Jumat, 03 Februari 2012

Ampun Bang, Kontol Elo Gede Banget - Udin

Orangnya tinggi slim tetapi badannya padat dengan bentuk tubuh V-shaped yang sangat menggiurkan setiap lelaki sakit seperti diriku, rambutnya gondrong ikal hitam mengkilap mirip rambutnya Rangga dalam AADC, ada tindik perak di anak kuping kanannya dan tatoo kecil di daerah leher kirinya, dadanya bidang dengan otot dada menggelembung tercetak di kaos ketat yang selalu dipakainya, perutnya... aduuuh, ga tahan neh... tipis rata berbonggol-bonggol otot, pinggangnya ramping dan tungkai bawahnya panjang langsing mirip tungkai negro dan yang paling penting ya apalagi kalau bukan tonjolan kontolnya yang tercetak guede di celana jeans cut off low hang itu. Namanya sangat sederhana - Udin.

Udin terlihat yang paling cool dan paling misterius diantara ke empat pekerja tersebut. Tak banyak bicara namun dalam bekerja di lapangan tersebut kelihatannya dia paling diandalkan oleh Warsa, mandor mereka, tenaganya bagaikan kuda jantan ketika mengangkat berbagai peralatan ataupun menarik tumpukan puing besi yang ada disana, aku paling horny melihat dia bekerja apalagi di tengah hari yang terik, keringatnya membasahi sekujur tubuhnya, rambutnya yang gondrong lengket di lehernya yang mengkilap oleh keringat, dan otot pahanya yang meregang mengendor juga mengkilap oleh lumuran keringatnya itu membuat aku hampir tak tahan untuk segera menghamburkan diri ke selangkangannya ingin menjilati membersihkan lelehan keringat yang membasahi area tersebut, terutama kontolnya yang guede lengkap dengan piercing anting baja putih yang menghiasi frenulum kontolnya dan mengulum biji pelernya yang juga tak kalah menawan gede bagaikan dua granat tangan tergantung diselangkangannya itu... arrgghh.

Malam ini akhirnya aku berhasil juga mengajak Udin makan diluar setelah beberapa kali dia menolak ajakanku (mungkin krn dia faham betul ada udang dibalik batu atas ajakan tersebut he he he), ya... makan malam yang sederhana di warung pinggir jalan sate torpedo kambing lengkap dengan sopnya dan tentunya secara sengaja pula aku sodorkan minuman keras kelas bawah, cap tikus, yang sangat terkenal cepat memabokkan bagi yang menenggaknya. Dan kini wajah Udin sudah terlihat memerah dan bicaranya juga mulai menggelontor dari mulutnya setelah sekian lama berdiam diri sejak berangkat dari lokasi proyek sampai ke warung tersebut... yezz ! the moment that i wait for

"Din, kita ke kost aku dulu yah" kataku ketika selesai membayar makan malam kepada yang empunya warung

"Hmm.. mo ngapain ?" tanya Udin ketika beranjak meninggalkan warung tersebut

"Ada yang ketinggalan, aku mo ambil di kamar kost" aku membuat alasan saja

Akhirnya tibalah kami kekamar kost aku, Udin mengikuti saja bagaikan kerbau dicocok hidungnya, mungkin karena pengaruh alkohol cap tikus tersebut sudah membuat otaknya tak dapat lagi berfikir panjang selain mengikuti saja kemauanku, dan ini yang aku harap dari beberapa hari belakangan ini - Udin dan aku berduaan di dalam kamarku... hmm, yummy. Aku membiarkan dia rebahan di tempat tidurku, kedua kakinya masih menjuntai ke lantai, dari celah celana jeans cut-offnya aku menatap biji pelernya yang terselip disitu... ok man, sebentar lagi itu biji juga akan masuk dalam kuluman mulut jahanamku, aku membatin. Aku berpura-pura sibuk mencari sesuatu dan akhirnya aku ambil lap-top dan beberapa keping vcd bokep milikku, dan memasang menghidupkan lap-top tersebut.

"Mo liat-liat film dolo kaga Din ?" sambil menyetel film tersebut di lap-top yang aku letakkan di atas meja yang terletak persis disamping tempat tidurku dalam kamarku yang sempit ini.

"Film paan ? tanya Udin yang masih juga bermalas-malasan rebahan di tempat tidur

"Yee... nih elo liat aja dolo Din" film mulai tertayang di layar monitor dan Udin yang masih juga rebahan menolehkan kepalanya menatap ke monitor tersebut.

