Sabtu, 24 Maret 2012

Pak Dokter

Kehidupan kami memang sangat sederhana.ayahku hanya seorang nelayan,sedangkan ibuku sesekali membantu ayah menjual hasil tangkapanya.tapi kadang ibuku bekerja sebagai seorang pembantu pada seorang dokter yang bertugas dikampung kami.

Pak nurdin,dokter berusia sekitar 35 tahun,merupakan orang yang ditugaskan dari Jakarta.Beliau memang sudah lumayan lama berada dikampung kami,semenjak aku kelas 5 sd,menggantikan dokter sebelumnya.Rumah kami yang tidak begitu jauh dari pukesmas,menjadikan ibuku sering diminta untuk membantu dokter-dokter yang bertugas ke kampung kami.Rumah dinas dokter juga berada dibelakang puskesmas.

Dengan dokter sebelumnya,keluarga kami juga cukup akrab.begitu juga saat pak nurdin datang,hanya perlu beberapa minggu untuk menjalin kedekatan.Berbeda dengan dokter sebelumnya yang sudah berkeluarga,ternyata pak nurdin masih bujangan,pembawaanya sangat tenang.perawakan beliau lumayan tinggi,kulitnya putih dan terawat,beda denganku yang hitam terbakar matahari.Sejak pertama kenal,pembawaannya yang ramah,membuat warga sangat senang dengan kehadiran beliau.

Aku sendiri,kadang suka mendapat vitamin2,gratis atau apapun juga dari beliau,bahkan jika dia menyuruhku mencari obat dikota,beliau tak jarang memberiku upah.jika aku sakitpun,bahkan yang sangat ringan,aku pasti minta pertolongan beliau.

Penduduk yang rata-rata hanya lulusan smp,bahkan sd,sangat percaya apa yng dikatatakn pak nurdin,mengenai apapun tentang kesehatan.

Tak terasa kedekatanku dengan pak nurdin sudah berjalan lebih dari dua tahun,perlakuan pak nurdin yang sangat perhatian,dan mengangap aku sebagai keluarganya,membuatku percaya apapun yang dikatakan beliau. Sesekali kami bahkan suka mendiskusikan sesuatu yang mungkin tabu bagi sebagian orang.aku ingat,saat itu aku tengah demam,dan diperiksa oleh pak nurdin,saat itu aku baru masuk smp,dan baru 2 minggu bersekolah.

Setelah memeriksa dahiku,dia membuka bajuku dan memeriksa dadaku dengan stetoskop,perlahan tanganya menekan perutku,tampa ragu dia membuka celanaku,dan menekan bagian dibawah pusarku,aku sendiri tak merasa canggung,karena jika aku sakit,dia selalu memeriksaku seperti itu.

“wah,dah mau numbuh bulu ya?katanya,saat dia menekan persis diatas pangkal kemaluanku,aku mengangguk.
”dah mimpi belum?katanya,kemudian dia menerangkan maksud pertanyaanya,aku mengangguk.
”apa karena mimpi itu,aku jadi demam pak?tanyaku,pak nurdin tertawa mendengar kepolosanku.
”bukan,kamu mungkin kecapean”katanya,akhirnya dia menceritakan kenapa aku bisa bermimpi,walau aku sendiri lebih banyak bengongnya.

Elusan pada rambut dan pundaku,aku artikan sebagai wujud sayangnya kepadaku,aku tak merasa ganjil dengan sikap beliau,samapi akhirnya,pengalaman yang membuatku mengerti makna dari sebuah nafsu birahi,terjadi padaku,dan aku tak menyadari itu sebagai suatu kesalahan,bahkan aku mengagapnya sebagai suatu jalan menuju kedewasaan.

Diakhir kelas satu,saat musim libur kenaikan sudah dekat,kurasakan sudah 2 hari perutku gak enak,entah,badanku terasa aneh,selain sedikit rasa sakit diperutku,burungkupun sering berdiri,dan itu sudah sebulan ini aku alami,dan sangat menggangguku.Suarakupun makin terasa serak dan aneh.

