Kamis, 16 Februari 2012

Bayang-bayang Berduri - Bergetahkan Gulana

"Rokok lo San... minta sebatang"

terdengar suara dari arah belakang mengejutkan lamunan Mat Sani yang tengah berdiri beristirahat dengan menumpukan kedua sikunya dibatang pohon yang roboh dipinggir kali itu. Dia baru saja menyelesaikan mengangkat pasir batu ke truk material, keringat membasahi sekujur tubuhnya dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, baju dan celananya lengket abis ketubuhnya yang kekar berotot itu. Sebagaimana biasanya dilokasi penambangan pasir manapun di negeri ini, para pekerja disana memakai pakaian yang seadanya saja, pakaian lusuh penuh robekan disana disini, apalagi disebabkan karena berulang kali basah kuyup oleh keringat dan air sungai sehingga tak jarang hampir seluruh jahitan baju maupun celana menjadi tetas lapuk membuat bagian-bagian tubuh yang sangat pribadi menjadi terpapar terbuka lepas.

"Kaga ada..."

jawab Sani cuek dan membiarkan kedua tangan temannya yang meminta rokok tadi merogoh kedua saku celananya dari arah belakang tubuhnya mencari apakah gerangan ada bungkusan rokok disana.

"Jangan medit ah... sebatang aja"

tangan temannya semakin dalam merogoh saku celana Sani yang ternyata keduanya robek bolong sehingga tangan kanannya menyentuh batang kontol gede dan tangan kirinya menggenggam biji peler Sani.

"Lo kaga caya sih... hrrggh, elo pegang lagi tuh kontol ntar gw jejelin kemulut elo..."

Sani menggeliatkan pinggulnya sedikit ketika setelah beberapa saat tangan temannya masih bergerilya dibatang kontol dan biji pelernya

"Ho-oh elo jejelin mulut gw, gw jejelin bool elo dgn ini..."

jawab canda temannya sambil tetap menggenggam batang kontol dan biji peler Sani melalui robekan saku celana tersebut dan menempelkan tonjolan gundukan kontol dicelananya kepantat Sani dan menggesek-gesek menmpel dibelahan pantat tersebut.

"Hmmm..."

Sani bergumam, dia membiarkan dan menikmati saja canda temannya itu tanpa banyak protes, apalagi ketika kontol yang menempel dibelahan pantatnya sudah terasa mengeras berdenyut seakan ingin menerobos merobek celana yang empunya kontol merojok lobang pantat Sani.

"Napa hmmm ?... elo mau neh"

Ya begitulah sering terjadi dilokasi penambangan pasir tersebut, hampir 2 tahun hidup disuatu lokasi jauh dari keramaian tinggal bersama 6 orang pemuda sebaya, usia awal 20-an yang penuh gejolak nafsu jantan, membuat mereka akhirnya terbiasa untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya hanya membuat gulana saja.

"Gile lo ah... kaga ada puas-puasnya ngentot" ujar Sani

Pada awalnya mereka saling bertukar cerita, cerita dari hal-hal sehari-hari sampai ke cerita mesum membangkitkan gairah yang terpendam. Pada awalnya mulai melakukan saling sentuh saling mengusap baik tidak sengaja sewaktu tidur berhimpitan dibedeng tersebut maupun sengaja pada waktu bercanda disiang hari antar teman, berlanjut menjadi kebiasaan ngloco bareng (mutual masturbation), berlanjut lagi menjadi saling isep kontol (blowjob) sampai akhirnya ngentot bareng - threesome - foursome bahkan orgi juga pernah mereka lakukan dibedeng tersebut ketika suatu waktu 3 orang sopir truk material ikut nimbrung dengan membawa sejumlah minuman keras murahan, cap tikus !, lengkap dengan beberapa linting ganja sehingga membakar gelora nafsu jantan menggila.

"Alah elo lage... mang elo udah puas ngentot?"

Malam minggu kemarin Sani bersama ke 6 teman penambang pasir ditambah 3 sopir truk material menghabiskan malam panjang yang teramaaaat panjang dilokasi penambangan pasir tersebut. Secara bergantian mereka menghibur diri dengan berbagai cara dan malam minggu kemarin giliran Sani yang berperan layaknya penari striptease, berdandan seperti wanita lengkap dengan beha dan celana dalam merah segitiga hasil sabetan seorang sopir truk dari lokasi pelacuran, bergincu merah tebal berpupur putih beras tumbuk.

Diiringi dengan nyanyian dangdut seadanya yang keluar dari mulut mabok alkohol ditingkahi dengan tepuk tangan dan ketukan pada piring dan gelas dia menari ditengah lingkaran manusia, yaitu teman-temannya. Pertama sendirian, kemudian mulai dengan gerakan gerakan erotis sambil mencopot pakaian hingga tinggal beha kumal dan celana dalam merah segitiga membuat satu temannya ikut nimbrung menari dengannya mengikuti irama gerakan erotik yang dipersembahkan oleh Sani mengelus tubuh mengeluarkan desah erangan seakan orang tengah bersenggama, semakin liar semakin meliuk liuk sampai seorang lagi ikut pula nimbrung menari dibelakang tubuh Sani sambil menggesek gesekkan (grinding) kontolnya kebagian pantat celana dalam merah tersebut.

