Selasa, 07 Februari 2012

Amarah Amuk Angkara - Angkara

Melanjutkan pendidikan ketingkat universitas aku berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri di Jakarta, aku tumbuh menjadi sosok lelaki dengan bentuk tubuh yang membuat banyak cewe' kegatalan mencari perhatianku seolah agar sudilah kiranya aku menjamah tubuh mereka, bahkan banyak diantara mereka yang tidak segan untuk datang bertandang ke kamar kostku dengan pakaian yang merangsang menantang, dengan pelbagai tingkah laku gerak gerik yang mengundang nafsu syahwat jalang, bahkan tak jarang pula dengan berbagai buah tangan oleh-oleh untukku... yang sekali lagi aku tahu dengan pasti hanya untuk menarik perhatianku kepada mereka. Teman kuliah juga pada heran melihatku yang begitu tegar menghadapi godaan dari berbagai macam dan tingkah cewe' tersebut; "napa kaga elo embat aja itu memek, daging seger begitu koq dianggurin" begitulah berulang kali sering aku dengar komentar teman-teman kuliahku ketika mengetahui perihal penggoda iman yang datang menyerahkan diri ke kamar kostku itu,... he.. he.. he.. ngga' la yaw.

Lain halnya dengan Adit, seorang siswa calon bintara yang secara tidak sengaja bertegur sapa denganku ketika kami sedang berada disebuah kolam renang yang sering digunakan oleh mereka, para calon bintara. Sosok Adit langsung saja membuat kontol dan lobang duburku kortsleting bergetar berdenyut bergelimang precum dan lendir... dasar lelaki sakit ! Semenjak kejadian dikamar ganti dimana aku mengentotin Brata bersama teman tim basketku maka sampai saat aku bertemu dengan Adit belum ada satu kontolpun merojok lobang sanggamaku dan belum satu lobang pantatpun aku entotin lagi. Untuk melampiaskan gejolak nafsuku selama ini aku hanya beronani ria saja, dimana saja, dikamar mandi, dikamar tidur, diwarnet, ditoilet ketika kuliah, dikolam renang atau bahkan dilapangan terbuka ketika nonton dangdutan... ya begitu deh.

"Gw lagi bete banget neh !" Adit tampak kusut masai pada malam itu ketika mampir kekamar kostku

"Napa Dit ? Ada yang gw dapat bantu ? tanyaku berusaha empati ketika melihat air mukanya yang keruh muram durjana

Akhirnya Adit malam itu curhat padaku tentang cewenya yang diambil oleh seorang pengusaha, tentang kedua orang tuanya yang lagi pisah ranjang, tentang gojlokan di sekolah bintara yang terkadang hampir melampaui batas dan tentang hari ini ketika dia kehabisan tiket untuk pulang kedaerah Jawa Tengah kerumah orang tuanya, dan... ya sudah, aku mengajak dia untuk menginap dikamar kostku toh dia sudah pamit dari asramanya untuk mengunjungi orang tuanya didaerah, setidaknya sampai esok hari dapat langsung ke terminal tanpa banyak prosedur ijin meninggalkan tempat, agar tidak kehabisan tiket lagi, dan... akhirnya Adit tidak dapat menolak tawaranku lagi. Setelah mandi dan berganti pakaian dan makan malam ala anak kost yang seadanya, Adit tidur rebahan memakai kaos singlet hijau tentara dengan celana pendek bahan kaos juga membuat bentuk kontol dan biji pelernya tercetak dengan jelas mengundang selera apalagi aku tahu pasti pada saat itu Adit tidak mengenakan celana dalam karena sesekali ketika Adit merubah posisi kakinya dari pinggir celananya aku dapat melihat biji pelernya yang tergantung disana. Kulit tubuhnya coklat tua terbakar sinar matahari padat pejal berotot oleh latihan, dadanya bidang dengan otot dada yang menyembul dihiasi oleh lingkaran puting susunya yang item gede, pinggangnya ramping dengan otot perut yang menitikkan air liurku dan otot-otot paha dan betisnya mirip kaki pemain bola internasional... lherr !

Adalah satu kesalahanku pada malam itu (atau keuntungan he.. he.. he..) adalah kealpaanku dalam mengamankan gambar porno gay yang berada dilaci rak samping tempat tidurku sehingga ketika aku keluar dari kamar mandi setelah sekian lama meninggalkan Adit yang sedang rebahan di tempat tidurku aku langsung menangkap adanya perubahan besar dalam tatapan Adit terhadapku dan... aku jelas juga melihat celana kaos pendek Adit sudah menjulang mengikuti bentuk kontolnya yang ternyata lagi ngaceng berat. Aku berusaha sedapat mungkin untuk berupaya cuek bebek terhadap perubahan gelagat yang sedang berlangsung seketika namun dalam beberapa saat kemudian Adit sudah menyergap dari belakang tubuhku yang masih hanya berbalut handuk dan...

