Kamis, 26 Januari 2012

Kuli PETI (Gurandil) : Haus Seks 2

Seperti yang telah aku ceritakan terdahulu bahwa di lokasi penambangan emas liar banyak sekali fihak yang berkepentingan, menangguk keuntungan dari keboborokan sistem negeri brengsek ini dengan segala tipu daya dan muslihat menjungkir balikkan logika akal sehat, memeras tenaga gurandil sampai kering kerontang tak meninggalkan bekas apapun untuk kemajuan mereka apalagi untuk kemajuan masyarakat daerah yang telah luluh lantak di eksploitasi. Yang ada hanyalah kerusakan sistem, kerusakan lingkungan dan kerusakan moral yang merata diseluruh sektor, termasuk para aparat keamanan penegak keadilan malah menjadi becking terang terangan dari setiap kelompok yang ada dilokasi tersebut. Umumnya aparat baju hijau tersebut adalah desertir dari kesatuannya, yang mencari peluang untuk keuntungan pribadi dengan memakai seragam dan senjata kesatuannya bertahun tahun meninggalkan kesatuannya tanpa ada yang mencarinya atau malah kesatuannya nggak tahu kalau ada anggotanya yang desersi akibat kekacauan sistem administrasi. Mereka mendapatkan privelese yang tinggi di lokasi yak bertuan tersebut, mereka dapat seenaknya menentukan hidup mati seorang gurandil dan mereka dapat berbuat sekehendak hati tanpa ada yang berani menentang.

Siang hari yang sangat terik panas dengan kelembaban yang tinggi membuat semua orang basah berkeringat ditengah lapangan terbuka beberapa orang aparat yang menjadi becking salah satu kelompok mengadakan hajatan, tanding gulat antara gurandil yang menjadi jago untuk diadu. Sebuah plastik biru agaknya bekas tenda dihamparkan ditengah lapangan dengan tumpahan oli bekas berhamburan diatasnya, dua orang gurandil yang juga berlumuran oli sedang diadu di kelilingi oleh sejumlah gurandil lain duduk berjongkok dipinggir plastik menonton tanding gulat oli ramai bersorak memberi semangat kepada petarung, sedangkan dikursi yang tersedia duduk 3 orang aparat berbaju hijau yang memakai kacamata hitam sambil merokok, merekalah yang menjadi penyelenggara tanding gulat oli tersebut dan mereka pula yang menunjuk masing masing dua gurandil untuk menjadi jagonya. Aturan permainan sederhana saja, diatas arena berlumuran oli mereka diharuskan bergulat saling menelanjangi lawannya sampai salah seorang terkunci dan pemenang meloco petarung yang terkunci sampai muncrat. Muncrat berarti kalah dan petarung yang kalah menjadi hak pemenang untuk dientotin lobang pantatnya ditengah arena atau pemenang dapat menunjuk gurandil lain dari penonton untuk menggantikan posisinya untuk mengentoti petarung yang kalah tersebut. Aku ikut menonton acara tersebut bersama gurandil yang baru saja selesai menyetubuhiku di bedeng tadi pagi, terpukau melihat atraksi erotik tersebut.

Kedua petarung gurandil muda dengan postur yang hampir sama, tinggi berotot badan berbentuk segitiga, dada bidang pinggang ramping, memakai wearpack butut robek disana sini berlumuran oli pula sehingga lengket ke kulit tubuh mereka seakan tak ada lagi bagian tubuh mereka yang dapat disembunyikan karena seluruh lika liku otot tubuh termasuk kontol dan biji peler mereka tercetak tegas dibalik wearpack basah kuyup oleh lumuran oli tersebut. Mereka saling merenggut baju lawan hingga menambah lebar robekan wearpack yang dipakai saling berusaha menjatuhkan lawan sambil menjaga diri agar tidak jatuh pula karena arena pertandingan sangat licin akibat lumuran oli diatas plastik, dan mereka akhirnya bergumul dengan buas saling berusaha mengunci lawan sambil berusaha mengenggam kontol lawan untuk diloco, buset gua jadi ngaceng lagi nih mengingat permaianan mereka arrrgh... otot kekar mereka bertonjolan baju wearpack semakin robek nggak karuan dan kontol merekapun keluar dengan gagah dari robekan itu dan akhirnya seorang gurandil terkunci lawannya kontolnya yang tegang gede mengeras tegak mulai diloco oleh gurandil yang menang dengan ganas, muka gurandil yang kalah berkerut kerut mencoba melepaskan diri namun sia sia karena akhirnya dengan diiringi oleh lenguhan panjang kaya kerbau digorok dia menyemprotkan pejuhnya berkali kali muncrat tinggi ditingkahi oleh sorak sorai gurandil penonton. Sementara gurandil pemenang juga tak kalah gede ukuran kontolnya juga ngaceng berat tak terhalangi lagi oleh wearpacknya, yang hanya tinggal rangka saja yaitu bagian kerah leher bagian kancing turun ke bagian ikat pinggang dan rangka luar celana, menikmati kemenangannya.

