Sabtu, 04 Februari 2012

Amarah Amuk Angkara - A Prologue 2

BRATA Hmm... aku rasa tidak perlu aku ceritakan kembali tentang pertemuanku dengan Yuda, karena dia telah secara detil menjelaskan kepada anda tentang hal tersebut. Memang perjalanan dan pengalaman masa remaja kami ternyata sangat mempengaruhi jalan hidup kami selanjutnya hingga saat ini... terutama setelah kejadian di pos kamling laknat tempat maksiat itu membuat aku dan Yuda akhirnya saling mencoba mencari tahu lebih jauh lagi akan curiosity kami akan hal tersebut. Apa yang dikerjakan kang Maman dengan mas Jojo, atau antara mas Jojo dengan tukang becak bahkan antara kang Maman - mas Jojo dgn tukang becak ? Mengapa mereka berbuat demikian dan kelihatan sangat menikmatinya ? dan bagaimana hal itu dapat terjadi sehingga membuat kupingku berdesing bergetar dan berakhir dengan keluarnya cairan putih kental licin dari kontol kami berdua ? Ya... kejadian itu ternyata sangat berpengaruh dalam benak hati sanubari kami berdua.

Setelah beberapa kali kami menemukan pos kamling kosong sepulang dari les ekstra kurikuler, pada suatu hari kami kembali mendengar suara aneh yang berasal dari pos kamling itu. Aku dan Yuda bergegas mengambil posisi didinding belakang pos tersebut dan mengintai kedalam bilik jahanam tersebut. Posisi pengintaian kami memang sangat menguntungkan, karena cahaya lampu penerangan jalan masuk melalui arah depan pos sedangkan dibagian belakang pos suasananya lebih gelap, akibatnya kami berdua dapat lebih jelas melihat bayangan kegiatan mereka namun sebaliknya mereka yang berada didepan kami akan sulit sekali mengetahui keberadaan kami di belakang pos tersebut. Kali ini aku cepat mengenali mas Jojo berada dalam bilik tersebut dengan posisi nungging dan... seseorang sedang mengentotinya dengan nafas yang memburu mendengus menggeram masih susah aku kenali...

"Enak banget bool elo Jo... uhh, seret... arrgghh kaya memek perawan aja... hmmm... arrgghh"

"Hiyah... yah... entotin terus... ahh sshh... enak banget kontol elo Cok..... ohh yaa... ohh... lebih dalam lagi Cok.... yumm"

oh, ternyata Ucok si tukang becak itu yang lagi menghajar lobang pantat mas Jojo dengan batang kejantanannya. Memang tukang becak yang satu ini menurutku rada aneh. Pernah suatu ketika aku sedang melintasi dia yang sedang mangkal bersama becaknya dibawah kerindangan pohon peneduh pinggir jalan, aku melihat dia duduk dibangku penumpang dengan kedua kakinya mengangkang lebar dan dari selangkangan celana pendeknya yang sudah robek itu dia mengeluarkan dan mengelus-elus kontolnya yang guede item keunguan berkilat tanpa memperdulikan kehadiranku yang sedang melintas disamping becaknya itu, seolah-olah aku tidak berada didekatnya, bahkan dia semakin asyik mempermainkan batang kontolnya sendiri ketika aku memperhatikan kontol guedenya itu.

Pernah juga aku melihat dia mengayuh becanya dengan penumpang seorang wanita setengah baya yang gemuk membawa sekarung beras, dia mengayuh dengan berat sehingga becaknya berjalan perlahan, keringat membasahi bajunya hingga lengket pada sekujur tubuhnya... namun perhatianku segera melihat kearah selangkangannya karena tampak olehku dengan jelas kontolnya yang item tegang berkilat itu keluar masuk dari pinggir celana pendeknya seirama dengan kayuhan kakinya pada sadel becaknya... gila !

"arrgghh... sakit Cok... sshhh ta... tapi enak banget neh .... ohh, anjing lo cok... gw... gw... ga tahan lage neh.... arrgghhh"

Mas Jojo menggeliat mengial menggeol-geolkan pantatnya sementara tangannya yang satu dengan cepat dan kuat mengocok kontolnya sendiri sementara si tukang becak durjana itu semakin bringas menghunjamkan kontolnya keluar masuk lobang pantat mas Jojo seakan melampiaskan dendam kesumat yang terpendam membara sekian lama (pada saat itu aku dan Yuda masih belum faham benar mengapa seperti itu... he..he..he..)

"Aku... aku mo kluar neh... arrgghh, shh... ahh... Jo, enak banget lobang lo... sshh.. ahh.. sshh.. arrgghh.."

