Kamis, 02 Februari 2012

Ampun Bang, Kontol Elo Gede Banget - Tarno

Setelah mereka puas memuncratkan pejuh kedalam tubuhku aku dan pekerja yang dipanggil No (ternyata belakangan aku tahu ia bernama Tarno) keluar dari kamar mandi tersebut menuju bedeng tempat mereka tidur. Aku hanya memakai celana saja sedangkan bajuku aku sandang dibahu, Tarno telanjang bulat berjalan dengan santai menuju bedeng mereka... gila bener ini anak, pikirku, betapa beraninya dia berbugil ria ditempat terbuka seperti ini walaupun malam semakin kelam namun tak tertutup kemungkinan ada saja orang yang masih melintas ditempat tersebut. Sebelah tangannya memegang baju dan celananya yang bergulung gulung dan sebelah lagi tangannya melingkari pinggangku, terasa betapa kekar dan keras telapak tangannya ketika menyentuh kulit pinggangku yang putih halus mulus.

"Aku masak mie dulu yah" kata Tarno ketika kami masuk kedalam bedeng tersebut, dia melemparkan gumpalan baju dan celananya ke dipan yang ada dalam bedeng tersebut dan melingkari pinggangnya dengan handuknya yang kumal itu kemudian beranjak keluar bedeng menuju tempat mereka memasak makanan sementara aku merebahkan tubuhku yang terasa penat di dipan tersebut sambil memejamkan mata masih membayangkan adegan demi adegan perkentotan kami tadi di kamar mandi darurat tersebut.

Lelehan pejuh hangat masih terasa menetes mengalir perlahan dari lobang pantatku yang masih terkuak lebar akibat sodokan kontol kontol gede milik pekerja muda perkasa itu... arrgghh, aku menarik nafas dalam. Tak berapa lama terdengar suara teman temannya yang saling bercanda datang mendekat kearah bedeng siap untuk menikmati mie sajian Tarno yang telah siap untuk disantap. Tarno masuk kedalam bedeng membawakan sepiring mie buatannya untukku, ahh... betapa baik hatinya dia, masih mau berbagi makanan walaupun mereka dalam keadaan serba kekurangan.

Aku menikmati sajiannya sambil memandang kubuhnya yang jongkok mencangkung menikmati makanan buatannya sendiri. Dalam temaram lampu teplok yang ada dalam bedeng tersebut mataku menjelajahi bentuk badannya V-shaped, dada bidang dihiasi otot dada yang menyembul dengan puting susu yang gede item, perutnya rata berotot six pack yang terbentuk akibat kerja kasar yang digelutinya selama ini, otot bahunya kekar dengan otot biseps yang kekar pula... duh, betapa menggiurkan tubuh Tarno bagi pria sakit seperti diriku ini, dari celah handuk yang terbuka tampak pahanya yang gede berotot dan kedua betis yang kekar ditumbuhi oleh sedikit bulu kaki.

Kontol Tarno yang dalam keadaan tidur saja sudah membuat aku terpana karena bentuknya yang kokoh kepala kontol ekstra besar bagai helm tentara dan kedua biji pelernya yang menggemaskan tergantung disana... seandainya Tarno mendaftar menjadi penari strip di klub sejenis Two Faces pastilah dia akan segera menjadi primadona.. he he he, mutiara dalam lumpur, hatiku membatin.

"Heh, dah selesai blon ?" suaranya memecah keheningan didalam bedeng tersebut, menyentakkanku dari lamunan sesaat.
"Eh... udah, eh..." aku menjawab sekenanya dan sedikit malu karena tertangkap basah olehnya ketika memandang kontolnya yang tersembul dibalik handuk yang dililitkannya dipinggangnya tersebut.
"Napa seh, masih mau ini lagi ?" kata Tarno sambil menggenggam kontolnya yang keluar dari balik celah handuknya sambil bangkit dan berjalan kearahku yang masih duduk di dipan.

