Minggu, 09 September 2012

Aku Dan Joko

Sejak kejadian yang menimpa mas Wawan, rumah kontrakannya masih kosong. Mas Wawan masih merasa trauma dengan meninggal semua orang yang sangat dicintainya. Semoga dia dapat mengambil pelajaran dari apa yang dialaminya itu.

Malam ini ada pengajian di mesjid dekat rumah. Ketika aku mengambil air untuk sholat, aku menangkap sepasang mata yang juga sedang melihat ke arahku. Deg! Jantungku memberi respon. Mataku dapat melihat sosok cowok ganteng, umurnya mungkin sama denganku. Ya Tuhan! Kenapa diriku ini? Di tempat ini, di rumahMu, aku pun tidak kuasa menahan gejolak ini! Aku berusaha tenang dan melangkah masuk ke dalam mesjid. Aku langsung duduk karena nggak kuat dengan getaran tubuhku. Sungguh aku tidak dapat konsentrasi, dan entah kenapa aku melihat dia masuk mesjid. Dia melangkah pelan dan duduk di sampingku sambil menyalamiku. Senyumnya dan sorot matanya membuat jantungku terasa mau copot karena berdetak sangat kencang. Mataku tak kuasa untuk menahan diri. Dapat kulihat lengannya yang berbulu dan pahanya yang padat dan besar di balik sarungnya itu. Aku menghela nafas panjang dengan pelan, tapi aku tak dapat menenangkan sarafku dengan segera. Darahku terasa menyebar dengan cepat keseluruh pori-poriku.

Pengajian malam ini tidak semua yang kumengerti. Susah aku untuk konsentrasi. Beberapa kali aku melihat ke arahnya, aku belum tahu namanya, dan dia juga melihat ke arahku. Sorot matanya dan gerak bibirnya terasa mengundangku. Ah ... Kenapa kau goda aku? tanyaku dalam hati. Senggolan paha kami dan lengan terasa menyebarkan medan listrik yang aku tidak dapat menggambarkannya. Dan menahannya.

Akhirnya setelah sholat Isya, acara pengajian bubar. Masih saja mataku mencari sosok itu sambil melangkah ke luar mesjid. Tadi dia keluar lebih dulu, kemana ya dia ...

"Hei, cari siapa?" Joko sudah ada di sampingku dengan cowok yang kucari-cari tadi. Malu juga ketahuan begini.

"Sudah kenal sama mas Amran ' kan?" Joko bertanya. Aku menggeleng dan mencuri pandang ke Amran. Kenapa ada cowok yang begitu membuat aku 'nafsu' begini? Tampilannya mengingatkan aku dengan Bima, model kenalanku. Sama kerennya. Jantungku kembali tidak dapat diajak tenang.

Kami pun saling bersalaman sambil melangkah pulang. Dalam perjalanan kerumah, kami saling ngobrol bertiga. Amran lulusan SMK Pariwisata dan hampir delapan tahun dia telah bekerja di hotel, di kawasan Thamrin. Amran menyenangkan dan sangat 'melayani' menurutku.Dan yang membuat aku tidak 'tahan' adalah kalau bicara suka mendekatkan wajahnya ke telingaku. Senggolan bibirnya di telingaku membuat darahku seperti muncrat ke ubun-ubunku. Ah ...Sikap ramahnya mungkin karena pengaruh lingkungan kerjanya di hotel. sudah sampai dan Amran masih berjalan lagi ke rumahnya yang dekat sekolah.

"Mas Amran keren ya?" puji Joko ketika kami sudah masuk rumah. Dalam hati aku setuju dengan pendapat Joko. Cuman tak mungkin aku ungkapkan kesemua orang.

"Hati-hati memuji cowok," kataku. "Biasanya, kalo kamu memuji cowok itu tandanya kamu orang yang suka sama sesama. Ada kecendrungan untuk jadi gay. " Kulihat Joko terdiam. Aku juga kaget dengan omonganku yang rasanya tanpa sadar kuucapkan. Apa yang kuucapkan seperti disampaikan untuk diriku sendiri juga. Benarkah pendapatku ini ?

Mau tidak mau, hal ini memang harus dibicarakan. Kalo aku selama ini berusaha untuk menahan diri, sedang Joko, karena ketidaktahuannya, kadang mengumbarnya. Aku tidak tahu, dia sudah berbuat sejauh apa dengan gejolak nafsu yang salah itu. Tapi, aku rasa, kami harus saling mengingatkan. Aku yang lebih tua darinya, mungkin dapat memberitahu dia kalau hubungan sex antar makhluk sejenis itu tidak dibenarkan sama Tuhan. Itu dosa.

Kami kembali duduk di depan tv. Berita masalah musibah stunami dan gempa di Aceh dan Sumut masih jadi berita utama.

"Lihat Jok," kataku membuka percakapan." Tidak semua hal yang bikin kagum dan takjub itu abadi. Kadang itu sebagai cobaan. Kamu lihat kan, ketika orang-rang kagum dengan surutnya garis pantai mencapai beberapa kilometer? Kemudian beberapa menit kemudian apa yang terjadi? Ombak besar belasan meter menelan semuanya."

"Begitu juga dengan sesuatu yang nikmat di dunia ini, tidak selamanya baik. Kenikmatan yang salah, akan datang hukumannya," kataku lagi. Mungkin dia pikir aku khotbah lagi nih ...

Kalau ada kecendrungan yang salah pada diri kita, harus disadari kalo itu salah. Itu adalah perjuangan kita. Kadang-kadang perjuangan adalah suatu yang kita perlukan dalam hidup kita.Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan.

Kita mungkin tidak akan pernah dapat "Terbang" Sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kita memohon Kekuatan...Dan Tuhan memberi kita kesulitan-kesulitan untuk membuat kita tegar. Kita memohon kebijakan...Dan Tuhan memberi kita berbagai persoalan hidup untuk diselesaikan agar kita bertambah bijaksana.

Kita memohon kemakmuran...Dan Tuhan memberi kita Otak dan Tenaga untuk dipergunakan sepenuhnya dalam mencapai kemakmuran. Kita memohon Keteguhan Hati...Dan Tuhan memberi Bencana dan Bahaya untuk diatasi. Kita memohon Cinta...Dan Tuhan memberi kita orang-orang bermasalah untuk diselamatkan dan dicintai. Kita memohon Kemurahan Kebaikan Hati...Dan Tuhan memberi kita kesempatan-kesempatan yang silih berganti.

Begitulah cara Tuhan membimbing Kita...Apakah jika saya tidak memperoleh yang saya inginkan, berarti bahwa saya tidak mendapatkan segala yang saya butuhkan? Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita, kebanyakan kita tidak mengerti mengenal, bahkan tidak mau menerima rencana Tuhan, padahal justru itulah yang terbaik untuk kita.

"Bukan aku yang ngomong begitu, Jok, " kataku akhirnya. Malam terasa makin larut. Entah kenapa aku bisa ngomong begitu, yang sesungguhnya aku mengutip dari internet. " Tapi yang penting, renungkanlah." Aku seperti mengatakan pada diri sendiri.

Kubiarkan Joko terus nonton tv, sedang aku ke kamar untuk tidur. Besok aku masih masuk kerja. Menjelang aku terlelap, apa yang kuomongkan di depan Joko kembali terngiang. Terasa disampaikan lebih jelas oleh seseorang. Entah siapa.

Tengah malam aku terbangun. Rasa haus membangunkanku. Tapi ketika bangun, kulihat ruang tamu masih terang, walau dengan lampu pojok. Joko belum tidur rupanya. Setelah minum dari gelas di dapur, aku melangkah ke ruang tamu. Segera aku hentikan langkahku. Joko sedang telanjang bulat sambil masturbasi telentang, bersandarkan bantal lantai. Kontolnya yang ramping itu mengkilat dan basah. Genggaman tangannnya mengocok batangnya itu dengan tenang. Elusan pada batang kontolnya seperti mengelus binatang piaraan di pangkuannya.

Joko tidak menyadari apa yang dilakukannya kutonton. Dengan pelan aku terangsang, dan aku tidak dapat menahan diri untuk tidak melihat apa yang dilakukannya Joko yang sangat asik dengan kontolnya dan tubuhnya. Sesekali jarinya menyelusup ke anusnya sedang tangan lainnya mempermainkan puting susunya yang mengeras. Aku melihat semuanya dengan nafas tertahan karena takut ketahuan. Tubuh Joko melengkung dan sedikit mengejang. Sekarang dia membalikkan tubuhnya dan sekarang kontolnya menekan bantal lantai. Pinggulnya naik turun dengan lembut. Wuh! Aku menonton pertunjukan masturbasi anak abg! Dengus nafasnya mengiringi setiap kali dia menekan kontolnya ke bantal. Dapat kulihat kepala kontolnya yang nongol dari samping pinggulnya. Memerah dan mengkilat.

Mestinya aku hentikan. Tapi tidak! Aku masih mau menikmati semuanya. Aku jadi ingin tahu bagaimana Joko menyelesaikan permainannya. Sekarang pinggulnya naik dengan posisi menungging bertumpu dengan bahunya. Dapat kulihat bibir anusnya yang sudah merekah. Tangan kirinya sekarang menyelusuri bokongnya, dia menyelusupkan jari tengahnya ke belahan pantatnya itu. Sedang tangan kanannya dengan posisi menungging begitu, dia mengocok kontolnya. Dia menahan tubuhnya dengan bahunya. Adegan yang yang penuh fantasi. Aku tidak tahu apa yang dibayangkan Joko dengan masturbasi demikian. Sebenarnya aku sudah tidak tahan lagi menyaksikan Joko dengan berbagai pose masturbasinya. Tapi entah setan apa, aku tetap berdiri di balik dinding kamarku menyaksikan semuanya.

Akhirnya dia menurunkan badannya dan memiringkan tubuhnya. Dia membasahi telapak tangannya dengan baby oil. Dan masih dalam posisi telapak tangan yang menahan batang kontolnya, dia menelungkup lagi.. Pinggulnya kembali naik turun dengan kontolnya masih digenggam dengan kedua telapak tangannya. Nafasnya makin menggebu. Huh! Dia bertumpu dengan dada dan bahunya. Suara nafasnya terasa penuh nafsu. Pinggulnya naik turun mengocok telapak tangannya yang sangat licin. Kadang pinggulnya memutar mencari sensasi rangsangan kontolnya.

