Selasa, 20 Maret 2012

Sex Karena Alat Vakum

Aku berumur 21 tahun, sudah dapat dibilang dewasa dari segi umur , di mana sudah bebas melakukan hal-hal yang dikategorikan dewasa. Saya sudah bebas menonton film porno, membaca majalah dewasa, bahkan membeli alat-alat bantu seks pun tak dilarang. Ketika aku membaca sebuah majalah gay, aku tertarik melihat iklan tentang alat untuk memperbesar alat kelamin. Walaupun alat kelamin saya sudah termasuk rata-rata, tapi tentu semua lelaki pun ingin mempunyai alat kelamin yang besar dan panjang. Maka aku pun mencoba membelinya.

Barang yang dinanti-nanti agak lama datangnya karena barang tersebut dikirim langsung dari Amerika dan harganya lumayan mahal juga bila dihitung dengan kurs rupiah sekarang. Akhirnya barang itu sampai juga ke tanganku. Saat itu barang itu dibungkus dengan kertas coklat sehingga orang-orang rumah tidak curiga. Ketika sampai di kamar kubuka bungkusan itu dan kulihat sebuah tabung yang disertai dengan alat pompa. Kubaca cara pemakaiannya terlebih dahulu, setelah itu baru kucoba. Setelah kumasukkan alat kelaminku ke dalam tabung itu, tanganku yang lain mulai memompa untuk mengeluarkan udara di dalam tabung. Anuku yang tadinya kecil tiba-tiba menjadi tegak berdiri . Menggunakan alat itu malah membuatku menjadi terangsang, karena setelah menggunakan alat tersebut anuku selalu berdiri tegak ingin dimasturbasi. Di rumah, aku mempunyai seorang pembantu lelaki berumur 19 tahun, namanya Pardi.

Orangnya biasa-biasa saja tetapi mempunyai perawakan yang lumayan bagus. Badannya berotot karena kerjanya mengangkut barang-barang berat. Saat malam sering juga kubayangkan ia berada di kamarku dan menghisap anuku. Malam itu, sekali lagi aku mencoba alat vakum itu, karena penisku mulai lebih panjang 1/2 cm (walau dalam waktu 1 minggu). Namun setelah menggunakannya, aku menjadi sangat terangsang dan membayangkan Pardi ada di kamarku. Lalu tiba-tiba saja aku mandapatkan akal bagaimana caranya untuk mendapatkan dirinya.

Langsung saja kupanggil si Pardi. Lampu yang rusak di kamarku kujadikan alasan untuk dia membetulkannya. Tak lama kemudian Pardi masuk dan kusuruh dia untuk membetulkan lampu itu. Pintu langsung kututup, untung dia tak curiga. Ketika dia sedang membetulkan lampu itu, aku ajak Pardi mengobrol. Pertamanya kumulai dengan obrolann biasa, yakni bagaimana keadaan di desa dan sebagainya. Namun, agak lama setelah itu pertanyaan ku mulai menjurus , sudah punya pacar belum? Sudah pernah melakukan hubungan seksual? Sampai iseng-iseng kutanya berapa panjang anunya? Tak diduga dia menjawab semuanya walaupun dengan malu-malu.

Dia jawab bahwa ia punya pacar di desa dan pernah melakukan sekali. Dan saat dia kutanya berapa panjang anunya, dia agak malu dan menjawab "Punya saya sih kecil Tuan, malu" Saya langsung mendapat titik terang dari jawaban itu. Langsung kuceritakan padanya tentang alat vakum tersebut dan sepertinya dia amat tertarik. Setelah selesai ku ceritakan tentang alat itu, aku langsung memperlihatkannya pada Pardi. Dia memegang dan memperhatikan alat vakum itu dengan seksama. Melihat hal itu, langsung saja kutawarkan padanya untuk mencoba. Tapi dia menolak, dia bilang bahwa ia tidak mengerti cara pemakaiannya.

