Rabu, 07 Desember 2011

Program Perlindungan Saksi

Gwe benar benar nggak nyangka kalau akhirnya gwe bisa menjadi saksi kunci dalam sebuah kasus yang melibatkan orang penting Negara ini. Akhirnya oleh pengadilan gwe diharuskan ikut dalam yang diatur oleh kepolisian. Sepulang dari pengadilan, gwe diantar oleh polisi ke rumah gwe untuk mengambil beberapa barang keperluan pribadi gwe dan lalu diantar ke sebuah rumah di kawasan bintaro.

Saat tiba di rumah itu, aku melihat sudah ada yang menunggu. Dia salah seorang perwira polisi, yang gwe terka berumur sekitar 30an. Tinggi dengan kulit sawo matang, badan yang tegap, wajah tampan dan rambut yang dipotong cepat. Hmm jadi gwe akan ditemani oleh polisi ganteng ini selama proses pengadilan berlangsung. Apa nggak salah negh. Gwe berharap bisa ada kesempatan menyicipi kejantanannya.

“hallo, nama saya Ihsan. Saya petugas yang akan menjaga anda dalam program ini dan selama pengadilan berlangsung,” kata Ihsan saat memperkenalkan diri.

“oh. Saya Tim. Terima kasih untuk program ini,” jawab gwe. Hmmm genggaman tangannya sangat erat.

“sekedar untuk mengingatkan, semua urusan anda harus diketahui oleh saya. Dan untuk sementara anda tidak diizinkan berhubungan dengan semua kenalan anda. Keluarga anda bisa menemui anda dan harus melalui kepolisian. Harap dimaklumi, ini adalah prosedur standard program ini,” kata Ihsan menjelaskan.

“Ok. No problem,” jawab gwe. Sapa yang peduli dengan urusan lain kalau ada polisi ganteng yang nemenin gwe di rumah ini dan yang ada hanya gwe dan perwira polisi ini.

Proses pengadilan ini memang melelahkan, hamper setiap hari gwe harus datang ke pengadilan dan Ihsan selalu menemani gwe. Hubungan yang awalnya agak kaku perlahan mulai mencair. Dan Ihsan memang teman ngobrol yang enak, tapi gwe belum tau apa dia juga temen ngentot yang asik.

Hari ini, kebetulan gwe nggak harus datang ke pengadilan. Jadinya, pagi itu selesai sarapan gwe hanya nonton TV di rumah. Dan mumpung ada waktu senggang, Ihsan menggunakannya untuk jogging sebentar mengelilingi kompleks. Dan tak lama Ihsan kembali, dia hanya mengenakan tshirt tanpa lengan dan celana pendek untuk jogging. Keringat masih mengucur dari tubuhnya. Dia menggunakan handuk kecik untuk menyeka keringatnya. Gwe benar benar terpana dan bergairah melihat polisi ganteng itu.

“nonton apa Tim?” Tanya Ihsan saat melihat gwe di ruang TV

“biasalah, gossip artis” jawab gwe sambil memandangnya.

“demen juga nonton acara gossip,” kata Ihsan sambil tertawa.

“yah, pengen tau ajah ada ulah apa lagi yang dibuat artis artis kita ini,” jawab gwe.

“dasar! Saya mandi dulu ya,” kata Ihsan.

“ok.” Jawab gwe.

Selama Ihsan mandi, ada dorongan untuk mengintipnya dan melihat tubuh telanjangnya. Melihat bentuk kontolnya yang gwe yakin besar dan menggiurkan. Terus terang selama seminggu bersama Ihsan, gwe belum pernah melihatnya telanjang dada. Habis mandi dia selalu keluar dengan tshirt dan celana boxernya. Tak lama aku dengar pintu kamar mandi dibuka dan apa yang gwe tunggu selama seminggu ini akhirnya terjadi. Ihsan keluar hanya dengan menggunakan boxernya saja. Handuk melingkar di lehernya. Badannya memang tegap dengan dada yang bidang. Ingin rasanya gwe menghambur ke dalam pelukan Ihsan dan menjilati dada bidangnya.

