Sabtu, 11 Agustus 2012

Kebahagiaan Yang Tercapai 2

Hubunganku dengan Pak Suhan kini layaknya seperti sepasang kekasih. Kami sering meluangkan waktu bersama, jalan, makan malam bahkan bercinta. Namun kami sangat berhati-hati dalam menjaga rahasia. Semua temanku hanya menanggap kami sangat akrab dan agaikan ayah dan anak aja. Begitu pula dengan keluarganya, terutama istrinya tidak pernah menaruh curiga sedikit pun. Bahkan dia sepertinya senang kami berteman dan sangat mempercayai aku untuk menjaga suaminya.

Suatu hari, aku mendapat voucher untuk menginap di salah satu hotel berbintang di kota kami selama 2 malam. Tentunya aku sangat ingin membagi kesenangan ini dengan Pak Suhan, apalagi dia tidak pernah bermalam di sebuah hotel yang cukup berbintang. Maka, aku pun menghubunginya sewaktu di rumah. wah, dia sangat antusias sekali untuk ikut, dan kami berencana untuk mulai booking kamar pada hari Jumat malam hingga hari Minggu (saat week-end). Dia sudah mendapat ijin dari istrinya karena toh hotelnya juga di kota yang sama, dan istri beserta semua anak-anaknya juga berencana untuk menginap di rumah salah satu kakaknya.

Maka, pada hari Jumat malam setelah kami makan malam bersama, aku dan Pak Suhan pun masuk ke kamar hotel tersebut. Kamar itu hanya memiliki satu tempat tidur yang cukup besar. Setelah berganti pakaian tidur, aku pun merebahkan tubuhku di sana. Aku melirik Pak Suhan, dan dia pun bersiap-siap untuk salin pakaian. Aku bangkit dan menghampirinya.

"Sini pak, biar aku bantu" Aku pun mulai membuka satu persatu pakaiannya. Sambil membuka bajunya tak tahan aku pun juga membelai tubuhnya. Lehernya yang kokoh, terus turun ke dadanya yang bidang berotot. Ooh... Pak Suhan sangat menikmati belaianku. Dia memejamkan matanya. Aku pun mulai membuka kaus dalamnya dan dia kini bertelanjang dada. Pak Suhan lalu menarik tubuhku ke pelukannya. Aku pun merapatkan tubuhku ke tubuhnya yang hangat seraya membelai punggungnya yang kokoh. Dia pun memeluk erat tubuhku, membelai punggung dan pantatku.

Kami bertatapan. Matanya sangat teduh memandangku. Aku membelai wajahnya yang kebapakan, terus ke kumis dan janggutnya yang seksi dan gagah.
"Pak Han, Bapak ganteng deh, gagah dan jantan..", bisikku, dan dia pun tersenyum akan pujianku itu. Aku mendekatkan bibirku ke keningnya, dan kukecup lembut. Dia pun melakukkan hal yang sama ke wajahku. Selama beberapa saat kami saling mengecup penuh kelembutan.

Pak Suhan menyelipkan kedua lengannya ke balik baju di punggungku. Dia sangat suka dengan kehalusan kulit pungungku. Dan dia mulai membelai-belai mesra seraya bibirnya menjelajahi mukaku. Ooh, aku merasakan desahan nafasnya menandakan dia sangat terangsang. Aku pun merintih-rintih kecil seraya melancarkan ciuman dan jilatan di muka dan lehernya. Tak luput telinganya yang kiri dan yang kanan basah karena jilatanku. Aku menggesekan

tubuhku ke tubuhnya. Tak lama, Pak Suhan membuka bajuku sehingga aku telanjang dada. Ooh, kini aku dipeluk tanpa sehelai benang, kulit kami saling bergesekan dan sangat nikmat, apalagi dada Pak Suhan ditumbuhi rambut-rambut tipis yang membuat kulit tubuhku seperti kesetrum karena nikmat gelitiknya.

Pak Suhan membimbingku ke arah tempat tidur. Kami pun bergulingan di sana, bibir kami bertautan, saling mengulum, menjilat. Bunyi kecupan dan desahan mulai bersahutan. Ooh, aku sayang padanya. Aku mencurahkan seluruh birahiku kepadanya dan dia pun juga melakukannya. Seluruh tubuh, pundak dan dada Pak Suhan aku cumubu, jilat dan gigit-gigit kecil. Erangan jantan Pak Suhan menandakan bahwa dia sangat menikmati pelayananku. Dia pun melakukan yang sama. Kedua putingku dihisapnya dengan mesra dan gemas. Aku merintih nikmat karena hisapannya. Tubuhku menggelinjang dan kedua tanganku menggosok-gosok

punggungnya. kami pun bergulingan lagi di tempat tidur itu. Sewaktu aku menindih tubuhnya, aku kembali melancarkan cumbuanku ke kedua putingnya yang coklat mengeras itu. Aku jilati dan hisap, aku benamkan wajahku ke rambut-rambut hangat di sana. Rambutnya sudah mulai memutih dan ini semakin membuatku terangsang.

