Minggu, 12 Agustus 2012

Cerita 1001 Malam

Memang sudah lama ada rencana Umrah lagi, tapi baru kesampaian tahun lalu. Udara sangat menyenangkan karena sudah lewat Fall, mulai dingin. Saya menginap di Hotel Mawaddah tidak jauh dari Hilton Mecca. Persis disebelah hotel saya menginap terdapat sebuah Wartel yang selalu penuh sesak. Kadang saya perlu menelpon tapi harus menunggu terlalu lama, jadi penjaga Wartel yang namanya Ahmad sering mengajak saya ngobrol supaya saya tidak kecewa. Suatu malam sepulang Taraweh saya lewat Wartel tersebut dan saya melihat Ahmad sedang bicara dengan seorang anak muda Arab yang kulitnya putih bersih, berkumis tipis dan bermata indah, jenis Arab ganteng bukan macam Arab Tanah Abang yang sering kita lihat. Apa boleh buat meskipun berdarah biru darah perek saya lebih kenceng, jadi tergodalah nafsu untuk berkenalan dengan Arab muda itu, eh siapa tahu di bulan penuh berkah ini ada sesuatu yang penuh kejutan.

Saya masuk dan seperti biasa Wartel penuh manusia, pria-prianya ada yang ganteng ada yang jelek ada yang peyot ada yang gagah. Tapi apa boleh buat hati sudah tertambat kepada Arab muda tadi.
Eh si Ahmad ternyata menegur lebih dahulu "sorry sorry penuh sekali, mau tunggu ?"
saya pura-pura cemberut dan menjawab "tidak apa khan kamu jadi banyak rejeki" Ahmad tertawa dan dia menunjuk pemuda Arab ganteng yang di dekatnya
"ini dia yang banyak rejeki, dia yang punya wartel, saya hanya pekerja"
"oooh muda begini sudah sukses ya ? umur berapa ? eh maaf kita kenalan dulu, nama saya Gub, siapa namamu ?" kata saya sambil mengulurkan tangan.
"Nama saya Faisal" jawab Arab ganteng itu pendek, ia mengulurkan tangannya sambil tersenyum, giginya bagus seperti iklan pasta gigi.
" Kamu dari Indonesia ? saya punya saudara di Surabaya" sambung si Faisal pangeran ganteng ini.

Kami lantas ngobrol ngalor ngidul sementara pikiran saya pusing bagaimana cara menciduk mahluk tampan yang membuat saya tidak berkedip ini. Akhirnya saya mengajak dia ngobrol di tempat saya
"wah rame begini ngobrol saya kurang dengar, kamu mau ngopi di coffee shop sebelah ?" saya menawarkan.
Faisal menjawab " jam segini belum bisa, nanti saya pasti datang, kamu nginap di sebelah khan ? kamar no berapa ? biar nanti saya telp dari bawah"
Mendengar hal itu saya menjadi lemas, maklum hati sudah bertaut tapi takut ditipu, tapi sungguh saya percaya Ramadhan bulan yang penuh berkah.
"saya di kamar 1017, jangan sampai bikin saya kecewa ya, sampai jumpa" kata saya terus terang dan ngeloyor pergi.