Ihsan lalu duduk disebelah gwe. Sambil menonton kadang kadang dia meremas kontolnya yang masih tersembunyi di balik boxernya. Gerakan yang tertangkap oleh mata gwe.

“mas ihsan sudah berkeluarga?” Tanya gwe.

“belom lah! Jarang ada yang mau dengan polisi. Penghasilan kecil dan lebih banyak mendapatkan cercaan daripada pujian” jawab Ihsan apa adanya.

“Pacar pasti udah punya dong?” Tanya gwe lagi. Gwe bertekad, hari ini apapun yang terjadi gwe harus mencicipi kejantanannya.

“sudah 3 bulan putus,” jawab Ihsan

“oh maaf.” kata gwe dengan simpati

“nggak apa apa. Mantan saya lebih milih seorang pengusaha daripada polisi seperti saya,” kata Ihsan dengan getir

“ah saya yakin mas ihsan pasti cepet dapet gantinya, masa lelaki seganteng mas ihsan nggak ada yang mau,” kata gwe.

“kamu bisa saja,” kata Ihsan tersenyum. “iya nih pengen juga cepet nikah, nggak enak kalo harus swalayan untuk muasin diri sendiri”

“maksud mas?” Tanya gwe pura pura nggak tau, padahal gwe paham banget apa yang dibicarakan Ihsan.

“kadang si adik kecil ini teriak minta dipuasin, dan biasanya saya ngocok sendiri,” kata Ihsan sambil membelai kontolnya.

“oh itu, kalau mas ihsan nggak keberatan, saya mau bantu,” kata gwe sambil menatap tajam Ihsan.

“maksud kamu?” Tanya Ihsan heran sambil memandang gwe.

“kalau mas Ihsan nggak keberatan, saya juga bisa bantu mas untuk muasin si adik kecil,” kata gwe sementara tangan gwe mulai membelai pangkal paha Ihsan.

Ihsan diam saja, tapi terus memandang gwe, mungkin ada perang batin dalam dirinya. Tapi akhirnya nafsu mengalahkan segalanya.

“ke kamar ajah yuk,” ajak Ihsan.

Gwe tersenyum, dan mengikuti Ihsan ke kamar yang biasa gwe tiduri. Sebelumnya gwe ke kamar mandi dulu sebentar, ngambil baby oil untuk persiapan. Pas gwe masuk ke dalam kamar, Ihsan duduk dengan kaki terbuka, gwe bisa melihat tonjolan dari balik boxernya. Tampaknya Ihsan ingin langsung gwe menyerbu kontolnya. Tapi gwe nggak mau semua ini berlalu begitu cepat. Gwe ingin menikmatinya Ihsan keseluruhan.

“mas Ihsan, terlentang dong di ranjang,” pinta gwe.

Ihsan lalu terlentang di ranjang sementara gwe melepaskan baju gwe seluruhnya.

“wah wah wah. Ternyata tubuh kamu mulus juga ya,” kata Ihsan memandang tubuh telanjang gwe. Memang hal yang gwe banggakan dari gwe adalah mulusnya body gwe. Bulu bulu sepertinya alergi hinggap di badan gwe. Hanya ada sejumput kecil di sekitar titit gwe.

Gwe lalu naik ke ranjang dan duduk tepat di atas kontol Ihsan yang gwe rasakan memang sudah nganceng dibalik boxernya.

“mas Ihsan relax ajah. Biar gwe yang kerja,” kata gwe sambil menggesek kontol Ihsan dengan pantat gwe.

“mmhhhh . .. .” Ihsan mulai mendesah.

“ohhh . .. kontol mas kayaknya jumbo size yaa” kata gwe. Sambil bergerak seperti koboi rodeo, tangan gwe membelai dada bidang Ihsan, hal yang akhirnya menjadi kenyataan.

