Rabu, 01 Februari 2012

Romansa : Rajutan Benang Asmara

Mimpi mimpi buruk tentang penyiksaan dan menyiksa, tentang penderitaan dan menderita mengisi hari hari pertama Dino dan juga Donny yang sedang terkapar terbaring sepi di ranjang RS. Semacam illusi ataukah halusinasi mereka mengisi ruang fikiran dengan luapan dendam amarah dialam bawah sadar, naik membuncah dalam bentuk mimpi buruk dan selalu berakhir dengan ngaceng tegak menjulangnya kontol gede mereka yang berurat dan muncrat.. muncraaat... muncraaaaat.

Kembali tertidur yang dalam puas lelah letih menghadapi kenyataan terpisahnya dua sahabat karib senasib sepenanggungan berubah rupa menjadi dua seteru yang terbakar menyala akan dendam membara walaupun jauh dilubuk hati yang paling dalam masih ada setitik kecil noktah nyala api cinta yang masih belum terpadamkan, first love never end. Kehilangan banyak darah, patah tulang berulang, lemahnya kondisi tubuh, goyahnya keseimbangan jiwa, serangan mimpi buruk berulang, membuat keduanya, Dino dan Donny, menjadi lebih lama tinggal di rumah sakit dibanding orang lain dengan kasus patah tulang yang sama karena proses penyembuhan mereka menjadi sangat lamban berjalan padahal keduanya telah menjalani operasi pemasangan pen sebagai penyambung dan penguat tulang yang patah tersebut namun dokter yang merawat mereka sangat merasa tidak puas akan progresifitas pertumbuhan ujung tulang yang patah, berulang kali foto rontgen tulang dilakukan namun berulang kali pula terlihat dokter mereka menggelengkan kepala tanda tak puas akan hasil proses penyembuhan tersebut.

Dino menjadi akrab dengan para perawat di RS, terutama dengan Bonar, perawat muda usia sekitar 20 an tahun, tinggi langsing, yang selalu sigap membantu Dino membersihkan pejuh yang muncrat ketika mimpi buruk menerpa, pada awalnya dengan kain lap namun akhirnya kini langsung dengan mulutnya, menjilati kepala kontol ngaceng Dino, mengemut batang kontol, mengulum biji peler, yang berleleran pejuh. Bahkan kini tanpa harus menunggu Dino mimpipun, Bonar setia mendatangi melaksanakan tugas oralnya hampir setiap hari pada kontol Dino dan menyeruput slurrrph... pejuh Dino dengan penuh kenikmatan. Demikian pula Donny menjadi sangat akrab dengan Zainal, perawat homo doyan kontol.

Zainal selalu membantu memandikan Donny dengan wash lap pada awalnya, kini walaupun Donny sudah dapat berjalan normal Zainal tetap setia memandikan tubuh Donny yang kekar berotot dengan lidahnya, menjilati sekujur tubuh Donny, naik mengangkangi tubuh Donny dan memasukkan kontol Donny yang gede berurat menghijau mekar menyeruak menerobos lobang pantat Zainal yang sudah siap terbuka lebar. Bagaikan flash back, mimpi erotik demi mimpi erotik yang dialami oleh Dino dan Donny berangsur menapak mundur lintasan waktu yang pernah mereka alami.

Pada awalnya selalu merupakan luapan amarah, nafsu membunuh menghabisi menyiksa semata. Dengan berjalannya waktu maka pola mimpi buruk yang dialami oleh keduanya berubah menjadi pola mimpi indah, semakin lembut, semakin mesra, semakin mengarah pada cinta murni sepasang kekasih, seperti yang pernah mereka reguk mereka jalani masa masa indah tersebut sebelum kedua perusahaan kedua orang tua mereka berseteru dan memisahkan mereka. Agaknya setitik noktah api asmara yang jauh di lubuk hati mereka yang paling dalam secara berangsur membesar dan membesar dengan perlahan mulai mengalahkan kobaran api durjana dendam kesumat.

Namun hasil akhirnya ya tetap saja kontol mereka tegak berdiri kaku mengejang memancrutkan lahar pejuh panas membasahi tubuh, menodai seprei tempat tidur bahkan tak jarang meninggalkan bercak di dinding rumah sakit karena pancrutan mereka yang sangat explosif ketika orgasme. Donny masih mengenakan tongkat penyangga, setelah hampir tiga bulan dirawat di RS, berjalan sendirian tertatih tatih menuju suatu pertemuan nasional kaum gay homo - lesbi di sebuah hotel di kota Solo yang diselenggarakan oleh perkumpulan gay di kota tersebut.

Yang menjadi pembicara utamanya, key note speaker, pada hari itu adalah pemuka gay Indonesia dari Surabaya, DR. D Oe, mengupas tentang pentingnya sinergi kaum gay homo - lesbi nasional untuk menggalang persatuan yang akan membuahkan suatu ikatan yang mempunyai kekuatan yang diperhitungkan dalam skala nasional bahkan kalu perlu sampai tingkat regional dengan saudara serumpun dalam Asean. Begitu fasihnya sang pembicara mengupas masalah kehidupan kaum gay homo - lesbi di seputar tanah air, banyak contoh yang menyentuh telak lubuk hati peserta konvensi tersebut, bahkan dibeberapa sudut terdengar isak tangis lirih peserta pertemuan yang sangat merasakan menghayati bahkan mengalami sendiri dalam menjalankan kehidupan dengan pilihan hidup berbeda itu.