" Bajingan ! ini kan yang selama ini elo mau dariku Yud !"

kata Adit sambil dengan sigap mengunci tubuhku sambil menghunjamkan tonjolan kontolnya yang masih dibalut celana kaos pendeknya itu ke sela pahaku, sementara aku melihat gambar porno gay milikku sudah berhamburan ditempat tidur

" Lho... apa-apaan neh Dit ?

kataku sambil berusaha menggeliat melepaskan kuncian Adit apda tubuhku membuat handuk yang membalut tubuhku segera jatuh kelantai sehingga aku tak dapat menyembunyikan lagi kontolku yang sudah ngaceng berat itu

" Anjrit, ga usah belagak bego luh..., elo doyan kontol ini khan ?"

dengan tubuhku yang masih terkunci oleh tangan kekarnya milik Adit, dia mendorongkan tubuh kami berdua hingga aku tersungkur dipinggir tempat tidur dengan posisi mukaku terbenam ke kasur dan kedua lututku bertumpu dilantai pinggir tempat tidur

"Hmmppff... dit, hmmppff... napa seh, hmmppff"

aku susah mengeluarkan kata kata karena mukaku yang terbenam dikasur, dalam pitingan tubuh Adit kurasakan dia mendekatkan mulutnya kebelakang telingaku sementara kunciannya terasa agak mengendor dan... terdengar suara Adit lirih setengah berbisik sampai bibirnya menyentuh daun telingaku

"Kenapa elo kaga bilang dari sejak pertama kita ketemu sih Yud...kl ternyata elo gay"

Adit mulai mencumbuiku dengan beringas menjilati belakang telingaku seputaran leher dan kudukku sehingga membuatku terngial-ngial geli dan akhirnya dia membalikkan tubuhku dan mencipokku ala french kiss sedemikian lama dan intensnya hampir-hampir aku kehabisan nafas dibuatnya. Tangannya mengusap meremas menggerayangi seluruh permukaan kulit tubuhku sementara aku masih setengah terkejut akibat perubahan situasi yang sedemikian cepat, walaupun sebenarnya situasi inilah yang aku sangat dambakan semenjak ketemu Adit namun aku tak menyangka sedemikian cepatnya terjadi dimana kontol Adit yang item kekar berurat sudah menghunjam rongga mulutku, biji peler Adit sudah dalam kulumanku dan...

"Ohh... Dit, kontol elo... enak banget... ahh sshh... entotin aku Dit, entotin aku sekuat tenaga elo Dit... ohh yezz, fuck me..."

aku mendesah menggeram merem melek ketika kontol Adit merojok lobang duburku dengan segenap tenaga lelaki muda perkasa yang sedemikian terlatih staminanya, ditambahlagi dengan cengkeraman Adit yang sedemikian kuat dan eratnya disekujur tubuhku ketika dia terlonjak-lonjak kesetanan menumpahkan lahar pijar pejuhnya yang hangat berlimpah ruah didalam lobang pantatku... arrgghh. Malam itu aku berulang kali "diperkosa" oleh Adit tanpa memberi sedikitpun kesempatan bagiku untuk membalas merojok mulut atau anusnya, hingga pagi menjelang.

Adit sudah bersiap pergi ke terminal, dia telah mengenakan kembali seragam ketat hijau tentara siswa calon bintara yang membuatnya semakin tampan berwibawa. Aku memandang setiap jengkal tubuhnya dari mulai topinya dikepala hingga kekakinya yang memakai sepatu hitam seragam dan sebelum dia pamit aku membuka ritsleting celana seragamnya mengeluarkan kontolnya dan mengisepnya sampai Adit melenguh mendesah keenakan...

"Udahan dolo Yud, gw khan mo ke terminal neh"

"Hmm... entotin aku dolo Dit dengan seragam lengkap, gw jadi horny banget pengen dientot oleh elo sekarang juga... plizz Dit"

Pagi itu sebelum Adit berangkat ke terminal, kembali aku dientot Adit yang dalam keadaan berpakaian seragam lengkap dan aku betul betul terangsang hebat setengah histeria ketika akhirnya aku memuncratkan pejuhku hingga menciprati baju dan celana seragam Adit bersamaan dengan kontol gede item kekar milik Adit yang berulang kali mengejang mengendor menghunjam memuntahkan spermanya memenuhi liang sanggamaku kembali... arrgghh. Dengan baju seragam basah oleh keringat dan spermaku Adit berangkat meninggalkan kamar kostku sementara aku telanjang bulat masih terkulai remuk redam serasa tulang dan sendiku luluh lantak akibat entotan luar biasa seorang siswa calon bintara... hhrrgghh.

