Minggu, 05 Februari 2012

Amarah Amuk Angkara - Amarah

Hubungan aku dengan Brata semakin akrab saja terutama setelah berulang kali kami melakukan perbuatan meniru yang kami lihat di bilik jahanam pos kamling sialan itu. Kontol aku sudah sekian kali diemut diisep dijilat oleh Brata demikian pula kontol Brata telah berulang kali aku cicipi dengan nikmat didalam mulutku. Dengan bertambahnya usia kami maka bertambah mahir pula kami melakukan perbuatan tersebut sementara kontol kami juga semakin membesar, bahkan bila aku bandingkan dengan kontol teman-temanku lainnya didalam kelas maka pertumbuhan kontolku dan kontol Brata agaknya lebih cepat 2 kali lipat dari rata-rata anak seusia kami, mungkin karena rangsangan hormon seks yang dipicu lebih dini dan latihan seks yang begitu intens kami lakukan, sehingga oleh teman-teman dikelas aku dijuluki si kontol kuda... he he he..., demikian pula Brata dikelasnya ternyata dijuluki si konde atau si kontol gede.

Hari Minggu pagi aku sudah berada di rumah Brata, berencana akan bermain basket dilapangan dekat rumahku. Kakak dan abang Brata sudah tidak berada dirumah lagi karena mereka telah melanjutkan pendidikan di ibukota provinsi dan pagi itu kedua orang tua Brata sudah pergi menghadiri acara pernikahan anak teman kantor ayahnya karena mereka menjadi panitia perkawinan, sehingga praktis hanya aku dan Brata yang ada dirumah tersebut. Aku berpakaian kaos singlet dengan celana basket lengkap dengan bola basket orange ditanganku dan Brata... oh ! ternyata dia baru saja bangun tidur, belum mandi dan hanya memakai celana dalam ketika membukakan pintu rumahnya sewaktu aku masuk.

"Hlllaah Brat,... kau belum siap to ?" aku sedikit protes melihat dia masih kucel asem

"Ho-oh... lagi asyik neh Yud, ayo liat kekamarku deh..." Brata menarik tanganku menggiring ke kamarnya

Ternyata diatas tempat tidur Brata tampak berserakan foto porno yang entah dari siapa dia peroleh... pantesan kontol Brata tampak mencuat bagaikan tiang tenda di celana dalamnya tadi sewaktu membukakan pintu untukku. Aku juga tak dapat menahan lagi rasa penasaran untuk segera melihat memparhatikan foto syur tersebut dan tentunya tanpa menunggu waktu yang lama celana basketkupun sudah menggelembung akibat tonjolan kontolku yang gede itu (maklumlah anak lelaki remaja kelas 3 SMP pada saat itu). Sambil sesekali berkomentar tentang adegan didalam foto itu akhirnya kami berdua sudah bergumul diatas tempat tidur Brata. Saling cipokan, saling menggesek kontol gede, dan... yah... pada hari itulah untuk pertama kalinya kontolku memerawani lobang pantat Brata dan pada hari itu juga lobang pantatku diperawani olehnya pula.

"Shh... uoch sakit Yud, ahh... ta...tapi enak... masukan lebih dalam kontolmu Yud... akhh... oh shit ! enak banget yakh"

Aku dengan susah payah menjebol cincin lobang anus Brata pada saat itu dan mulai menirukan geran menggenjot kontol seperti yang kami lihat dipos kamling tersebut

Sakit... perih... sebel... tapi koq akhirnya terasa enak... dan nikmat... eh, ketagihan mau lagi. Rencana main basket menjadi batal diganti dengan main kontol ! Gila...

"Pelan-pelan Brat... ouch, akhh... perih banget, akhh.. shh, ta... tapi emang enak... sshh, akhh.. kontolmu gede banget Brat ! arrgghh..."

Aku menggeliat menggelinjang terngial-ngial ketika pertama kali kontol Brata menghajar lobang sanggamaku dengan kontol item gede berurat miliknya yang mulai dihiasi oleh jembut item halus diseputaran dasar batang kontolnya.

Sampai suatu hari ketika aku dan Brata berjanji hendak menonton acara musik dialun-alun kota. Aku bertemu dengan Ratih, cewe manja yang ditaksir oleh Brata, dia datang kerumahku untuk meminjam buku pelajaran karena ujian akhir SMP sudah semakin mendekat. Ratih minta diajarin matematik olehku karena... hmm, biar brengsek begini aku termasuk tiga besar dalam rangking di kelasku, sementara Ratih memang cewe manja bodoh menggatal kalau dekat laki laki dan suka cari perhatian. Sementara waktu berjalan terus, aku masih mengajari Ratih tentang matematik tersebut diberanda rumahku dan... ternyata Brata sudah menyusul kerumahku karena aku sudah terlambat 1 jam dari janji kami untuk bertemu dirumahnya selanjutnya pergi kealun-alun untuk menonton acara musik tadi.

