Minggu, 18 Maret 2012

Bertemu Aladin di Singapura

Kejadian ini terjadi beberapa tahun yang silam ketika aku berkunjung ke Singapore. Malam itu sekitar jam 7:30 malam aku ke luar hotel untuk shopping di kawasan Orchard Road. Aku berniat untuk membeli celana renang karena aku akan berenang di kolam renang hotel besok pagi.

Toko2 kelihatan sudah mulai menutup pintu. Aku bergegas masuk ke mall tersebut, dan lebih dulu ke toilet. Di toilet aku ketika sedang buang air kecil di dekatku ada orang India yang memakai turban kira2 umur 30 tahunan lebih. Aku melihat kontolnya cukup besar setengah ngaceng sedang buang air kecil juga. Ketika aku meliriknya dia mengerdipkan matanya. Namun dia segera memasukkan kontolnya yang besar hitam ke dalam celananya. Aku juga segera bergegas karena khawatir toko2 segera tutup.

Aku berjalan ke luar di belakang orang tersebut. Rupanya ia adalah pemilik toko Sport. Aku masuk ke dalam tokonya. Ia sendirian saja di tokonya. Ia pun tersenyum dan menanyakan aku memerlukan apa. Aku katakan bahwa aku sedang mencari celana renang. Ia memperlihatkan beberapa koleksinya. Bagus2 keluaran Homme. Dia juga menanyakan apakah aku berasal dari Filipina, aku katakan bahwa aku berasal dari Jakarta. Dia mengatakan berasal dari Madras, India. Sambil memilih mana yang cocok kami berbincang-bincang sambil merokok. Ia meremas-remas tanganku ketika meminjamkan korek api. Keadaan sepi karena jam telah menunjukkan pk 20:00. Wajahnya tampan, bermata tajam, dan berkulit agak kelam, berkumis dan memakai turban putih. Body atletis dan tampak sangat jantan. Wah rasanya aku berhadapan dengan Aladin. Badanku serasa bergetar tak keruan, ketika lenganku bersentuhan dengan tangannya yang berbulu, dan kembali ia meremas-remas tanganku, sambil mengocok-ngocok ibu jariku. Ibu jarinya yang besar aku remas2 dan kocok lembut2, rupanya dia menyukainya. Nafasnya panas ketika kami ngobrol berdekatan. Kemudian kami saling melumat bibir, oh bukan main, lidahku disedot2, akupun mengadakan reaksi yang sama. Rasanya nikmat sekali. Kumisku bergesekan dengan kumisnya yang tebal. Ia meremas dadaku sambil memelintir pentilku, darahku tersirap. Kontolku serasa agak tegang di dalam jeanku yang ketat. Darahku bergejolak melihat bodynya yang tegap terbalut pakaian putih2 rapi sekali. Ia simpatik sekali. Tapi aku pikir salesman harus ramah agar menarik pembeli.

Setelah aku menjatuhkan pilihanku, yaitu celana renang segitiga merk Homme. Dia mengatakan aku boleh mencobanya di kamar pas. Aku pikir boleh juga, kalau di Jakarta tentu beli celana renang tidak boleh dicoba. Rasanya aku cukup bergetar melihat pancaran matanya yang tajam melihat diriku yang kedinginan karena AC yang distel cool, seperti menelanjangi tubuhku. Kontolku ngaceng keras sekali. Jeanku serasa penuh sesak.

Aku segera masuk ke kamar pas tanpa mengkonci pintunya. Ketika aku melepas celana jean dan celana dalam., aku dengar di mengkonci pintu tokonya, dia katakan sudah malam, dan tidak melayani pengunjung lagi. Aku membuka seluruh pakaian ku dan mulai mencoba celana renang tersebut di depan keca. Wah bagus juga, pas dan ketat, kontolku ngaceng melihat bayangan tubuhku di cermin. Celana renang sedikit basah karena precum. Aku pikir OK, aku akan membelinya. Aku melepasnya lagi, dan ketika aku telanjang bulat dengan kontol ngaceng, karena aku membayangkan si Aladin yang jantan itu dan masih ingat kontolnya yang gede di toilet tadi, pemilik toko itu masuk dan mengatakan sorry sambil menanyakan apakah aku senang dengan celana renang tersebut. Aku katakan ya sambil mencoba menutup kontolku yang ngaceng dengan kedua tanganku.