"Hmmm... elo mo ulangi kaya' malam minggu kemarin ?" ujar Sani

sambil sedikit menggeol-geolkan pantatnya menirukan gerakannya malam itu ketika gesekan kontol temannya tersebut semakin erat menempel kebelahan pantat Sani

Ya, malam itu Sani betul-betul dapat membangkitkan membakar nafsu binatang jalang, bagaikan penari erotik professional dia mengimbangi gaya kedua temannya yang ikut nimbrung menari... ketiga orang tersebut telah berhimpitan satu sama lain, Sani ditengah dengan beha yang talinya sudah jatuh sebelah ditarik dengan gigitan oleh temannya yang didepan sementara celana dalam merah segitiganya dari bagian belakang dipelorotin pula dengan gigitan temannya yang menari dibelakangnya.

Seakan anak gadis perawan ting-ting Sani bertingkah sambil berteriak lirih "Aaaww..." dengan sebelah tangan seolah berusaha menutupi puting susunya yang terpapar dan sebelah tangan lagi seakan menutupi kemaluannya (karena batang kontol gede milik Sani pada saat itu sudah mencuat menempel ke perutnya kearah pusar keluar dari pinggir atas celana segitiga merah itu... he he he gile beneeer), membuat kedua temannya pada malam itu semakin beringas pula

"Siapa takut..."

bisik temannya dibelakang telinga Sani sambil semakin mengunci mengeratkan badannya kebagian belakang tubuh Sani dan semakin menggenggamkan tangannya pada batang kontol dan biji peler Sani.

Sebotol arak cap tikus dicurahkan oleh seorang sopir truk dari atas kepala Sani membasahi sekujur tubuhnya mengalir kebawah, sementara kedua temannya menjilati lelehan arak tersebut dari tubuh Sani, menjilati terus sampai kebawah, kebatang kontol gede Sani, kelobang pantatnya persis seperti 2 ekor induk kucing tengah memandikan anaknya. Sani semakin meliuk-liukkan tubuhnya seakan menikmati setiap jilatan lidah kedua temannya itu sambil mengeluarkan desah erotik ditingkahi dengan jeritan manja mesra... tak ada lagi suara nyanyian cemprang, tak ada alagi suara tepukan tangan yang ditingkahi ketukan pada piring dan gelas... dari sudut matanya dia melihat masing-masing temannya sudah mulai bergumul bergulat mengumbar nafsu, satu persatu baju dan celana berhamburan lepas dari tubuh pemiliknya, hawa alkohol udara dalam bedeng yang semakin panas bau keringat aroma jantan yang kuat memenuhi suasana malam itu.

Dua orang sopir truk mengentoti seorang temannya, kontol gede keluar masuk kedalam mulut dan kelobang pantat temannya, dua orang temannya mengentoti seorang sopir truk bergantian, dan Sani sendiri tengah berada mengangkangi tubuh temannya yang tidur telentang dengan kontol temannya tertancap dalam dilobang pantatnya sementara mulut Sani penuh berisi kontol temannya yang satu lagi. Dalam sekejap pula sebuah kontol lagi milik temannya yang belum kebagian lobang mulai ikut menyeruak masuk bareng dengan kontol yang sudah tertancap dilobang pantat Sani (double penetration).

Yah... dimalam jahanam itu untuk pertama kalinya pula Sani merasakan nikmatnya 2 kontol gede merojok lobang sanggama, berulang kali dengan berbagai macam rupa dan bentuk kontol bergantian bareng mengentoti lobang pantat Sani... awalnya Sani terpekik mengerang kesakitan namun tak berapa lama kemudian dia sangat menikmati sensasi 2 kontol saling bergesekan didalam lobang pantatnya... bergantian menghentak menghunjam dalam bahkan sesekali kedua kontol bareng masuk merojok arrgg.. ohhh shit sshhh aarrgghh

"Ya udah, sono tuh isep kontol gw... ganti rokok yang elo minta"

Sani semakin berkeringat basah kuyup dengan pakaian lengket abis mencetak setiap lekuk dan tonjolan tubuh ditengah lokasi penambangan pasir ditengah hari yang panas terik memandangi wajah temannya yang sedang menjilat kepala kontolnya yang keluar dari ristsleting celananya yang rusak yang sudah mengembang merah keunguan, mengisep menelan batang kontolnya hingga kandas ke pangkal batang kontolnya hingga jembut lebat Sani menutup hidung temannya , membuat Sani sambil tersenyum terkadang berdesis ahhh sshhh aahhh... sesekali sekujur tubuhnya bergetar halus menahankan kenikmatan yang tiada terperikan itu. Satu per satu temen penggali pasir datang mendekat menonton mereka yang tengah ngentot dialam terbuka itu sambil sesekali memberikan komentar dan semangat untuk menggenjot lebih kuat dan lebih dalam dan lebih cepat. Set !

Mengentot ditengah alam terbuka disiang hari bolong ditonton oleh orang lain, arrgghh... memang bayang-bayang berduri sedang bergetahkan gulana, Sani masih sangat mengharapkan sekiranya Adi, teman lamanya, seandainya Adi yang berada disana yang mengentot bersamanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.