Senin, 06 Februari 2012

Amarah Amuk Angkara - Amuk

Tiga tahun sudah berlalu dari perpisahan yang menyakitkan antara aku, Brata, dengan sahabat karibku Yuda. Aku mengikuti orang tuaku yang pindah ke kota lain untuk menjalankan tugasnya sebagai abdi negara, pegawai negeri dan berpindah lagi hingga saat ini pada masa kelas 3 SMU aku sudah berada di ibukota provinsi. Aku tumbuh sebagai seorang lelaki muda, tinggi, tampan dan selalu menjadi bintang tim basket di sekolah manapun yang aku singgahi sehingga tidak aneh kalau para cewe setengah histeris berusaha mendekatiku, menggodaku bahkan tidak segan-segan menyatakan siap menyerahkan kehormatannya asalkan saja aku mau mengentoti mereka... hmm.

Beberapa teman dalam tim basket disekolahku tak habis pikir mengapa aku tidak menggubris sedikitpun rayuan gombal cewe binal tersebut, toh tidak ada ruginya buat laki-laki khan ?, entot aja cewe itu Brata, kata mereka. Biasanya aku hanya tersenyum manis saja tanpa berusaha menjelaskan kenapa dan kenapa kepada mereka yang bertanya namun didalam hati berkecamuk luar biasa karena ternyata aku tidak merasakan rangsangan apapun dari cewe manapun dan seseksi apapun, kontolku tidak bergeming sedikitpun.

Lain halnya dengan cowo, terutama yang ada didalam tim basket sekolahku ini... aku selalu terangsang berat bila memandangi tubuh mereka apalagi sewaktu berganti pakaian setelah bertanding... alamak, tubuh berkilauan karena keringat yang membentuk aliran berliku menjelajahi permukaan kulit bersih berotot membuat kontolku selalu saja tidak dapat diajak kompromi, langsung tzzooiing... ngaceng berat !Wandra, cowo temanku dalam tim basket sekolah kami, badannya tidak setinggi aku, tapi ototnya terlihat terbentuk lebih kekar dan membentuk tubuhnya yang V-shaped tersebut meneteskan air liur setiap lelaki sakit seperti diriku. Dia selalu saja cuek bebek ketika dikamar ganti, buka baju dan celana sampai telanjang bulat, kontolnya yang gede item bergelatungan kesana kemari ketika dia mengeringkan keringatnya dengan handuk, ohh... pantatnya yang bulat kenceng berotot itu, mana tahaaan, pengen saja aku segera menjilati membersihkan pantatnya sampai kelobang anusnya dengan jilatan lidahku ini.

"Brat ! Gw neh... bukakan pintu dong..."

suatu malam aku mendengar ketukan dipintu kamar kostku dan ternyata... amazing ! Wandra sendirian tengah berada didepan ambang pintu ketika aku membuka pintu kamar

"Napa Wan ? malam-malam kemari" tanyaku hampir tak dapat menyembunyikan kegirangan yang melonjak-lonjak didalam hati

"Tauk neh, gw kaga bisa tidur... lagian gw juga sedang bete neh ama bonyok" katanya sambil menghempaskan tubuhnya ditempat tidurku

Sejenak aku memandangi tubuh Wandra yang sedang telentang terpejam ditempat tidurku... tapi akh, tidak ! tidak boleh terjadi lagi, pertentangan batin sejenak berkecamuk dan aku hanya menarik nafas dalam dan segera duduk disamping tubuh Wandra, merunduk menatap lantai kamarku dan sekali lagi menarik nafas panjang dan dalam...

"OK Wan, elo boleh tidur disini sesuka elo deh,... umm gw ambilin minum yah"

kataku sambil mencoba beranjak dari posisi dudukku dan tiba-tiba Wandra menangkap tanganku yang tadinya sedang berada dipahanya ketika mengambil ancang-ancang untuk bangkit dari tempat tidur...

"Gak usah Brat !" kata Wandra agak tegas

"Inikan yang elo mau selama ini" lanjutnya pula

tanganku diarahkan Wandra mengusap kontolnya yang buseeet... dia udah tegang berat dan kaga pake celana dalam lage sehingga telapak tanganku sangat terasa menyentuh batang kontolnya.