Tubuhnya sudah berkeringat. Beberapa menit kemudian, dia memutar tubuhnya dan mengangkat kakinya sampai pinggang dan disandarkan di tembok. Apa lagi yang dilakukannya? Tubuhnya sekarang melengkung dengan pinggang bagian belakangnya bersandarkan di dinding dan dua tungkai kakinya menggantung bebas di samping kepalanya. Kulihat kontolnya yang sudah memerah itu persis di atas wajahnya. Dia seperti pemain sirkus yang dapat melipat tubuh seperti karet. Ujung kontolnya hampir mencapai mulutnya. Kayaknya dia juga berusaha utuk dapat mengemut sendiri kontolnya. Tapi tubuhnya sudah tak bisa lebih lengkung lagi. Dia mengocoknya dengan kencang, sampai akhirnya dia ejakulasi dengan semprotan sperma di wajahnya, dan sebagian masuk mulutnya yang memang sengaja dia buka. Wajahnya belepotan cairan putih yang kental itu. Disapunya sperma yang belepotan dan di kumpulkannya ke dalam mulutnya. Dijilatnya jarinya. Dia menikmati semua itu. Sampai tubuhnya kembali rebah dan dia telentang lagi.

Dia elus kontolnya yang sudah layu tapi masih belum mengecil. Aku menarik nafas menenangkan diri. Permainan yang melelahkan, pikirku. Kurasakan ada cairan bening mengalir dari kontolku. Sudahlah, akhirnya aku memang tidak dapat menahan diriku.

Aku kembali ke tempat tidur. Dan berusaha agar tidak masturbasi. Tapi tetap saja, tekanan pinggulku di bantal guling, memuncratkan spermaku. Kepalaku terasa panas. Kenapa tidak dapat ditahan, Yadi? Terasa celanaku sangat basah dan hangat oleh cairan spremaku. Aroma sperma yang kental memenuhi kamarku.

Kembali aku menyesal. Rasa kantukku terasa lenyap. Aku telah melakukan apa yang Tuhan tidak suka. Apa yang kunasehati selama ini terasa sia-sia. Apa yang telah dititipkan Tuhan padaku, tidak aku syukuri.

***

Aku sedang sendiri nonton tv, ketika pak Roni datang. 'Temannya' mas Wawan ini masuk dan ikut duduk dilantai ketika aku persilahkan masuk. Wangi tubuhnya langsung menyebar ke seluruh ruangan. Walau tidak ada mas Wawan, pak Roni sering juga ketempatku. Jarang ketemunya sih, karena seringnya sama Joko. Aku nggak tahu apa yang mereka lakukan. Mereka seperti bapak dan anak saja. Kalo aku tanya Joko, katanya pak Roni mengajar dia bahasa Inggris.

"Wawan belum pulang ya?" tanyanya.

"Belum tuh," kataku. Kuperhatikan pak Roni yang mengenakan kemeja polos dan celana jeans ketat. Kulihat jelas tonjolan kontolnya. Aku menelan liurku. Aku yakin pasti pak Roni melihat arah pandanganku ...

"Belum makan 'kan?" tanyanya mengagetkanku dari lamunan jorokku.

Belum sempat aku menjawab, Joko sudah di pintu dan segera gabung dengan kami. Ekspresinya senang banget.

"Pak Roni mengajak kita makan malam, mau ya mas," kata Joko di sampingku. Ah rupanya dia sebelum ke tempatku sudah bertemu Joko.

Aku sih mau-mau saja. Kulihat pak Roni dengan sorot matanya terasa menghipnotisku untuk ikut. Akhirnya kuganti celana pendekku dengan celana jeans. Joko sendiri mengenakan kaos dan celana tigaperempatnya. Dengan mobil sedannya pak Roni yang sangat nyaman kamipun meluncur melewati Pancoran, Kuningan, Thamrin dan terus belok ke jalan Kebon Sirih. Setelah basa-basi memilih mau makan apa, akhirnya kami putuskan makan nasi goreng kambing. Kami makan di mobil. Malam masih saja rame... Jakarta memang tidak pernah tidur!

Pak Roni mengatakan kalo dia sering makan di sini. Dia memang doyan kambing. Katanya dalam seminggu, dia harus makan paling tidak 4 kali makanan dengan menu daging kambing. Kalo tidak dia merasa sangat pusing. Kami hampir menyelesaikan makan kami, ketika Pak Roni menawarkan ke apartemennya setelah makan di daerah Kemayoran. Dia menjanjikan akan memperlihatkan sesuatu. Entah kenapa kalo didepan pak Roni aku selalu terbayang hal-hal yang porno. Aku kembali terbayang vcd yang pernah ditonton. Apakah akan terjadi?

Kami sedang menghabiskan air jeruk dengan ngobrol apa saja. Ada perasaan tidak enak. Entah apa. Setelah membayar, kamipun menutup pintu mobil dan mulai bergerak. Ah, perut sudah kenyang begini ...Akhirnya, dengan alasan besok ada rapat dan mesti berangkat pagi, aku katakan kepada pak Roni untuk pulang lebih dulu saja. Joko merasa keberatan dengan caraku. Aku katakan berkas bahan untuk rapat ada di rumah. Jadi aku memang harus pulang lebih dulu dan tidak menginap di tempatnya pak Roni.

Pak Roni meminggirkan mobilnya dan aku turun di depan Stasiun Gambir. Joko tetap di mobil karena dia besok memang libur. Aku menghentikan taksi dan naik menuju pulang.

Liburan sekolah Joko dihabiskan bersama pak Roni. Aku tidak tahu apakah Roni di apartemennya atau keluar kota. Aku tidak ada berita. Yang jelas sudah seminggu Joko tidak ke rumahku. Siang ataupun malam. Berarti dia masih bersama pak Roni.

***

Joko datang ketempatku malam Senin. Besok dia sudah masuk sekolah. Berarti dia seminggu bersama pak Roni. Ada jam tangan di tangannya dan hp. Penampilannya beda sekali. Dan kulihat wajahnya tidak cerah lagi. Kelihatan capek.

"Dikasi pak Roni," katanya ketika aku tanya dapat darimana itu semua. Aku belum lihat dompetnya yang baru itu. Tapi sekilas kulihat ada kartu kreditnya.

Akhirnya Joko mengaku kalo dia sudah disodomi pak Roni. Dan pengakuan lainnya kalo dia itu sebenarnya gay. Ah... kenapa ada pengakuan yang begini ? Selama ini semua dia pendam. Jadi semua dibayar dengan harta benda ini. Ibarat jerami, Joko yang punya kecendrungan perilaku homoseksual, langsung ' terbakar' dengan hanya sekali sodomi. Begitu mudah orang menjadi gay kalo begitu. Tidak semua orang yang suka memancing itu nelayan. Masa kejadian sekali saja, langsung mencap diri gay? Kuberitahu pada Joko untuk sadar diri. Semua yang dimilikinya adalah awal takjubnya sama kesenangan dunia, akan ada saat datang 'gelombang' yang menggulung semua kesenangan itu.

Aku sedih juga terhadap apa yang menimpa Joko. Aku tidak mau kemaksitan ada di depan mataku, sedang aku diam saja. Dorongan seksual yang salah itu merupakan nafsu yang harus di perangi dan penyakit yang harus disingkirkan. Engkau telah diciptakan sebagai dokter atas dirimu sendiri. Engkau juga diberi tahu tentang tanda-tanda kesehatan. Dijelaskan pula kepadamu tentang penyakit, serta obatnya .

"Semua yang ada itu cobaan, Jok. Kamu sedang dicoba sama Tuhan. Berkorbanlah sedikit untuk mematuhi perintah agama dan menjauhi laranganNya. Tidak seharusnya kita menjerumuskan diri dan menyalahkan semua takdir yang menimpa kita kepada Tuhan." kataku. Aku tahu Joko keberatan dengan usulku. Dia sudah tahu 'enaknya' dan itu susah sekali menghilangkannya.

Kembali kusampaikan apa yang pernah kubaca. Padahal sesungguhnya itu hanyalah pengorbanan yang amat kecil dibandingkan dengan apa yang sudah dibeirkan-Nya kepada kita. Betapa tidak, sebelum kita beribadah atau mempunyai tabungan pahala, Ia sudah menggerakkan paru2, jantung, alat pencernaan, dll organ tubuh kita serta menyediakan oksigen, kelucuan yang membuat orang lain jatuh hati, suhu yang nyaman, perlindungan orang tua, dll? Semua itu diberikan-Nya tanpa kita harus minta-minta apalagi membayar.

Ketika kita beranjak dewasa, dibukakan-Nya kesadaran kita. Tanggung jawab diberikan. Kita diberikan kabar gembira jika kita tunduk. Kita diberikan juga peringatan jika kita ingkar. Namun Ia masih juga memberikan kasih sayang-Nya berupa petunjuk untuk menjaga diri kita sehingga bisa selamat dan bahagia dunia-akherat. Itu semua disampaikan para nabi yang lebih cinta umatnya daripada kesejahteraannya sendiri dengan disampaikannya teguran-teguran ringan setiap kali kita melakukan kesalahan, dll. Bahkan pintu ampunan pun dibuka selebar-lebarnya selama belum datang hari kiamat, betapapun besarnya dosa yang sudah kita lakukan. Namun apakah yang kita lakukan sebagai balasan-Nya? Kita seringkali justru memberikan alasan bagi-Nya untuk mencabut nikmat yang selama ini sudah dilimpahkan-Nya.

Kuhela nafasku dalam-dalam.

" Aku memang tidak kuat dengan apa yang ada pada diriku. Kadang terasa Tuhan tidak adil. Tuhan kejam. Mengapa aku dicipta seperti ini, padahal ini kan dilaknat Tuhan?" Joko bersuara pelan.