Akhirnya sore itu,aku menemui pak nurdin,saat itu dia sebenarnya sudah tidak berjaga,asyik ngobrol dengan penjaga puskesmas.ibuku sendiri sudah sampai rumah,
”ada apa?"kata pak kusna,penjaga puskesmas.
”gak pak,perutku gak enak,mau minta obat” kataku.
”ya dah pak,bapak pulang aja,gpp” kata pak nurdin,akhirnya pak kusanpun pergi,aku masuk dan langsung duduk depan meja kerja pak nurdin.
”kenapa gak dari siang?" tanya pak nurdin.
”tadi aku tidurin dulu pak,tapi tetep gak enak” setelah bertanya-tanya,pak nurdin berkata.
”ya,gpp,mungkin kamu salah makan,kamu kan gak mencret,diamin aja” kata pak nurdin,
“tapi pak,kenapa yah,suaraku jadi makin serak,badanku gak enak,terus anuku berdiri terus” tanyaku.
”hahaha,ya sudah,naik sana,bapak periksa” katanya,sambil menunjuk tempat periksa pasien.

Akupun naik ke ranjang besi dan berbaring,dia meraba leherku,kemudian tanganya meraba perutku
”sudah mimpi belum?" tanyanya,
"sudah pak dua minggu lalu" jawabku,
"kalo bangun terus,itu biasa,kamu sekarang makin dewasa,jakun kamu juga dah mulai dalam masa pertumbuhan,nanti biasanya ada kumis juga,gpp kok”katanya.
”bulunya makin banyak gak?" katanya,kemudian perlahan dia mengintip dengan menagankat celanaku.
”gak begitu sih pak,tapi makin gatal?" jawabku.

Saat itu kulihat dia terus memandangiku.
”ya sudah" katanya,perlahan dia membuka bajuku.aku menurut,dia menekan-nekan dadaku”setelah itu dia bergerak mendekati pintu depan,dan kemudian kembali dengan menutup pintu ruang periksanya.
”bapak mau bantu supaya kamu jadi gak gelisah,tapi janji,ini rahasia,jangan cerita ke siapa2,ya?" katanya.Aku mengangguk,dan perlahan dia membuka celanaku dan menurunkanya.akupun berbaring hanya mengenakan celana dalam saja,perlahan dia memijat halus dadaku,kemudian perutku.dan akhirnya dia meremas-remas kemaluanku yang masih ditutupi celana dalam.

”kalo penyakit kamu,gak ada obatnya,tapi bapak bisa bantu,Cuma janji,jangan bilang siapa2 ya?katanya,aku mengangguk,entah,saat itu pijatanya member rasa nyaman ditubuhku,bahkan aku mersa enak,sesaat kemudian dia menurunkan celanaku,dan akhirnya perlahan dia meremas kontolku.
”kamu tutup mata kamu,jangan ngintip,nanti gak sembuh” katanya,aku menurut. Akhirnya kurasakan hisapan-hisapan halus dikemaluanku,aku tahu bahwa dia telah mengulum kontolku,kurasakan nikmat yang tak pernah kubayangkan,akhirnya,kontolkupun mengeras,hisapan-hisapan itu makin kencang kurasakan di ujung kontolku,entah berapa menit,samapi akhirnya,aku mengankat pinggulku karena tak kuasa menahan aliran yang akan keluar,akhirnya,ahh,aku mendesah pelan,kontolku berkedut-kedut dan air manikupun keluar.aku terus memejamkan mataku,kurasakan ketenagan menjalar disekujur tubuhku.