Perasaan saya sungguh kacau balau, tidak berhasil mengajaknya. Sebagai pelampiasan saya jalan keliling-keliling melihat toko-toko. Di sebuah toko perhiasan saya melihat melalui etalage aneka perhiasan dan saya tertarik membeli sebuah cincin. Penjualnya duduk di balik etalage sambil membaca sesuatu. Saya mengetuk-ngetuk meja kaca supaya ia berdiri, ternyata penjual ini ganteng seperti Imran Abbas.
Saya melotot diam saja melihat wajahnya, sehingga ia membentak "mau apa ? lihat apa ?"
tanpa basa basi saya menjawab "bukan main wajah kamu ganteng sekali, kamu dari mana ?"
Ia hanya menjawab "Lebanon, mau cari apa ?"
saya buru-buru menjawab "mau cincin yang ini" lantas ia mengeluarkan cincin itu dan menarik tangan saya dengan kasar, memasukkan cincin di jari manis saya.
"terlalu besar" ia mengeluh, matanya mencari-cari yang kiranya pas di jari saya. Ia memilih sesuatu yang terlalu bagus dan pasti lebih mahal
"ini dicoba pasti pas" Betul saja cincin emerald itu memang pas betul di jari saya.
"berapa yang ini ?" tanya saya
"1200 Real bisa discount" katanya sambil mengumbar sebuah senyum yang menakjubkan.
"waaaah, uang saya hanya segini" kata saya sambil meremas pergelangan tangannya, bulu-bulu tangannya lebat dan tampak kontras dengan kulitnya yang putih.
"kita bicara saja di dalam, saya kasih lihat koleksi lain barangkali kamu juga suka". Saya masuk ke dalam area penjualan dan ia menggenggam tangan saya lantas mendorongnya ke arah selangkangan.
"saya kasih discount ! tapi kamu harus mengerti mau saya" katanya mendesak. Saya pura-pura kaget sambil meremas lembut selangkangannya yang menonjol.
"saya takut" jawab saya sambil menunduk.
"please please hanya kocok dan kamu saya kasih discount 100 Real" jawabnya.
Saya katakan lagi "saya hanya bawa uang 800 Real"
"sudah sisanya bisa besok, yang penting sekarang kamu mau" katanya mendesak lagi. Lebanon itu lantas menyuruh saya menunduk di bawah meja, ia berdiri ke pintu pura-pura melihat orang lewat, setelah itu ia menutup pintu toko dan mematikan lampu. Tanpa banyak cingcong ia menyingkapkan baju Gamishnya dan langsung mengeluarkan kontolnya yang puanjaaaang bukan kepalang. Seperti kucing mendapat ikan kontol itu langsung saya cium, lebih dari sekedar dikocok tapi kontol itu saya jilat-jilat sampai puas. Si Lebanon memukul-mukul punggung saya tidak sabar supaya saya memasukkan kontol sepanjang lebih dari 20 cm itu ke dalam mulut. Saking panjangnya kontol itu hanya muat sepertiga dalam mulutku. Ia mendesis-desis keenakan dan menyelonjorkan badannya di lantai.

Dalam situasi seperti ini kapan lagi saya bisa menikmati kontol istimewa panjang, langsung saya mengangkat Gamish yang kupakai melepas celana dan duduk di atas kontol keras itu.......bleeeeeees bleeees dan bleeeees akhirnya dengan susah payah kontol itu terbenam sudah dalam lubang kenikmatan. Sungguh mati sakitnya minta ampun, tapi itulah kata pepatah 'bersakit-sakit dahulu, teriak enak kemudian'. Kontol Arab made ini Lebanon itu keras seperti kayu, saya duduk setengah melayang dan memutarkan pinggul saya ke kiri ke kanan seperti Aladin di karpet terbang. Rupanya si Lebanon merasa super enak sehingga ia menghentak-hentakkan pantatnya bolak balik, ia memukul, mencubit paha saya karena keenakan. Matanya melotot lidahnya digigit menahan rasa geli, enak campur aduk.

Saya kerahkan segala daya dan kemampuan supaya ia merasa puas sepuas-puasnya, selain itu memang belum pernah saya menemukan kontol sepanjang ini. Kira-kira saya bergoyang 12 menit ketika tiba-tiba si Lebanon yang entah siapa namanya ini memeluk saya sambil posisi duduk, ia menjilat-jilat pipi dan bibir saya sambil meremas punggung saya kuat-kuat ......ooooohhhh.... ooooooohh.... aaaaahhhhh... aaahhhhh.... creeeeeeeeet creeeeet creeeeeeeeeet ! suara ia mendesah bercampur suara pejunya menyembur tidak kira-kira dalam lubang pantat saya. Saya terus goyangkan pinggul supaya dia kapok sehingga ia setengah menjerit minta saya berhenti.
"stop stop stop" ia memukul-mukul saya dan memeluk saya sambil menggigit bagian mana saja yang bisa dicapainya, leher, pipi dan bibir maupun hidung saya. Saya berhenti goyang dan memeluk dia sambil mengelus-ngelus rambutnya, punggungnya yang basah oleh keringat, pelan-pelan saya mencabut kontol dari lubang pantat saya.......seeeeeeer bleb bleb seeeeer...banjir sperma keluar dari lubang pantat, bukan main banyaknya Lebanon edan ini menyemburkan peju sehingga berleleran membasahi lantai.