Aku tegaskan bahwa Allah swt tidak pernah menciptakan hamba-Nya khusus untuk dilaknat. Allah berkuasa memberikan potensi kebaikan dan keburukan sama besarnya pada setiap manusia. Pada beberapa manusia, diberinya bakat, yaitu potensi yang sudah lebih berkembang tanpa perlu dilatih sebelumnya. Ada yang dikaruniai ‘bakat’ pecandu, penjudi, psikopat, dll. Tapi toh Allah tidak menghendaki agar kita mengembangkan potensi buruk kita menjadi perilaku buruk. Ia Maha Pengasih sehingga berkehendak agar kita mengembangkan hanya potensi positif agar menjadi perilaku positif pula. Semua itu bukan untuk kepentingan Dia, karena Ia tidak butuh apa-apa dari kita. Sebaliknya, kitalah yang butuh Dia. Dalam upaya kita mengembangkan potensi positif kita dan dalam menjaga agar kita tidak tercemari. Ia menurunkan kasih sayang-Nya berupa peringatan, tidak hanya yang tertulis dalam kitab suci namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Rasa bersalah, musibah, perpisahan, penyakit, juga kebahagiaan ketika kita melakukan sesuatu yang benar menurut aturan-Nya.

Dengan keterbatasan yang ada pada kita kadang kita tidak mampu melihat kasih sayang-Nya di balik semua perintah dan larangan itu.Untuk homoseksual sebenarnya sudah menunggu beberapa kerusakan yang sebagiannya sudah terlihat oleh kita. Namun kenikmatan duniawi dan kesombongan kita atas kemampuan akal manusiawi mengabaikan jeweran-Nya. Tidak percaya? Kerusakan anus, infeksi rektal, banyaknya partner seksual, seringnya pergantian pasangan, munculnya penyakit2 baru yang dulunya tidak ada, sikap permisif terhadap perilaku seksual di luar nikah (termasuk pedofilia, transvestisme, transgender), itu semua adalah bukti kerusakan. Kita saja yang sering membuat dalih, “Ah, kalau itu hukuman Tuhan, kenapa bayi dan ibu rumah tangga juga kena?” Hukuman Tuhan hanya berlaku bagi mereka yang membuat-Nya murka, sedangkan cobaan Tuhan berlaku bagi mereka yang dekat pada-Nya agar semakin dekat. Bagi kita yang belum mengalaminya, itu adalah peringatan, “Hei, Aku benar-benar ada dan benar-benar serius soal laranganku terhadap perilaku homoseksual!”

Malam sudah sangat larut, ketika hpnya Joko berbunyi. Dia menerima sms. Pak Roni masuk rumah sakit! Kena stroke. Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini? Pelajaran apa lagi ini?

Sabtu, 08 September 2012

Arisan!

Kalo sudah niat baik, aku merasa semuanya jadi mudah. Rencanaku untuk pindah tempat tinggal, dengan mudah kudapatkan gantinya. Dari seorang sahabat aku dapat rumah kontrakan di wilayah Jakarta Selatan, gayanya sih kayak rumahnya si Ucup dalam Bajaj Bajuri kalo dari tampak depan. Lumayan. Di depan ada teras, kemudian bagian dalam yang terbagi tiga, bagian depan ruang tamu, kemudian kamar tidur dan bagian belakang dapur dan kamar mandi. Bagian belakang tidak beratap, membuat udara mengalir bagus dari depan ke belakang. Lay out rumah petak standar.

Perabotku juga tidak banyak. Baru setahun tinggal di Jakarta Pusat, belum berkeluarga, punya barang begini kupikir sudah lebih cukup. Aku hanya punya tikar rotan yang kubeli dari pameran kerajinan di JHCC, yang kutata dengan dua bantal lantai. Di pojok ada meja tv dengan pesawatnya dan vcd player. Udah begitu saja. Sedang dinding ruang tamu masih kosong, hanya ada kalender bekas penghuni lama. Ruang tidurku mungkin paling berantakan, walau sudah kuusahakan agak rapi. Aku tidak punya lemari. Lemari yang waktu di tempat kost bukan punyaku. Pakaian dan barang-barangku masih dalam dus bekas rokok. Ada dua dus. Sebagian barangku yang penting masuk tas yang tidak begitu besar. Matras spring bed single kusandarkan di dinding, membuat kamar tidurku yang hanya memiliki tiga dinding menjadi luas. Kuhamparkan karpet yang penuh cerita di tengah ruang. Aku memang perlu lemari pakaian, tapi aku akan beli di pameran furnitur saja.

Sedang di dapur ada kulkas kecilku, dan kompor gas yang baru kubeli. Entahlah, apa aku sempat untuk masak. Tapi dengan sendiri begini, rasanya bebas saja. Sekalian belajar hidup di 'rumah'.

Tetangga sebelahku mas Wawan dan istrinya mbak Sri dengan satu anak putrinya yang cantik, Mira. Rumah petak ini, berjejeran dengan pemiliknya yang rumahnya bertingkat. Dulu katanya, bangunan rumah petak ini bekas tempat pembuangan sampah sementara. Tapi karena tidak nyaman karena penghuni sekitar ini makin rame, mengakibatkan sampah juga makin banyak, akhirnya tanah ini dibeli dan dijadikan rumah petak. Nggak tahu, pembuangan sampah sementaranya pindah kemana.

Aku ingat, ketika baru dua hari di rumah ini, saat tengah malam terbangun untuk buang air, aku dengar suara yang 'tidak biasa'. Suara kecipak air yang keras dan berulang-ulang. dan ada suara mas Wawan dan istrinya. Lama baru aku sadar, bahwa itu adalah suara effect dari apa yang mereka lakukan: ngentot!! Selama ini bayangan dalam otakku hubungan ml hanya antara dua lelaki. Jadi membayangkan mas Wawan dengan istrinya melakukan hubungan suami istri tidak langsung membuat aku terangsang, tapi lama-lama baru membuat aku terangsang! Itu pun setelah mendengar erangan mbak Sri dan mas Wawan yang telah mencapai puncak orgasmenya. Benar-benar ini adalah pengalaman aneh menurutku. Aku bisa terangsang membayangkan hubungan badan antara manusia lain jenis ...Ah...

Kalo aku terbangun tengah malam, entah kenapa aku dapatkan 'hiburan' itu. Aku sepertinya mendengar drama radio porno! Lama-lama aku merasa gila juga karena keinginan merangsang diri sendiri untuk mengimbangi fantasiku sangat menggebu. Disamping itu aku juga merasa apa yang kulakukan itu tidak sehat. Akhirnya dengan usaha berat aku anggap 'biasa' kalo mendengar itu semua. Paling tidak aku dapat menekan nafsuku yang ingin masturbasi bila mendengar itu.

*** Aku mau keluar mencari sarapan, ketika kulihat mbak Sri dan Mira di teras rumahnya. Sepertinya mereka mau pergi. Sudah hampir sebulan aku di sini, dan keluarga mas Wawan sudah seperti saudara saja. Tempatku kalo malam memang jadi tempat pelarian mas Wawan. Dia banyak cerita tentang banyak hal dan kupikir ada yang dirahasiakan pada istrinya. Dari cerita-ceritanya, kayaknya mas Wawan bi-sex. Penampilan mas Wawan kalo ke tempatku kadang 'seadanya' yaitu celana pendek tanpa penutup atas yang menurutku usaha untuk merayuku, tapi kupikir itu gr-ku saja. Aktivitas seks yang yang hampir tiap malam dengan istrinya, membuat aku menepiskan dugaan bi-sexnya.

"Mira, mau kemana nih? Udah cantik...," tanyaku pada si kecil Mira sambil menyapa mbak Sri dengan sedikit mengangguk. Aku menatap ke gadis cilik usia tiga tahun yang segar banget itu ...Huh, perasaan orang lapar kali ya ..?

"Mira mau pulang, Om Yadi." jawab Mira. Ih, senyumnya menggemaskan. Apalagi sorot matanya itu ... Rasa suka suka sama anak kecilku timbul.

Mungkin perasaan semacam ini sama dengan rasa sukaku sama cowok keren. Pelampiasan rasa sukanya pun berbeda. Kalo sama anak kecil sekedar ingin memeluk atau mencubit pipinya. Sedangkan suka sama cowok kok sampai keinginan ke hubungan kelamin. Yang salah adalah pelampiasannya ya ...

"Bukan pulang Mira, mau pergi ketempat mbah," koreksi mbak Sri. Aku tersenyum saja. Mira ngotot menggunakan istilah "pulang".

"Pulang Mama!," katanya serius. Akhirnya ibunya nyerah.

"Mbahnya dimana, Mira?" tanyaku lagi.

"Di Cirebon," mbak Sri yang menjawab."Tapi di desanya, yang perlu naik kendaraan lagi."

"Dengan mas Wawan?" tanyaku. Kulihat mas Wawam yang berbadan tegap itu tidak ada.Sedang di dalam mungkin, untuk siap-siap, pikirku.

"Nggak. Dia cuma ngantar sampai stasiun. Ada kerjaan lembur katanya," jelas mbak Sri.

Aku maklum saja. Ketika mas Wawan yang sebenarnya ganteng juga dan tidak begitu tinggi itu keluar rumah dan mengunci pintu, merekapun jalan keluar gang untuk naik taksi yang sudah menunggu. Aku bantu menuntun Mira berjalan. Kami berjalan sambil bergandengan tangan, kadang Mira sesekali melompat, seperti menari.

"Mas Yadi udah pantas tuh punya anak," gurau mbak Sri di belakangku. Aku tertawa saja. Tapi dalam hati, ada sesuatu yang menyentak. Mungkinkah ? Saat ini aku masih suka sama sesama ... walau berusaha untuk tidak menuruti nafsu salah itu, tapi beraaaat banget. Memang kecendrungan suka sesama pada diriku selalu kututupi dan berusaha untuk ditahan.

"Selamat jalan ya, hati-hati ..."kataku sambil menutup pintu taksi. Mira melambaikan tangannya senang. Entah apa yang diucapkannya, aku tidak begitu dengar karena pintu dan jendela taksi sudah tertutup. Kulambaikan tanganku. Ada perasaan aneh dalam hatiku, entah apa. Aku melangkah ke warung untuk sarapan.

