Kamis, 15 Maret 2012

Badai Asmara

Benny sedang termenung di kamar kostnya. Ia tengah memikirkan hubungannya dengan Tante Lia, induk semangnya. Selama ini ia tidak pernah membayar uang kost kepada Tante Lia. Cukup dengan berbagi kehangatan di ranjang, ia tak perlu lagi membayar.

Namun kini dengan datangnya penghuni baru, Rudy, nampaknya ia akan tersaingi. Sudah ketiga kali ini ia melihat Rudy menyelinap ke kamar Tante Lia yang bahenol itu. Kini ia mencoba mengintip perbuatan mereka.

Tampak Rudy dan Tante Lia sedang bergumul di ranjang dalam keadaan bugil. Tubuhnya yang kekar dan wajahnya yang jantan sungguh mempesona. Apalagi jika melihat kemaluannya yang panjang dan besar itu. Ibarat pemukul beduk. Tante Lia mengiler melihatnya.

"Oh..Rudy, cepat tusuk aku dengan kontol mu itu…."

"Sabar Tante….isap dulu dong…"

maka dengan sigap Tante Lia mengisap isap kontol besar itu. Sementara cairan telah membasahi kemaluannya yang nampak merah dan berdenyut denyut. Sementara itu jari jemari Rudy mengocok ngocok kemaluan Tante Lia.

"Oh…Rudy….. cepat..Tante sudah nggak sabar…."

"Ohh..Tante isap yang keras dong…Gigit dong Tan…"

Tak lama kemudian Rudy mulai mengubah posisi dan mulai mengangkangi tubuh bugil Tante Lia. Perlahan ia memasukkan batang kontolnya ke dalam kemaluan Tante Lia. Sementara itu Tante Lia dengan sigap menyambut kontol itu dengan mengangkat pantatnya dan membangkol pinggang Rudy.

"Akh.. tusuk aku sepuasmu Rudy… benamkan kontolmu sayang.. "

Ahhh..ahhh…ahhh"

Maka Rudy tak segan segan menghempaskan tubuhnya ke kemaluan Tante Lia. Keringat bercucuran dari tubuh keduanya, namun mereka tidak merasakan karena asyiknya permainan asmara itu.

Sementara itu Beny yang mengintip dari lubang kunci sungguh terangsang melihat adegan itu. Anehnya ia tidak hanya terpana melihat tubuh Tante Lia, namun juga terangsang melihat tubuh kekar Rudy, batang kontolnya yang tegak dan goyangan pantatnya yang luar biasa. "Ah..aku harus bisa merasakan kehangatan tubuh si Rudy.

Perlahan ia membuka pakaiannya, dan kemudian menyelinap ke kamar Tante Lia. Ia kemudian meremas pantat Rudy yang kekar itu. Tentu saja Tante Lia dan Rudy amat kaget.

"Hah, Benny…apa yang kamu lakukan di sini" seru Tante Lia, "Keluar kamu, giliran kamu nanti, sayang"

"Hehehe….aku tidak tertarik lagi padamu. Perempuan sundal. Aku terangsang melihat pantat kekar ini dan aku ingin mencicipinya.."

"Benny, kamu sudah gila ?" ujar Rudy, "Apa kamu mau bermain homoseks dengan aku…"

"Ya… silahkan terus bermain cinta dengan perempuan itu. Aku akan menikmati hangatnya liang duburmu…"

"Akh kamu sudah gila… aku tidak mau…." Rudy pun berkelit sambil mencabut batang kontolnya dari memek Tante Lia. Namun rupanya Tante Lia yang sudah keasyikan disumpal dengan otot jantannya keberatan kalau Rudy mencabut batangnya.

"Rudd.. jangan hiraukan dia. Ayo puaskan aku sayang.." katanya seraya menekan kembali batang kontol Rudy ke dalam liang memeknya. Bibir Tante Lia pun dengan ganasnya mencari dan menghisap bibir Rudy. Tak ayal Rudy pun terangsang kembali dan meneruskan permainan cintanya yang tertunda.

Beny, melihat pantat Rudy yang kekar dan naik turun itu langsung mengaceng pula kontolnya. Diludahinya telapak tangannya dan diusapkannya air ludah itu ke kepala kontolnya sendiri yang juga tegak meregang. Lantas ditangkapnya pantat Rudy dan ia berusaha memasukkan kontolnya ke pantat yang masih perjaka itu.