"Aku ke kamar mandi dolo ya Din" kataku sambil menanggalkan celanaku hingga telanjang bugil meninggalkan dia sendirian di kamarku

Sengaja aku agak berlama lama di kamar mandi sambil mengintip dari celah pintu bagaimana reaksi Udin ketika melihat film yang tengah beraksi di layar monitor lap-top aku... bingo ! aku melihat tonjolan kontol membesar menggembung di celana Udin yang tengah rebahan sambil sesekali mengusap kontolnya, sementara matanya seakan tak lekang menatap layar monitor tersebut. Suara desahan lenguhan teriakan terdengar sangat nyaring karena volume suara lap-top sengaja aku buat maksimal sehingga pasti mau tak mau akan menarik perhatiannya. Udin semakin bernafsu, tangannya yang sebelah mengusap-usap pentilnya dan yang sebelah lagi terkadang meremas mengenggam tonjolan kontolnya itu.

"Gimana Din ? asyik ga' filmnya" kataku ketika keluar dari kamar mandi dan menuju tempat tidurku untuk selanjutnya aku rebahan disampingnya.

"Hmm... ho-oh asyik juga tuh" kata Udin yang mukanya semakin memerah akibat pengaruh alkohol dan pengaruh rangsangan film bokep tersebut

"Kontol elo gede buanget Din !" kataku sambil mulai ikutan mengelus tonjolan kontolnya yang sudah tidak dapat diajak kompromi lagi

Tanganku mulai menggerayangi paha dan selangkang Udin, dia tak banyak protes, membuat aku semakin berani saja menambah besar robekan menyingkapkan celah celana jeans cut-offnya sehingga kontol dan biji pelernya keluar bebas. Lidahku mulai menjilati biji pelernya bergantian, Udin terngial mendesah, lidahku mulai menelusuri sambil mengkilik-kilik batang kontolnya yang item gede berurat itu, Udin menggeliat menggelinjang namun matanya masih menatap lekat ke layar monitor, setelah beberapa kali aku kembali mengulum biji pelernya dan mengkilik-kilik batang kontolnya kini petualangan lidahku sudah mencapai cincin anting baja di frenulumnya dan menjilati pinggir kepala kontolnya...

"Kapan elo tindik kontol elo ini Din ? tanyaku sambil menggenggam batang kontol Udin yang extra large dan menjilati kepala kontolnya dengan nikmat

"Hmm... dulu, waktu aku kerja di bar di Bali" jawab Udin dengan cuek dan dingin

Film pertama telah habis kini aku ganti dengan vcd bokep gay dan... Udin mulai menggerayangi bokongku ketika aku nungging tengah menggantikan disc. Jari tangannya sama seperti tangan teman pekerja lainnya, keras dengan jari berbonggol gede kapalan dan arrgghh... jarinya masuk kedalam lobang pantatku. Aku membiarkan saja dia mengeksplorasi lobang pantatku dengan jarinya dan kini dua jari masuk dan aww... tiga jari tangan Udin masuk dan mengobok obok liang sanggamaku membuat aku menggeliat menggeol-geolkan pantatku seirama dengan kobokan jari tangannya yang kekar berbonggol itu di dalam lobang pantatku. Film telah mulai berputar lagi, namun Udin sudah lebih banyak memperhatikan aku demikian juga aku segera membalikkan badan dan menindih tubuh Udin yang masih telentang rebahan di tempat tidur. Aku peluk tubuhnya yang kenyal padat berisi itu, aku ciumi setiap jengkal lekuk dan tonjolan otot tubuhnya, kedua puting susunya yang sudah melenting mengeras itu aku jilati dan sekali kali aku gigit dengan lembut, sementara Udin mulai berkeringat licin nafas tersengal sengal dan tangannya mengusap usap liar kulit tubuhku yang putih halus mulus ini.