Hari Sabtu yang santai begini memang menyenangkan. Kuminum tehmanisku yang hangat. Setelah sarapan di warung bubur ayam, aku menuju warnet untuk mengecek email yang ada. Menjelang siang, aku kembali ke rumah. Biasanya Joko, anak pemilik rumah kontrakan ini, suka main ke tempatku. Anak kelas tiga SMU itu, termasuk ganteng dengan hidung bangirnya dan alis tebalnya. Cuma kayaknya, akhir-akhir ini kupikir dia ada 'rasa' denganku. Huih! GR-nya si Yadi. Aku sendiri memang menyadari keseringan dia di rumahku. Kalo di hari kerja, dia nonton tv malam hari di tempatku dan kalo libur bisa seharian dari pagi sampai malam. Beberapa kali dia memang nginap ditempatku. Untungnya tanpa terjadi 'apa-apa'. Walau kesempatan itu ada ...dan aku memang membayangkannya ...

Benar saja, si Joko itu sudah di teras sambil membaca koran. Dia mengenakan kaos singlet dan masih pake celana abu-abunya. Tubuh tipisnya kelihatan jelas.

"Dari mana mas?" tanyanya. Ekspresinya seperti lama tidak ketemu. Padahal semalam dia main ke tempatku. Cuma nonton tv sama-sama.

"Biasa, internet ..." kataku sambil membuka pintu rumah yang kukunci.

Joko mengikuti aku masuk. Bau keringat anak abg ini benar-benar ...

"Ntar, jadi ikut main bola kan?" tanyanya. O ya! Aku ingat rencana nanti sore ...

"Iya dong," jawabku. Kuambil botol minum dari kulkas dan kuberikan padanya. Biasanya dia disini memang minum air dingin. Dia ambil gelas plastik sendiri dan menuangkannya.

"Jok, udah makan belum?" tanyaku. Dia mengangguk.

"Udah di rumah tadi. Mas belum ya?" tanyanya. Dia tahu arah bicaraku yang ingin minta tolong dia membelikan makan siang.

"Sini aku beliin deh," katanya sambil berdiri. "Biasa kan?" tanyanya. Maksud biasa itu adalah nasi soto daging dan tempe goreng. Menu biasaku kalo beli di warung Tegal di pojokan jalan. Aku serahkan duit sepuluh ribu.

Ketika dia keluar untuk membeli pesanan makan siangku, mas Wawan masuk. Sudah pulang dari stasiun rupanya, pikirku. Dengan celana pendek longgar dan kaos singletnya, mas Wawan kelihatan macho! Wajahnya kulihat penuh nafsu, atau kecapean. Aku tidak tahu pasti ekspresi apa itu ...Tapi kontolnya tanpa ditutup celana dalam itu jelas terlihat dari celana pendeknya. Menggelembung membuat aku ingin untuk menyentuhnya. Aku tidak berani melirik lama. Takut disangka naksir, padahal memang nafsu ...

"Lagi ngapain?" tanyanya sambil menuju rak tv. Aku senyum saja, karena dia tahu aku sedang membaca koran. Kupikir dia mau menyalakan tv. Biasanya mas Wawan nonton di tempatku kalo rebutan siaran dengan anaknya Mira.

"Pinjam vcd player-nya. Boleh ya?" tanyanya. Tangannya sudah memegang vcd yang ada di bawah tv.

"Boleh saja, mau nonton apa sih? Stel di sini saja," kataku sedikit bergurau ...Dapat kulihat sebagian kontolnya dari pipa celananya yang longgar ketika jongkok. Huh, bisa-bisanya kau Yadi. Pahanya yang kencang dan padat itu membuat jantungku mulai memberi reaksi ...

"Enakan pake tv yang gede," katanya. Aku tertawa. TV 14inc-ku memang kecil dibanding tvnya yang 21 inc. Aku bangkit membantu mencopot kabel yang terhubung ke tv.

"Sini saya bantu pasang," kataku sambil melangkah membawa kabel, sedang mas Wawan bawa vcd player. Hm.. tumben bau mas Wawan wangi, pikirku. Tadi pagi tidak begini ...Entah kenapa, syetan di kepalaku menginginkan lebih dari melihat! Aku berharap mas Wawan mau masturbasi di depanku, atau aku bantu dia ... ah!

Ketika aku sedang jongkok memasang kabel ke tv di ruang tamunya mas Wawan, ada sosok lelaki yang masuk dari dalam. Hm wangi! Ini sama wanginya dengan yang kucium tadi ...

"Oh, ada tamu ya?" kataku. Sedikit kaget. Pria setengah baya tampang kaya India, mungkin sekitar 45 tahun. Penampilan agak bersih, gemuk dengan perut buncitnya dan hanya pake sarung dan kaos oblong yang agak sempit. Bukannya ini kaos yang biasa dipakai mas Wawan? pikirku. Sekilas wajahnya lumayan ganteng. Otakku memberi sinyal aneh yang membuat jantungku mempercepat iramanya ...

Akupun diperkenalkan oleh mas Wawan kepada temannya itu. Perasaanku mengatakan ini bukan 'teman biasa'. Genggamannya ...aku rasakan getaran nafsu di situ!

"Roni," katanya ketika kami bersalaman. Genggamannya empuk ...dan tangannya halus. Sorot matanya seperti mau menelanjangiku saja... dan bayangan kontol dibalik sarung itu membuat jantungku berdetak .. deg !

Ketika semua sudah siap, mas Wawan menyalakan tv dan vcd player.

"Ikut nonton saja," kata pak Roni. Suaranya di telingaku membuat aku seperti dihipnotis. Aku duduk di depan tv, menunggu film apa yang akan di putar. Ketika kulihat sekeliling ruang tamu ini, baru aku sadar, kalo gorden dan pintu tertutup. Tadi waktu kupulang, juga masih tertutup, dan tidak menyadari kalo mas Wawan sudah pulang ...Mas Wawan dan pak Roni duduk berdampingan di lantai dengan kaki selonjor dan tangan yang menopang di disamping tubuh. Tonjolan di bawah pusar mereka itu seperti menggodaku untuk menyentuhnya ...

Darah di jantungku memompa kencang menyaksikan adegan film porno di tv. Film homo! Setelah beberapa menit baru kusadari, tidak ada pemainnya yang cewek .. Adegan pergumulan lima cowok saling mengumbar nafsu membuat aku sadar ... Entah kenapa ada rasa terus ingin duduk di sini menyaksikan semua itu, dilain pihak rasa berdosa itu muncul ... inilah setoran dosamu Yadi! Mas Wawan dan pak Roni duduk berdampingan sambil sesekali mereka berkomentar tentang apa yang mereka lihat ... huh! Pak Roni sudah melonggarkan sarungnya ... dan kulihat tangannya mas Wawan menyelusup di situ. Karena aku duduk di belakang mereka, jadi aku dapat melihat dua tontonan yang berbeda. Mau tidak mau pandanganku mengarah kepada dua lelaki di depanku yang duduknya makin gelisah ...Siang di ruang tamu ini terasa makin panas.

"Maaf, saya tadi ninggalin Joko. Tadi saya minta tolong dibeliin nasi ...," kataku akhirnya. Ada sorot mata menyesal kulihat ... atau penuh nafsu dari dua psang mata itu. Entahlah. Kutinggalkan mereka, menonton itu semua ...

Pintu kembali kututup ketika keluar. Aku kernyitkan mataku ketika sedikit silau matahari seperti manampr mataku ketika melihat keluar.

"Lama ya nunggunya," kata Joko sambil masuk ke teras sambil membawa bungkusan pesananku. Aku menggeleng pelan. Aku masih agak belum 'normal' setelah nonton vcd tadi. Aku membuka pintu yang tadi tidak terkunci dan melangkah masuk.

"Ngantri mas," katanya menjelaskan karena lama baru kembali. Kuterima bungkusan yang disodorkannya

Dia penuh inisiatif mengambil piring dan sendok dan menyerahkannnya untukku. Jantungku masih belum tenang. Bagaimana kalo Joko tahu apa yang ditonton mas Wawan dan pak Roni itu? Yang jelas, mas Wawan telah membohongi istrinya ...Dia bilang lembur kerja, nyatanya selingkuh dengan seorang cowok. Siang-siang bolong lagi!

Segera aku nyalakan tv karena suara film porno dari tempat mas Wawan dapat kudengar dari ruang tamuku. Joko belum sempat dengar jelas, walau aku tahu dia penasaran dengan suara yang sayup-sayup itu ... Sengaja aku tingkatkan volume suara tvku untuk menutupi suara hah-huh yang makin seru. Di tvku acara gosip artis yang lagi ngomongin perselingkuhan. Aku duduk di depan tv sambil makan, sedang Joko duduk bersandar di dinding.

"Mas Yadi pernah nonton bf ya?" akhirnya dia bertanya. Aku yang sedang menelan makananku hampir tersedak. Aku minum untuk mendorong makananku yang terasa nyangkut di kerongkongan.

"Pernah. Kenapa?" tanyaku. Kuteruskan melahap makan siangku.

"Saya juga pernah. Tapi yang biasa..." katanya. Nah, pembicaraannya mau kemana nih? Mau bicara porno lagi?.

"Mau nonton yang tidak biasa?" hampir saja aku tawarkan dia untuk bergabung dengan mas Wawan. Tapi segera kutahan diri. Jangan menambah dosa lagi, Yadi! Apakah siap untuk menerima hasil kumpulan dosa yang dilakukan? Hukumannya pasti akan datang, tunai atau nanti di akhirat. Hah! Suara itu kok tiba-tiba berbisik...

"Emang mas Yadi punya?" ada nada penasaran di suara Joko. Anak ABG ini, kalo salah arah dapat terjerumus kedalam lembah dosa... Aku alihkan pembicaraan ke siaran tv saja. Joko kalo bicara yang agak porno denganku sangat suka sekali. Biasalah, seumur dia memang punya raa ingin tahu yang tinggi. Apalagi soal sex!