"Jangan Ben… jangan…kamu jangan gila…" elak Rudy

"Sudahlah, kamu nikmati saja permainan cintamu dengan Tante Lia. Urusan belakang ini serahkan saja padaku. Kamu enjoy aja lah.." bujuk Benny sambil mencium dan menjilat jilat leher dan bulu kuduk Rudy. Nampaknya Rudy pun terbujuk dengan rayuan itu. Bahkan ia mulai menikmati cumbuan Benny.

Lidah Benny pun mulai menjelajah turun ke punggung Rudy mengikuti irama tubuhnya yang naik turun memompakan kenikmatan ke tubuh Tante Lia.

Benny lantas menusukkan kontolnya ke dubur Rudy.

"Akhh sakit Ben.. sakit…" keluh Rudy

"Awalnya memang sakit, tapi cuma sebentar Rud. Abis itu nikmatnya selangit." bujuk Benny. Maka perlahan sesenti demi sesenti kontol Benny mulai menyeruak ke lubang dubur itu. Ia meringis kenikmatan merasakan sempitnya pantat Rudy. Amat berbeda dengan memek Tante Lia yang sudah longgar dan becek karena banyak memakan kontol lelaki. Setelah masuk separuhnya, Benny mulai menarik keluar perlahan lahan dan kemudian menusuknya lebih dalam.

"Ohhh…oohhh… Rudy… kamu sungguh hebat… tusuk terus memekku sayang.." rintih Tante Lia kenikmatan. Napasnya sudah megap megap. Pinggulnya bergoyang mengikuti irama naik turun tubuh Rudy.

"Akkhh ..akhh… Goyang terus Tante… " erang Rudy sambil meremas buah dada Tante Lia dengan sebelah tangannya. Sebelah tangan yang lain ia gunakan untuk bertumpu. "Aduhh Ben.. sakiitt.. sakit.. sa…ahh ohh…kok jadi enak ya…. Terus Ben..jangan berhenti…"

Sementara itu Benny yang mendapat semangat dari Rudy tak ayal lagi dengan semringah medorong kontolnya beradu dengan pantat Rudy. Sungguh adegan persetubuhan yang tiada tara. Masing masing saling beradu tubuh memberikan kehangatan dan kenikmatan kepada yang lain.

Tante Lia tampak menggerinjal dan matanya mendelik seperti ikan mas kekurangan air. Ia sepertinya sudah mendekati puncak orgasme. Rudy pun nampaknya memahami hal itu. Ia pun makin cepat menggenjot tubuhnya.

"Akhh… akhhh Rudy sayang enak sekali tusukan mautmu itu…..."

"Goyanganmu sungguh liar sayang.."

"Kontolmu pun seperti kuda liar…"

"Hooo… aakkkhhh aku … akkuu keluaarrr….aaaaakkkhhhh" Rudy mengerang seraya menghunjamkan kontolnya dalam dalam ke memek Tante Lia. Akibatnya sungguh tak diduga. Tante Lia melabakan menerima serangan itu namun menikmatinya seperti mendapat sensasi baru. Sensasi inilah yang mengantarkannya ke gerbang orgasme…

"Akkh… oohhh… Rudy…. Akkkuu jugaaa… aaaahhhhh…" Ia pun merapatkan tubuhny ke tubuh Rudy. Kedua tangannya mencakar cakar punggung Rudy, sementara bibirnya yang ranum itu menggigit bibir Rudy dan mengisapnya kuat kuat. Tubuh Rudy pun tampak mengejang seperti ayan.

"Aahhh…oohhh…"

"Yaaa….Tuhaaaannn…" Tubuh Tante Lia dan Rudy merapat dan kaku untuk beberapa saat. Mereka seakan terbang ke langit ke tujuh, sukmanya seperti terlepas terbang ke awang awang. Sungguh perasaan yang amat mendalam dan sungguh nikmat. Peluh yang bercucuran dari tubuh mereka seolah menjadi saksi atas kepuasan yang mereka dapatkan.

Sedangkan Benny, masih menusuk-nusukkan kontolnya ke pantat Rudy. Karena tubuh Rudy mengejang akibat hendak orgasme tadi, otomatis liang duburnya pun ikut mengejang. Sungguh batang kontol Benny serasa dijepit oleh ribuan otot yang memijat-mijatnya. Akibatnya rangsangan yang ia terima menjadi jadi.

Tak lama kemudian ia pun merasakan sesak napas, birahinya telah naik ke puncak dan akan menyemburkan air mani.

