentunya dan yang terpenting lagi bagiku tentunya hidupku lebih terjamin di banding kerja sebagai pembantu umum di kantor. Karena bila rekruitment memuaskan selanjutnya masa training waiter paripurna semacam Akademi Fantasi Gay juga akan dipercayakan kepadaku bersama tim yang udah dipersiapkan oleh Koh Tjiang untuk itu, bahkan tempat trainingnyapun sudah ada yaitu rumah bertingkat tiga milik Koh Tjiang di bilangan Tanggerang lengkap dengan sarana fitness dan pelbagai pernik untuk keperluan training.

Semula aku tak punya gambaran bagaimana caranya mendapatkan lelaki muda yang dimaksud, namun ketika dalam perjalanan pulang kekamar kostku dari bar Koh Tjiang barulah aku dapatkan ide setelah melihat sekelompok pedagang asongan muda belia yang berkerumun di perempatan lampu merah dan mulai malam itu akupun hunting. Di perempatan Senen, banyak sekali pilihan tinggal mendekati satu persatu menanyakan kesediaan mereka dan memberikan gambaran pekerjaan dan penghasilan yang akan diperoleh apabila ia bersedia dan diterima dalam masa rekruitment, gaji 1 juta seminggu bersih, makan - minum - kamar ditanggung, siapa yang nggak tergiur terhadap tawaran tersebut.

Pedagang asongan yang satu itu menarik perhatian ketika aku duduk memperhatikan kelompok anak muda di perempatan Senen. Badannya langsing, tinggi, sawo matang, dan yang terpenting ketika dia kencing sembarangan aku lihat kontolnya cukup gede dan panjang. Aku mendekatinya dan mulai pdkt

"Cil, mau kerja enak nggak ? bla... bla... bla..

"Syaratnye ape?" tanyanya

"Kalo ukuran kontol loe lagi ngaceng segede ini, kemungkinan loe dapat keterima" kataku padanya sambil menunjukkan penggaris 20 cm kepadanya yang sememang sudah aku siapkan untuk dibawa sebagai alat bantu aku ketika menyeleksi calon. Kontol ngaceng ? Koh Tjiang tidak memberikan syarat tersebut ? Tapi aku tentu tak ingin kehilangan peluang untuk menyalurkan hobby homo jahanamku, kesempatan emas ketika masa rekruitment itu aku dapat mengelus menggenggam dan kalau perlu mengemut kontol calon sebanyak mungkin, dasar homo edan doyan kontol! Dia setuju, kemudian kami berdua beranjak ke belakang bangunan toko dan anak muda pedagang asongan tersebut mulai mengeluarkan kontolnya, ngloco, aku menanti dengan penggaris, dia ngloco, aku masih menanti, ngloco lagi tapi nggak ngaceng maksimal.

"Lama banget, loe bisa ngaceng nggak, Cil?"

"... b.. b.. bisa mas"

"Sini Cil, gue bantu isep biar cepat ngaceng"

"... ???"

"Kontol elo mau diukur kagak?"

"Eh... ma... mau mas" anak itu mendekat menyerahkan kontolnya yang setengah ngaceng untuk aku emut... akh, nikmat. Lobang kencingnya aku kilik kilik dengan ujung lidahku sampai dia menggelinjang menggeliat kegelian, kepala kontolnya aku jilat, batang kontol sampai kepangkal, biji pelernya aku kulum dengan penuh perasaan sampai anak tersebut mulai mendesis mendesah mengerang keenakan. Kontolnya yang aku telan abis sampai ke pangkal, deep throat, mulai berdenyut denyut di dalam mulutku dan sesaat sebelum dia muncrat aku mengukur panjang kontolnya dari pangkal batang kontol sampai ke ujung kepala kontol, busyeeet... lebih dari 20 cm

"Elo keterima, nama loe siapa"

"Nggghh... A.. Adi, mas... arrggghh!" sambil muncrat dia menjawab pertanyaanku

"OK, tanggal 20 bulan ini, ketemu di terminal Kali Deres, bawa kartu namaku ini" Malam itu ada 12 anak muda yang aku seleksi, kontol mereka satu persatu semuanyaku kemut abis sampai muncrat crat craaat, dan ada 2 anak muda lagi yang keterima setelah Adi yaitu Bonar anak Batak dan Fred anak Manado, ketiganya dengan kontol gede ukuran lebih dari penggaris yang aku bawa.