Brata hanya sebentar berdiri diluar pagar dengan sorot mata yang tajam marah melihat aku berdua duduk diberanda bersama cewe yang ditaksirnya itu... mana lagi si Ratih sialan pada saat itu lagi dengan manjanya mendempetkan tubuhnya yang sintal sehingga, entah disengajanya atau tidak, teteknya yang mulai berisi menyentuh lenganku dan terus terang pada saat itu aku juga menikmati sentuhan kekenyalan daging payudara Ratih tersebut. Aku berusaha mengejar Brata kearah jalanan, namun dia tak tampak lagi entah kemana dan rencana nonton konser musik jadi batal oleh karena kejadian tersebut.

Besok hari disekolah aku mendatangi kelas Brata berencana mau menjelaskan duduk permasalahan kemarin, tapi... didalam kelas aku melihat Brata sedang menggoda bahkan mengelus manja pipi Dewi ! cewe dikelasnya yang selama ini aku taksir... darahku segera mendidih seakan mau muncrat dari ubun-ubun karena aku tahu pasti Brata langsung sengaja membalas kejadian antara aku dan Ratih yang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri kemarin sore. Jarum jam seakan berhenti menunggu waktu pulang sekolah... akhirnya tiba juga dan aku langsung mencari Brata untuk menyelesaikan persoalan tersebut secara jantan dan ketemu !

"Apa maksud elo Brat ! napa elo ganggu Dewi..." aku berhadapan muka dengan Brata yang selama ini menjadi sahabat karibku dengan penuh amarah yang membuncah didalam dada

"Oh.. kau pikir aku buta Yud, kemarin elo apain si Ratih ?" Brata tak kalah sangarnya menjawab pertanyaanku

Tak butuh waktu lama bagi kami berdua yang akhirnya saling merenggut baju bergumul saling meninju mencengkeram memiting bergulingan ditanah yang becek oleh air hujan kemarin malam. Bibir Brata sudah berdarah kena tinjuku dan mataku sudah lebam ditinju olehnya, ulu hatiku sudah berulang kali kena sikutnya demikian pula ulu hatinya sudah berulang kali pula kena hunjaman lututku, nafas kami berdua sudah tersengal-sengal namun masih juga bergumul bermandikan lumpur sampai terdengar suara orang berteriak-teriak yang teryata Dewi dan Ratih sudah berada didekat kami dan memanggil teman lain dan guru untuk melerai.

Akhirnya kami berdua diamankan ke kantor guru, dalam keadaan pakaian robek compang camping bermandikan lumpur dan darah, dalam keadaan penuh amarah yang membuncah. Namun anehnya pada saat itu kontolku ngaceng luar biasa pada saat itu hingga tampak jelas tercetak dicelana seragam sekolahku yang sudah basah kuyup berlumpur lengket ditubuh dan aku juga tahu pasti bahwa kontol Brata juga tak kalah tegang ngaceng berdiri tegak karena celana seragamnya yang juga basah kuyup berlumuran lumpur menggelembung mencetak bentuk kontol gede yang pernah mengentoti mulut dan pantatku dengan perkasa.

Pulang kerumah masing masing dikawal oleh beberapa teman agar aku dan Brata tidak mengulangi perkelahian tersebut dan... malam itu aku ngloco habis-habisan berulang kali memuncratkan pejuh lelaki muda perkasa penuh gelora dendam sambil membayangkan sedang memperkosa Brata dengan buas, liar dan tanpa rasa kasihan sedikitpun. Semenjak itu perang dingin terjadi antara aku, Yuda dengan Brata.

Amarah tetap tersimpan menggelegak bagaikan magma diperut bumi yang setiap saat siap untuk diledakkan bersama lahar pijar menyala yang sanggup merusakkan segala yang ada menghadang didepannya, begitulah keadaan kami berdua sampai akhir sekolah dan Brata pindah mengikuti orang tuanya entah kemana tanpa pamit sepatah katapun kepadaku, dan aku juga pindah ke ibukota provinsi untuk melanjutkan sekolah tanpa juga berusaha pamit padanya. Sebuah perpisahan yang sangat menyakitkan hati kami masing-masing dan membuat nyala dendam kesumat semakin berkobar api amarah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.