"Entot, entot, entot..." penonton bersorak sorai memberinya semangat untuk mengentotin lawannya yang sudah kalah, yang terkulai telanjang bulat berlumuran oli ditas arena plastik licin beroli tersebut.

"Nungging lo!" katanya pada petarung yang kalah, dan petarung tersebut dengan segera mengarahkan kontol gede ngaceng berkilat item berlumuran oli tersebut tanpa ampun menembus lobang pantat petarung yang kalah setelah mendapat anggukan restu dari aparat baju ijo yang menjadi beckingnya. Dua gurandil muda kekar berlumuran oli melakukan perkentotan di tonton khalayak ramai tanpa merasa risih sedikitpun, sementara beberapa gurandil penonton ikut pula terangsang dan ngloco kontolnya masing masing yang udah berontak dari tadi. Aku mengelus kontol ngaceng keluar dari celana gurandil yang duduk disebelahku dan tangan gurandil itu ngloco kontolku yang udah tegang mengeras sambil terkadang jarinya yang gede berbuku buku kapalan terkadang masuk kelobang pantatku yang masih licin akibat pejuh kuli gurandil yang menyodomiku pagi tadi... phhheeew. Diiringi teriakan kemenangan gurandil pemenang berkali kali memuncratkan pejuhnya kedalam lobang pantat gurandil yang kalah.

Petarungan babak kedua menyusul, gurandil muda melawan gurandil lebih tua diakhiri dengan entotan gurandil yang lebih tua terhadap lawannya yang nungging tak berdaya dan akhirnya petarungan babak ketigapun tiba. Aku melihat ketiga aparat baju ijo udah pada mengeluarkan kontolnya yang gede terpacak tegang dan salah seorang aparat menunjuk aku untuk segera mendatangi mereka

"Ada apa pak" tanyaku ketika mendekat kursi mereka

"Isep kontol kami sampe muncrat!" perintahnya padaku, dan akupun mulai melaksanakan tugasku menyelomoti kontol aparat yang gede berurat sementara pertandingan gulat oli sedang berlangsung dan satu per satu ketiga aparat itu memuncratkan pejuh anget kental deliciousnya kedalam mulutku, aku telan abis, kontol gede tentara aku jilatin aku emut aku isep dan aku telan sampai kepangkal batang kontolnya. Dan ketika pertandingan ketiga berakhir pemenangnya diperintahkan untuk menyodomi aku ditengah arena sementara petarung yang kalah harus merelakan lobang pantatnya diembat olehku, kontol kuli pemenang berlumuran oli mengentoti lobang pantatku aww... aww enak sekali licin karena oli dan pejuh bila dicampur didalam lobang pantat akan menghasilkan kenikmatan yang tak terperikan "Genjotannya nge-joss banget mas... arrrgh"

"Hnngghh... lobang pantat loe lebih enak dari memek"

"Lebih kuat mas, lebih kencang mas ai ai aiii lebih dalam mas, aduh enak sekaleeee..." apalagi kegiatan entot di entotku ditonton oleh gurandil lain ditengah arena yang licin beroli ditingkahi dengan teriakan seruan kata kata cabul dan kotor mereka membuat aku sangat bergairah memuaskan nafsu rendah binatang jalang, sampai berkali kali aku muncrat oh berkali kali aku muncrat dan berkali kali didalam lobang pantat petarung yang kalah, sementara gurandil yang mengentotinku mengejang badannya membentuk busur dengan kontol gede beroli masih tertancap dalam lobang pantatku kedua kakinya dan kedua tangannya terangkat tinggi keudara, berkali kali dia muncrat di dalam lobang pantatku diiringi erangan panjang dari tepukan tangan yang meriah dari gurandil penonton.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.