Senin, 31 Oktober 2011

Kisah Seorang Gay Bayaran

Pagi itu, jam 6:00, hari Minggu, aku menikmati secangkir kopi susu sambil membaca koran pagi di teras rumah. Suasana yang tepat untuk bersantai. Lagi asyik-asyiknya aku menghisap rokok A Mild kesukaanku, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara dari halaman luar.
"Wan.. Wawan.. tolong Aku please..!" terdengar suara sedikit merintih dari luar.
Aku pun segera berdiri dari kursi malas yang kududuki. Tak berapa lama, muncul temanku, namanya Rizki.
"Wan.. tolong donk Wan.. Aku nggak kuat nih.. tolong Aku.." rintih Riski sambil tubuhnya sempoyongan.
Segera kudatangi dia sambil berlari, lalu kupapah dia masuk ke rumah.
"Kenapa kamu Riz..? Tubuh kamu kok penuh luka..?" tanyaku keheranan melihat tubuh Rizki yang penuh dengan memar dan jalannya sempoyongan.

Rizki adalah teman baikku. Aku mengenal dia sejak kuliah. Wajahnya manis, tubuhnya tidak seberapa tinggi, tapi cukup ideal. Kulitnya bersih tampak terawat sekali.
"Pa.. Papa.., sini donk Pa.. Wawan perlu bantuan nih..!" teriakku tidak sabar memanggil papa-ku.
"Ada apa Wan..?" tanya papaku.
Belum sempat aku menjawab, papa sudah berkata lagi, "Ya ampun.., Kamu kenapa Riz..? Tunggu ya, Om ambil mobil dulu."

Segera kami meluncur ke rumah sakit. Kasihan melihat tubuh Rizki. Tubuh yang biasanya tampak bersih, halus dan wajah yang cakep dan berseri, saat itu penuh dengan memar bekas tamparan dan pukulan.
Setelah Rizki mendapat pengobatan dan perawatan, "Ada apa Riz..? Ceritakan yang sebenarnya.. ayolah..! nggak perlu takut atau malu, kenapa..? siapa yang siksa Kamu..? katakan Riz..!" tanyaku bertubi-tubi dengan tidak sabar.
"Iya Riz..? Ada apa..? Kamu sudah Om anggap sebagai bagian keluarga kami, ceritakanlah..!" balas papaku dengan bijaksana.

Kilas balik

"Halo..! Dengan siapa nih..?" tanya Rizki saat HP-nya berbunyi.
"Emm.. ini Saya bicara dengan Rizki..?" tanya suara di seberang.
"Iya.. Saya sendiri, Mas siapa ya..? Boleh Saya tau..?" tanya Rizki penasaran dan sedikit menggoda.
"Nama saya Luke, begini Riz.., bisa Saya panggil Kamu dengan Riz..? To the point aja, Saya dengar Anda bisa dibooking untuk temani orang, atau tepatnya untuk puaskan orang dalam seks..?" katanya lagi.
"Bagaimana kalau Saya bayar Anda lima ratus ribu, deal..?" tanya orang itu tanpa basa-basi.
Eemm.., tajir (kaya) sekali orang ini, baru kali ini aku dibayar segitu. Biasanya paling tinggi Rp. 300.000,-.

"Bentar dulu.., Saya harus memuaskan siapa..? Apa Mas yang perlu dipuaskan..?" tanya Rizki.
"Tidak.., Kita akan main bertiga, bagaimana..?" jawab suara itu.
"Wah.., kalau harganya dinaikkan, Saya bisa," jawab Rizki sambil memanfaatkan orang itu.
"Baiklah, bagaimana kalau tujuh ratus lima puluh ribu rupiah..?" balas suara di HP itu.
"Oke.., deal.. anyway, Saya bicara dengan siapa ini..? dan kita bisa ketemu dimana..?" tanya Rizki.
"Kamu bisa panggil aku Luke dan teman saya namanya Bram, kalau begitu besok Rizki bisa ke Jl (maaf tidak bisa saya sebutkan) jam setengah tujuh malam dan saya merasa bahagia sekali, karena saya dengar servis anda sangat memuaskan." penjelasan suara di HP itu yang ternyata bernama Luke.