Gwe lalu berbaring menindih Ihsan dan mulai mencium bibirnya. Ihsan mula mula terkejut dengan apa yang gw lakukan. Tapi karena nafsu ia akhirnya mengikuti permainan gwe, kami saling French kiss. Lidah kami saling bertautan menjelajah mulut masing masing. Gwe lalu mulai bergerak turun menjilati dada ihsan dan menggigit gigit mesra putingnya.

“ohh… shhh. Mmmhhhh,” Ihsan mendesah nikmat.

Gwe terus bergerak turun, dan lalu menurunkan boxer yang dipakai Ihsan dan menjulanglah kontol jumbo Ihsan sepanjang 18cm. kepalanya yang disunat mengkilap karena precum yang keluar.

“oh gosh!! Gede banget mas!” seru gwe kegirangan.

“he eh. Dikasihnya emang segitu, kamu suka?” kata ihsan mengangkat kepalanya untuk melihat gwe.

“suka suka,” kata gwe dan langsung mengulum kepala kontol Ihsan dan menyesap precum yang keluar dari kontolnya.

“yeahhh!!! “ ihsan kembali mendesah saat kontolnya mulai gwe mulutin.

Gwe menjilati batang kontol Ihsan, mulai dari pangkal kontolnya hingga ke kepala kontolnya. Gwe mengocok kontolnya sementara gwe mengemut kedua biji Ihsan. Gwe jilatin kepala kontol Ihsan dan menelan setiap precum yang keluar. Gwe kulum kepala kontolnya dan memainkan lidah gwe di lobang pipis Ihsan.

“ougghhh. . . mmmhhh….. isep Tim! Iseeppp!! Gosshh!!!” ihsan terus mendesah nikmat sementara kontolnya terus gwe kenyot, gwe isep, gwe jilatin. Tapi gwe nggak mau hanya mengoral saja. Gwe ingin Ihsan juga ngentotin gwe. Gwe ingin ngerasaain kontol jumbo seorang polisi didalam pantat gwe. Gw lalu menghentikan isapan gwe dan mulai berlutut. Ihsan yang sedang merem keenakan, membuka matanya heran.

“kok berhenti Tim? Saya belum ngecret! Saya nggak mau gantian disuruh isep lho,” kata Ihsan.

“tenang mas. Gwe nggak minta isep balik. Sekarang gwe pengen mas Ihsan ngentotin gwe,” kata gwe.

“loe mau gwe anal?” Tanya Ihsan nggak percaya ada cengiran senang dalam wajahnya.

“mas ihsan mau kan?” Tanya gwe manja sambil mengocok kontolnya. “gwe pengen ngerasain kejantanan seorang polisi di pantat gwe”

“mau ajah. Gwe denger lobang pantat lebih rapet daripada lobang memek,” kata Ihsan

mendengar itu gwe tersenyum lebar. Ternyata polisiku ini penasaran dengan anal sex.

Gwe lalu memberikan baby oil ke mas Ihsan. “nih. Lumurin dulu kontol mas sama ini terus ke lobang gwe yaa,” kata gwe lalu mulai nungging.

Ihsan berlutut di belakang gwe. Dan gwe nengok ke belakang melihat Ihsan sedang melumuri kontolnya dengan baby oil dan meratakannya ke seluruh kontolnya. Lalu dengan jari tengahnya yang dilumuri baby oil, dia mencobloskannya ke anus gwe.

“aghhhh,” gwe mendesah saat jarinya mengobok ngobok lobang pantat gwe.

“mhhh. Emang sempitt,” kata Ihsan. tak sabar, dia menggantikan jarinya dengan kontolnya. Dia memainkan kepala kontolnya di belahan pantat gwe. Gairah gwe udah memuncak, gwe pengen ngerasain kontol polisi itu di dalam gwe.

“masukin mas! Masukin kontol gede mas ituu!! Shhh hmmm,” pinta gw dengan bergairah.

