Rabu, 07 Desember 2011

My Dream Guy

Sudah 10 tahun gwe nggak pernah pulang ke kampung halaman gwe. Dan liburan akhir tahun ini gwe memutuskan untuk pulang kampung dan menginap di rumah paman gwe yang masih tinggal di kampung.

Setibanya gwe di kampung halaman, hampir udah nggak gwe kenalin lagi kalau ini dulu adalah desa tempat gwe tumbuh dan menghabiskan masa remaja gwe. Jalan yang dulunya masih tanah, sekarang sudah diaspal. Namun ada satu yang nggak berubah, yaitu udara yang sejuk dan menyegarkan. Keluarga paman gwe menyambut dengan ramah saat gwe tiba di rumahnya. Dan setelah ngobrol sana sini, gwe minta izin untuk jalan jalan ke sawah seperti yang biasa gwe lakukan dulu.

Cuaca sore itu mendung, walaupun paman gwe agak keberatan karena kalau sudah hujan bisa semalaman dan derasnya bukan main, tapi gwe tetap memaksa. Kalah oleh keras kepala gwe, akhirnya paman mengijinkan.

Setibanya gwe disana, gwe melihat sosok itu sedang duduk di gubug kecil yang biasa memang digunakan untuk istirahat. Pemuda idaman gwe. Pemuda yang telah memenuhi otak gwe semenjak gwe tau kalau gwe ini adalah seorang homo. Nama pemuda itu Ilham Soleh Ario. Oleh orang orang kampung dia dipanggil Ario. Tapi gwe memanggilnya Aa Soleh.

Gwe menghela nafas lalu berjalan menghampiri gubug kecil itu.

“sore a, masih suka duduk ngelamun sore sore disini, hati hati kesambet lho,” sapa gwe dan sempat membuat Soleh terkejut.

“eh kamu mi, bikin kaget aa ajah. Apa khabar? Dah lama nggak ketemu,” kata Soleh sambil menjulurkan tangannya. Genggaman erat tangannya membuat darahku berdesir.

“iya negh. Dah lama nggak pulang kampung, kangen juga,”

“kangan sama kampung halaman apa kangen sama aa,” goda Soleh yang membuat aku tertunduk malu.

Petir menyambar dan angkasa dan disusul dengan gemuruh guntur.

“kayaknya bakalan ujan negh, balik yuk, sekalian mampir ke rumah Aa dulu,” kata Soleh

“boleh ajah,” mana bisa gwe nolak ajakan lelaki idaman gwe yang gwe tau sudah bercerai dari istrinya ini.

Kita berdua lalu berjalan menuju rumah Soleh, dan ditengah perjalanan hujan mulau turun dan seperti air yang dituang dari langit. Hujan langsung turun dengan derasnya. Kita berdua berlari menuju rumah Soleh. Walaupun jaraknya tidak terlalu jauh, namun hujan yang langsung deras membuat kami berdua basah kuyup.

“keringin dulu Mi, sekalian ganti bajunya. Nanti kamu sakit lagi, sebentar aa ambil baju kering. Kamu tukar ajah baju kamu di kamar aa” kata Soleh setelah kami masuk ke dalam rumah.

Saat gwe sedang telanjang setelah melepaskan baju basah gwe, Soleh masuk kekamar dengan hanya handuk melingkar dipinggangnya.

“upps maaf. Aa kira kamu udahan,” kata Soleh

“nggak apa apa lah a, nggak usah malu, sama sama cowok ini,” kata gwe cuek. Lalu gwe sengaja mengeringkan kaki gwe dan ini membuat gwe nungging dan memamerkan pantat gwe.

“pantat kamu mulus juga ya Mi, montok lagi,” komentar Soleh

“suka A,” kata gwe sambil terus mengeringkan dan saat gwe berdiri, gwe terkejut karena Soleh sudah berdiri di belakang gwe.