Pernah aku jelaskan soal mengurut kontol untuk memperbesar dan panjang padanya yang langsung ingin dipraktekkannya di depanku. Mau tidak mau aku jelaskan juga padanya. Praktek langsung ke kontolnya dengan memakai body lotion yang kupunya. Entah kenapa, aku tidak ada rasa sungkan atau malu ketika itu. Dia sudah membuka celananya dan aku memijat kontolnya yang sudah sangat tegang. Walau aku terangsang, tapi kuusahakan untuk tidak terlihat. Jaga imej dikitlah. Batang hangatnya hanya baru beberapa kali kuurut naik turun, sudah memuncratkan cairannya yang kental dan banyak. Akhirnya aku selesaikan sampai disitu. Tapi ada rasa senang juga melihat sperma abg itu. Kusapu keseluruh batang kontolnya yang berlumuran sperma yang menempel di telapak tanganku. Ingin merasakannya dengan mencelupkan jariku ke mulutku. Tapi kutahan ...

Makanku sudah selesai. Dia bantu aku mencuci piring. Sebentar dia sudah ada di sampingku. Enak juga ya kalo ada yang bantuin gini. Kami nonton film cerita siang. Rasa kantukku dengan tiba-tiba menyerang ...Ngantuk sekali sampai pindah ke kamarpun sudah tidak kuat lagi. Akhirnya aku rebah di ruang tamu ini dengan kepalaku bersandarkan bantal lantai yang besar. Aku tidak tahu, Joko ngomong apa ... Aku sudah terlelap.

Entah berapa lama aku tertidur, ketika ada sesuatu yang beraksi di atas tubuhku. Rasa kantuk yang sangat berat, membuat aku tidak kuasa menolak. Joko sedang mempermainkan kontolku! Dia sudah tengkurap disamping tubuhku sambil mengemut dan mempermainkan kontolku dalam mulutnya. Ah.. kenapa aku sangat ngantuk begini? Mulutnya yang hangat, mengeluarkan dan memasukan batang kontolku berulang-ulang. Kontolku yang sangat tegang terasa sesak di mulutnya. Susah bagiku untuk menolak... sarafku sudah menegang sampai ubun-ubun karena ransangan yang dilakukannya itu. Dari mana dia tahu caranya itu? Huh ... aku berusaha menggeliat sebagai usaha untuk menolak, tapi tak bisa ..Sesekali dia kocok batangku dengan tangannya. Cairan liur yang ada membuat kocokan terasa nikmat banget! Ah ... mataku susah untuk diajak kompromi. Akhirnya kubiarkan apapun yang terjadi. Kembali dia masukkan batang kontolku dan dapat kurasakan kontolku menyelusup ke kerongkongannya....ah!

Ketika aku terbangun, sudah hampir jam lima sore. Kulihat Joko di sampingku sambil menonton tv. Ada empat jam aku tertidur. Kuperiksa bagian depan celanaku yang hanya tertutup sampai pinggul. Basah! Entah air liurnya Joko atau sperma. Kulihat Joko merasa tidak ada apa-apa, terhadap apa yang dilakukannya padaku ketika aku tidur. Apakah dia masukkan obat tidur di makan siangku tadi ? Aku tidak mau menuduhnya begitu... dan tidak mau membahas apa yang dilakukannya. Entah kenapa.

Kuregangkan tubuhku yang terasa agak kaku.

"Aku mandi dulu ya," kataku ketika Joko kembali mengajakku untuk ikut main bola sama anak-anak kampung sekitar sini.

Tidak lama aku mandi, hanya sekedar menyegarkan badan dari tidur siang yang lumayan lama. Cairan di sekitar kontolku langsung larut waktu tersiram air. Aku pakai kaos dan celana pendekku. Kamipun menuju 'lapangan', yang tak lain adalah halaman sekolah SMU swasta.

Main bola plastik dengan sekitar 16 orang asik banget dan sangat menguras keringat juga. Apa yang aku lakukan sebenarnya usaha untuk berakrab dengan warga sekitar sini. Dan lumayan. Aku punya banyak teman. Dan aku senang ada juga yang mengajak untuk kegiatan pengajian. Alhamdulillah, aku diingatkan untuk terus dapat beribadah dengan baik...Menjelang magrib kami menghentikan permainan ... dan pulang ke rumah masing-masing. Joko ikut aku pulang ke tempatku.

Kulihat rumah mas Wawan masih tutup, walau di dalam lampunya nyala. Aku dan Joko masuk rumah dan istirahat sebentar sambil minum. Tubuh panas kami mesti di normalkan dulu sebelum mandi. Aku sudah tidak betah dengan keringat yang terasa sangat lengket di tubuhku. Kubuka kaosku yang basah karena keringat dan Joko melakukan yang sama.

"Jok, kau nggak pernah dicariin Emak?" pernah aku ajukan pertanyaan begitu, ketika Joko seharian di rumahku.

"Nggaklah," katanya. "Emak tahu kok aku main di tempat mas Yadi."

Benar saja. Entah karena aku bertanya begitu ke Joko atau karena apa, ibunya Joko pun ngomong langsung padaku untuk minta tolong ngajarin Joko untuk persiapan UAN. Hm, pintar juga dia cari alasan. Kehadiran Joko di rumahku memang sudah diketahui orang tuanya. Kalo saja orang tuanya tahu apa yang telah Joko lakukan di tempatku, mungkin mereka juga tidak mau mengijinkan Joko berlama-lama di tempatku.

Aku bangkit dari depan tv."Aku mandi duluan ya," kataku sambil mengambil handuk dan menuju kamar mandi.

Segera aku lorotkan celanaku sekaligus celana dalamnya. Huh... rasa segar air yang kusiramkan ketubuhku terasa nikmat sekali. Kusiram tubuhku beberapa kali dari kepala. Kuambil sabun cair dan meratakannya ketubuhku. Karena singgungan sabun licin di kontolku, membuat kontolku mengembang, walau tidak tegang penuh.

Aku sedang menikmati sapuan tanganku keseluruh tubuhku ketika tiba-tiba Joko mendobrak masuk. Pintu kamar mandi memang tidak kukunci.

"Maaf, aku kebelet mau kencing nih," katanya sambil melorotkan celana pendeknya kemudian menggantungkannya di samping pakainku yang sudah tergantung duluan. Dia sudah telanjang sepertiku. Dia kencing berdiri sambil melirik ketubuhku yang penuh busa sabun.

"Kontol mas Yadi besar juga ya," komentarnya sambil berbalik memperlihatkan kontolnya yang yang sudah tegang juga, mendongak ke atas. Bulu kontolnya masih terlihat halus dan kontolnya tidak begitu besar, kelihatan ramping dan merah. Kontolnya kulihat berdenyut karena sangat tegang. Aku jadi ingat kejadian ketika mengurut kontolnya. Melihat apa yang kulihat, membuat kontolku yang agak gemuk dan panjang sedikit bergerak tegang. Makin berdiri, yang tak dapat kutahan...

Aku agak risi bertelanjang dengan kontol yang menegang ini, tapi berusaha bersikap biasa. Hm! Mandi bersama seperti ini sangat menggodaku ... jantungku mulai berdetak kencang. Aku akan memakai shampo ketika tanpa aba-aba, Joko menyiram tubuhnya beberapa kali. Kontolnya sudah sangat-sangat tegang. Aku terangsang juga dengan tubuh Joko yang tipis dengan barangnya yang bergoyang itu.. Cipratan air yang mengenai tubuhku, membuat busa sabun yang menutupi kulitku, terutama batang kontolku jadi terurai, larut. Tubuhku kelihatan mengkilat. Kulihat Joko melihatku penuh nafsu ... Hanya beberapa senti kontolku dan kontolnya yang saling ngacung itu dapat saling sentuh. Aku mundurkan sedikit tubuhku agar kontol kami tidak saling main anggar.

Sekarang gantian Joko menyabuni tubuhnya, dan tangan kanannya mengocok batang kontolnya sampai menimbulkan busa sabun yang kental seperti krem. Aku berusaha untuk tidak tergoda dan mengalihkan perhatian dengan membersihkan rambutku dengan shampo. Busa shampo menyelusuri tubuhku sampai ke batang kontolku, terus turun ke pahaku dan kakiku.

Ketika kedua tanganku sibuk menggosok rambutku, tangan Joko sudah menggengam kontolku dan mengocoknya pelan. Sama seperti yang dilakukan tadi siang... ketika aku tidur. Genggamannya membuat kontolku makin berdenyut. Entah kenapa aku biarkan dia melakukannya. Aku tidak menolaknya ...

Hm, nikmat sekali! Nafasku sudah melalui mulut ...Ah ..Sarafku kembali menegang dan panas. Tidak lama Joko melakukannya, sampai aku tersadar. Maksiat yang aku biarkan ini adalah dosa! Cepat kutepiskan tangan Joko dan aku membilas rambut dan tubuhku dengan siraman air. Tidak ada ekspresi rasa bersalah padanya yang telah dengan berani mengocok kontolku. Joko mengalihkan tangannya dengan mengocok batangnya dengan genggaman telapak tangan yang kencang. Ada sorot mata yang aneh terpancar dari wajah ABG itu... Aku mestinya tidak membiarkan ini semua ...Tubuhnya sedikit terbungkuk menahan rangsangan yang dilakukannnya.

Segera kubilas rambutku dan tubuhku dengan beberapa kali siraman air. Agak terburu-buru aku keluar kamar mandi. Tubuh basahku kukeringkan di luar kamar mandi. Jantungku masih berdetak kencang... kalo saja 'kenikmatan' ini diteruskan ...kan tak ada yang tahu Yadi. Ada suara setan terkutuk berusaha menggodaku. Iya ya ... batinku membuat sarafku menegang lagi ... Tapi Tuhan tahu Yadi! Apa yang ada di pikiran dan yang kau lakukan! bisikan lain pelan menyentakku. Kebimbangan antara ingin berbuat berbuat lebih jauh dengan Joko dan ingat dosa itu membuat aku lama bertelanjang di kamar ini ...

Kecipak suara kocokan Joko dan nafas dari mulutnya penuh nafsu itu menyadarkanku. Aku segera memakai celana dalamku dan mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tahan diri kamu dari godaan itu, Yadi! Kusisir rambutku dengan tanganku. Wangi shampo masih ada dan terasa masih belum bersih aku membilasnya karena buru-buru tadi.