Aku mengangguk perlahan dan tersenyum melihat tingkahnya itu, aroma segar khas tubuh lelaki muda yang baru mandi segera menerpa indera penciumanku ketika Tarno semakin mendekat membuat lobang pantatku kembali berdenyut denyut tanda minta untuk segera dipuaskan kembali. Dia mengambil piring bekas makananku tadi dan menyingkirkannya kebawah dipan seraya berbaring telentang di dipan, handuknya terkuak sehingga kontolnya yang mulai membesar tampak menjulang keluar dan...

"Isep lagi dong..." pintanya padaku Tanpa menunggu lebih lama lagi segera saja kontol Tarno aku genggam dan ujung lidahku mulai menjelajahi lobang kencing dikepala kontolnya, mengkilik-kilik lobang kencingnya sehingga Tarno mulai menggeliat geli menggeol-geolkan pantatnya kekiri kekanan seirama dengan kilikan ujung lidahku dilobang kencingnya itu. Kontol Tarno segera mengeras membesar didalam genggaman tanganku, precumnya kembali membasahi lobang kencing meleleh membuat kepala kontolnya yang merekah itu mengkilap, ujung lidahku menjelajahi pinggir kepala kontol Tarno sambil tetap mengkilik-kilik dan berhenti agak lama dibagian frenulum kontolnya untuk selanjutnya kembali ke lobang kencingnya yang sudah dibanjiri oleh precum yang hangat asin menyegarkan itu.

Dengan sebelah tangan kancing celana aku buka dan pelorotkan sementara tangan yang sebelah lagi tetap menggenggam batang kejantanan Tarno yang saat ini sudah tegak menegang ngaceng penuh. Aku menaiki tubuh Tarno yang telentang di dipan tersebut dan mengarahkan kontolnya kelobang pantatku yang sedari tadi sudah tak sabar lagi untuk dirojok kembali oleh kontol gede milik pekerja proyek tower listrik ini dan ploph... tanpa susah payah kepala kontol Tarno sudah menjebol cincin anusku yang masih terkuak lebar dan licin oleh sisa pejuh mereka, dengan perlahan menikmati senti demi senti gesekan kontol Tarno didalam liang anusku, aku turunkan pantatku menelusuri batang kontol Tarno sampai bles ambles ke pangkal kontolnya membuat jembut Tarno menggelitik pinggir lobang pantatku, sementara kedua tanganku mengusap meremas perutnya naik keatas kedadanya yang bidang dan mempermainkan pentilnya yang item gede itu.

Tarno mengeliat geliat membuat kontolnya seakan mengaduk aduk liang anusku dan menyentuh kelenjar prostatku didalam sana... arrgghh, kontolku segera ngaceng berat. Dia mengerak-gerakkan kakinya seakan mengayuh sepeda ditanjakan jalan sambil sesekali mengangkat bokongnya sehingga kontolnya menghunjam semakin dalam dan terpelintir-pelintir didalam lobang pantatku... ssshhh, ahhh...

"Mas... oh, lobang pantat elo lebih enak dari memek... sshhh, ahhh..." Tarno mendesah sementara kedua tangannya yang kokoh dan kasar itu mengusap kedua pahaku sambil sesekali kearah kedua daging pantatku berulang kali menguak dan menutupkan belahan pantatku yang berisi batang kontolnya mengikuti irama hunjaman kontolnya yang gede itu. Kini mulutku mulai menjilati dadanya, lehernya dan berusaha kearah bibirnya tapi tampaknya Tarno tidak suka dicipok (umumnya str8 tidak suka kissing), bahunya yang bidang itu aku gigit perlahan membuat Tarno terngial ngial sambil tetap menghunjamkan kontolnya yang gede itu kedalam liang anusku.