Sekali lagi aku mendapat titik terang. Kutawarkan padanya bantuan untuk menggunakan alat vakum tersebut. Kusuruh dia untuk membuka celananya dan juga celana dalamnya. Pertama nya ia sempat menolak karena malu tetapi keinginannya untuk memperbesar anunya sangatlah besar hingga ia mau juga membuka celana dalamnya. Aku menjadi sangat terangsang ketika pelan-pelan ia membuka celananya dan kemudian celana dalamnya. Kulihat anu yang masih tidur, agak kecil memang dikelilingi oleh jembut hitam yang lebat. Kupegang anunya dan kumasukkan ke dalam tabung tersebut lalu pelan-pelan kupompa. Anunya menjadi semakin tegak dan tegak, hingga sampai batasnya yaitu 10 cm. Ia bilang panjang anunya itu memang segitu jadi ia agak malu. Kutenangkan dia dengan janji bahwa bila dia menggunakan alat ini secara rutin maka anunya akan menjadi besar dan panjang.

Kupompa beberapa kali lagi, setelah itu selesai. Kulepaskan alat vakum itu dari anunya. Dia mengucapkan terima kasih padaku. Saat itu kulihat badan dan mukanya bersemu merah. Kutanya kenapa dan dia menjawab bahwa dia menjadi sangat terangsang setelah menggunakan alat itu. Aku bilang hal itu memang wajar, kuliahat anunya masih tegak berdiri. Lalu secara tak sadar kupegang anunya dan kukocok pelan-pelan. Anehnya Pardi tidak menolah, bahkan ia malah mengerang keenakan. Mendengar erangannya aku langsung mulai bertindak. Langsung kucium bibir Pardi dan dia pun membalas. Lidahku bermain-main dengan lidahnya dan menjelajahi seluruh ruangan di mulut Pardi. Lalu aku mulai membuka bajunya sehingga sekarang dia telanjang bulat.

Dan dia pun tak mau kalah dengan membuka baju dan celana ku hingga akupun telanjang bulat dengan anu yang tegak berdiri. Dia memuji panjangnya anuku, dan kubilang bahwa kamu pasti bisa seperti ini asal setiap hari menggunakan alat vakumku. Setelah itu, aku bergerak turun dari bibirnya ke anunya. Di sana kuhisap anunya keras-keras . Pardi mengerang kenikmatan. Ohhhh, Ahhhh, Terussss. Kuhentikan sebentar dan menyuruh Pardi agar dia juga menghisap anuku agar akupun mendapat kenikmatan yang sama. Mulanya dia agak ragu, namun karena sangat terangsang maka ia menghisap juga anuku. Uhhh rasanya sangat nikmat. Pardi bilang kalau aroma anuku sangatlah merangsang.

Kami saling menghisap agak lama. Setelah itu tubuh Pardi mulai tak bisa diam. Otot-ototnya mulai menegang, ahh itu pertanda sebentar lagi ia akan ejakulasi. Dan hal itu pula yang kurasakan pada diriku. Dann… ahhhhh semprotan sperma dari anunya tersembur di dalam mulutku dan kuminum semuanya. Pardi kaget, dia bertanya mengapa spermanya diminum. Kujawab bahwa spermanya sangatlah nikmat, dan kusuruh Pardi untuk menelan spermaku juga. Dia kembali menghisap anuku dan tak lama aku pun menyemprotkan spermaku di dalam mulutnya. Pardi menelannya dengan kenikmatan. Setelah itu kami beristirahat. Kami tidur di ranjangku telanjang dan berkeringat. Sepuluh menit kemudian kami berpakaian, dan Pardi pun keluar kamar.

Sejak saat itu, hampir tiap hari dia mengetuk kamarku dan aku memakaikannya alat vakum tersebut. Dan hampir tiap hari pun kami melakukan hal yang sama, bahkan permainan itu semakin hari semakin panass. Kami telah melakukan berbagai macam gaya, telah kucoba lubang pantatnya dan begitu pun dia terhadap lubang pantatku. Dan yang paling penting, kami mendapatkan kenikmatan sekaligus anu kami bertambah panjang. Sekarang anuku yang tadinya hanya 13 cm menjadi 17,5 cm dan anunya dari 10 cm menjadi 14 cm. Kami bahagia, dan tak akan bosan-bosan untuk melakukannya tiap hari.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.