Joko berdiri telanjang di pintu kamar mandi kamar mandi, menunggu aku meminjamkan handuk padanya ..Kontolnya terkulai di antara pahanya. Segera aku serahkan handuk bekas yang kugunakan tadi ...

Aku ke ruang tamu menonton tv. Tidak lama kemudian Joko sudah duduk disampingku dengan pake celana pendek dan kaos. Ingin aku menegur dia agar lain kali jangan mandi bareng ...atau saling telanjang...

"Assalamualikum..." ada suara cewek di luar. Ada tamu!

Segera kubuka pintu. Kulihat Elga dengan adiknya Joko di teras. Ada apa ini?

"Mas Yadi, ada yang nyariin," kata Anwar, adiknya Joko itu.

Kaget? Atau perasaan biasa saja? Entahlah. Aku seharusnya malu dengan responku yang tidak menyambut dengan kehadiran Elga di depanku. Kenapa kau Yadi? Haruskah aku berpura-pura tertarik? Secara fisik tidak salah untuk menyukai Elga yang memang cantik dan tinggi itu, apalagi kepribadiannya juga bagus...

"Masuk ...Sendirian saja?" tanyaku mempersilahkan dia masuk dan duduk di lantai beralaskan tikar.

"Iya nih. Nggak mengganggu kan?" tanya Elga setelah menjawab pertanyaanku. Ada rasa ragu ketika dia melangkah masuk... Kutahu ini pasti akibat dari sambutanku. Kucoba untuk berusaha senang atau sambutan yang positif ketika Elga datang ini... tapi entah kenapa beraaaat sekali.

Katanya cinta itu adalah kata kerja, dan transitif. Artinya, kita punya kontrol penuh terhadapnya. Apakah kita akan mencintai atau tidak mencintai. Kita juga bisa memilih siapa yang hendak kita cintai dan yang tidak kita cintai. Tapi kita sering ditipu oleh kelemahan diri kita dan kita jadikan cinta sebagai kambing hitamnya. Karenanya banyak yang percaya bahwa cinta itu buta. Itu yang pernah kubaca dimilis. Tapi benarkah?

Kukenalkan dia dengan Joko. Joko dan Elga saling bersalaman. Kemudian Anwar dan Joko pamitan pulang. Mau makan malam, alasannya.Tinggal aku dan Elga berdua dan kubiarkan pintu tamu terbuka. Kuakui, Elga memang penuh inisiatif untuk memecahkan kekakuan antara kami. "Aku diapelin cewek!" batinku. Ada rasa senang dengan pelan terasa dengan kehadiran Elga malam minggu begini ... Apapun perasaan kamu malam ini Yadi, kamu harus bantu Elga agar mau tetap jadi teman kamu! Bisikan itu terngiang pelan. Pelan aku mengangguk.

Akhirnya, karena rasa laparku, pembicaraan santaiku dengan Elga sambil nonton tv kuhentikan. Kutawarkan dia untuk makan di luar. Dia mau. Dalam hati aku bersorak, ini adalah usahaku untuk menghargai kehadirannya. Akhirnya kamu punya hati dan perasaan Yadi! Bagus itu, dan perlu dibiasakan.

Dalam perjalanan ke warung makan, kami masih ngobrol. Aku tahu dia tinggal sekitar Ciganjur, rumah orang tuanya. Jadi ke tempat tinggalku tidak jauh dengannya. Entah kenapa kemudahan itu ada saja. Padahal semula aku pikir dia tinggal di sekitar Kebun Jeruk, tempat pertama kali aku bertemu dia ketika naik bis ke Kramat, Jakarta Pusat. Itu sebulan yang lalu. Kami memang berhubungan hanya dengan sms dan sesekali telpon dari dia. Elga memang menyadarkanku soal kecendrungan cowok yang suka dengan sesama. Walau aku berharap dia tidak tahu aku juga mengidap hal itu.

Aku sadar dengan kecendrungan ini, tapi aku ingin tidak larut untuk menuruti kesalahan ini, dan berusaha untuk ke jalan yang 'benar'. Sudah terlalu banyak dosa yang kubuat, terakhir ya tadi sore, saat mandi bareng Joko. Malu rasanya aku ... Segala kenikmatan Tuhan yang ada padaku sepertinya tidak dapat kusyukuri. Diberi cobaan dengan kecendrungan suka sesama saja kadang membuat aku mengeluh karena tidak 'kuat'. Cobaan dengan 'kenikmatan semu' itu kadang berat sekali untuk menghadapinya, ditolak atau dinikmati...

"Hidup ini seperti arisan," kata Elga saat kami sudah menyelesaikan makan malam : pecel lele. Kami teruskan dengan ngobrol sambil minum air jeruk hangat. Masih duduk di warung. Di pojok sana ada sepasang - cowok-cewek sedang makan. Kelihatan mesra sekali. Ada rasa iri dalam hati, kenapa mereka bisa, sedang aku tidak ... Hal beginian akhir-akhir ini memang menghantuiku. Cemburu dengan pasangan cowok-cewek! Ya Tuhan, bantu aku untuk dapat seperti mereka, doaku dalam hati.

"Setoran dosa atau amal baik yang kita buat selama ini, pada saatnya akan dikembalikan. Baik langsung atau akan diterima di akhirat nanti. Dalam bentuk hukuman azab atau pahala," katanya lagi memperjelas istilah yang disampaikannya.

"Kadang aku takut dengan azab Tuhan yang langsung diterima sekarang ..." katanya. Kemudian dia cerita saat dia beradu mulut dengan dengan mamanya yang sangat ikut campur masalah pribadinya, hukumannya langsung di dapat dengan siraman air panas pada pahanya. Memang ini tidak langsung terjadi dan terjadi seperti 'kebetulan' saja. Tapi dia merasa sangat bersalah dengan memarahi orang tua seperti yang dilakukannya. Akhirnya dia minta maaf dengan mamanya. Dia harus berpikir positif bahwa dengan 'ikut campur' mamanya itu harus dilihatnya sebagai sifat penuh perhatian.

Elga pamitan pulang ketika kami meninggalkan warung. Mestinya aku tawarkan dia untuk diantar pulang, sekalian aku tahu di mana rumahnya Aku tahu alamat rumahnya ketika kami saling tukar alamat, tapi alangkah baiknya kesempatan ini dilakukan sebagai kunjungan balasan.. Tapi tidak! Tidak ada rasa itu pada hatiku.. begitu 'datar' dan 'hambar'. Aku hanya mengantar dia sampai naik angkot yang ke Ciganjur.

Ketika aku terbangun tengah malam, apa yang terjadi hari itu terasa diputar ulang di mataku. Rasa kangen dan bersalah dengan Elga secara pelan hadir. Rasa sesalku timbul, kenapa menganggap biasa saja kepada Elga yang telah begitu baik padaku. Aku tidak perlu berpura-pura suka padanya, tapi sikap menghargai dan berpikir positip mungkin cukup ...sebagai awal. Elga ... maafkan aku, batinku.

Ada sedikit keributan di tempat mas Wawan. Suara pak Roni masih ada. Aku sudah berpikiran yang nggak-nggak sampai akhirnya aku sadar keributan itu terjadi ketika mas Wawan memerima telpon dari kampung istrinya. Dia histeris dan pak Roni menenangkannya.

Apa yang diomongin Elga soal 'hidup adalah arisan' terjadi nyata. Dan membuat aku sangat sedih, kenapa membiarkan dosa itu semua terjadi di depan mataku. Perselingkuhan mas Wawan dengan pak Roni, menurutku dibayar dengan meninggalnya istri dan anaknya Mira dalam kecelakaan mobil dalam perjalanan dari stasiun Cirebon ke desanya, rumah mbahnya Mira. Berita itu baru diterima malam ini saat mas Wawan dan pak Roni melakukan maksiatnya! Tubuhku menggigil mendengar berita itu.

Mas Wawan langsung ke Cirebon menyewa mobil pada hari Minggu pagi. Dia sangat terpukul ... Semua sudah terlambat! Terngiang kembali "Mira mau pulang" dari bibir mungil itu. Begitu besar dosa mas Wawan, sehingga Tuhan mengambil semua orang yang dicintainya itu ...Tuhan yang tahu keseimbangan antara dosa dan hukuman pada umatNya. Kasihan mas Wawan, hanya itu yang dapat terucap di bibirku ...

Sungguh aku terpukul dengan musibah yang dihadapi mas Wawan. Kupikir, inilah pelajaran yang diberikan Tuhan padaku. Aku tidak tahu, Tuhan akan menghukum aku seperti apa terhadap 'semua dosa' yang aku lakukan. Seringkali aku tidak dapat menjaga prinsipku. Kadang aku sangat mudah menolak atau menghindar godaan, kadang juga aku dapat hanyut dalam dosa. Masih banyak hal yang harus aku lakukan untuk mengisi hidupku. Haruskan aku terus memikirkan kesenangan dunia? Semoga Tuhan terus melindungiku. Amin!

Jumat, 07 September 2012

Bekerja Sebagai Supir Pribadi

EXPLORASI SEXUAL EXPERIMENTAL

Oleh karena susah cari kerja yang sesuai dengan pendidikanku aku memutuskan jadi supir. Lumayan juga waktu SLTP dan SMA aku pernah belajar bawa mobil karena berteman dengan Herriyanto [Herry] anak orang kaya. Ternyata itu kelak menjadi modal utamaku untuk bertahan hidup di ibukota negara sialan ini!

Orang tuaku yang miskin pasti tidak punya mobil. Seandainya mereka punya mobilpun aku ragu apakah mereka mampu membiayai pemeliharaannya seperti membeli bensin, oli, onderdil [suku cadang] dan biaya bengkel dan montir kalau mesinnya ngadat!

Herry adalah sahabatku sejak SLTP kami kemudian bersekolah di SMA[SMU] yang sama. Sejak aku kenal Herry aku sadar bahwa dia adalah pemuda tampan [ganteng]. Boleh jadi aku suka berteman dengan Herry karena wajahnya yang tampan dan bulu ketek-nya hitam lebat dan kontras dengan kulitnya yang putih.