"Ting tong.. ting tong.." suara bel rumah saat dipencet Rizki.
Terdengar suara langkah kaki dari dalam rumah membukakan pintu. Wow.., seorang yang gagah, tampan dan begitu memikat.
"Rizki ya..?" tanya orang itu ramah saat membuka pintu.
"Iya, kenalkan.. nama saya Rizki." jawab Rizki sambil mengulurkan tangannya berkenalan.
"Saya Bram, temannya Luke dan Luke sudah pesen kepada saya." jawab orang itu balas menjabat tangan Rizki ramah dengan simpatik.
"Mari masuk, maaf.. beginilah suasananya, sepi dan sedikit semerawut." kata Bram sopan sambil mempersilahkan masuk.
"Terima kasih.." jawab Rizki sambil melangkah masuk rumah yang lumayan besar.

Rupanya rumahnya Bram merupakan rumah yang nyaman sebagai tempat istirahat, dan mata Rizki pun tetap memandang tubuh Bram yang begitu atletis dengan bulu-bulu halus di tangannya.
"Ada yang salah di tubuh Saya..?" tanya Bram merasa diperhatikan terus.
"Tidak, tubuh anda begitu bagus dan anda begitu menarik, pasti begitu menantang "barang" anda, apalagi pas anda naked..," jawab Rizki dengan secara blak-blakan.
"Rizki bisa aja.., biasa kok, tubuh Rizki juga bagus dan eemm.. pasti lebih bagus lagi jika Rizki juga naked," kata Bram membalas.
"Emm.., sambil tunggu Luke, Rizki mau minum apa..? mau Beer..?" tanya Bram.
"Boleh.. terima kasih." jawab Rizki.
Rizki dan Bram begitu asyiknya mengobrol yang kadang diselingi canda, tampak akrab sekali. Sampai tak terasa, waktu sudah menunjukan jam 19:30.
"Kemana ya si Luke..? kok lama amat sih Dia..?" ungkap Bram memotong pembicaraan.
"Emang Luke pergi kemana Bram..?" tanya Rizki.
"Tadi sih bilangnya mau ke Plasa, sebentar beli sesuatu. Ya.., mungkin macet kali.." jawab Bram.
"Oya.., Bram usianya berapa..? Dari tadi Rizki kok nggak tau, boleh kan..?"
"Tahun ini saya 29 tahun, kenapa..? tampak tua ya..?" jawab Bram sedikit menggoda.
"Tidak, justru Bram sangat pas, usia yang matang.. dan pasti sudah banyak pengalaman ya dalam main seks, bisa Rizki bayangkan permainan Bram.." pancing Rizki terus.
"Ah, biasa aja, bagaimana kalau sambil menunggu Luke, kita nonton film Gay, sambil bercerita tentang pengalaman seks masing-masing.." Bram coba menawari.
"Boleh..," jawab Rizki singkat.
"Padahal tanpa Luke pun, aku mau main dengan Bram saat ini." batin Rizki.

Sambil melihat film Gay dari VCD player, mereka bercerita tentang pengalaman mereka. Yang akhirnya membawa ke suasana hot.
"Rizki pernah dan suka dimasukin secara bergantian..?" tanya Rizki ketika ada adegan main berlima.
"Pernah sih.., tapi kurang suka." jawab Rizki sambil mulai menunjukkan sikap horny.
"Aku mulai horny nih.. adik kecil mulai menggeliat di dalam celana." kata Bram tiba-tiba sambil menunjukkan selangkangannya yang tampak terangkat karena sedang terangsang berat.
"Buka aja Bram.. biar adik kecil kamu bisa bergerak bebas. Apa perlu Rizki bukain..?" goda Rizki.
"Rasanya lebih pas jika Rizki yang buka..," jawab Bram sambil tersenyum manis.

Sebelum Rizki membuka celana Bram, Rizki sempatkan meraba kemaluan Bram dan ternyata Bram tidak mengenakan celana dalam, sehingga tampak kemaluan Bram begitu mendesak celana jeans yang dia kenakan.
"Kemaluan yang terasa keras di dalam sana, pasti besar." pikir Rizki.
Saat celana Bram dipelorotkan, segera kemaluan yang tegang dan begitu seksi menggantung bebas.Rizki tidak sia-siakan hal itu untuk segera memegang kemaluan Bram. Terasa hangat dan urat yang berdenyut menandakan kekarnya keperkasaannya.
"Lakukan aja Rizki..! Kita tidak perlu menunggu Luke, Aku sudah tidak sabar menikmati saat indah bersama Kamu Riz.., Aku ingin menikmati tubuhmu." kata Bram sedikit mendesah.