Udin mendekap tubuhku dengan erat dan membalikkan tubuhnya hingga kini posisi aku dibawah dan Udin diatas, kedua kontol kami saling bergesekan, dia mencipokku dengan rakus, menggigiti leherku dengan ganas dan mencaplok tetekku dengan rakus, kini Udin berubah menjadi liar dan buas, tangannya yang kekar mencengkeram meremas tubuhku dan dengan sebelah tangan dia membuka anting baja di frenulum kontolnya. Tanpa membuka celana jeans cut-offnya dan tanpa memberikan banyak kesempatan kontolnya yang gede berurat berkilat basah oleh precum yang menjulang gagah perkasa keluar dari robekan celah celananya itu langsung mencoblos lobang anusku... cprroth ! arrgghhh

"Hmmpph... duh enak Din...arrgghh oh sakit, ...sshhh lagi Din, lebih dalam... ohh sshhh kontol elo gede banget Din.... hmmpphh.. entotin aku Din.... perkosa aku Din, entot ...."

aku mendesah merintih meracau ditengah hunjaman cipokan gigitan dan kuluman mulut Udin ketika kontol gede Udin merojok lobang peranakanku berulang kali dan berulang kali. Dia sangat piawai dalam memainkan rojokan batang kejantanannya yang keras kenyal kaya kontol kuda itu, sambil terkadang memutar mengeolkan pinggangnya dilanjutkan dengan hentakan hunjaman sedalam mungkin sampai kandas kepangkal kontolnya dan untuk kemudian mencabutnya dengan cepat dan menghunjamkan kembali kedalam anusku membuat aku terpekik menjerit sakit tapi enak banget tak terperikan oleh kata-kata ketika pejantan muda perkasa ini menyetubuhiku.

"Arrgghh... entotin aku, shhh... enak mas... aduh kontolmu gede banget.... arrgghh..."

Bergulingan ditempat tidurku dengan kontolnya tetap tertancap didalam lobang pantatku, aku berada diatas Udin mengendarai kontolnya yang mengaduk aduk isi liang anusku dan kembali bergulingan hingga dia berada diatas tubuhku...arrgghh.... Udin yang perkasa mengangkat menggendong tubuhku sementara tancapan kontolnya masih berada gagah perkasa merojok lobang pantatku. Dia menggendong aku sambil mengentotiku, tangannya menaik dan menurunkan bokongku membuat lobang pantatku semakin gede dihajar oleh kontol kuda miliknya. Ampun bang, kontolmu gede banget.

"Arrgghh... entotin aku, shhh... enak mas... aduh kontolmu gede banget.... arrgghh, entotin aku... bajingan ngentot... entot entooot !"

Kembali dia membanting tubuhku ditempat tidur bersamaan dengan tubuh kekarnya menindih aku dan kontolnya tetap tertanam dalam dilobang pantatku... nggeekk, nafasku serasa putus ketika dia menimpa tubuhku... ohh, Udin yang mabok lagi menggila mengentot habis-habisan. Lepas dari lobang pantatku langsung pula kontolnya merojok mulutku... oh, shit ! pahit terasa sisa kotoranku yang melekat pada batang kontolnya tapi dia tidak menghiraukan aku lagi, mulutku dientot habis-habisan oleh kontol kuda miliknya dan....

"Ahh shhh ahhh... a.. aku... mo ke... kluar..." Udin menggeram menggeletar mengejang bagaikan singa jantan muda yang tengah mengentotin betinanya

crrootthh crrootthh.... berulang kali semburan pejuh hangatnya membubus muncrat didalam mulutku langsung masuk kedalam kerongkonganku.... arrgghhh bastard ! ... ohh yezz... ohh shit ! membuat aku juga memuncratkan pejuhku yang sudah sedari tadi aku tahan tahankan hingga membasahi perutku bercampur dengan basahnya keringat kami berdua.

Sejenak dia terdiam terkulai ketika semburan pejuh terakhir dari kontolnya muncrat didalam pangkal kerongkonganku... untuk selanjutnya dia kembali rebahan ditempat tidurku, dengan nafas yang masih terengah-engah memburu diiringi dengan erangan orgasme yang luar biasa

"Enak banget bool elo, gila ! lebih enak dari memek lonte, gw bisa ketagihan neh" kata Udin disela sela engah nafasnya.

"Hmm... bajingan, elo boleh kapan saja kemari kalau elo lagi pengen ngentot..." jawabku sambil merebahkan kepalaku diatas dadanya yang bidang sambil menikmati aroma bau khas keringat lelaki jantan perkasa dan mengusap usap perutnya yang berotot jembutnya yang basah kuyup dan kontolnya yang masih saja gede setengah ngaceng walaupun baru saja muncrat abis-abisan didalam mulutku, sementara jari tangan Udin sudah kembali menancap mengobok-obok lobang anusku... dasar maniak seks!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.