Lengan atasnya indah, dengan biseps yang kekar, berotot serasi dengan ketiaknya yang dihiasi bulu ketek yang hitam lebat. Jika Herry sedang mengenakan singlet yang berwarna hitam atau merah maka dia terkesan amat macho, jantan dan kelaki-lakian!

Waktu masih di SMA,jika Herry sedang main basket maka cewek-cewek banyak yang pura-pura menonton pertandingan. Padahal mereka sebetulnya hanya mau "menikmati" pemandangan wajah Herry yang tampan dan bulu keteknya yang hitam dan lebat itu. Karena, kalau sedang main basket,tentu saja Herry mengenakan kaos singlet seperti juga hal-nya Samuel Rizal. Tanpa malu-malu, cewek-cewek itu cekikikan sambil membahas dan memandangi bulu ketek Herry! Mungkin di antara cowok-cowok yang ada di pinggir lapangan basket itu ada juga yang menikmati pemandangan itu - karena mereka menyukai sex sejenis.

Pertemnanku dengan Herry adalah suatu symbiose mutualistis - yaitu saling memerlukan dan saling menguntungkan. Di satu sisi aku sering membantu Herry dengan pelajaran sekolah dan di sisi lain aku mendapat nilai tambah dari ketampanan wajah, kejantanan, serta tingkat sosial ekonomi orang tuanya. Kami berdua adalah sahabat sejati dan persahabatan kami diteguhkan dengan hubungan sex sejenis secara rutin. Waktu masih di SMA, setiap kali aku menginap di rumah Herriyanto maka kami pasti melakukan hubungan sex sejenis. Perbuatan cabul itu dimulai oleh Herry dan aku menimpali dengan mulut, kontol, dan lobang pantat terbuka! Karena aku memang seorang homosex tulen dengan score 5, yang artinya tidak berminat sama sekali dengan lawan jenis [cewek]. Sedangkan bagi Herry sex sejenis adalah semata-mata suatu explorasi sex experimental. Waktu itu, pada usia 17 - 19 tahun, Herry mencoba membuka cakrawala kehidupan sexual atau sexualitas bangsa manusia! "Alam takambang jadi guru", kata orang Minang - yang artinya "Alam terkembang jadi guru".

Semua tehnik hubungan sex sejenis boleh dibilang sudah kami praktekkan belaka, baik itu ngentot[sodomi], blow job [mengisap kontol - nyepong], rimming [menjilati sekeliling permukaan bibir lobang pantat], gaya 69 [saling isap kontol] dan berbagai cara cabul lainnya! Bahkan mengempit -kan kontol pada paha yang dirapatkan juga sudah kami coba!

Setelah tamat SMA, kami jarang sekali bertemu. Apalagi kemudian Herry sekolah di luar negeri. Sekarang, saat cerita cabul, bejat, sialan ini sedang aku tulis, Herry sudah kembali dari luar negeri dan bekerja di Tanah Air.

Bahwa Herry seorang lelaki normal dan straight, dibuktikan dengan pernikahannya yang bahagia dengan seorang wanita cantik.Dari perkawinannya itu dia mendapatkan dua anak lelaki yang hebat yang sejak kecil sudah menunjukkan bakat-bakat ketampanan dan kejantanan seperti ayahnya. Kini tiap kali aku jumpa Herry, jantungku masih saja berdebar-debar dan aliran darah ditubuhku seakan berdesir-desir. Penampilan Herry boleh dikatakan tak berubah,karena dia rajin menjaga penampilan-nya dengan latihan fisik yang teratur dan intens!

Hanya saja,setelah Herry menikah tentu aku tidak bisa dan tidak berhak lagi menikmati tubuhnya yang ledzat dan nikmat itu.Dulu,salah satu hobby-ku adalah menjilati ketiak Herry yang ditumbuhi bulu ketek lebatt itu! Aggh! Nikmatt! Demikian juga kontolnya yang besar dan disunat ketat itu, terasa nikmat jika dijilat.Aku paling suka minum pejuh Herry, karena rasanya nikmat dan ledzat tak kalah dengan rasa sup sarang burung walet yang ada di menu Chinese Restaurant [Restoran Cina] dan harganya tak kurang dari Rp 100.000,- per mangkok!

Meskipun banyak kenikmatan sexual yang aku hirup dalam pertemananku dengan Herry saat remaja,tapi kenangan yang paling berharga adalah SIM A yang aku punyai sekarang.Dengan keterampilan menyetir dan SIM A itulah kelak aku menyambung hidup dan keduanya aku dapatkan berkat pertemananku dengan Herry.

JADI OFFICE BOY PARUH WAKTU

Karena orang tuaku miskin, maka waktu aku masih duduk di SLTP dan SMA aku harus berusaha mencari penghasilan sendiri.

Aku beruntung karena ada yang mau mempekerjakan aku sebagai Office Boy [OB] di suatu Production House.Tentu saja orang mempekerjakan aku karena belas kasihan dan juga [mungkin] aku punya aura yang membuat orang tertarik kepadaku.Jika tidak bagaimana mungkin aku bisa dipekerjakan sebagai sebagai part timer [pekerja paruh waktu]. Jadi, pulang sekolah aku segera ke Production House untuk bekerja. Kadang-kadang aku harus berada di studio sampai dini hari karena ada shooting yang molor-molor! Oleh karean itu aku selalu membawa tas sekolahku dan buku-buku ke Production House agar aku bisa mencuri-curi waktu untuk belajar dan membuat PR=pekerjaan rumah sambil bekerja.

Meskipun honor atau gaji yang aku terima kecil, tapi aku banyak menerima tips. Selama menjadi OB itu lah aku banyak berkenalan dan mengenal para selebritis baik yang cowok maupun cewek.Ada yang foto model, ada yang pemain sinetron. Ada yang hanya figuran, ada yang pemeran pembantu, dan bahkan ada yang pemain utama.Ada yang aktor laga maupun yang non-laga.

Sebagai seorang homosex tentu saja aku memberi perhatian khusus kepada para aktor[cowok]. Harus aku akui bahwa aktor-aktor Indonesia umumnya ganteng-ganteng, tubuhnya ketat dan berotot dan bulu keteknya lebat! Mereka juga sangat PD dan tidak ragu ganti baju atau ganti kostum meskipun ada orang lain di sekitarnya. Tentu saja semua itu dilakukan di ruang ganti pakaian.

Bisa jadi karena aku hanya seorang OB maka aku dianggap "bukan orang",sehingga keberadaanku di sekitar mereka tidak diperhitungkan saat mereka ganti baju.

Banyak aktor yang dengan enteng melepaskan semua penutup tubuhnya untuk ganti kostum. Bahkan ada yang tidak ragu ganti kancut didepanku telanjang bulat! Tentu saja aku "nanar" seperti disambar petir saat disuguhi pemandangan indah dari aktor ganteng yang tinggi besar bertubuh ketat dan ber-otot,telanjang bulat sempurna [frontal] di depan-ku!"Snap shot" seperti itu jadi andalanku waktu aku onani.Waktu aku onani,aku berfantasi tentang si aktor tampan yang telanjang bulat di depanku dengan kontol yang besar dan disunat ketat yang mencuat dari hamparan jembutnya yang hitam, lebat, tebal dan tumbuh luass! Mana tahaaan?!

Beberapa aktor laga seperti punya "gaydar" [gay radar, yaitu feeling untuk mendeteksi apakah cowok yang di hadapannya itu seorang homo atau bukan]. Karena itu ada beberapa kator laga yang bukan hanya berani telanjang bulat di hadapanku, tapi juga meminta aku memijit [massage] tubuh-nya dalam keadaan ia bertelanjang bulat. Untuk servis itu aku diberi tip lumayan.

Kebetulan aku pernah ikut kursus massage, karena itu umumnya para aktor itu puas dengan pijitanku yang sistematis dan mengikuti pola anatomi tubuh manusia. Tidak heran jika melalui informasi dari mulut ke mulut,keterampilanku tersebar di antara para aktris dan aktor langganan Production House kami! Tetapi aku selalu menolak kalau diminta memijat cewek.Aku hanya mau memijat aktor cowok saja!

Beberapa aktor tidak puas hanya aku massage saja tapi ada yang minta aku untuk mengisap kontolnya sampai pejuhnya muncrat keluar dan berceceran kemana-mana!Tentu saja kalau diminta, permintaan servis tambahan itu aku penuhi saja. Siapa yang bisa menolak tawaran untuk mengisap kontol aktor laga ganteng bertubuh ketat dengan ukuran kontol yang aduhai, sebesar ukuran kontol Ricardo Gelael itu? Jika untuk servis massage aku hanya diberi tip sekitar Rp 50.000,- sampai Rp 100.000,- oleh selebritis, maka untuk servis ngisep kontol aku bisa meraup uang Rp 500.000- sampai satu juta rupiah.Uang sebesar itu termasuk upah atau biaya menyimpan rahasia atau "uang tutup mulut"! Lama kelamaan ada juga aktor yang minta agar aku mau menyerahkan boolku untuk disodomi. Kemudian ada juga aktor yang minta agar aku mau mengentoti lobang pantatnya!

Ada juga aktor laga yang "membawa" aku ke luar kota untuk dihajar sebelum aku dientot. Biasanya aku "dipakai" ditempat yang tidak terlalu dingin karena aktor yang mau memakai aku ingin bermain dalam keadaan telanjang bulat. Di tempat-tempat dingin tentu tidak nyaman bagi mereka kalau mau bertelanjang bulat. Mereka kedinginan, bahkan mungkin kontol mereka jadi "layu" tidak bisa ngaceng, karena kedinginan!

Para aktor laga itu sering harus bermain dalam adegan keras. Sayang mereka tidak bisa menyalur-kan dorongan agresif mereka dalam adegan film. Karena semua gerakan mereka diatur sutradara dan diarahkan oleh sutradara!

Tidak heran jika mereka perlu melampiaskan nafsu dan dorongan mereka untuk bertindak agresif secara periodik! Rupanya tubuhkulah yang jadi ventilasi pemuas nafsu sadis mereka!