“Mi, kayaknya dari dulu kamu selalu perhatian sama aa, kamu suka sama aa ya,” kata Soleh pelan

Gwe berbalik dan memandang Soleh lekat ke matanya. “iya a, dari dulu sejak tahu kalau Mi ini homo, Mi udah suka sama aa,”

“sekarang aa udah cerai dan udah lama nggak gituan,” kata Soleh.

Gwe nggak menjawab, tapi langsung mencium bibir Soleh dengan penuh gairah.Soleh yang terkejut dengan serangan mendadak ini, mula mula hanya pasif menerima ciuman gwe, tapi kemudian Soleh mulai membalas ciuman gwe dan lidah kami saling bertautan di dalam mulut.

Sambil terus berciuman, gwe melepaskan handuk yang melilit di pinggang Soleh dan mendapati kontol Soleh sudah setengah nganceng. Kami lalu naik ke ranjang dan Soleh berbaring terlentang di lalu gwe sambil nungging di antara kedua kaki Soleh yang terbuka lebar, mulai mengisap kontol Soleh..

Mula mula, gwe menjilati kepala kontol itu dan menelan precum yang mulai keluar. Lalu batang kontol itu gwe sapu dengan lidah gwe dan juga kedua bijinya gwe kulum bergantian. Gwe kembali ke kepala kontolnya dan mulai mengemut kepala kontol itu sementara lidah gwe menjilati lubang kontolnya.

Hujan mulai turun, dan udara dingin mulai menyelimuti, tapi kehangatan memenuhi kamar dimana Soleh dan gwe sedang memadu syahwat.

Soleh memejamkan matanya dan mendesah keras saat kontolnya gwe isep dan gwe jilatin.

Kontol Soleh sekarang sudah benar benar nganceng. Keras dan besar mengacung ke dalam rongga mulut gwe. Kontol itu terasa makin besar saat gwe mulai mengisap dan keluar masuk rongga mulut gwe.

Puas mengemuti kontol jantan itu, gwe menghentikan isapan gwe, Soleh memandang ke bawah dengan tatapan bertanya.

“a, ngentotin aku dong,” pinta gwe dengan manja.

Soleh tersenyum lalu bangkit berlutut, “mau posisi gimana Mi?”

Gwe lalu menungging dan Soleh langsung paham maunya gwe. Dia pindah berlutut di belakang gwe lalu melumuri kontolnya dengan baby oil yang selalu gwe bawa kemana mana. Soleh mengocok kontolnya agar baby oil merata di seluruh kontolnya.

Dengan perlahan, Soleh mulai menancapkan kontolnya ke dalam lobang pantat gwe. Ini memang bukan pertama kalinya kontol bersarang di lobang pantat gwe, tapi karena ini adalah kontol milik lelaki idaman gwe, maka saat mulai penetrasi, gwe merasakan sensasi yang luar biasa.

Kontol Soleh terpendam seluruhnya ke dalam lobang pantat gwe, dan perlahan dia mulai menarik keluar dan menghujamkan lagi ke dalam lobang pantat gwe. Soleh mulai mengentotin gwe dengan penuh gairah. 4 bulan adalah waktu yang cukup lama baginya, dan sekarang Soleh melampiaskan nafsunya seperti tak ada hari esok. Soleh terus menggenjot gwe dan bahkan menolak untuk ganti posisi. Sampai akhirnya gwe merasakan kontol Soleh mendenyut di dalam pantat gwe dan tak lama lobang pantat gwe dipenuhi oleh peju Soleh yang sudah 4 bulan tidak dia keluarkan. Soleh berteriak keras saat dia memuncratkan pejunya jauh ke dalam lobang pantat gwe. Dia terus menggenjot sampai pejunya keluar semua dan lalu mencabut kontolnya. Gwe menoleh kebelakang dan melihat senyuman puas di wajah aa gwe yang tersayang itu.

Sejak itu, gwe banyak menghabiskan waktu di rumah Soleh dan malam pergantian tahun, kita habiskan di atas ranjang. Saat tahun berganti, Soleh memuntahkan pejunya di dalam mulut gwe yang lansung gwe telan habis.

Soleh pun lalu ikut dengan gwe pindah ke Bandung dan kita tinggal serumah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.