"Akkkhh Rudy…aakkuu…akuuu keluaaaarr…" Tak kuasa Benny menahan semburan air maninya sendiri. Maka mani itu pun muncrat dengan derasnya di dubur Rudy. Hangat mengalir seperti lelehan lahar hangat…. Ketiga orang itu pun terkapar di ranjang Tante Lia dengan tubuh letih namun perasaan puas dan nikmat….

****

Rupanya adegan ketiga anak manusia itu secara tak sengaja dilihat oleh Ivan, keponakan Tante Lia yang juga kebetulan tinggal di rumah itu pula. Ivan, pemuda tanggung usia 15 tahun yang masih duduk di bangku SMP itu pun amat syok. Birahinya berpendar pendar melihat adegan permainan cinta tantenya dengan pemuda-pemuda yang selama ini dihormatinya dan dipanggilnya kakak. Ia juag terangsang melihat adegan permainan homo antara Rudy dan Benny. Akibatnya sesuatu diantara kedua pahanya berdenyut-denyut dan menjadi tegang. Ketika ia meremas kemaluannya ia amat kaget karena didapatinya kemaluan itu telah berdiri tegak. Kepalanya menjadi pusing menuntut pelampiasan.

Ia pergi ke kamar mandi dan membuka celananya di sana. Diraihnya sabun mandi dan digosoknya kedua tangannya dengan sabun dan ia mulai melakukan onani dengan bantuan sabun tersebut. Pikirannya melayang ke adegan yang sempat dilihatnya. Tangannya makin cepat mengocok batang kemaluannya. Tak lama air mani remaja belia itu pun muncrat menandakan dirinya telah mencapai puncak birahi. Sesudah itu ia pun bergegas membersihkan dirinya dan keluar dari kamar mandi.

****

Keesokan harinya di sekolah, pikiran Ivan masih melayang layang mengingat adegan mesum yang dilihatnya semalam. Sepanjang pagi itu ia tidak bisa konsentrasi ke pelajaran di kelas. Khayalannya terbang membayangkan adegan antara Benny dan Rudy.

"Seperti apa ya rasanya begituan dengan sesama laki-laki. Ih… Kak Rudy dan Kak Benny kok bisa ya berbuat seperti itu…" Ivan remaja belia yang belum berpengalaman itu makin tenggelam dalam lamunannya.Tanpa terasa ia meremas remas selangkangannya dan mulai menerawang tatapan matanya.

"Ivan ! Apa yang sedang kamu pikirkan ! " bentak Pak Tony, guru matematikanya yang masih muda dan ganteng itu.

"A…anu Pak…." Jawab Ivan gelagapan…."Saya sedang memikirkan PR yang baru Bapak berikan."

"Oh bagus kalau begitu. Bapak senang pada anak yang rajin. Nanti pulang sekolah mampirlah ke kantor guru. Bapak akan membimbing kamu tentang PR itu" ujar Pak Tony.

Sepulang sekolah Ivan menemui Pak Tony di ruang guru. Kebetulan ruang tersebut telah sepi karena guru guru sudah pulang. Tinggal Pak Tony seorang.

"Sini Van, Bapak bantu kamu menyelesaikan masalah kamu" ujar Pak Tony sambil mengisyaratkan agar Ivan duduk di dekatnya. "Apa permasalahan kamu ?"

"A…anu Pak.. be begini…" Ivan tergagap gagap "Saya tadi sedang memikirkan….tentang…"

"Tentang apa Van, jangan malu-malu. Anggapa saja Bapak ini temanmu sendiri…" tanya Pak Tony. Di dalam hatinya Pak Tony yang homoseks itu membatin," Alangkah hijau dan ranumnya anak ini. Aku harus bisa membujuknya untuk mengisap kontolku. Biar kubujuk saja dia…"

"Begini Pak, saya tadi malam melihat adegan permainan cinta antara….antara dua orang lelaki di rumah saya. Saya bertanya tanya apakah hal itu wajar Pak ?"

"Oh.. itu. Sebetulnya hal itu wajar sekali. Cinta kasih tidak memandang jenis kelamin. Hal itu bisa terjadi antara pria dan wanita atau pria dan pria. Kemarilah mendekat, Bapak ingin memberikan contoh padamu"

Ketika Ivan mendekat, dibimbingnya tangn remaja belia itu ke selangkangannya. Pak Tony lalu berkata,

" Coba pegang ini, kemaluan Bapak.."

