Minggu, 18 Maret 2012

Belajar Sama Koko

Ado masih berusaha untu menyelesaikan PR Matematikanya. Tapi anak kelas 1 SMP itu masih belum juga bisa menuntaskan soal-soal nomor 3 dan 8. Susah! Padahal sudah jam 20.45. Ado sudah mau tidur. Dia malah sudah menganggalkan pakaiannya. Ia memang terbiasa tidur dengan hanya bercelana dalam saja. Malam itu ia mengenakan kancut bikini warna oranye yang sudah agak kesempitan. Pas menempel badan. Ado, yang juga perenang kelompok umur, memang sukanya celana dalam yang mirip cawat renangnya: minim dan ketat. Seperti kulit kedua saja.

Ado melirik ke pintu kamar kokonya diseberang kamar tidurnya. Dari pintu kamarnya yang terbuka, dilihatnya pintu kamar Fergio tertutup rapat. Pasti kokonya yang kelas 2 SMU itu masih belajar. Fergio selain juara renang juga pelajar teladan. Semua mata pelajaran Ilmu Pasti selalu dijagoinya. Ado menahan diri untuk tidak ke kamar Fergio meminta tolong dibantu merampungkan kedua nomor PR Matematikanya itu. Nanti juga kokonya bakalan mampir ke kamar Ado menanyakan apa semua PR-nya sudah selesai. Sepi sekali rasanya rumah itu. Mama dan Papa sedang ke undangan perkawinan. Semoga Ko Fergio cepat selesai belajarnya.

Pintu kamar di seberang sana akhirnya terbuka juga. Fergio berdiri di balik pintu dengan tubuh atletis khas perenang yan baru memasuki kelompok "senior", tegap dan lumayan berotot. Ko Fergio juga tampan mirip bintang film Hongkong (Ado lupa namanya). Badan Koko cuma ditutupi cawat biru tua berpinggang karet putih bertuliskan, "Calvin Klein." Remaja nyaris 17 tahun itu berjalan menuju kamar mandi yang terletak tepat di antara kedua kamar tidur mereka masing-masing. Dari tempat duduknya Ado bisa mendengar suara Fergio buang air kecil. Koko tidak pernah menutup pintu kalau sedang kencing. Tak lama kemudian diiringi air yang membilas koset, Fergio muncul dari kamar mandi dan langsung berbelok ke kamar Ado. Dihampirinya dedenya yang masih duduk di depan meja belajarnya.

"Masih bikin PR, Do?" tanya Fergio berdiri di sebelah kanan Dede.

"Iya nih. Nomor tiga sama delapan susah sekali."

Fergio memangdang sekilas saja ke kedua soal lalu mengambil pensil dan kertas coret-coretan dari atas meja belajar Ado.

"Ini begini nih," terangnya menjabarkan rumus dengan contoh penyelesaian soalnya.

"Udah jelas?"

"Oh, gitu. Ngerti deh sekarang," jawab Ado senang. Ternyata lumayan gampang.

"Sekarang coba Ado kerjakan yang nomor delapan dengan rumus itu," tukas Fergio. Ado mulai mengerjakan soal terakhirnya.

"Kalo Ado bisa nanti Koko kasih hadiah," cetus remaja ganteng itu sambil berpindah ke sisi kiri Ado. Jantung Ado langsung berdebar-debar mendengar kata "hadiah" keluar dari mulut kokonya. Lebih-lebih ketika Fergio menjulurkan tangannya dan langsung menyentuh jendolan di kancut ketat adik tunggalnya itu. Jari-jari Fergio mengelus-elus lembut. Sebentar saja alat kelamin Ado mengencang keras. Bagaimanapun juga anak pra-puber itu tetap berusaha berkonsentrasi untuk dapat menyelesaikan soal nomor 8. Supaya dapat "hadiah" dari kokonya.

"Gini kan?" tanyanya girang dengan suara yang agak bergetar. Sebentar saja dipegang-pegang oleh Fergio kemaluannya langsung terrangsang! Auratnya sudah tegang total dalam permainan jemari koko kandungnya sekarang!

Fergio melihat hasi akhir soal nomor 8 lalu memindahkan tangannya ke atas kepala Ado.