Saya kembali ke hotel sambil memakai cincin seharga 1200 US itu, bukan main indahnya cincin ini, tetapi bukan main sakitnya pantat saya, perih ngilu dan berdenyut-denyut. Buru-buru saya masuk kamar mandi meandi bersih-bersih, sambil handukan saya melihat sebuah pesan masuk di telepon "Faisal !" saya merasa terkejut tidak mengira bahwa Faisal jadi menelpon, tapi saya merasa lemah karena sudah main dengan Lebanon itu. Saya tidur-tiduran telanjang menonton TV ketika pintu kamar diketuk halus, hanya memakai handuk besar saya mebuka pintu dan terkejut binti terkejut,

Faisal berdiri sambil tersenyum "kita jadi minum kopi ?"
ia bertanya. "ooh saya kira kamu tidak jadi datang, tadi telpon ya ?"
"saya dibawah" jawab saya.
"mana mungkin ? saya menunggu di coffee shop hampir sejam lebih, tapi kamu tidak telpon saya" sergahnya.

Saya mempersilahkan dia masuk, dia duduk di sofa dengan kaki dilipat, ia mengambil sebuah majalah dengan cepat dan meletakkan dipangkuannya, saya juga cepat-cepat menyambar Gamish memakainya tanpa memakai pakaian dalam. Kami serba dalam keadaan salah, saya merasa dia datang bukan pada waktu yang tepat, sementara saya lihat dia seperti salah tingkah. Dalam kamar saya terdapat sebuah pantry, jadi saya merasa lebih baik buru-buru mebuatkan kopi dan menyuruhnya minum dan pulang.

Saya menanyakan "Faisal mau kopi dengan gula atau tanpa gula ?" tiba-tiba saya mencium bau sangat harum di belakang saya
"tanpa gula lebih bagus" jawab Faisal yang sudah brada di belakang punggung saya, tangannya meraba-raba punggung saya dan perlahan-lahan merosot ke pantat.
"kamu sudah tau ya ? kalau saya suka ini ?" tanya Faisal nakal sambil mencolek lubang pantat saya. Tapi saat itu saya betul-betul kurang bergairah, saya sudah puas dengan si Lebanon tadi.
"maaf Faisal ini bukan waktu yang tepat, bagaimana kalau besok saja ?" jawab saya lembut supaya ia tidak tersinggung.

Tapi Faisal sudah dimabuk nafsu, ia mendorong saya ke pinggir meja pantry sehingga kopi tumpah, kontolnya sudah ngaceng dibalik baju Gamisnya
"jadi kamu mau main-main bercanda dengan saya ?" Faisal tanpa disangka menjadi marah
"apa maksudnya kamu suruh saya datang dan kamu muncul pakai handuk ? dan sekarang kamu sengaja tidak pakai pakaian dalam ?" ia terus mendorong saya sambil mengangkat Gamishnya. Wahai saudara seiman.....betapa terkejutnya hamba melihat alat kelamin Faisal begitu indah, kepalanya besar seperti rempela ayam yang siap digoreng....besaaaar dan bening seperti pualam. Meski tidak sepanjang punya si Lebanon, kontol Faisal mungkin patut mendapat penghargaan kontol terindah di dunia, bersih, sempurna bentuknya. Hati yang sudah menolak seketika berubah pendapat.