"Ah, malu Pak… untuk apa saya pegang ?" tolak Ivan.

"Coba sini, kamu akan tahu jawabannya kalau sudah merasakan milik Bapak ini."

Maka dengan sungkan sungkan Ivan memegang otot yang berada di selangkangan gurunya itu. Begitu keras dan tegang…

"Oh keras sekali Pak"

"Coba kamu remas lebih kuat.."

"Oh..keras betul. Mengapa kemaluan Bapak bisa keras seperti ini ? "

"Coba buka retsleting celana Bapak "

Gemetar tangan Ivan menarik retsleting celana Pak Tony. Kemudian disingkapnya celana dalam Pak Tony. Maka menyembullah dengan tegak kemaluan Pak Tony. Batangnya coklat kemerahan, uratnya bertonjolan, sementara kepala kontol itu membonggol dan kemerahan. Tersipu-sipu Ivan melihatnya.

"Ah Bapak. Saya jadi malu dibuatnya.." katanya

"Jangan malu malu. Coba kita bandingkan milik Bapak dengan milikmu" ujar Pak Tony seraya membuka pula retsleting celana Ivan. Tentu saja milik Ivan tidak sebesar milik Pak Tony, namun kemaluannya juga tegak dihiasi bulu-bulu jembut yang mulai tumbuh.

Tangan Pak Tony dengan lembut membelai dan meremas batang kontol Ivan. Kontan saja Ivan mengerang kenikmatan.

"Ahh.. ahhh… Paaak… "

"Ivan coba kamu tiru gerakan tangan Bapak. Remas perlahan sambil kamu kocok. " perintah Pak Tony.

Dengan gugup Ivan melaksanakan perintah gurunya yang cabul itu. Kedua insan tersebut meremas dan mengocok kemaluan satu sama lain. Makin lama remasan dan kocokan itu makin keras dan liar.

Kemudian secara refleks Pak Tony mendekatkan wajahnya ke wajah Ivan.

"Biar lebih enak lagi, sini dekatkan wajahmu ke wajah Bapak, Van.." Begitu Ivan mendekatkan wajahnya dengan sigap diburunya bibir remaja belia itu dan dicumnya dengan penuh gairah.

"Hmmm…ehmm.." Ivan gelagapan

"Hmmm… aakhh jangan kau mengelak… Van. Ini akan membuat perasaanmu lebih nikmat.."

"Akkhh Paakk… aaakkkhh"

"Kocok yang kuat Ivan…"

"Aaahhh….aahhh…saya.. saya…." Ivan nampaknya tak mampu lagi menahan birahinya. Air maninya muncrat dengan deras membasahi celana dan tangan Pak Tony. Lelaki itu tanpa rasa jijik kemudian menjilati dan menelan air mani itu.

"Hmmm nikmat…" ujarnya keenakan.

"Apa Bapak tidak merasa jijik ?" tanya Ivan keheranan.

"Tentu tidak. Air mani lelaki adalah air kenikmatan. Apalagi mani kamu, saya yakin ini baru pertama kalinya kamu lakukan bukan. Air mani ini obat pintar, Van. Coba sekarang kamu isap isap kontol Bapak. Kalau keluar air maninya, telan saja. Itu akan membuatmu semakin pintar."

Maka Ivan pun memasukkan kontol Pak Tony ke dlama mulutnya. Diisapkan batang peler itu sambil dikeluar masukkan ke dalamt mulutnya. Kontan Pak Tony makin merasa nikmat.

"Ohh isap yang kuat Van…"

"Ya.. isaapp…aahhh eehhmmm yaaa…" matanya mendelik merasakan kenikmatan yang tiada tara akibat isapan mulut Ivan. Sekalipun Ivan belum berpengalaman, namun isapannya tidak kalah dengan homoseks profesional yang selama ini dikencaninya.

"Ahh…aahhh …." Crott…creett… Maka muncrat jualah air mani Pak Tony. Ia memancarkan air tersebut dengan perasaan lega. Sementara itu Ivan masih mengisap dan bahkan kini mencicipi air mani itu. Lantas ditelannya air tersebut.

"Coba jangan ditelan semuanya, Van. Bagi Bapak juga.." pinta Pak Tony.