"Ho oh... kluarkan aja didalam Cok... arrgghh... ngentot lo enak banget... a.. aku... juga ... arrgghh... mo.. muncraaaattt !"

setengah berteriak mas Jojo menggelepar kaya ikan kehabisan nafas ketika memuncratkan pejuhnya berkali-kali, dan berkali-kali... tak berapa lama kemudian diiringi suara menggeram si tukang becak itu tiba tiba berulang kali menghunjamkan sedalam mungkin kontolnya yang gede kedalam liang sanggama mas Jojo sambil meremas memilin memeluk kuat tubuh mas Jojo dari arah belakang sambil mendesah melenguh kaya kerbau disembelih saja terdengar suaranya...

"Arrgghh... ahh, gw kluar neh... arrgghh.. hhrrhh"

Aku dan Yuda kembali bergegas meninggalkan tempat pengintaian kami tersebut dengan mengambil jalan memutar melintasi lahan kosong dan kebun sayur untuk mencapai jalan raya dan pulang kerumah. Celana kami kembali basah oleh cairan putih kental anget dan licin (dan pada saat itu kami berdua juga belum mengetahui apa itu cairan yang keluar dan enak terasa... he..he..he..)

Sore menjelang malam sehabis bermain basket dilapangan dekat rumah Yuda, hujan mulai turun, kami bergegas pulang kerumah Yuda dan hujan semakin lebat diiringi guruh dan petir sabung menyabung di angkasa yang hitam pekat hingga malam hari. Yuda mengajak aku untuk menginap dirumahnya karena kedua orang tuanya sedang pergi ke ibukota provinsi mengambil barang dagangan dan hujan seakan tidak menunjukkan tanda akan reda. Aku menelefon orang tuaku untuk izin menginap di rumah Yuda dan mereka membolehkan saja karena mereka juga sudah mengenal baik org tua Yuda dan kondisi cuaca yang tidak bersahabat untuk aku dapat pulang kerumah. Badan kami sudah basah oleh keringat bercampu tetesan air hujan dan...

"Brata, kita mandi yuk..." pada saat itu Yuda mengajakku untuk mandi

"Umm... tapi aku tidak punya pakaian ganti neh"

"Ah gak papa, ntar pinjam baju aku aja" timpal Yuda akan keraguanku pada saat itu

Kami mandi bareng pada saat itu, dan hal tersebut sebenarnya sudah sering kami lakukan sebelum ini. Tetapi pengalaman mengintip kejadian di pos kamling membuat kami berdua akhirnya saling memperhatikan kontol, biji peler dan daging pantat yang belum pernah terjadi sebelumnya... mungkin pengeruh stimulasi erotik mulai menggelegakkan hormon seks anak masa puber. Akhirnya aku dan Yuda mulai saling menyabuni tubuh, licin basah dan kontolku disentuh oleh Yuda dengan tangannya yang penuh buih sabun... brr, geli tapi koq enak ya... aku menyantuh kontol Yuda dengan perlakuan yang sama... hmm, pada saat itu kami untuk pertama kalinya berpelukan dalam lumuran sabun licin berbuih, menggesek mengadu kontol kami berdua dan saling merasakan sentuhan yang menggetarkan indera peraba dipermukaan kulit... menggeliat geliat dalam pelukan meniru perbuatan para jahanam di pos kamling dan... hmm kontol kami mulai tegak berdiri, walaupun tidak sebesar kontol mas Jojo atau kang Maman namun hal itu membuat kami semakin penasaran untuk mencari tahu lebih lanjut. Pembantu Yuda sudah mengetok pintu kamar mandi karena adiknya Yuda buang air besar dicelananya dan akhirnya kamipun menghentikan kegiatan tersebut, membersihkan tubuh dari sisa sabun, mengeringkan dengan handuk dan keluar dari kamar mandi.

Entah siapa yang memulai duluan, namun menjelang pagi hari aku dan Yuda sudah berpelukan telanjang bulat di tempat tidurnya. Kontol kami berdua sudah meregang menegang jegang dan bibir Yuda berpagutan lembut dengan bibirku, tangan kami saling membelai meraba menggerayangi tubuh dan... untuk pertama kalinya aku mencoba merasakan yang namanya kontol Yuda dimulutku demikian pula dengan Yuda mencicipi kontolku dimulutnya, kami melakukan oral dengan posisi 69, persis seperti yang kami lihat di pos kamling sewaktu mas Jojo 69 dengan kang Maman sementara pada waktu itu si tukang becak mengentoti lobang pantat mereka bergantian... lobang pantat mas Jojo dan lobang pantat kang Maman. Gila... oh gila banget !

Akh... namun betapa indahnya bila mengenang kembali masa-masa itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.