Sementara aku menindih dan meresapi kehangatan rambut dadanya, Pak Suhan membelai-belai kulit punggungku.
"Dit, kulit kamu halus sekali...Bapak suka", Pak Suhan berbisik sambil mengecup telingaku. Mendengar itu aku bahagia sekali, aku pun mengecup dagu dan janggutnya, lalu bibirnya, kemudian aku menatapnya penuh sayang sambil kembali membelai wajahnya. Lalu aku memegang lengan kanan Pak Suhan, aku belai-belai rambut-rambut yang ada di situ, lalu aku menciuminya dengan penuh nafsu, karena aku memang sangat bernafsu dengan semua rambut-rambut yang tumbuh di seluruh tubuh Pak Suhan. Cumbuanku pun naik ke lengan atas dan bisepnya yang cukup kekar. Kini seluruh tangan Pak Han basah karena ciuman dan jilatan lidahku. Pak Suhan sangat menyukainya dan dia pun menyerahkan tangan kirinya untuk kuperlakukan sama. Oh, nikmatnya lengan jantan Pak Suhan...tak henti-hentinya aku menghisap dan menjilatinya, atas dan bawah. Lalu aku mengangkat kedua lengannya ke atas sehingga kedua rambut ketiaknya terlihat.

Hmmm...aku pun mendekati ketiak itu dan kubenamkan wajahku di sana. Aroma jantan bercampur deodorant kembali merasuki indra penciumanku, membuatku semakin bernafsu. Ooh, aku pun meciumi dan menijilati setiap titik ketiaknya, kiri dan kanan. Erangan Pak Suhan kembali terdengar. Kini tubuhnya mulai bergerak-gerak karena rasa nikmat yang aku ciptakan untuknya. Ya, rasa nikmat yang aku persembahkan hanya untuknya yang paling aku sayang.

Setelah puas, aku pun beralih ke perutnya. Walau perutnya agak gemuk, namun sangat sexy. Kulitnya agak putih dan juga ditumbuhi rambut-rambut di sekitar pusarnya, terus turun ke bawah. Suara-suara cumbuan dan ciuman kembali terdengar di daerah perut Pak Suhan. Desahan nafas Pak Suhan semakin berat, ditambahi dengan erangan-erangan kecil...dia sungguh menikmati pelayananku. Sembari aku menjilati pusarnya, aku pun mulai membuka ikat pinggang dan kancing celana panjangnya. Lalu aku turunkan rislutingnya dan aku pelorotkan celana panjangnya. Kini dia hanya ditutupi oleh celana dalam putihnya yang ketat.

Oh, Pak Suhan sungguh sexy dan jantan dengan posisi ini. Kulihat penisnya yang masih terlindung di celana dalamnya itu sudah mengeras sempurna. Terlihat ada cairan membasahi bagian depan celana dalamnya. Aku pun mendekati bagian yang basah itu dan aku mencium aroma air mani yang khas. Rupanya Pak Suhan sudah sangat terangsang sehingga telah meneteskan precumnya. Yeah, aku pun mulai menjilati tonjolan celana dalam itu, meresapi kerasnya penisnya. Sembari itu, aku membelai-belai kedua pahanya yang kekar dan berbulu. Ooh, pinggul Pak Suhan bergerak naik turun, ke kiri dan ke kanan mengikuti irama rangsangan dan cumbuanku, disertai dengan desahannya yang semakin mengeras.
"Ooooh...aaagh, ssh...yaaagh.." Wajah Pak Suhan merah padam karena birahinya, dadanya naik turun, nafasnya semakin berat. Peluh mulai muncul di keningnya.

Aku pun turun menjilati paha bagian dalam dan betisnya. Kuperlakukan hal yang sama seperti aku mencumbui lengannya, kiri dan kanan hingga basah selama beberapa saat. Kemudian kembali aku menciumi tonjolan penisnya. Lalu aku pun mulai membuka celana dalamnya sehingga Pak Suhan kini benar-benar telanjang bulat, berbaring terlentang di hadapanku. Penisnya yang telah berdiri sempurna itu sungguh membuatku sangat bernafsu. Walaupun ukurannya normal saja, namun terlihat kokoh dengan adanya urat-urat yang muncul di sekeliling batangnya. Rambut kelaminnya sungguh lebat mengelilingi pangkal batang penisnya itu. Kedua zakarnya yang mengetat pun tidak kalah sexy-nya. Kepala penisnya yang seperti cendawan berwarna merah keunguan, dari ujungnya mengeluarkan cairan basah dan bening, jatuh di bawah pusarnya seperti untaian benang kristal. Hmmm...aku pun menghirup aroma cairan kejantannya itu.