Mulutnya lantas mencari bibir Ivan yang masih belepotan air maninya sendiri. Dikulumnya bibir Ivan sambil lidahnya menjulur ke lidah Ivan, mencari sisa air maninya sendiri. Lantas disedotnya lidah Ivan kuat-kuat. Ivan sendiri selain kaget amat merasakan sensasi baru.

"Aaahhh.. aaahhh…"

"Hmmm…oohh..Bapak memang hebat…"

Setelah merapikan diri, Ivan bertanya pada Pak Tony, " Pak, saya amat menikmati perbuatan kita. Bisakah kita ulangi lagi lain kali Pak ?"

"Tentu Van. Namun kamu harus bisa menjaga rahasia. Bapak hanya akan memberikan kenikmatan ini kepadamu, bukan pada orang lain. Makanya jangna katakan perbuatan kita ini pada siapapun. "

"baik Pak. Saya akan tutup mulut, asal saya bisa merasakan lagi kenikmatan ini.."

****

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah Ivan gelisah. Ia tampaknya ingin merasakan lagi kenikmatan yang baru saja didapatkan dari gurunya itu. Sesampainya di rumah, tantenya sedang tidur di kamar. Ia mengintip dari lubang kunci dan dilihatnya daster tantenya itu tersingkap sampai ke batas paha. Paha yang putih mulus itu sungguh menggoda, belum lagi buah dada tante Lia yang ranum itu nampak bertonjolan, karena tante Lia tidak mengenakan BH. Perlahan Ivan masuk ke dalam kamar tantenya sendiri dan menguncinya dari dalam. Sejenak ia terpana memandangi tubuh tantenya yang molek itu..

Agak berapa lama, tante Lia terjaga. Sekilas dilihatnya keponakannya itu melotot memandangi tubuhnya. Sebagai wanita yang telah berpengalaman, ia memahami apa yang ada di dalam batin keponakannya. Sejurus kemudian ia membuka kelopak mata sambil mengangkangkan kedua kakinya.

"Eh Ivan…. Ada apa ? Kamu ada perlu dengan Tante ?" tanyanya polos, sambil secara perlahan makin membuka kedua kakinya.

"Eee.. anu Tante…eee.." Ivan gelagapan menjawabnya.

"Anu apa ? Anunya Tante ? Kenapa ?" cecar Tante Lia makin menggoda. Ia senang melihat keponakannya itu menjadi gelagapan. Ia pun berusaha terus menggoda, " Kamu ngintip Tante ya ?"

"Ah enggak Tante. Kebetulan saya mau ada perlu dengan Tante, eh Tante sedang tidur. "

"Perlu apa ? Sini mendekat .." ajak Tante Lia.

Begitu Ivan mendekat, direngkuhnya tubuh remaja belia itu, didekapnya kepala Ivan ke dadanya sambil merayu, "Ivan, kamu sudah besar ya sekarang. Kamu pernah nggak membayangkan bercinta dengan perempuan ?"

"Ah.. ooo… belum pernah Tante.." jawab Ivan gugup. Padahal di dalam hatinya berdebar setengah mati ingin bercumbu dengan tantenya itu.

Dasar tante Lia memang perempuan cabul, keponakannya sendiri dimakannya juga. Ia langsung melepaskan dasternya, kemudian celana dalamnya, dan berkata, "Kalau begitu kamu bisa belajar dengan tante sendiri. Ayo jangan ragu ragu. Pertama, isap putting susu tante.."

Tak ayal lagi, mulut Ivan pun mnyerbu putting susu yang mulai menegang itu. Diisapnya seperti bayi yang menyusu. Kadang kadang secara naluriah digigit pula putting yang menggemaskan itu. Berganti ganti kiri dan kanan, sambil sebelah tanganya meremas buah dada yang menganggur. Akibatnya tante Lia merintih kegelian dan kenikmatan.

"Aaaahhh… isap yang keras Van. Yaaa…aahhh… gigit sayang" rintihnya seraya mengacak-ngacak rambut Ivan. Kemudian tanganya bergerak turun menelanjangi tubuh Ivan. Kemeja, kemudian celana seragamnya, terakhir celana dalam Ivan pun tanggal. Maka mencuatlah batang kontol Ivan yang sudah berdiri tegak di sela-sela rimbunnya bulu kemaluan remaja tanggung itu. Tangan tante Lia bergerak menuju ke batang kontol itu. Diremasnya kepala yang membonggol itu dengan lembut. Tak ayal Ivan mengejang penuh kenikmatan.