Tanpa diperintah lagi, Rizki segera meremas dan menggoyang-goyangkan kemaluan Bram yang dia pegang. Bram pun membiarkan apa yang dilakukan Rizki dan dia tampak sekali begitu menikmati rasa nikmat yang mulai mengalir di urat syarafnya. Lalu dikulumnya keperkasaan Bram dengan tangannya yang masih menggenggam dengan hangat.
Rizki memainkan lidahnya di lubang kemaluan Bram dan sesekali dijilatnya batang kejantanan yang begitu besar menantang. Sedang tangan Rizki mulai meraba-raba pantat Bram, jemarinya membelai buah kemaluannya, dan lidah Rizki sibuk juga di biji keperkasaan Bram dan di batang kejantanannya sampai nafasnya semakin lama semakin berat karena menahan nafsu dan nikmat. Bram mengangkat pantatnya sambil membuka kakinya lebar-lebar. Rizki dengan bebasnya menjilat dan menusuk-nusuk lubang pantat Bram dengan lidahnya.
Bram pun menggeliat dan merintih, "Akkhh.. Riz teruus.., teruus Riz..!"
Kini Rizki mebuka kaos ketat yang dikenakan Bram. Wow, tubuh yang indah dengan dada yang berbulu halus. Tanpa diperintah untuk kedua kalinya, segera Rizki menjilat puting Bram dan dimainkannya ujung puting Bram dengan lidah sambil sesekali dihisapnya puting itu keras-keras dengan sedikit kejutan di daerah ketiak Bram yang ternyata merupakan daerah sensitif Bram.
"Permainan Kamu bagus sekali Riz.., Aku begitu beruntung dan begitu menikmatinya.." kata Bram sambil mengangkat kepala Rizki dan langsung diciumnya bibir Rizki.

Saling hisap, saling kenyot dan terkadang terdengar jeritan halus saat terjadi gigitan di permainan lidah mereka. Bram sudah tidak sabar, segera dia buka baju yang dipakai Rizki.
"Sabar donk Bram.. jangan terlalu kasar..!" ungkap Rizki saat Bram membuka bajunya dengan kasar.
"Aku ingin segera melihat dan menikmati tubuh Kamu Rizki..," jawab Bram sambil tangannya melorotkan celana dalam Rizki.

"Mmm.. puting yang indah sekali dan beranting.." kata Bram sambil mulutnya langsung melahap puting Rizki yang berwarna merah kecoklatan dan ditindik.
Dimainkannya lidah Bram di ujung puting Rizki, dan terus menjalar ke perut dan akhirnya dibalikkannya tubuh Rizki. Kini tubuh Rizki tengkurap di sofa, di depan TV yang masih menampilkan film Gay. Antara film dan kenyataan disana menjadi satu, mewarnai ruang keluarga di rumah itu.
"Wow.. pantat yang bagus dan seksi.." begitu kata Bram sambil membelai pantat Rizki.
Diijilatnya pantat Rizki yang mulus.
"Ooohh.." desah Rizki, "Enak sekali Bram.., Auuwww.." jerit Rizki nikmat saat Bram menggigit pantatnya.

Rizki mulai tidak bisa mengontrol diri, tubuhnya mulai menggeliat, meliuk-liuk merasakan permainan lidah Bram yang mulai menembus lubang pantatnya.
"Aahh.., ya.., teruskan Bram.." sambil tangan Rizki menekan kepala Bram ke dalam pantatnya.
Dimasukkannya jari telunjuk Bram ke dalam lubang pantat Rizki.
"Ahh..," desah Rizki.
Tidak puas dengan satu jari, dimasukkannya dua jari ke dalam lubang pantat Rizki yang sudah dilumurinya dengan lotion yang sengaja diletakkan di dekat TV. Rizki semakin meregangkan pahanya dan sedikit mengangkat pantatnya. Posisi Rizki kini sedikit menungging.

Puas dengan memainkan jarinya ke dalam lubang pantat Rizki, kini Bram melumuri batang kemaluannya dengan lotion dan siap untuk menerpa lubang yang sudah begitu menantang.
"Aahh..," jerit Rizki halus saat Bram memasukkan batang kejantanannya yang kekar ke dalam lubang pantat Rizki.
Tangan Bram memegang pantat Rizki dan digoyangkannya pantat itu maju mundur.
"Yees.., eemm.., Cicilia kamu begitu hangat Riz dan aahh.., begitu nikmat."
Semakin lama semakin keras Bram menggoyang tubuh Rizki. Tangan Rizki pun tidak tinggal diam, tangannya mulai meremas dan meng-onani batang kemaluannya sendiri. Hampir 10 menit Bram menyodomi Rizki.