"Gile lo No... udah ngentot lagi !" salah seorang dari pekerja masuk kedalam bedeng melihat kami tengah bergumul di atas dipan tersebut
"Ho oh Ben... ahh, abis uenak banget sih, sshh" Tarno terengah engah menjawab temannya yang bernama Beni itu sementara aku tidak memperdulikan kehadiran temannya dan semakin lama semakin cepat aku menggeol-geolkan lobang pantatku menikmati setiap gesekan hunjaman dan denyutan kontol Tarno yang gede hangat membara itu didalam liang anusku

"Gua ikutan yak..." kata Beni, tanpa menunggu persetujuan kami dia sudah mengeluarkan kontolnya dan..... ohhh, lobang pantatku terasa dikuakkan lebih lebar lagi ketika kontol Beni yang keras dan tak kalah gede dari kontol Tarno berusaha masuk bareng dengan kontol Tarno kedalam liang anusku
"Arrgghhh... enak mas, ohhh entotin aku mas, entotin aku... ahhh, sshhh aarggghh" aku terpekik histeris ketika kedua kontol gede itu secara bersamaan menghunjam sedalam mungkin kedalam liang anusku sementara kedua tangan Beni dari arah belakang masuk disela ketiak meremas kuat payudaraku dan memilin-milin putingku, tangan kasar Tarno mengocok kontolku dengan ganas dan liar.

Gelora nafsu jantan kedua pekerja yang dahaga akan kepuasan seks membara membakar tubuhku yang tengah terlonjak lonjak akibat entotan mereka, udara didalam bedeng semakin hangat membuat ketiga tubuh kami licin berbalur dengan keringat dan lenguhan demi lenguhan bagaikan sapi jantan tengah mengentotin betinanya memenuhi ruangan bedeng sempit itu. Diatas dipan di dalam bedeng itu tiga tubuh lelaki menyatu basah berkilat berkeringat bergulingan tanpa sekejappun melepas kontol mereka dari liang sanggamaku dan kini Beni berada dibawah kontolnya masih juga masuk kandas kedalam lobang pantatku dan Tarno kini berada diatas dengan sekuat tenaga mudanya mengentotin menghajar lobang pantatku yang berisi kontol Beni hingga mengeluarkan suara kecipak kecipok yang menambah gairah kami bertiga

"Ohh... sshhh, enak buanget mas, arrgghh... enak buangeettt, entotin aku mas... entot yang kuat mas... entot yang dalam mas... sshhh, ahhhh, sshhh.... arrrrghhh" setengah meracau aku merintih keenakan dientot oleh dua kontol gede secara bersamaan di lobang pantatku yang sudah dedhel dower dibuat kedua pejantan tangguh ini. Kembali kami bergumul bergulingan berlumuran keringat yang semakin membanjiri ketiga tubuh telanjang dan dalam seketika Beni mencabut kontolnya... ploph ! dan segera mengarahkan kontolnya yang merah membara mengkilap dan ngloco didepan mukaku sementara aku masih menduduki kontol Tarno yang semakin cepat dan semakin dalam keluar masuk menghunjam dilobang pantatku.

Ketika kocokan kontol Beni semakin cepat dan sesaat sebelum dia memuncratkan pejuhnya, tiba-tiba Beni memasukkan kontolnya kedalam mulut Tarno yang tengah terbuka terengah-engah seirama dengan hunjaman gerakan pinggulnya mengentotin lobang pantatku "Isep No, dari dulu gua pengen entotin mulut elo No, ayo isep!" setengah memerintah Beni menghunjamkan kontolnya yang gede kedalam mulut Tarno dan crrroooot.... crrrooott.... tubuh Beni bergetar hebat ketika memuntahkan pejuhnya didalam mulut Tarno yang tidak sempat protes apapun dan hampir bersamaan juga aku merasakan semburan liar pejuh Tarno diiringi dengan hentakan hentakan keras kontolnya didalam lobang pantatku...

"arrgghhhh enak banget mas, uuhh enak buangeet." Kedua tubuh pemuda pekerja itu terengah-engah terkulai telentang di dipan tersebut setelah keduanya memuncratkan magma pejuh panas membara, aku menjilati membersihkan kedua kontol mereka persis seperti induk kucing yang tengah memandikan anaknya dengan jilatan berulang kali dan berulang kali hingga bersih. Hmm... yummy...

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.