Sabtu, 10 Desember 2011

Duda Tangguh

Namanya Adit, seorang duda berumur 40an. Kita kenalan di kolam renang hotel. Adit sedang nginep di hotel ini karena ingin menyendiri setelah menyelesaikan proses divorce yang super ribet dengan mantan istrinya yang selingkuh dengan seorang pengusaha kaya.

Dari satu hal ke yang lainnya, gwe sebagai homo bottom sukses merayunya untuk singgah ke kamar gwe dan didalam kamar gwe kembali sukses untuk mengajaknya bercinta.

Adit duduk dipinggir ranjang dengan kemeja yang sudah tersingkap dang we duduk dipangkuannya melingkarkan lengan gwe ke lehernya dan kami bercumbu. Lidah kami saling bertautan. Saling menjelajah rongga mulut masing masing. Gwe merasakan kontolnya mulai bangun menyundul nyundul pantat gwe karena gwe sengaja duduk memposisikan pantat gwe tepat diatas kontolnya.

Tampaknya libido Adit mulai naik dan dia mulai terbiasa dengan cumbuan sesama jenis ini. Tangannya mulai meraba raba naik punggung gwe. Ngerasain ini, gwe mendorong tubuhnya terlentang dan gwe menindihnya dan lalu mulai menjilati dagunya yang kasar karena bekas cukuran. Lalu gwe bergerak turun menjilati dada bidangnya dan lalu perutnya yang masih terawat bentuknya mengingat usianya yang sudah 40an.

Dengan sedikit usaha, gwe berhasil melepaskan jeansnya dan terlihat kontolnya menggelembung dibalik calvin klien putih yang dikenakannya. Gwe lalu menjilati gundukan itu dan desahan nikmat keluar dari mulut Adit. Gwe terus menjilati sampai calvin klien bagian depannya itu basah dengan ludah gwe. Setelah puas, gwe lalu menurunkan celana dalam putih itu dan keluarlah kontol yang seperti rudal itu. panjangnya standard 16cm dengan diameter yang proposional. Ini kontol lelaki yang pernah beristri pertama yang gwe nikmatin. Mengingat ini gwe jadi tambah bernafsu. Kapan lagi bisa ngerasain kontol lelaki tulen beristri.

Gwe lalu mulai menjilati kepala kontol yang berwarna pink merekah itu. Adit mengganjal kepalanya dengan bantal lalu mengganjal lagi dengan keduatangannya yang dia lipat dibelakang kepalanya. Terlihat sangat jantan. Gwe emang paling senang kalo ngisep diperhatiin sama si lelaki yang punya kontol. Sambil balas memandang Adit, gwe mulai menjalankan aksi gwe ke kontol pejantan itu. kepala kontolnya gwe isep isep dan gwe jilatin. Lalu batang kontolnya. Bijinya juga nggak luput dari sapuan lidah gwe.

Mungkin karena udah lama nggak ngentot, belom ada 10 menit gwe memuluti kelakilakiannya, kontol Adit sudah memuncratkan pejunya ke dalam mulut gwe. Volume peju itu benar benar banyak. Gwe kewalahan untuk menelan semuanya, sehingga sisanya belepotan dipipi gwe. Gwe trus mengemutin kontol Adit sampai lemas dan semua pejunya keluar dan nggak ada lagi yang tersisah.

Gwe lalu ke kamar mandi untuk kumur kumur dan pas gwe keluar dari kamar mandi gwe mendapati Adit masih celentang diranjang tapi kontolnya sudah kembali nganceng dan sedang dikocok-kocok olehnya.

“sorry ya. Udah lama nggak ngentot makanya tadi gwe cepet keluar, tapi gwe cepet recoverynya kok,” kata Adit. “masih pengen dientot?”

gile kalo gwe bilang nggak. Sebagai jawaban, gwe naik ke ranjang, ngisepin sebentar itu kontol, lalu memasangkan kondom ke kontol Adit dan mengoleskan baby oil di sekujur kontol yang sudah terbungkus kondom itu.

“kamu suka posisi apa?” tanya Adit.

“posisi kesukaanku segh aku dudukin kontol terserah mau sambil celentang atau duduk,” kata gwe.

“kalo gitu aku ikut posisi yang kamu suka,” kata Adit sambil dudul dipinggir ranjang.

Ini seperti awal kami bercinta tadi. Tapi bedanya, kali ini kontol Adit keluar masuk lobang pantat gwe. Adit mendesah nikmat. Lidahnya menjilati putting gwe bergantian kiri dan kana. Karena gwe chubby, jadinya ‘susu’ gwe agak menonjol dan ini menjadi seperti payudara bagi Adit dan dia mengisapi putting gwe dengan penuh gairah.

Adit lalu celentang dan mengganjal kepalanya dengan tangan terlipat dibelakangnya. Ini posisi kesukaan gwe. Merhatiin pejantan gwe sambil turun naik diatas kontolnya dan telapak tangan gwe bersandar didadanya. Udah 10 menit gwe ngendarain kontol duda ini tapi belom ada tanda tanda kalo Adit akan ngecret lagi. Karena capek gwe lalu minta ganti posisi. Adit kembali nanya posisi apa yang gwe suka. Gwe bilang ke dia posisi apa ajah gwe suka kecuali main belakang. Gwe nggak suka kalo dientot nggak bisa ngeliat muka keenakan yang ngentot gwe.

Akhirnya posisi standard. Gwe mengangangkan kaki gwe dan Adit kembali mengentot gwe. Adit lebih tinggi dari gwe sehingga posisinya pas dan enak. Duda ini terus ngentotin gwe sambil mencumbu gwe dan kira kira 30 menit kedepan dia kembali mengeluarkan pejunya.

Malam itu Adit stay di kamar gwe. Dan dia cerita kalau dia memang tahan lama kalo dalam urusan ranjang. Dia tahan sejam ngentot baru keluar. Istrinya sering kewalahan ngadepin hal ini. Gwe sempat nggak percaya karena tadi baru 5 menit gwe sepong dia udah ngecret.

“itu karena udah lama aku nggak ngentot,” kilahnya.

Tapi malam itu gwe benar benar membuktikan ketangguhannya. Selama sejam gwe nyepong kontolnya baru dia keluar. Dan lalu duda itu tahan satu setengah jam ngentotin gwe baru dia ngecret.

Perkenalan dengan Adit bukan hanya one night stand. Tapi berkelanjutan. Setelah segala urusan perceraiannya beres, Adit pindah seapartemen dengan gwe. Kita menjalani hubungan open relationship. Gwe satu satunya cowok yang Adit entot. Selebihnya dia masih suka sama perempuan. Kita menjadi semacam sex buddy.

Setiap pagi sebelum kerja, gwe menyepong kontolnya dulu dan malamnya kita kembali ngentot dan kali ini tanpa kondom yang terasa lebih enak.

Biarpun open relationship tapi kita seperti bercomitment monogamus.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.