"Aahhh… remas Tante…." Erangnya penuh kenikmatan. Maka dengan gemas tante Lia meremas bahkan mengocok-ngocok batang kontol itu. Akibatnya Ivan makin merasa asyik. Mulutnya bagaikan vacuum cleaner mengisap dengan keras putting susu tante Lia. Keduanya menggelinjang penuh kenikmatan.

Kedua tubuh bugil itu lantas menghempaskan diri ke atas ranjang, berpelukan laksana ular yang kepanasan. Bibir mereka bertemu, saling isap, tangan saling meraba kemaluan lawan. Baru kali ini tangan perjaka Ivan memegang kemaluan wanita. Rambut rambut nakal di seputar kemaluan tante Lia menggelitik tangan remaja binal itu. Sementara jari jari Ivan menyibak bukit kemaluan itu dari rambut yang menghiasinya. Lantas dimasukkannya jari telunjuknya ke dalam celah vagina tante Lia. Menyusul kemudian jari tengah, jari manis, akhirnya kelima jari Ivan, bahkan tangannya bisa masuk ke memek tante Lia. Kemudian dirojok-rojoknya memek itu bagaikan anak kecil mengambil permen dari dalam stoples. Tubuh tante Lia berkeringat menggigil menahan desakan nafsu birahi. Walaupun memeknya sedikit perih namun harus diakui bahwa rojokan Ivan sungguh dahsyat. Nikmaaaat.

"Ohhh Ivan kamu nakal sekali.." rintihnya

"Yang keras dong ngocoknya. Tante.." pinta Ivan ganas sambil terus merojok memek yang sudah basah itu.

"Aahhh ohhh yyyaaa….aahhhh…terus Van"

"Kocok yang keras Tante… terussss aahahh ….aahhhh…" desak Ivan.

Sementara itu tangan Ivan yang sebelah lagi merayap menggerayangi pantat sintal tante Lia. Diremasnya pantat itu kuat-kuat

"Ahh uuhhh Ivan kamu …kamuuu nakal…" erang tante Lia, " Remas pantatku, sayanggg"

"Oohhhh…tante… yaa..kocok teruuusssss sampai keluar.."

Sementara itu jari jari Ivan yang merayapi pantat tante Lia menemukan celah dubur yang sempit. Ia mencoba memasukkan jari jarinya ke liang itu. Pikirannya melayang ke adegan tadi malam yang dilihatnya. Ia pun bermaksud meniru perbuatan Benny terhadap Rudy.

"Tante, saya mau masukk.. ayo tante sekarang nungging.." pinta Ivan. Tanpa pikir panjang tante Lia menuruti kemauan keponakannya. Dipikirnya bahwa keponakannya itu ingin menyetubuhinya dari belakang. Tetapi manakala ia merasakan bahwa kontol itu masuk ke liang duburnya, ia menolak.

"Ivan, kamu masuk ke lobang yang salah.. sini tante betulkan…"

"Jangan… saya memang mau bercinta lewat dubur tante."

"Ivan.. kamu apa-apaan. Ayo keluarkan… jangan macam-macam…" ronta tante Lia. Ia meronta berusaha menahan tusukan kontol Ivan ke dalam duburnya. Namun hasilnya malah makin merangsang Ivan untuk terus merangsek lebih dalam.

"Jangan berontak tante ! Memek tante sudah kendor. Dubur tante jauh lebih seret dan lebih enak dari memek tante. Sudah diam…" bentak Ivan sambil menjambak rambut tantenya. Ivan yang sudah dirasuk nafsu itu lantas memegang punggung tantenya kuat-kuat dan mulai menyodomi tantenya sendiri.

"Aaahhh Ivaaann…jangan.. aahhhh…tolong..toloooongg" teriak tante Lia kuat-kuat. Ia menggoyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Ivan. Tapi upaya itu sia-sia. Ivan dengan kuat memegangi punggung tante Lia, pinggangnya makin giat merojok rojok dubur tante Lia.

"Ahhh ooohhh…yaaaa…goyang terus tante…. Yaaaaa" desahnya kenikmatan.

"Jangan Van….aahhh toloooongg …tolooonggg…toloonggg… aaahhhh…aaahhh.. jangaaannn…." Erangnya makin lemah. Namun tiba tiba tante Lia merasakan sesuatu hal lain. Tampaknya ia mulai menikmati sodokan kontol Ivan, meskipun dari lobang yang salah. Ya. Dasar tante Lia memang perempuan yang binal pula, walaupun awalnya sakit, entah bagaimana ia lantas menikmati permainan itu. Seolah ia baru mengetahui teknik baru dalama bercinta. Maka ia pun menyambut tusukan kontol Ivan dengan gembira. Rasa perih yang mendera duburnya berganti dengan perasaan nikmat, senikmat tusukan kontol di memeknya.