"Lho.. napa neh Wan ?" aku pura-pura terkejut tapi tidak berusaha menarik tanganku dari kontolnya yang semakin berdenyut didalam celana

"Kaga usah munafik deh Brat, emang gw kaga perhatiin setiap kali gelagat elo ketika diruang ganti"

Wandra bangkit dari posisi telentang hingga duduk bersebelahan denganku dipinggir tempat tidur dan sebelah tangannya merengkuh leherku dan mendekatkan bibirnya hingga bersentuhan dengan bibirku, kami bercipokan semakin hangat semakin menggila, kedua lidah kami saling bertautan keluar masuk antara mulut Wandra dan mulutku dan bergulingan ditempat tidur masih bercipokan namun kedua tangan kami saling sibuk melepaskan baju dan celana dan... kedua kontol gede saling bergesekan satu sama lain bergantian bertindihan badan ditempat tidur kamar kostku yang sempit dan panas ini. Kedua tubuh licin berkeringat berotot kenceng bertautan berpagut bergulingan sampai akhirnya kontol Wandra sudah tertancap dalam lobang pantatku, posisi kami saling berhadapan kakiku terkuak lebar dan kontol Wandra keluar masuk lobang pantatku menimbulkan suara plok plok plok pada setiap kali dia menghunjamkan batang kejantanannya. Sesekali Wandra membongkokkan badannya mencapai puting tetekku yang sudah melenting mengeras dan menjilatinya dengan rakus dan terkadang menggigitinya dengan lembut, menjilati leherku dengan lidahnya yang begitu piawai membangkitkan gairah seksku, mencipok mulutku mengulum habis bibirku dan...

"Wan... ohh, enak banget Wan... entot yang dalam lagi... sshh..ahh.. entot yang keras Wan... arrgghh"

"Oh shit ! arrgghh... memek elo enak banget Brat... gw ga... ga tahan neh, ohh... empotan elo yahud banget neh, sshh ahhh... dasar bajingan doyan cowo yah...arrgghh" Wandra meracau,

air mukanya menampakkan kenikmatan yang tiada terperi mata setengah terpejam terkadang membelalak mulut setengah terbuka kadang terkatup bercucuran keringat membasahi wajahnya lehernya dadanya yang berotot gede.

"Oh yezz.. fuck me Wan, harder... oh yezzh... faster, oh god... yezz... fuck me plizz"

aku juga menggigil menggeletar sekujur tubuhku hampir kehilangan kontrol ketika kembali merasa kenikmatan sodokan kontol milik Wandra, lama setelah terakhir sekali kontol Yuda dulu mengentotiku. Wandra semakin mengganas menggila menggenjotkan kontolnya kedalam liang peranakanku dan berakhir dengan semburat pejuhnya yang banyak sekali hingga sebagian membubus tumpah ruah membasahi lobang pantat dan mengalir ke seprei tempat tidurku diiringi lolongan panjang yang tercekat dipangkal tenggorokannya kaya orang lagi sakratul maut.. he he he... dalam tubuh yang licin basah kuyup berkeringat kami berpelukan diam sejenak saling mersakan deruan nafas dan deburan denyut jantung muda remaja... dan ya gitu deh, tak berapa lama lagi giliran kontol aku pula yang menghajar lobang pantat Wandra sampai dia minta-minta ampun padaku... hmm.

Pertandingan basket antar sekolah sudah dimulai, kali ini lawan bermain tim kami adalah tim favorit juara dan... serrr... darahku bergemuruh keras ketika memandang deretan tim lawan kami. Yuda ! oh my god... Yuda ada disana. Permainan mulai dalam tempo tinggi dan beberapa kali aku kontak badan dengan Yuda sambil menatap tajam matanya yang juga memancarkan cahaya amarah yang terpendam selama ini kepadaku. Berulang kali pula kami berdua bermain kasar menyikut meninju bahkan menjegal kaki hingga terbanting dilantai lapangan dan berakhir dengan hukuman oleh wasit, dikeluarkannya kami berdua dari lapangan permainan duduk berseberangan dipisahkan oleh lapangan ditempat duduk pemain pengganti, namun tatapan tajam baik aku maupun Yuda seakan tak henti-hentinya memancarkan dendam kesumat amarah yang tersimpan menggelegak dalam hati sanubari yang paling dalam.