"Itu baru jagoan Koko!" katanya mengusap-usap rambut adiknya.

"Sekarang hadiahnya.....ke tempat tidur sana!" bisik Fergio. Dengan hati berbunga-bunga Ado bangkit dari kursinya dan berjalan menuju ranjang. Fergio sendiri menuju ke pintu, menutup dan menguncinya. Klik! Biar Mama dan Papa sedang tidak di rumah dia tidak ingin ada Mbak yang mendadak masuk.

Selesai mengamankan pintu kamar Dede, Fergio bergerak menuju ranjang dimana Ado sudah terlentang di atasnya dengan kedua tangan seperti orang menyerah di kiri-kanan kepalanya. Fergio suka sekali memandangi tubh dednya yang putih mulus serta sudah mulai terbentuk garis-garis keatletisannya. Ado benar-benar perenang cilik yang ganteng dan sexy! Jendolan titit di depan sempaknya memang masih mungil, tapi keras. Keras sekali!

Fergio mengulurkan tangan ke arah puting-puting susu Ado yang cukup dengan satu tangan dapat dijangkau oleh jari-jari Fergio dua-duanya. Jari-jari itu langsung mempermainkan tetek dedenya sampai keduanya mengeras, mengacung keluar. Ado menatapi Fergio dengan pandangan penuh kasih sayang sekaligus nafsu! Anak itu lalu menyabmut mulut kokonya yang merunduk melumat bibirnya. Untuk beberapa saat kedua kakak beradik sejenis kelamin itu berpagutan layaknya dua insan dilingkupi birahi cinta. Kemudian dengan nakalnya Fergio mulai menjalarkan lidahnya ke seluruh muka Ado. Lalu merambat turun ke leher, dada, untuk kemudian menjilati dan menggigit kecil puting-puting tetek Ado bergantian yang kiri dan yang kanan. Ado menggeram-geram kenikmatan dibuatnya.

"Unnnngggghhhh.....nnnnngnnggggghhhhhh.....Koooohhhhhh........kokoooooohhhhh!"

Nafas bocah 12 1/2 tahun itu tersenggal-senggal memanggili kokonya. Matanya sampai memejam-mejam sementara tubuhnya bergeleletar hebat. Sementar kokonya malahan tambah brutal menyapukan lidahnya ke dada, pinggang, dan perut dedenya. Atlet kelas 2 SMU itu mengecupi dan menjilat-jilat kesana kemari dengan gemas, sayang dan nafsu sekaligus.

Sekarang lidah Fergio menelusup ke lubang pusar Ado membuat otot-otot perut anak itu lansung berkontraksi, membentuk "six-pack" mini yang bebas lemak. Meskipun masih terdapat sisa-sisa "baby fat" namun perut perenang kelompok umur III itu padat dan mulai berotot. Ado memang perenang terlatih meskipun koleksi medalinya belum sebanyak punya kokonya. Mulut Fergio sudah berpindah ke paha kanan Ado yang langsung membentangkan kedua kakinya selebar-lebarnya meleluasakan kokonya untuk bebas menciumi dan menjilati bagian tubuhnya yang mana saja. Yang paling pribadi. Paling intim.

Sesudah puas mengecup sana-sini pada kedua paha dedenya yang kiri dan kanan sampai jari-jari Ado kejang terentang ke depan, akhirnya wajah Fergio menyuruk tepat di atas kancut oranye Ado yang agak sempit dan begitu ketat membungkus jendolan mungil yang sudah tegang sekeras-kerasnya. Terasa cawat bikini yang minim itu sampai mulai lembab oleh rembesan air madzi anak lelaki pra-remaja yang baru ketiga kali ini digumuli birahi sejenis oleh kokonya sendiri itu.