"Ohhh Ivan.. jangaaann …aakhhh jangaaann …berhenti. Tusssuuukkk terusss…oohhh enak sayaang"

"Ohhh hhmmm…ohhh sayaaa …sayaaa mau..kkkeee..luuuarrr" rintih Ivan yang tampaknya telah mencapai puncaknya. Dihunjamkannya kontol itu dalam dalam ke dubur tante Lia.

Crrooottt…croottt creeettt…Air mani pun memancar dengan derasnya ke dalam dubur itu. Lelehannya mengalir melalui paha tante Lia menetes perlahan membasahi seprei. Keduanya pun dengan gontai ambruk menimpa ranjang. Ivan terbaring terkapar, keringatnya berlelehan di sekujur tubuhnya. Perasaaannya sungguh terpuaskan.

Berbeda dengan tante Lia yang belum mecapai puncak, ia amat kecewa. Birahinya seolah terpotong.

"Sialan kamu Van, di saat tante mau orgasme, kamu malah orgasme duluan. Dasar tak tahu diuntung." maki tante Lia.

"Maaf tante. Saya sudah tidak sanggup lagi menahan birahi."

"Ah alasan. Kamu memang egois…" umpatnya gemas. Tante Lia, dengan tubuh masih bugil, lantas bangkit dan keluar kamar. Ia mencari orang lain untuk melampiaskan nafsunya. Namun karena hari masih siang, anak-anak kost belum pulang tak seorang pun berada di rumah. Ia pun makin uring-uringan. Lantas ia membuka kulkas, dan dicarinya ketimun atau terong, atau benda apapun yang berbentuk seperti kontol untuk dijadikannya alat masturbasi. Namun sayang ia tidak berhasil menemukan apapun. Dengan hati mendongkol ia lantas pergi ke dapur. Di sana juga tidak ada apaun yang bisa dijadikan alat untuk masturbasi. Saking kesalnya ia pun membanting piring piring. Lantas ia kembali ke kamar.

"Ivan, kamu harus bertanggung jawab… Birahi tante harus dipuaskan." Bentaknya.

"Ba..bagaimana caranya tante. Saya sudah tidak bisa ereksi lagi. Harus menunggu dulu.."

"Tidak bisa ! Pokoknya kamu harus puaskan tante sekarang…Apapun caranya"

"Baik Tante, kalau begitu tunggu sebentar. Tante nggak usah pake baju dulu. " jawab Ivan seolah mendapat ide.

Ivan lantas bangkit keluar kamar tante Lia, setelah berpakaian dan keluar rumah. Ia mencari tukang ojek langganannya, Mang Dulah.

" Mang, kesini sebentar…" panggilnya

"Ada apa Den ?" tanya Mang Dulah seraya mendekat. Ivan pun membisikkan sesuatu ke telinga Mang Dulah. Pertama pria itu seolah tak percaya, "Ah masak Den ? Yang bener ? Masak Ibu Lia mau sama saya yang cuma tukang ojek ini ?

"Bener Mang. Pokoknya lihat sendiri. Mang ditunggu di kamarnya. Langsung aja Mang. Tante udah nggak sabar."

Ya kalo begitu mang sih mau aja. Siapa yang menolak rejeki…" angguk Mang Dulah.

Maka pria itu dibimbing Ivan masuk ke dalam rumah, kemudian mencopoti baju dan celananya hingga bugil. Lantas ia masuk kamar Tante Lia.

Awalnya Tante Lia sungguh kaget. Namun begitu melihat kontol milik mang Dulah yang tegak mengaceng itu, ia langsung kalap. Direnggutnya kontol itu dan langsung dimasukkannya ke dalam mulutnya. Memang tante Lia sungguh perempuan binal tak kenal puas.

Tak lama dari kamar itu terdengar suara lenguhan dua insan tengah asyik bercinta, sementara Ivan dari luar kamar hanya bisa tersenyum simpul mendengarnya.

****

Pukul empat sore Benny baru pulang kuliah. Ia sendirian di kamarnya. Karena masih kegerahan, Benny lantas membuka celana dan bajunya. Ia bugil sambil berbaring di lantai, mengipasi badannya yang bersimbah peluh. Sedang asyik bersantai, tahu-tahu Rudy menyeruak masuk.