Demikianlah selanjutnya malam demi malam aku selusuri jalanan kota Jakarta, mencari calon peserta Akademi Fantasi Gay, hingga akhirnya kudapatkan 6 orang yang dimaksud jauh lebih cepat dari waktu yang ditargetkan oleh Koh Tjiang. Puluhan kontol anak muda aku selomoti, berbagai ukuran, cut dan uncut, berbagai warna kulit dan yang pasti kesemuanya sangat bernafsu ketika mengentoti mulutku maklumlah lelaki muda belia dengan gejolak semburan hormon jantan yang menggelegak, dan pejuh mereka juga umumnya kental legit anget dalam jumlah yang melimpah ruah. Yang menarik dari pengalamanku dalam melakukan seleksi ini adalah bahwa hampir 80% anak muda yang aku dekati tak menolak ketika aku minta mereka untuk mengeluarkan kontolnya, hanya 20% yang menunjukkan raut muka keheranan dan menggelengkan kepala atas ajakanku untuk bergabung dalam Akademi Fantasi Gay tersebut, dan hanya ada beberapa anak yang terbirit birit lari ketika aku tawarkan untuk mengemut kontolnya, he…he…he.

Cokro, anak Cina miskin pinggiran Jakarta, Don anak Ambon hitam manis serta Edmond anak Papua, melengkapi koleksi calon peserta Akademi Fantasi Gay yang kini telah berkumpul di terminal Kali Deres masing masing membawa kartu namaku dan dengan minibus kami pergi untuk menghadap big boss, Koh Tjiang, untuk mengikuti seleksi tahap akhir terhadap hasil rekruitmentku. Tentunya aku telah memberikan briefing terlebih dahulu kepada mereka agar jangan sampai ada yang syok bila diperlakukan tak senonoh oleh Koh Tjiang, sambil memberikan penekanan tentang gaji 1 juta seminggu bersih yang akan diberikan oleh big boss bila beliau merasa puas terhadap penampilan mereka.

Satu per satu mereka masuk ke ruang seleksi Koh Tjiang, ruangan cukup luas dengan kamar mandi terbuka, mereka diharuskan mandi telanjang di bawah shower yang tersedia, sabun wangi, shampoo, sikat gigi, dan handuk bersih. Koh Tjiang duduk di sofa bersama aku memandang penuh nafsu ketika anak muda tersebut mandi telanjang dihadapannya, dan setelah mengeringkan tubuh mereka disuruh mendekat tanpa busana untuk diraba dielus dan diukur kembali kontolnya. Bila Koh Tjiang setuju maka mereka diberikan seragam Akademi Fantasi Gay berupa kaos buntung ketat dan celana boxer tipis membayang, tanpa celana dalam tentunya!

Pakaian lusuh dan peralatan kumuh mereka semuanya ditinggalkan disitu, yang nantinya bila ada peserta Akademi yang gagal mereka dapat kembali pulang dan mengambil hak miliknya tersebut. Adi warna merah, Bonar warna jingga, Cokro warna kuning, Don warna hijau, Edmond warna biru dan Fred warna ungu. Lengkaplah warna pelangi, bendera gay, semua calon sangat memuaskan Koh Tjiang memujiku abis dan untungnya babi bi seks itu tak melakukan perbuatan tercela apapun terhadap mereka kecuali sekadar meremas remas gemas kontol gede mereka yang sudah terlebih dahulu aku seleksi sehingga rata rata mereka diatas standard yang ditetapkan oleh Koh Tjiang. Namun setelah keenam calon peserta selesai di seleksi dan keluar ruangan, Koh Tjiang segera memelukku menciumi mulutku ala French Kiss teramat dalam dengan ganas dan buas, kontolnya yang masih berkulup ngaceng berat keluar dari celananya dan...

"Isepin kontol wa, kaga tahan neh"

"Euleuh euleuh, Koh Tjiang tadi jaim ye"

"Uda ah banyak bacot, wa pengen entotin lo"

Koh Tjiang menggerayangi tubuhku, melucuti seluruh pakaianku dengan gemas sampai kancing baju dan ristsleting celanaku brodol semua dan posisi 69 kontolku diemutnya aku mengemut kontolnya setelah itu dia menjilati lobang pantatku sampai basah kuyup oleh air liurnya, kontolnya yang gede menghajar lobang pantatku tanpa ampun mendengus dengus sambil menjilat mengisap terkadang menggigit kuduk dan bahuku , kecipak kecipok kecipak kecipok suara kontolnya yang basah oleh air liur dan pre cum keluar masuk kelobang pantatku, doggy style, sementaranya tangannya meloco kontolku... sampai kami berdua muncrat dan muncrat lagi dan muncrat craat craat.

Masih dengan minibus yang sama aku bersama 6 anak muda calon peserta training menuju rumah yang telah dipersiapkan untuk menjadi kampus Akademi Fantasi Gay, aku memandang puas kearah mereka berenam lelaki muda gagah perkasa terbalut rapi dan sexy dalam warna warni seragam Akademi, hasil rekruitmentku tak satupun gugur dari seleksi awal dan kontol serta lobang pantatku mulai berdenyut denyut lagi licin basah anget oleh sisa pejuh Koh Tjiang yang mengalir perlahan membasahi celana minta untuk dipuaskan membayangkan masa training bersama mereka... arrrgggh!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.