Ia tersenyum. Sambil memegang celananya tepat di atas bagian kontolnya. Wah kelihatannya besar sekali. Ia medekati aku dan dalam bahasa Inggris menanyakan “Can I kiss you again?” Aku jawab “yes”, mulailah ia mengulum bibirku dan aku mebalasnya. Kami saling sedot lidah. Lidahnya maju mundur dalam mulutku. Aku tak tahan. Bukan main. Dia mulai menanggalkan pakaiannya, dan ketika cd-nya dilorotkan ke bawah kontolnya bersunat mencuat keluar, ngaceng, hitam tegak bak gagang telepon, jembutnya lebat bak hutan rimba. Aku meloconya, dan ia meminta agar aku menhisapnya. Aku hanya sanggup menghisap setengah batang kontolnya saja, karena kontolnya panjang sekali sekitar 22 cm mungkin, baunya sangat maskulin bercampur bau parfum Polo. Dia mengadakan gerakan maju mundur seperti dilakukan ketika berciuman. Bagitu hot. Panas bak lahar merapi. Aku isap juga buah pelernya jembutnya tumbuh tebal sekali disekitar buah pelernya. Kemudian kami mulai berciuman lagi, ia menghisap putingku yang sudah mulai mengeras sambil meremas- remas kontol dan buah pelerku.

Kuremas-remas juga dadanya yang bidang dan tebal, serta aku pelintir2 pentilnuya. Si Aladin meraba-raba belahan pantatku dan berhenti di lokasi sensitif dan mulai memasukkan jarinya ke dalam lubang anusku, ia sangat expert. Aku melenguh dalam dekapan dadanya yang berbulu. Ia membisikkan “Can I fuck you??” Aku agak ragu, karena kontolnya besar sekali, kepala penisnya bulat bagai bola ping-pong. Karena sudah lama aku tidak dientot laki2, aku tidak mengiyakan, aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya, belum selesai aku berfikir, ia segera ambil condom dan Jelly KY. Condom dipakainya dan dibalur dengan jellly. Aku diminta untuk membungkukkan badanku dan si Aladin mulai memasukkan rudalnya ke dalam lubang anusku dengan perlahan-lahan. Oh....sakit sekali, tapi setelah ujungnya bak bola ping-pong itu melewati rectum anusku, dan beberapa gerakan maju mundur, aku mulai menikmati. Ach ...ach.... Ia meremas-remas putingku dan mengocok kontolku yang panjangnya 17 cm yang juga ngaceng.

“You have big cock”, katanya, aku menimpali “Yours is king sized”. Si Aladin tersenyum ganteng sekali. Bukan main rasanya, dientot orang India. Baru pertama kali ini. Rasanya anusku robek, tapi nikmatnya bukan main, Aladin terus merojok anusku, keras kadang2 perlahan, ia memasukkan selurh batang kontolnya sehingga buah pelernya yang berbulu bersentuhan dengan pantatku, geli dan enak rasanya, kira2 15 menit, ia mulai melenguh-lenguh bak banteng jantan ugh ...ugh...ah...ugh....dan nafasnya memburu, “I cum” , katanya, dan si Aladin memuncratkan air maninya bak lahar gunung merapi di dalam lobang anusku, sambil meremas dadaku kuat2 ..... oh sakit2 enak ...ah...... terasa hangat dan aku mengocok kontolku yang sudah tidak tahan lagi. Kami keluar hampir bersamaan, kami bermandi keringat. Kami saling berpelukan dan berciuman.

Setelah memakai pakaian kembali, aku membayar celana renang, dan ketika pamit, kita berjanji untuk bertemu besok paginya sebelum jam sepuluh, sebelum toko2 buka. Setelah sarapan pagi aku segera ke tokonya. Tiba di tokonya jam 08:30 pagi. Si Aladin tampak seksi dengan celana putihnya yang agak ketat. Kamu berpelukan dan bergumul sebentar, dan kemudian si Aladin mengentotku lagi, lebih hot kali ini. Dia meminta aku di posisi atas dia tidur di posisi bawah, aku bergerak naik turun sperti naik kuda jantan dan ia meremasi putingku dan mengocok kontolku. Dua puluh menit usai. Setelah berpakain lagi tepat pk 10:00, aku kembali ke hotel, berkemas dan segera ke airport menuju Phuket untuk menemui relasi yang sedang menunggu disana. Aku berharap bisa bertemu dengan si Aladin. Kenangan ini tak terlupakan sampai sekarang.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Menarik Ceritanya,, jadi Pengin Merasakan Kontol orang India apalagi berkumis aduhhh,, tipe aq bgt si,,

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.