"Aaahh.. Aku mau keluar Riz.." desah Bram sambil mencabut batang kejantanannya dari lubang pantat Rizki dan tangannya langsung mengocok batangnya.
Dibalikkannya tubuh Rizki dan, "Aahh..," desah Bram saat dari lubang kejantanannya memuncratkan cairan sperma membasahi dada Rizki.
"Emm.., Aku nggak kuat lagi Bram.., Aku mau keluar juga.. lebih keras Bram kocokkannya.." desah Rizki saat kemaluannya mau memuncratkan sperma juga.
"Aahh.., eemm.. oo.. yess.." rintih Rizki.
"Aku puas Riz.., kamu begitu hebat, aku suka. Semoga kamu juga puas Riz..," kata Bram sambil tubuhnya memeluk Rizki dengan hangat dan mencium bibir Rizki.

"Mandi bareng Riz..!" Bram menawari.
"Ayo..!" jawab Rizki sambil tersenyum.
Mereka pun mandi di kamar mandi dekat ruang keluarga. Film Gay yang mereka putar pun berhenti minta segera diganti dengan side B.

Mata Rizki terbelalak dan dia kaget sekali saat keluar dari kamar mandi, dilihatnya 2 orang di depan TV sambil melihat film Gay side B.
"Hei.. sudah datang rupanya, gimana dapat nggak..?" sapa Bram kepada salah seorang di depan TV tersebut.
"Lumayan.. dan ini dapat," jawab seseorang itu sambil matanya menatap seseorang disebelahnya.
"Oya.., kenalkan.., ini Luke dan yang itu Eric." Bram mengenalkan mereka pada Rizki.

Rizki segera menjabat tangan Luke dan Eric.
"Oh.. ini Luke, senang berkenalan dengan Anda, dari mana Luke..?" tanya Rizki basa-basi.
"Dari Plasa, beli keperluan rumah." jawab Luke ramah.
"Orang-orang yang cakep dan ramah." batin Rizki.
Memang, Bram, Luke dan Eric adalah orang-orang yang mempunyai fisik hampir sempurna. Malam itu Rizki merasa berada di tengah-tengah orang yang begitu menggiurkan.
"Nonton bareng sini, Aku tadi barusan pinjam film ke Rudy, katanya bagus, adengannya penuh dengan orgy." kata Luke sambil mengganti film tadi dengan film yang baru dia pinjam dari Rudy.

Rizki duduk di sofa di antara Luke dan Bram.
"Bagus nggak Riz..?" komentar Luke kepada Rizki sambil tangannya mulai nakal meraba selangkangan Rizki.
Karena Rizki dibayar untuk itu, Rizki pun diam saja. Apalagi yang meraba adalah orang-orang dengan wajah yang begitu tampan, dengan body yang atletis dan ramah. Rizki membiarkan jemari Luke yang mulai membuka resleting celana yang dia pakai. Dan Luke melanjutkan dengan meremas kemaluan Rizki yang masih tersimpan di dalam celana dalamnya. Tidak sabar dengan tindakan itu dan saking bernafsunya, segera dibalikkannya tubuh Rizki menghadap tubuh Luke. Dan langsung dikulumnya bibir Rizki yang memang sangat seksi dan menantang. Rizki pun dengan pengalamannya segera meladeni permainan yang Luke minta. Saling gigit dan hisap. Pertarungan lidah mewarnai gumulan bibir saat itu. Sedangkan Bram dan Eric asyik menonton film.

Dengan nafsunya, Luke membuka semua pakaian yang dikenakan Rizki. Kini Rizki telanjang bulat di depan para lelaki cakep. Dihisapnya puting Rizki yang beranting dan sesekali digigitnya, hal ini membuat Rizki menggeliat. Luke dengan senangnya memainkan tangannya ke dalam lubang pantat Rizki yang sudah dilumuri lotion oleh Bram. Sedang Eric masih asyik melihat film di VCD player. Setelah lama di puting Rizki, lidah Luke bergerak ke bawah, menjilat kemaluan Rizki.
"Emm.., nikmat..," desah Luke sambil lidahnya tetap memainkan lubang kemaluan Rizki.
Bram yang tadi hanya membantu melumuri lubang pantat Rizki dengan lotion, kini dia pun mulai terangsang dan membuka celananya. Dihadapkannya batang kejantanannya yang sudah keluar dari celananya di depan mulut Rizki. Rizki pun dengan nafsunya segera mengulum kejantanan Bram. Bram memegang kepala Rizki dan menggoyang-goyangkan kepala itu, sehingga kejantanan Bram keluar masuk mulut Rizki.
"Ahh.., nikmat sekali." desah Bram.