Aktor yang menggunakan tubuhku sebagai pemuas nafsu sadis biasanya menggunakan pecut [cambuk, cemeti] untuk menghajar tubuhku. Untuk itu aku harus telanjang bulat dan harus siap dihajar dengan pecut sampai berdarah-darah - dalam arti harfiah atau arti yang sesungguhnya. Tentu saja kalau main keras seperti itu tarifku lain lagi!

Tanpa pernah dibahas, para aktor itu sudah tahu bahwa tip main pecut harus mereka bayarkan lebih banyak!

BERTEMU MAS MARCEL

Sewaktu aku jadi OB aku sempat berkenalan dengan Mas Marcel [Marcellino]. Perkenalan itu berlanjut dengan pertemanan dan akhirnya aku sering diajak ke apartemennya untuk bantu-bantu! Mas Marcel hanya sendirian saja di apartemen. Kebetulan Mas Marcel tinggal disuatu "service apartment" yang memberikan juga pelayanan kebersihan, termasuk laundry. Karena itu lah Mas Marcel bisa tinggal sendirian tanpa ada yang membantu atau tanpa ada pembantu.

Meskipun Mas Marcel bukan orang Jawa,tapi karena dia besar di Jawa Timur[Malang], aku memanggilnya dengan panggilan "Mas".

Yang aku suka dari Mas Marcel adalah : orangnya ganteng,tubuhnya bagus atletis dan ketat,kulit- nya putih terang, dan orangnya rapi dan bersih!

Karena Mas Marcel sendirian di rumah [paling-paling hanya berdua dengan aku,kalau aku sedang mampir] maka dia tidak ragu untuk telanjang bulat saja di rumah.

Biasanya kalau pulang kerja, Mas Marcel akan melepas seluruh pakaiannya, sampai tinggal hanya kancut. Lalu dia akan melakukan berbagai latihan fisik,latihan bela diri dan latihan beban dengan mesin-mesin olah raga yang ada di rumahnya [di apartemennya]. Semua proses latihan itu bisa makan waktu dua jam. Kalau Mas Marcel sedang latihan bela diri dan tinju, maka aku bertindak selaku sparring partnernya!

Setelah itu Mas Marcel akan melepas kancutnya yang basah kuyup oleh keringat sampai dia bugil bertelanjang bulat dan lalu dia akan istirahat dengan cara menelentang di lantai bertelanjang bulat,kira-kira 10 menit, sambil mengatur nafas.

Dalam keadaan begitu, aku lihat kontolnya selalu akan ngaceng, tegak mengacung ke atas seperti sangkur terhunus,mencuat dari hamparan jembutnya yang hitam, tebal, dan tumbuh luass! Kalau aku melihat Mas Marcel dalam keadaan begitu,maka aku jadi salah tingkah dan blingsatan, karena aku jadi ingin memeluk tubuhnya yang telanjang bulat dan berkeringat itu untuk mencabulinya.

Waktu pertama kali aku kenal Mas Marcel, dia belum sunat.Tapi kulupnya tidak terlalu panjang, sehingga kalau tidak diperhatikan dengan cermat sekan dia sudah sunat! Kalau kontol Mas Marcel sedang ngaceng,maka kita akan "tertipu", karena seakan-akan kontolnya sudah disunat karena kulup-nya tertarik kearah pangkal kontolnya - sehingga hanya kepala kontolnya [glans penis] saja yang berwarna merah-ungu dan berkilat-kilat yang tampak "berjaya"!

MAS MARCEL DISUNAT CARA MILITER

Suatu saat aku berhasil memotivasi Mas Marcel agar mau dia sunat untuk menyempurnakan kelaki-lakiannya dan demi kebersihan serta kesehatan-nya.Mas Marcel bersedia dan aku yang memperkenal-kannya pada Dr.Jonathan. Yang mengagumkan adalah bahwa Mas Marcel memilih untuk disunat tanpa anestesi yang kebetulan merupakan keahlian Dr. Jonathan [Mayor Dr.Jonathan].

Dr.Jonathan memang sudah biasa menyunat Taruna Akademi Militer dan tahanan militer sialan tanpa anestesi. Para taruna dan tahanan yang disunat Dr.Jonathan menggeliat dan menggelinjang karena amat kesakitan! Bahkan para tahanan yang sedang disunat itu tidak jarang menjerit-jerit.Sehingga terpaksa Dr. Jonatan menggampar paha atau pipi tahanan sialan itu dengan kerass!! agar dia mau diam! Karena terkejut dan shock digampar dengan keras begitu, maka si tahanan jadi terdiam dan dia terpaksa "menikmati" proses pengeratan kulup-nya dengan hanya dengan berdesah atau merintih dan tidak menjerit-jerit lagi!Tapi tubuh tahanan sialan itu jadi basah kuyup bercucuran keringat dan badannya yang bertelanjang bulat dan sedang disunat itu jadi berkilat-kilat!

Dr.Jonathan selalu sengaja memperlama proses penyunatan dan berusaha agar proses sunat itu senyeri-nyerinya. Seperti : mengerat kulup pelan-pelan, menjahitluka sunat pelan-pelan dan sering-sering "membersihkan" luka dengan alkohol 70% yang mengakibatkan rasa pedih luar biasa itu!

Waktu Mas Marcel disunat Dr.Jonathan, dia juga tampak teramat sangat kesakitan. Tubuhnya yang atletis dan ketat berotot itu jadi bercucuran keringat karena menahan nyeri yang amat sangat!

Sekali-sekali Mas Marcel berdesis karena tampak merasa amat sangat pedih! Wajahnya yang ganteng tampak menarik raut muka amat kesakitan! Suara desis Mas Marcel akibat menahan rasa amat pedih: HSST...HSST...HSST...,sekali-sekali terdengar!

Untuk menjaga segala kemungkinan, Dr.Jonathan memasangkan rantai dan borgol di pergelangan tangan dan kaki Mas Marcel.Juga sabuk fiksasi di pinggang Mas Marcel, agar Mas Marcel tidak bisa mengamuk atau berontak akibat kesakitan waktu sedang disunat tanpa anestesi!

Supaya tidak jadi berita dan diblow up media,Mas Marcel terpaksa harus disunat di apartemennya.

Aku membantu-bantu Dr. Jonathan waktu Mas Marcel sedang disunat! Antara lain dengan cara memijiti paha, betis, dan kakinya, untuk mengurangi rasa perih di kontolnya!Aku juga sekali-sekali harus mengeringkan keringat Mas Marcel yang keluar sebesar biji-biji jagung itu!

Untuk menunjukkan solidaritas dengan Mas Marcel, waktu Mas Marcel disunat, maka Dr. Jonathan dan aku sama-sama bertelanjang bulat, tak berpenutup selembar benang pun juga.

Tapi Dr Jonathan harus mengenakan sarung tangan karet [gloves atau handschoen] di kedua tangannya sebagai persyaratan sterilitas bedah ringan.

Jembut Mas Marcel tidak dicukur, melainkan hanya dirapikan saja.Sebelum disunat,bagian kontol dan jembut Mas Marcel dicuci bersih dengan sabun den diberi cairan aseptik dan antisipetik.

JADI SUPIR PRIBADI MAS MARCEL

Dengan berjalannya waktu,aku makin sering saja datang ke apartemen Mas Marcel. Aku juga makin banyak dapat tugas. Seperti memijiti tubuh Mas Marcel setiap dia habis latihan fisik. Aku juga harus mengeringkan tubuh Mas Marcel dari peluh atau keringat sehabis latihan fisik itu dengan lidahku. Lama -kelamaan aku juga diberi tugas mulia untuk mengisap kontolnya seminggu 3 X.

Kalau Mas Marcel sedang ngebet,maka aku mengisap kontol Mas Marcel tiap hari. Sekali-sekali aku disuruh menjilati lobang pantatnya [rimming].

Tidak jarang bo'olku "dipinjam" oleh Mas Marcel agar dia bisa menyodok lobang pantatku dengan kontolnya. Sehingga dia bisa merasakan nikmatnya jepitan sphincter ani-ku [jepitan otot di leher lobang pantat]. Sebagai variasi, kadang-kadang Mas Marcel minta agar aku mau menyodomi lobang pantatnya dengan kontolku! Karena hubunganku dengan Mas Marcel makin dekat, maka akhirnya aku diminta untuk jadi body guard dan supir Mas Marcel - merangkap ajudan. Tugas-tugas itu tidak sukar bagiku. Yang susah bagiku adalah menyesuaikan diri dengan staf-nya yang lain, termasuk manajer-nya. Untunglah Mas Marcel bisa memahami posisiku. Sehingga gangguan dari orang-orang di sekitar Mas Marcel aku anggap angin lalu saja.

Bagaiamanpun juga aku akhirnya jatuh cinta juga pada Mas Marcel. Bagaimana tidak? Setiap malam aku wajib tidur menemani Mas Marcel sambil kami berpelukan dalam keadaan telanjang bulat! Mau tidak mau, setiap malam kami terpaksa keterusan ngentot tanpa direncanakan. Untunglah vitalitas maupun fisik Mas Marcel dan aku, sama-sama kuat. Sehingga pagi harinya kami tidak lemess atau mengantuk meskipun setiap malam kami ngentot!

ANTICLIMAX

Resminya aku adalah "supir pribadi" Mas Marcel, meskipun pada kenyataannya aku punya bermacam-macam peran dan fungsi - termasuk untuk sasaran pemuasan dan pelampiasan nafsu sex sejenis alias untuk dientot! Bahkan kalau Mas marcel ada tamu cowok yang menginap di apartemen, kadang-kadang aku disuruh melayaninya di tempat tidur.

Tentu saja aku tidak pernah menolak. Bahkan aku tentu mau sekali!Karena, semua teman Mas Marcel adalah model atau aktor. Semuanya cowok ganteng, bertubuh ketat, atletis, berotot dan semuanya kontolnya gede-gede dengan jembut dan bulu ketek yang lebattt! Bahwa perbuatan itu akan berisiko ketuaran AIDS itu soal lain lagi. Yang penting ngentot dulu, bukan?!
 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.