Lalu dengan penuh nafsu aku pun melahap kepala penisnya, lalu langsung aku sedot-sedot tanpa ampun. Aku resapi rasa cairan kejantanannya itu. Rasanya sungguh nikmat, manis campur sedikit asin, agak lengket. Lalu aku hisap dan jilat naik turun dengan irama cepat, membuat pinggul Pak Suhan semakin bergerak-gerak dan geraman nikmat Pak Suhan semakin keras. Aku lihat Pak Suhan memejamkan matanya, kepalanya bergerak-gerak ke kiri dan kanan, wajahnya yang basah keringatan itu semakin merah padam. Oh, aku telah berhasil membawanya ke kenikmatan yang tiada taranya. Lalu aku melanjutkan kegiatan oralku dan kedua tanganku pun meraba dan meremas dadanya yang kekar berotot sambil memijit-mijit kecil kedua putingnya. Cukup lama juga aku menyedot penisnya namun dia belum juga ejakulasi. Yah, dia memang cukup berpengalaman menahan orgasmenya, dan dia sungguh perkasa.

Setelah beberapa lama aku nikmati penisnya, aku pun kembali bergerak ke atas, menindih tubuhnya. Lalu aku pun membuka celanaku semuanya sehingga juga telanjang bulat. Lalu aku menindih penisnya dengan pantatku, sementara penisku berdiri dengan gagahnya. Pak Suhan membuka matanya dan memandangku sementara aku menggerak-gerakan pinggulku, sambil menindih penisnya. Sambil begitu, kedua tangan Pak Suhan pun mulai meraba dadaku, meremas-remas kedua putingku dan membelai-belai seluruh kulit dadaku dan turun ke perutku. Kemudian tangan kirinya mulai memeras dan memijat pantatku sementara tangan kanannya mengocok-ngocok penisku yang kini juga mengeluarkan precum kenikmatan.

Selama beberapa saat kami bergerak-gerak seperti itu saling merangsang, sambil berdesis-desis. Aku memejamkan mataku menikmati setiap kocokan Pak Suhan. Lalu tiba-tiba Pak Suhan menarik tubuhku hingga jatuh ke dadanya, memeluk tubuhku, dan menggulingkan kedua tubuh kami hingga dia berada di atas. AAh..rupanya dia mulai ambil peran dan agresif secara jantan. Dia kembali meciumi bibirku penuh nafsu, dan menjilati seluruh wajahku. Terlihat sekali dia melakukan itu semua dengan penuh nafsu birahi. Namun memang jilatan dan hisapannya sungguh membuatku menggelinjang kenikmatan. Aku merintih-rintih kecil seraya Pak Suhan mencumbui setiap titik dada dan putingku, lalu turun ke perut dan pusarku yang mulus dan putih ini. Selama beberapa saat dia mencumbuiku disana, dengan penuh nafsu tapi sungguh memberikan rasa nikmat menggetarkan seluruh syarafku. Janggut dan kumisnya pun memberi sensasi yang luar biasa.
"Oooh..Paak...sshh..uuuh" Tak kuasa aku merintih dan menggelinjang, pinggulku kuangkat, mengekspresikan rasa nikmat yang kurasa.

Lalu Pak Suhan pun mulai menghisap penisku yang sudah meneteskan cairan bening. Yeeah, hisapannya sungguh lembut sekaligus bernafsu memberi sensasi kenikmatan hingga ke ubun-ubun kepalaku. Gelinjangan tubuhku semakin kuat hingga keringatku pun mulai mengucur di sekujur tubuh. Ooh, aku seperti di awang-awang. Kuresapi setiap sedotan dan hisapan dari Pak Suhan. Sungguh kenikmatan ini tak kuasa kubendung lagi. Cukup lama aku menahan gelombang-gelombang di setiap syarafku hingga akhirnya aku tidak tahan lagi. Melihat gelagat itu, Pak Suhan pun memelukku, sambil mencium bibirku dia mengocok penisku dengan lembut, makin lama makin keras. Oooh....aku tak kuasa menahannya lagi, aku memeluk punggung Pak Suhan, aku benamkan wajahku di pundaknya, eranganku semakin liar hingga akhirnya tubuhku pun mengejang dengan kuat, menggelinjang sambil merintih-rintih...

"Aaarghh..paaak... yeeaargh..sshhh..uuoooh..!!!" Kocokan Pak Suhan di penisku mengikuti semakin liar hingga akhirnya aku pun memuntahkan spermaku, bergelombang muncrat ke udara dan mendarat di dada dan perutku..croot..creett..yyeah..nikmat sekali hingga ke ubun-ubun...Pak Suhan memang pandai mengocok penisku karena dia sudah mengetahui titik-titik kenikmatanku. Tubuhku terus bergetar dan meronta-ronta namun ditahan dengan tindihan Pak Suhan hingga akhirnya tubuhku melemas kembali.

Sekarang aku terlentang lemas, dengan nafas menderu-deru, dada dan perutku basah dan lengket karena keringat dan sperma yang pekat. Perlahan Pak Suhan melepas pelukannya, memandang wajahku sambil tersenyum melihat kepuasan yang tergambar di wajahku. Lalu dia menyeka keringat yang ada di keningku, dan wajahnya turun ke dadaku. Disana dia menjilati keringatku terus turun ke bawah hingga semua spermaku yang tercecer di tubuhku habis dijilatinya. Hhmm...Pak Suhan memang istimewa, dia sangat menyayangiku dan selalu berusaha memuaskanku...Ooh..aku pun ingin melakukan hal yang sama, malam masih panjang dan dia pun belon mencapai puncaknya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.