Rizki semakin tidak sadar, kakinya Rizki dibuka Luke lebar-lebar, dan dioleskannya lotion sekali lagi ke dalam lubang pantat Rizki.
Dan, "Bleess.." kejantanan Luke yang besarnya hampir sama dengan kejantanan Bram menerobos masuk ke dalam lubang pantat Rizki.
Luke segera menggoyangkan pinggulnya maju mundur di lubang pantat Rizki, semakin lama semakin keras. Sambil kbatang keperkasaan Bram masih dikulum Rizki, kini Bram berposisi menghadap Luke. Mereka pun berciuman dengan liarnya. Kurang lebih 10 menit Luke menempra Rizki.

"Gantian Bram..!" kata Luke saat kejantanannya sudah mau mengeluarkan sperma.
"Aahh.., aku keluar." desah Luke sambil mengeluarkan spermanya di dada Rizki.
Dengan gerak cepat, Bram gantian menempra lubang Rizki yang masih hangat.
"Yes.., tapi rasanya sedikit longgar." komentar Bram yang disambut tawa oleh Luke dan Eric.
Sedang Rizki hanya mampu menahan rasa sakit yang mulai terasa di lubang dia. Rizki hanya diam dan terkadang merintih.

Luke, Bram dan Eric mulai tertawa-tertawa, kini tidak ada rasa halus dan wajah mereka pun tampak liar yang siap memangsa Rizki. Luke yang baru orgasme ternyata tidak tinggal diam, dia kulum kemaluan Rizki dan dikocoknya dengan tangannya. Sedang Bram masih asyik menyodomi Rizki. Rizki pun tidak bisa menahan rasa sakit dan nikmat yang bercampur.
Akhirnya tubuh Rizki mengejang dan, "Cccrruutt..," kemaluan Rizki memuncratkan sperma di mulut dan wajah Luke.

"Emm.., enak juga sperma anak ini." kata Eric yang dari tadi diam.
Ternyata Eric dan Luke asyik ciuman dan Eric dengan rakusnya menjilati sperma yang membasahi wajah Luke. Kini posisi Bram di bawah dan Rizki di atas dengan kejantanan Bram yang masih masuk ke dalam lubang Rizki. Tiba-tiba Rizki menjerit keras, saat dia merasa ada batang kejantanan lain yang masuk lubang dia bersama dengan batang kejantanan Bram. Rizki pun meronta, tapi segera Luke memegangi tubuh Rizki yang meronta, namun Rizki tetap meronta.
Akhirnya, "Plakk.., buugh..," tamparan dan pukulan mendarat di tubuh Rizki.
"Diam..!" hardik Luke yang ternyata lebih kasar dari wajahnya.
"Aahh.., aduuhh..," Rizki akhirnya hanya merintih.

Ternyata dari arah belakang, Eric dengan nafsunya ikut menyodomi Rizki. Lubang pantat Rizki kini dimasuki dua batang kejantanan.
"Kan tidak ada perjanjian seperti ini, Luke..?" tanya Rizki memohon sambil merintih.
Tapi pertanyaan itu tidak digubris oleh Luke dan kawan-kawan. Mereka semakin asyik menikmati tubuh Rizki yang mulai kesakitan.
"Tolong Ric.., cabut kontol Kamu dari lubang pantatku, please.., Aku tidak kuat. Sakit Ric..," rintih Rizki.
Tidak dengan segera Eric mencabut kejantanannya yang sudah masuk dalam lubang pantat Rizki. Selang beberapa menit kemudian, baru Eric mencabut batangnya.

"Bram.., Kamu di atas Bram..," kata Eric meminta posisi Bram di atas.
Kini posisi Bram di atas sedikit menungging menyodomi Rizki.
"Aku ingin merasakan lubang Kamu Bram," kata Eric.
Eric pun mengoleskan lotion ke lubang pantat Bram dan, "Blleess..," kejantanan Eric menerobos lubang Bram.
"Ahh.., yes..," desah Bram.
Eric mulai menggoyang pinggulnya memainkan senjatanya menyodomi lubang Bram. Melihat itu, Luke tidak tinggal diam, dia pun kini mulai memberi kenikmatan kapada Bram, dirabanya putingnya Bram yang mengeras dan digeser-geserkan jemarinya di ujung puting Bram.