”gmana,enak kan?" katanya,aku mengangguk dan membuka mataku.tiba-tiba dia mendekat ke wajahku.
”bapak juga sakit,sekarang kamu yang tolong bapak ya?" katanya,perlahan dia menurunkan seletingnya,dan mengeluarkan kontolnya,aku hanya diam,dan akhirnya akupun membuka mulutku saat kontol pak nurdin yang telah tegang mulai dia tempelkan diujung bibirku,kurasakan asin saat kontolnya mulai maju mundur dumulutku,beberapa saat kemudian,dia menarik kontolnya dan mengocok-ngocoknya,akhirnya,ahh,ahh,air mani mengucur dari kontol pak nurdin,aku hanya bisa diam menyaksikan semua itu.

Pak nurdin kemudian memakaikan pakaiaku satu persatu.setelah aku membantunya mengelap lantai,dia meraba-raba kepalaku.
”terima kasih ya,ingat janji kita” katanya.
”sama-sama pak,aku janji gak cerita ke siapaun”kataku,dia merogoh sakunya dan memberiku uang.
”kalo nanti mau lagi,bilang bapak aja ya,jangan malu”katanya,aku menganguk.aku akhirnya pulang,dan entah,aku mersa tenang,badanku tidak uring-uringan lagi,sungguh nikmat pengalaman yang kualami tadi.

3 hari setelah kejadian itu,malam itu aku datang kerumah pak nurdin,mengantarkan singkong rebus buatan ibuku.saat masuk dan menaruh makana di meja,depan pintu dapur,pak nurdin menarik tanganku,dia akhirnya membuka seletingku sambil berjongkok,aku hanya diam,akhirnya dia mengeluarkan kontolku dan mengulumnya.aku hany diam dan menikmati hisapanya,tak hanya itu sesekali dia malah menciumi bibirku,aku mengejang diapangkuanya,samapi akhirnya sepermakupun tumpah dilantainya,sesaat kemudian gentian aku yang mengulum kontolnya,akhirnya diapun mengejang.

Sejak saat itu,sesekali kami melakukan hal tersebut,secara diam diam,sepinya tempat kami berada,memudahkan pak nurdin melampiaskan nafsu birahinya padaku,tapi aku menikmatinya,samapi akhirnya,sore itu,hujan turun dengan derasnya,aku diminta membersihkan lantai yang terkena bocoran air dan menampungnya dengan ember. Hari mulai gelap,tapi pak nurdin menyuruhku menemaninya sebentar. Dia menyuruhku masuk kekamarnya,aku membiarkanya meraba seluruh tubuhku,aku bahkan menurutinya saat dia menuyruhku mengulum kemaluanya. Sampai akhirnya dia menyuruhku membuka seluruh pakainku dan dia mengambil sesuatu,sesaat kemudian dia mulai menyiumi kemaluanku,aku kemudian disuruh telungkup,aku menurut,geli rasanya saat lidahnya mulai menjilati pantatku.tapi tiba-tiba kurasakan ada benda tumpul mulai mencoba masuk kedalam pantatku,kurasakan sakit.

”pak jangan" kataku.
”gpp,bentar aja” katanya. pemberontakanku sia-sia karena tenaganya jauh lebih besar.akhirnya akupun pasrah,kurasakan sakit saat kontolnya mulai maju mundur di pantatku,tapi kemudian saat tanganya meraba-raba kontolku,rasa geli mulai menghampiriku,aku akhirnya mengesampingkan badanku,agar mudah kontolku dia kocok. Sungguh,sakitku mulai berkurang,bahkan kenikmatan mulai menjalar tubuhku,akhirnya akupun tak kuasa dan mengejang. Spermaku tumpah di kasur. Tak lama,pak nurdin pun mulai mengejang,sambil mendesah panjang,kurasakan spermanya mengalir didalam lubang pantatku.

Setelah kejadian itu,seringkali kami mengulanginya,bahkan secara bergantian,kira-kira 2 tahun hubungan kami berjalan,akhirnya beliau dipindah tugaskan,sejak itu kesepian dan kerinduaku akan beliau,selalau menghantui hari-hariku…

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.