"Kooooohhhhh.........kohhhhhhhhhh......ngggggghhhhhhh......nggggggggghhhhhhhhh." panggil Ado bergetaran kesana kemari pinggangnya. Fergio masih saja menggodanya dedenya dengan tetatp mencium-cium dan sesekali menjilati gundukan titit Ado yang belum dibebaskannya dari sempak oranye. Tapi akhirnya Fergio bangkit dan segera saja merenggut kancut dedenya, menariknya ke bawah dan meloloskannya dari kaki-kaki Ado. Saat melakukan itu mata Fergio terpaku pada sembulan batang titit Ado dari balik cawat. Batang putih yang mulus dengan urat-urat kebiruan terukit disekujurnya menandakan anak kelas 1 SMP itu sudah berada di puncak birahi. Ujung penis sepanjang 10 cm berdiameter 2,5 cm itu masih rapat terselubung kulit kulup. Buah-buah zakarnya ketat terangkat ke arah bagian bawah perut Ado. Belum selembar bulupun merusak keindahan kelamin jantan atlet cilik yang tampan dan sexy itu. Fergio sampai menjilatkan lidah ke bibirnya sendiri. Inilah awal dari hadiah yang ingin diberikan kepada dedenya. Hmhhhh......

Fergio menjulurkan tangannya dan meraih titit Ado yang kaku mengacung ke arah pusarnya.Dikulitinya ujung titit Ado hingga kini coronanya yang merah keunguan kini tidak tertutup kulit kulup lagi. Ado melihati tangan kokonya mengelupas ujung penis mungilnya sampai kepala kelaminnya benar-benar telanjang sekarang, seperti sudah disunat. Lalu ia jarus menahan nafas ketika disaksikannya kokonya menyorongkan kepalanya ke selangkangannya yang terkangkang lebar. Namu justru kantung buah-buah pelirnyalah yang dislomot Ko Fergio. Meski bukan baru sekali ini dia dibegitukan kokonya, tetap saja anak itu tersentak ketika Fergio mengunci skrotum berisi biji-biji sebesar kelereng di dalamnya itu dan langsung memainkan dengan lidah yang menjilat-jilat dan bibir yang mengulum-ngulum! Manalagi kemudian tangan Fergio merambat naik hingga jari-jarinya mengoles-oles puting-puting tetek Ado untuk kesekian kalinya. Dilanjutkan dengan rambatan lidah Koko hingga ke ujung kontolnya dan menyergap coronanya yang sudah terkelupas dari kulupnya. Hap! Berbarengan Fergio mempermainkan tetek dedenya diiringi jilatan-jilatan dan kenyotan-kenyotan rakus di zakar mungilnya hingga ABG itu bergeletar hebat seluruh tubuh telanjangnya yang bak patung pualam Yunani itu. Kepalanya otomatis menggeleng-geleng ke kiri dan ke kanan, nafasnya memburu dan mulutnya mendesah-desah.....

"NnNNnngghhhghghghghhhhh..........Koooohhhhhhhh......ngnggghhhhhhhhh.......kohhhhhhhhh!!

Ado meraung-raung tertahan, tetap dengan tangan menyiku di kiri kanan kepalanya. Menyerah total dan membiarkan tubuhnya disayang-sayang kokonya begitu rupa.

"sssshhhh...sfshfhhhh......hhesssss!"

Fergio segera tahu apa yang bakal terjadi ketika dirasakannya kemaluan dedenya membengkak hingga ukuran maksimalnya di dalam cumbuan mulutnya.

Nyeessss.....cret...cret.....creettt!

Meletuplah sperma kekanakan dari alat vital Ado. Belum terlalu kental, dan belum banyak. Mudah saja bagi Fergio mereguknya hingga habis. Segar! Bahkan ia masih menjilat-jilat sesudahnya.

"Udah Koh....udah.......perih!" rengek Ado ketika kelaminnya jadi terlalu sensitif untuk terus di oral kokonya.

Fergio menghentika permainan oralnya pada aurat jantan dede kandungnya semata wayang. Lalu olahragawan muda itu merayap mendekati wajah Ado. Diadunya hidungnya dengan hidung perenang cilik yang sangat sexy itu.

"Sekarang Ado mau kasih hadiah sama Koko nggak?" tanya Fergio.

Ado mengarahkan tangannya ke celana dalam "Calvin Klein" Fergio. Dirasakannya bagaimana alat kelamin Kokonya sudah benar-benar keras!

"Mau, Ko, mau!" jawabnya penuh semangat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.