Permainan berakhir, kamar ganti pakaian telah sepi karena teman-teman sudah selesai dan aku agak terlambat karena masih sibuk mencari kunci kamar kostku yang entah terselip dimana. Dan ternyata itu sangat fatal akbatnya padaku...

"Heh... bajingan, mo kemana elo lari !"

sergahan kasar tiba-tiba dari arah belakangku ketika aku mau memakai celana ganti, dan belum sempat aku sadari aku sudah dikerubuti oleh empat pemain basket lawanku tadi digebuki ditinju dan dikunci dengan tangan kebelakang dan... Yuda berdiri tepat didepanku ! Beberapa kali tinju dan lutut Yuda mendarat ditubuhku membuat aku mual hendak muntah dan jatuh terkulai dilantai kamar ganti tersebut. Dengan kasar tubuhku diangkat dan diletakkan telentang diatas meja kayu yang ada diruang ganti tersebut dan... shrieek ! celanaku dirobek oleh Yuda berikut celana dalamku... oh! Yuda mengeluarkan kontolnya yang sekarang ini jauh lebih gede dibanding semasa SMP dulu, blesss... dengan kasar Yuda menghunjamkan kontolnya ke lobang pantatku semenatara aku tak dapat berbuat apapun karena tangan dan kakiku dipegang oleh teman-temannya. Umpatan, makian, kata kata kasar tak pantas berhamburan dari mulut Yuda ketika dia memperkosaku dimeja kayu kamar ganti tersebut, bahkan dua temannya yang memegang tanganku ikutan pula mengentoti mulutku dengan kedua kontol mereka masuk kedalam mulutku, bergantian bahkan berulang kali bersamaan dua kontol gede item masuk ke mulutku. Yuda memuncratkan pejuhnya didalam lobang pantatku

"Biar elo buntingin anakku yah" katanya sinis padaku

Namun... hmm, aneh ? ketika temannya yang lain mau gantian merojok lobang pantatku yang sudah menganga terbuka lebar berbalurkan sperma Yuda itu, dia mencegah mereka...

"Sorry bro ! lobang pantatnya hanya milik gw, kalian entot aja mulutnya ampe puas biar kaga banyak bacot ni anak"

Sambil menepis kontol temannya yang sedang berusaha masuk ke lobang pantatku (padahal waktu itu gw pengen banget dientot lagi oleh keempat pemain basket tersebut... he he he). Tubuhku yang telanjang bulat habis berlumuran sperma mereka, bahkan setelah mereka puas mengentotiku giliran air kencing mereka pula membasahi tubuhku dan Yuda memaksa mulutku terbuka dan mengencingi mulutku dengan puas sambil tertawa-tawa. Mereka meninggalkanku yang jatuh terkulai dilantai berlumuran keringat sperma dan air kencing, dari ekor mataku terlihat Yuda terakhir sekali meninggalkan kamar ganti tersebut, tapi aku lihat raut air mukanya tidak lagi penuh amarah bahkan jelas tampak mengasihaniku bahkan sepintas sebulir air mata berkilau disudut matanya membuat aku akhirnya berusaha melupakan amuknya Yuda.

"Lho elo darimana aja seh ?" Wandra bertanya padaku ketika akhirnya dengan tertatih aku keluar dari kamar ganti setelah mandi bersih-bersih berulang kali dibawah kucuran air shower kamar bilas.

"Baru ngentot yah, koq bau sperma seh?" dengan tatap penuh selidik dia melanjutkan pertanyaannya padaku

"Ah, elo... bau sperma elo ini juga khan !" jawabku sambil meremas kontol Wandra untuk mengalihkan perhatian dan pertanyaannya lebih lanjut.

Didalam batinku masih terasa amuk kontol Yuda, bener-bener hebat entotan Yuda sekarang membuat lobang pantatku kembali berdenyut-denyut kepengen disumpal kontol Yuda... dasar manusia sakit !

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.