"Hai Rud, ada perlu apa ?" tanya Benny santai.

"Aku..aku ingin mebicarakan perihal kejadian tadi malam Ben. "

"Oh ya. Kenapa ?"

" Be..begini. Terus terang aku belum pernah disodomi sebelumnya….. Kamu orang pertama yang melakukan hal itu padaku"

"Lantas…?"

"Aku…aaku…merasa…" Rudy tergagap gagap.

"Merasa apa ? Apa kamu menyesal telah kusodomi ? Atau kamu mau lagi ?" goda Benny.

"Iya..eh…iya Ben. Ternyata aku merasakan kenikmatan tersendiri yang berbeda dibandingkan jika aku menyetubuhi wanita."

"Jadi kamu mau lagi nih ? Bener ? Nggak nyesel ?" tanya Benny balik," Nanti kamu kehilangan selera untuk bercinta dengan wanita. "

"Nggak tau Ben. Yang aku tau…sekarang aku ingin… mengisap kontolmu…" ujar Rudy seraya menerkam batang kontol Benny.

Kontan Benny menjadi yang biseks itu amat senang. Ia mengangkangkan kedua pahanya memberikan ruang bagi kepala Rudy. Sementara itu Rudy dengan ganasnya mengulum dan mengisap-isap kontol Benny. Mulut Rudy yang sudah terbiasa mengisap putting susu erempuan kini dipenuhi dengan birahi untuk meminum mani lelaki. Lidahnya menelusuri batang kontol Benny dari pangkal hingga ujung kepala kontol yang membonggol itu.

"Aaahhh…aahhh…..asyik sekali Rud" rintih Benny kegelian. Sementara itu tangannya mulai menggerayangi pantat Rudy. Diremasnya pantat yang kekar itu dengan penuh nafsu. Jari jemarinya mulai menjelajahi sekujur pantat itu sambil terus meremas-remas. Ketika sampai di titik pusat alias lubang dubur, diselipkannya jari telunjuknya ke dalam. Lantas jari tengah, dan kemudian kedua jari itu pun mulai menohok dubur Rudy. Tak ayal Rudy pun menjerit penuh kenikmatan.

"Ohhh…asyik sekali….teruskan Ben"

"Kamu juga teruskan isap kontolku…" ujar Benny sambil terus mengocok-ngocok dubur Rudy.

Ketika keduanya sudah tak mampu menahan nafsu lagi, maka Benny pun menyuruh Rudy untuk menungging. Ia lantas menusuknya batang kontolnya yang sudah bengkak itu ke liang dubur Rudy. Ia lalu memaju mundurkan pantatnya untuk memperoleh kenikmatan surgawi dari persetubuhan sejenis itu.

Rudy meringis sambil mengerang pada awalnya menerima tusukan kontol Benny, namun rasa sakit itu perlahan berganti menjadi kenikmatan yang luar biasa. Sementara itu sambil merojok dubur Rudy, tangan Benny menggeranyangi kontol Rudy dan meremas-remasnya pula. Tak ayal Rudy pun mengalami kenikmatan dobel. Di sebelah belakang ia meneriam gesekan surgawi dari kepala kontol Benny, dari depan ia juga mendapat servis manual dari pria itu.

Tubuh kekar kedua pemuda itu saling menggelinjang membagikan sensasi surgawi yang mereka dambakan. Peluh bercucuran membasahi tubuh mereka. Namun belum ada tanda - tanda keduanya mencapai orgasme. Yang terlihat justru keduanya makin giat mereangsang satu sama lain.

"Akkhhh Been….kocok terus kontolku… jangan berhenti…"

" Yaaa..pppasstiii……. Ooohh goyangkan pantatmu Rud… yaaa seperti itu….ooohhh"

" Tusuk yang dalaam Beenn…aaahhh…aaahhh"

" Aaahhh akku orgasme…ahhhh…aakkkhh" erang Benny sambil makin menggila merojok dubur Rudy. Tanganya juga makin giat mengocok-ngocok kontol Rudy. Sesaat kemudian Benny memuntahkan air maninya di lubang dubur Rudy. Ia juga merasakan di saat yang sama tangannya dibasahi oleh air mani Rudy. Kedua pemuda itu lantas menggeletak kelelahan akibat permainan cinta mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.