Menjelang dini hari aku sendirian turun ke basement menuju tempat parkir di sebuah menara yang mempunyai klub malam sehabis acara gay night yang tidak menarik bagiku karena disamping aku hanya pergi sendirian karena Adit sedang latihan survival dibelantara Sumatera, acaranyapun ternyata didominasi oleh para banci. Aku tak suka itu... Belum sempat aku berfikir panjang tiba-tiba badanku disergap dan dihajar bertubi-tubi oleh dua orang lelaki dan aku digeret ke bagian belakang basement tersebut, setelah setengah sadar ketika ketika mukaku dialiri air hangat barulah aku jelas melihat sosok lelaki tersebut... ternyata Brata ! dia tengah mengencingi mukaku sementara tubuhku telentang dilantai dengan kedua tangan dan kakiku terikat pada palang kayu berbentuk X yang ada dilantai tersebut. Baju dan celanaku sudah robek tak karuan karena ternyata mereka merobek celana dan bajuku untuk memakai carikan kain tersebut mengikat kaki dan tanganku, dan sebagian robekan menyumpal mulutku sehingga aku tak dapat berteriak bahkan untuk berkata-katapun aku tak sanggup.

"Aku entotin pantatnya yah..."

kata teman Brata meminta persetujuannya untuk mengentotiku yang terikat dipalang kayu tersebut. Brata tidak memperbolehkan temannya mengentotiku tetapi dia segera membuka celananya dan celana temannya dan mengisep kontol temannya tepat diatas mukaku, Brata disisi kanan wajahku dan kontol temannya disisi kiri. Aku berusaha memejamkan mata agar tidak melihat kelakuan angkara Brata terhadapku. Tepat diatas mukaku pula dia doggy style dientot oleh temannya dan bergantian Brata mengentoti teman sialannya itu dengan kontolnya yang gede mendekati 20cm keluar masuk namun tak dapat kusentuh dengan tangan maupun bibirku, sehingga akhirnya aku mau tak mau menyaksikan biji peler mereka yang bergoyang bergelantungan berayun mengikuti irama hunjaman kontol kelobang pantat, bahkan ketika sedemikian banyaknya muncratan pejuh Brata didalam lobang pantat temannya itu hingga membubus mengalir keluar melalui cincin lobang pantat temannya yang sudah terbuka dedhel dower mengalir melalui biji peler mereka berdua dan menetes membasahi wajahku yang hanya terpaut sekian sentimeter diatas arena perkentotan mereka...

Brata sama sekali tidak menyentuh tubuhku yang telentang nyaris telanjang dan tidak juga memperbolehkan temannya untuk menyentuhku juga, dan... ternyata perlakuannya itu sangat menyakitkan bagiku, aku inginkan dia membalas mengentotiku hancur-hancuran seperti ketika aku dan teman-teman tim basketku mengentotinya semasa SMU dulu, tapi... dia secara sengaja tidak memperlakukan seperti apa yang aku inginkan, dan itu sangat menghunjamkan sembilu dihatiku yang paling dalam, bahkan aku tidak dapat memohon meminta menghiba sedikitpun agar dia sudi menghunjamkan angkara kejantanannya kelobang manapun yang ada disekujur tubuhku yang ingin dientotnya karena mulutku telah tersumbat padat oleh carikan robekan pakaianku sendiri... hanya setetes air mata mengalir perlahan dari sudut mataku meratapi perlakuan Brata padaku malam itu di basement jahanam ini.

Setelah mereka puas bahkan dia bersama temannya bercipokan berpelukan pinggang langsung melangkah pergi ngloyor meninggalkan aku dalam keadaan nyaris telanjang terikat dipalang kayu tersebut, tanpa sepatah katapun dikeluarkan Brata untukku. Padahal aku ikhlas bila saat itu Brata memakiku menyumpah serapahiku mengeluarkan segala perbendaharaan kata kotor bagiku, aku menerimanya sepenuh hati sebagai balasan perbuatanku dulu padanya, namun tidak dilakukan oleh Brata. Hanya ada setetes air mata yang jatuh didadaku yang berasal dari sudut mata Brata ketika dia bangkit beranjak pergi yang membuat hatiku akhirnya tenteram.

Pagi hari barulah aku dapat lepas dari ikatan tersebut setelah ditemukan oleh seorang cleaner menara tersebut yang hendak menunaikan tugasnya. Dalam diam seribu bahasa angkara Brata ternyata dengan telak menghancurkan hatiku luluh lantak, membuat teman-teman dikampus pada bertanya-tanya...

"Yuda, Elo lagi sakit atau patah hati yak?"...

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.