Perlahan lahan, Ihsan mendorong kontolnya masuk.

“aghhh . .. ohhhh. . .. MMHHhhhh,” walaupun ini bukan kontol pertama yang masuk, tapi ini adalah kontol terbesar yang pernah masuk. Makanya rasa sakit mulai menjalar.

“yeahh . . . benar benar sempitt. Shhtttt. Lobang kamu benar benar sempit,” desar Ihsan.

kontol Ihsan akhirnya masuk semua kedalam lobang pantat gwe.

“entot mas!! Entot gwee. Make me your bitch,” pinta gwe.

Ihsan mulai mengeluarkan kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terbenam. Lalu membenamkannya lagi kedalam anus gwe. Kepala kontolnya mengenai prostate gw dan membuat gwe mendesar nikmat!

“oh gosshh!!!! Ohhh fucckkk meee you fucking police stud,” desah gwe nikmat.

Ihsan mempercepat gerakannya. Ia memompakan kontolnya keluar masuk anus gwe dengan penuh gairah. Ihsan benar benar keenakan. Ia tak menyangka kalau sex sesama cowox bisa senikmat ini.

Sebelum keluar, gwe minta ganti posisi, gwe minta Ihsan kembali terlentang dan sekarang gwe mengendarai kontolnya dan tangan gwe bebas menjelajah dada bidang Ihsan.

“ohh…. Suka naekin kontol polisi kan loee. Yeahhhh….. terussss…….” Ihsan mendesahh.

“yehh. I love riding your cock!! Mhhhh. …. Big cock cop!!” racau gwee.

“yeeahhh. .. . . mmhhhhh .. .” Ihsan tak kalah berisiknya.

“Tim, gwe mau keluar. . . . . ohhhh. . . shtttt… h,mm…. ohhhh. CUMMIIIIIIIIINGG,” Ihsan menyemburkan maninya kedalam lobang pantat gwe. Dan berbarengan dengan itu gwe juga keluar dan menyembur ke dada Ihsan. gwe terus bergerak naek turun, memeras seluruh mani Ihsan dari kontolnya sampai akhirnya gwe merasakan kontol Ihsan mulai melemas dan gwe cabut dari lobang pantat gwe.

Gwe lalu menjilati mani gwe sendiri dada Ihsan dan lalu mencium bibir Ihsan.

Gwe agak surprised melihat senyuman di wajah Ihsan.

“terima kasih ya Tim. Ternyata kamu benar benar hebat, tau caranya memuaskan laki laki,” kata Ihsan.

“gwe ini homo. Loe tau kan sekarang,” kata gwe. Saat itu gwe menindih Ihsan yang terlentang.

“ya, gwe udah tau itu,” kata Ihsan.

“kok bisa?” Tanya gwe heran,

“kamu pikir kepolisian tidak punya data data saksi secara lengkap,” kata Ihsan tertawa. “awalnya gwe keberatan untuk ngawal kamu,”

“sekarang?” Tanya gwe tersenyum

“sekarang, kalo kamu mau terus saya sodomi, dan mengisap saya. Saya tidak keberatan,” kata Ihsan.

gwe tersenyum dan mulai menciumi lagi bibir Ihsan dan tak lama ronde kedua dimulai. Gwe menyepong kontol polisi itu sambil ngecret di mulut gwa. Dan mani polisi pertama yang gwe telan.

Hari selanjutnya bener bener menyenangkan. Stress karena persidangan, terobati pada malam hari dengan kontol jumbo perwira polisi bernama Ihsan. Setelah masalah pengadilan ini selesai, kami berpisah dan tidak pernah ketemu lagi. Yang gwe dengar, Ihsan sekarang sudah menikah dan tinggal di Palembang bersama keluarga kecilnya. Pengalaman bersama Ihsan memang membekas di diri gwe. Pengen ada kesempatan untuk mengulangi lagi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.