Maka jongkoklah saya seolah penyembah berhala, kontol Faisal saya jilati penuh kemesraan, hati ini terasa girang bahagia melayang di udara.
Faisal mendorong-dorong kepala saya sambil berkata "isap-isap cepat sudah tidak tahan saya" kontol indah itu cepat-cepat saya kulum jilat kulum jilat berkali-kali sehingga menjadi sangat sangat keras. Mungkin sepotong handuk basah atau bahkan penggorenganpun tidak akan jatuh kalau digantung di kontolnya. Tanpa malu-malu saya geret Faisal ke tempat tidur, ia melepas semua yang melekat dibadannya dan merebahkan diri mengangkang di atas kasur. badannya haru, tanpa mau rugi saya melepas baju yang basah oleh kopi dan terjun ke atas tempat tidur, mencium keteknya, menjilat pentilnya sambil meremas-remas kontolnya yang semakin keras.

Ia membalas dengan kecupan di leher dan di putingku, mulutnya merambat ke atas dan akhirnya melumat bibir saya dengan penuh nafsu, jari-jarinya merogoh pantat dan mencari-cari lubang anusku yang belum sembuh terkena rudal Hizbullah Lebanon. Saya menghindari tangannya merogoh lubang pantat, supaya ia tidak penasaran saya ganti posisi merebahkan dia dan mengangkat kakinya ke atas. Saya ciumi paha dan selangkangannya, bijinya saya kilik-kilik dengan lidah sesekali saya slomot dan membuat ia terengah-engah. Lantas lidah saya bermain turun ke bawah hingga anusnya yang bersih dan harum saya jilat-jilat dan saya tiup-tiup, ia terpekik kegelian dan terasa nikmat. Kontolnya saya kocok dengan irama berputar sehingga ia kelojotan, sekali lagi saya balikkan badannya sehingga pantatnya yang indah mendongak seperti kubah mesjid kembar. Lubang pantatnya saya gelitiki dengan lidah, kedua tangan saya memainkan ujung-ujung pentilnya.

Tiba-tiba Faisal duduk dan berkata "kamu super hebat, istimewa belum pernah saya merasakan ini" lantas ia memeluk saya melumat danmeainkan lidahnya di dalam mulut saya
"isap-cepat-isaaaaap saya tidak tahan lagi, saya mau keluarkan air suci di mulutmu" katanya. Segera saya sambar kontol yang sudah merah berdenyut-denyut seperti petasan mau meledak. Pertama kepalanya saya jilat-jilat dan digelitik dengan lidah kemudian setengahnya saya masukan dalam mulut, demikian berulang-ulang sehingga Faisal menggigil dan bergetar keenakan, matanya setengah tertutup setengah terbuka, mulutnya membentuk huruf O seperti orang tercekat.

5 menit kontolnya saya isap, jilat, kulum sampai membuat mulut saya pegal, tapi kontol itu kuat juga menahan letusan air suci perwita sari...akhirnya Faisal mendesis desis dan mendesis semakin cepat sluuuup sruuuut sluuupppp saya juga mempercepat isapan dan permainan oral saya supaya Faisal mencapai klimax...... benar saja.......sreeeeeeeeet ough srrrreeeeeeet sreeeeeeeettttt.....aaaaaaaaaaaah aaakh ! suara Faisal mencapai klimax membuat saya bahagia. Ia memenuhi janjinya memenuhi mulut saya dengan air suci perwita sari, perlu tegukan 2 kali supaya peju itu meluncur ke dalam kerongkongan, saya menelannya bulat-bulat. Faisal segera terkapar terengah-engah, saya masuk kamar mandi membilas tubuh saya,
Faisal menyusul dan meukul pantat saya "kamu hebat, saya puaaaas sekali, kamu bikin saya letih tapi sumpaaaaah nikmat saya puaaaaasssss"

Saya naik ke tempat tidur dan pura-pura kecapean, maksudnya saya ingin Faisal segera pulang. Tapi diluar dugaan keluar dari kamar madi Faisal malah naik ke atas tempat tidur dan memeluk saya "sayangku saya tidur di sini ya, nanti kita Sholat Subuh sama-sama" ia lantas memeluk saya seperti guling dan terleap dalam keadaan telanjang bulat. Wajahnya begitu teduh dan damai, rupanya ia betul-betul puas. Saya memejamkan mata dan bersyukur mendapat 2 kontol istimewa di bulan penuh berkah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.