"Kamu minum jamu apa Bram, kok lama banget..?" seloroh Luke melihat Bram setelah hampir 20 menit menyodomi Rizki. Bram pun hanya tersenyum.
"Gantian Bram..!" pinta Eric kepada Bram.
Akhirnya, Bram pun mencabut senjatanya dari lubang Rizki. Kini kejantanan Eric masuk ke dalam lubang Rizki. Bahkan Eric dengan kasarnya menggoyang pantat Rizki dengan keras. Yang membuat Rizki menjerit sakit.
"Diam Kamu..! Jika nggak mau diam, Kamu akan rasakan lagi..!" bentak Luke kepada Rizki yang menjerit sehingga membuat Rizki hanya merintih dan menangis.
Rizki merasakan sakit sekali dan rasa panas di lubang pantat dia.

"Aku mau keluar.., aahh.., eemm.., yess..," desah Eric sambil mencabut batang kejantanannya dari lubang pantat Rizki dan memaksa Rizki untuk mengulum senjatanya yang sudah mau memuncratkan sperma.
Rizki tidak mau, dia mau berontak, tapi tangan Luke dengan kerasnya memaksa Rizki untuk membuka mulut dan mengulum batangnya Eric yang baru saja masuk lubang pantatnya.
Rasa sakit, jijik dan lainnya bercampur jadi satu.
Akhirnya, "Ahh.., yeess.., eemm..," desah Eric panjang.
Sperma Eric pun membanjiri mulut Rizki.

Baru 3 menit lubang pantat Rizki istirahat tidak disodomi, tiba-tiba Luke mengambil dan memainkan penis karet ke dalam lubang pantat Rizki dan menggoyangnya dengan keras dan mulutnya pun asyik mengulum batang kemaluan Rizki yang sudah sulit untuk tegang, sedang mulut Rizki mengulum batang kejantanan Luke yang mulai tegang. Mereka berposisi 69. Sedangkan Bram dengan asyiknya menyodomi Luke. Rizki tidak bisa berkutik. Pernah Rizki coba gigit bantang kejantanannya Luke, tapi yang dia dapat, Luke menghajarnya habis-habisan. Tahu kalau kemaluan Rizki susah untuk berdiri, segera Eric mengambil obat viagra dan diminumkannya ke Rizki. Yang akhirnya tidak lama kemudian, kemaluan Rizki pun mulai tegang.

Setelah berdiri tegang, Eric dengan nafsunya memasukkan kemaluan Rizki ke dalam lubang pantatnya yang sudah dilumuri lotion.
"Ehm.., enak juga kemaluan Rizki masuk ke dalam anusku." kata Eric sambil menggoyangkan pantatnya naik-turun.
Sedangkan Rizki sudah tidak bertenaga lagi. Eric dengan liarnya menggoyangkan pinggulnya yang membuat Rizki menjerit kesakitan.
Lalu, "Plak.." sebuah tamparan jatuh di wajah Rizki.

Malam itu Rizki jadi bulan-bulanan Luke, Bram, dan Eric secara bergantian. Merasa capek, mereka tidak istirahat, tapi memasukkan penis karet ke dalam lubang Rizki yang berdarah. Sedangkan tangan mereka secara bergantian mengocok kemaluan Rizki. Semakin Rizki merintih kesakitan, semakin liar mereka bertindak memperkosa Rizki. Rizki tidak ingat berapa kali Rizki disodomi mereka, karena Rizki sempat pingsan. Yang dia tahu, lubang pantatnya berdarah karena hal itu.Dan baru pagi harinya, sekitar jam 4:30, Luke membayar Rizki Rp. 750.000,-.
"Nih.., harga Kamu, Kamu hebat, tapi sayang..," kata Luke sambil menyerahkan uang.
"Cepat pulang..! Dan Kamu tidak ada bukti seumpama Kamu lapor polisi tentang kejadian ini." ancam Luke sambil tersenyum sinis.
Dengan wajah meringis menahan sakit karena wajah dan tubuhnya penuh dengan memar, Rizki menerima uang itu.

Dengan tertatih-tatih karena merasa sangat sakit di anusnya, Rizki meninggalkan rumah keparat itu. Tujuan dia hanya satu, dia ingin ke rumahku karena Rizki di kota ini hanya kost. Dan dia selalu curhat setiap kali dia ada masalah.

Rizki, Rizki.. mimpi apa kamu semalam, uang yang kamu dapatkan semalam, habis untuk biaya berobat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.