Berapa banyak perkumpulan sejenis yang bermunculan di pelosok tanah air, namun selalu saja kembali meredup ketika pengurus perkumpulan bertengkar karena jatuh cinta lagi dengan orang lain yang sejenis, kesetiaan menjadi suatu barang langka di kelompok gay homo - lesbi itu sudah lazim diketahui dengan pasti namun bila hal tersebut menjadi akar permasalahan terjadinya perpecahan diantara anggota perkumpulan maka sampai kapankah dapat dicapai sinergi yang diharapkan agar dapat berbicara diskala nasional, bahkan selalu terjadi keadaan antinergi sesama anggota atau akhirnya anergi, tanpa daya, tetap saja terpinggirkan di dalam kehidupan masyarakat. Dino duduk terfakur didalam ruangan pertemuan nasional kelompok gay homo - lesbi dikota Solo.

Dia menerawang kembali masa yang telah dilaluinya hingga saat ini ketika dia duduk dengan tangan terbalut sling penyangga. Alangkah bedanya bila sinergi itu seandainya terjadi antara dia dengan Donny, alangkah majunya bila kedua perusahaan bisnis jasa itu dapat merger memperkuat daya saing di percaturan dunia bisnis nasional, alangkah indahnya hidupnya bila dia dapat setiap saat bersama Donny duduk bahu membahu saling mengisi kekurangan masing masing dalam menjalankan tampuk kepemimpinan dalam perusahaan tersebut, alangkah bahagianya... bulir air mata menggenang di sudut matanya, dia tengadah berusaha menahan jatuhnya buliran tersebut sambil menarik nafas panjang.

Alangkah pahitnya perjalanan hidupnya sepeninggal Donny ditambah lagi sepeninggal kedua orang tuanya, entah berapa banyak kontol lelaki bangsat keluar masuk lobang pantatnya dan entah berapa liter pejuh lelaki jahanam yang hanya memanfaatkan kesempatan telah ditelannya, martabatnya sebagai manusia telah tercampak tersuruk terinjak injak dengan hina akibat petualangan seks mengikuti nafsu binatang jalangnya. Berusaha mengalihkan perhatian namun tak kuasa menahan, akhiran buliran air mata jatuh kepipi dan merebak lagi buliran berikut membuat pandangannya kabur berbinar, kembali dia tengadah dan... ada sesosok bayangan seseorang memakai tongkat penyangga berdiri didepan tempat dia duduk. Donny... ya Donny kah itu, ia mengucek matanya berulang kali menepis air matanya yang merebak mengaburkan pandangannya.

Wajah yang dirindukannya selama ini tampak tersenyum manis dengan mata yang basah pula, Dino terlonjak bangkit dari tempat duduknya dan segera menghambur memeluk orang yang sangat dia cintai selama ini orang yang dimimpikannya memuncratkan pejuhnya siang malam hampa selama ini akh...

"Donny, maafkan aku... aku selama ini terlalu bodoh untuk mengabaikanmu... akh" Donny pada saat pembicara utama menyampaikan kupasan masalah juga tergetar hatinya, air matanya juga merebak turun membasahi pipinya, mengingat kembali lintasan perjalanan hidupnya yang demikian berantakan semenjak berpisah dengan sahabatnya Dino, ditambah lagi semenjak kehilangan kedua orang tuanya dalam kecelakaan pesawat terbang China Southern Airlines tempo hari, ia bagaikan kuda liar lepas kendali.

Kondisi antinergi yang disampaikan oleh pembicara telah ia alami, banyak waktu tenaga dan upaya yang terbuang hanya untuk menghancurkan perusahaan bisnis jasa Dino, saingannya, dan hal tersebut sangat menguras perhatian dan finansialnya, demikian pula sebaliknya perusahaan Dino terhadap perusahaan miliknya. Arang habis besi binasa. Akhirnya kini mereka anergi, tanpa daya, terombang ambing ditengah kejamnya alun gelombang kehidupan bisnis di ibukota.

Donny mengalihkan pandangannya dari pembicara karena matanya telah basah oleh air mata dan... bayangan orang sedang terfakur dan sesekali tengadah memakai sling penyangga tangan tampak di ujung barisan seberang! Dino... ? Dinokah itu... bergemuruh seribu genta dihatinya memaksanya bangkit dari tempat duduk dan tertatih tatih dengan tongkat penyangga kaki berjalan menyeberangi barisan kursi sambil meminta maaf kekiri kekanan pada pengunjung pertemuan tersebut yang mungkin terganggu akibat dirinya yang berjalan perlahan dan memaksa mereka menyisihkan kedua kaki agar Donny dengan tongkat penyangganya itu tidak jatuh tersandung.

Air mata masih bersirobok mengaburkan pandangan Donny, namun semakin dekat semakin jelaslah bayangan orang yang duduk dengan tangan memakai sling penyangga itu adalah Dino. Haru biru bercampur gundah gulana apakah sahabat apakah seteru yang tengah berada didepan mata, suasana hati galau tak tentu arah namun arahan key note speaker pada pertemuan ini telah membantunya memadamkan api amarahnya dan dia tersenyum rindu mesra memandang sahabatnya, kekasihnya, orang yang ia rindukan siang malam memuncratkan pejuhnya dalam akhir mimpi mimpinya

"Dino,... Dino maafkan aku ya" Donny menyapa Dino yang sementara itu masih belum menyadari penuh akan kehadiran dirinya didepan mata. Diiringi tepuk tangan meriah pembicara pertama mengakhiri bahasannya, Donny dan Dino masih berpelukan bertangisan dan akhirnya berciuman mesra tak perduli sekian mata memandang heran akan ulah mereka di forum resmi seperti ini. Dino dan Donny jalan bergandengan bak sepasang pengantin menuju altar kearah pembicara yang merupakan pemuka kaum gay homo - lesbi nasional

"Pak D Oe, nikahkan kami sekarang juga, please pak, resmikan kami sebagai pasangan suami istri gay pertama terbuka dalam forum resmi ini" pinta Dino dan Donny. Kontol dan lobang pantat mereka telah berdenyut denyut membayangkan permainan indah yang akan dilakukan setelah pernikahan ini. Seandainya pak D Oe minta mereka telanjang bulat melakukan perkentotan didepan audiens pertemuan ini sebagai upah menikahkan mereka akan dengan senang hati melakukannya, seandainya pak D Oe minta ikut ambil bagian dalam perkentotan mereka, threesome, maka merekapun dengan senang hati mengijinkannya, bahkan bila pak D Oe mengharuskan mereka menyepong sampai muncrat seluruh kontol peserta pertemuanpun sebagai ucapan selamat (biasanyakan jabat tangan), maka dengan senang hati mereka akan lakukan asalkan niat mereka untuk resmi menikah dapat tercapai.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, diluar gedung hotel sedang terjadi keributan, kelompok masyarakat kelompok pemuda maupun kelompok agama tengah berdemonstrasi menuntut agar pertemuan najis haram jadah tersebut segera dibubarkan. Mereka mulai merangsek maju menembus barikade sekuriti dan polisi kota Solo yang bertugas menjaga. Seorang penghubung masuk kedalam ruang pertemuan dan berteriak agar mereka segera bubar dan berusaha menyelamatkan diri melalui pintu keluar yang lain karena desakan massa sudah hampir tak tertahankan oleh aparat keamanan.

Peserta pertemuan segera berhamburan panik mencari jalan untuk menyelamatkan diri, sebagian peserta gay dengan badan macho kekar berotot gagah perkasa pasang badan membantu menghadang memperlambat gerakan massa mencapai ruang pertemuan agar tidak banyak jatuh korban. Dino dan Donny termasuk diantaranya ikut terombang ambing desakan dorongan dan tarikan orang yang tengah panik hingar bingar menyelamatkan diri dari kemungkinan menjadi korban akibat amukan massa yang tengah tarik ulur beradu argumentasi beradu otot dengan aparat keamanan. Ruang pertemuan segera lengang.

"Dino, maafkan aku ya, aku telah mencederaimu aku telah melukai hatimu"
"Donny aku juga demikian, aku rindu padamu, aku cinta kamu, jangan sampai ada lagi yang dapat memisahkan kita, promise?" Dua anak manusia berciuman berpagut mesra, saling menyentuh mengusap membelai manja, berciuman berpagut dengan dalam lagi, saling menyentuh mengusap membelai bergetar sejuta dawai harpa bagaikan musik dari nirvana yang terdengar sayu mendayu mengiringi percintaan dua anak manusia tersebut, Dino dan Donny, dikamar hotel berbintang lima di kota Solo, setelah lolos dari sergapan amukan massa demonstrasi menentang pertemuan nasional perkumpulan kaum gay homo - lesbi.

Walaupun belum sempat diresmikan menjadi pasangan hidup oleh pemuka kaum gay homo - lesbi nasional namun mereka telah mengikrarkan sendiri didalam hati dilafalkan dengan lidah dan bagaikan sepasang pengantin baru mereka lalui malam pertama malam pengantin yang teramat sangat indah untuk dapat dilupakan sampai akhir hayat mereka. Dino mengentoti Donny, Donny mengentoti Dino, kontol Donny menyemaikan benih percintaan dimulut Dino, kontol Dino menyemaikan benih percintaan pula dimulut Donny.

Berulang kali dan berulang kali mereka melakukan percintaan sejenis dengan penuh kelembutan dengan penuh kemesraan hingga fajar menyingsing di ufuk timur, dua anak manusia berpelukan erat tidur lelap dalam buaian percikan kasih tiada tara sang devi cinta melepaskan dahaga cinta yang teramat sangat, berpelukan telanjang bulat tidur lelap dengan wajah penuh kenikmatan dan wajah penuh kedamaian.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.