Selasa, 31 Januari 2012

Romansa : Quo Vadis - Siapakah Aku ?

Quo Vadis - Siapakah Aku, memang menjadi pertanyaan yang sangat mendasar bagi setiap pribadi gay - homoseksual sejati, dan pertanyaan yang sama pula selau menggelayut di benak Dino maupun Donny. Siapakah aku, mengapa aku begini, kenapa berbeda orientasi seks dibanding masyarakat umum lain, untuk apa aku dilahirkan kalau hal tersebut memang tidak diperbolehkan, bagaimana semua ini dapat terjadi padahal kalau dapatlah memilih tentunya akan jatuh pilihan kepada pola hidup "normal" yang diterima masyarakat, seribu satu pertanyaan namun belum satupun jawaban.

Pilihan hidup yang tidak lazim, pola orientasi seksual menyimpang, kelainan jiwa, dan seribu satu tuduhan kepada pribadi gay - homoseksual sejati, walaupun sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam hendak diteriakkan ke dunia luas bahwa kami normal, sama seperti anda ingin mencintai dan dicintai, ingin menyayangi dan disayangi, ingin memberi arti bagi sesama makhluk hidup lainnya, hanya saja bila anda memilih memek maka kami memilih kontol. Hanya beda dalam menjatuhkan pilihan, tak ubahnya anda memilih baju warna merah untuk dipakai maka kami memilih baju warna biru.

Apakah salah bila kami memilih baju biru untuk dipakai sedangkan anda memilih baju merah ? Atau seperti pilihan di restoran cepat saji, anda memilih ayam goreng sedangkan kami memilih terong bakar. Bila warna biru tidak dibenarkan maka tolonglah jangan adakan warna biru atau bila memilih terong bakar tidak dibenarkan tolong jangan sajikan terong bakar, agar pilihan kami tidak salah tidak dihujat dicaci maki dianggap penyakit masyarakat dan seribu satu tuduhan lain hanya karena kami memilih beda. Kedua orang tua Donny meninggal dunia ketika berziarah ke negeri leluhur, jatuh bersama pesawat China Southern Airlines.

Perusahaan kini dibawah kendalinya, namun bisnis semakin suram, pekerja diperusahaannya tinggal kurang dari sepuluh jari tangan. Sebagian pekerja adalah orang tua yang tak mungkin lagi mendapatkan pekerjaan ditempat lain karena faktor usia, dan sebagian lagi rekrutmen baru muda usia belum mempunyai pengalaman kerja sama sekali, unskilled labor, yang baru diterima lelaki muda yang hanya menjadi cem-ceman Donny. Sepeninggal kedua orang tuanya dan setelah kejadian di kelab malam itu, Donny menjadi semakin liar tak terkendali.

Moses, bodyguardnya semakin posessif, sok mengatur, cemburu buta nggak karuan, semakin kurang ajar berani memerintah Donny untuk mengisap kontolnya yang lagi ngaceng didalam ruang rapat didepan anak buah Donny yang lain untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa Donny hanya miliknya semata, bahkan suatu ketika dia sedemikian terbakar api cemburu menghajar Donny habis habisan hingga babak belur bengkak bingkil hingga tulang paha kanan Donny patah. Akhirnya menjadi urusan yang berwajib dan Moses dipecat, namun setelah sembuh dari patah tulang paha kelakuan Donny semakin gila, berpindah dari pelukan satu lelaki ke pelukan lelaki lain, kelab malam mana diseantero Jakarta yang tidak pernah dia sambangi dan pastilah membawa brondong muda belia pulang untuk dientot.

Pernah sekumpulan lelaki gemulai penari latar dari suatu dance grup tersohor diajak pesta seks di villanya di Puncak dengan berbagai macam gaya mengentot dan dientot dipraktekkan, namun jiwanya semakin hampa tak tentu arah, dendam kesumatnya terhadap Dino semakin membara, tak tahu mengapa tapi itulah yang dirasakannya. Konsentrasinya dalam menjalankan bisnis jasa semakin buyar, hampir tidak ada lagi order pekerjaan yang datang, kalaupun ada sekedar orderan kecil dan itupun terpaksa dia sub kontrakkan karena materi pekerja di perusahaannya tinggal sedemikian rupa tanpa etos kerja dan tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan orderan tersebut tepat waktu. Dino mengalami permasalahan yang sama dengan Hermansen, bodyguardnya semakin keblinger nggak tahu aturan lagi.

Kedua orang tuanya sangat prihatin melihat kehidupan Dino, sering kali datang kekantor dalam kondisi babak belur akibat diperkosa oleh Hermansen malam harinya sambil disiksa. Bibir jontor, terkadang mata biru lebam, bahkan tidak jarang Dino ke kantor dengan berjalan tertatih tatih karena lobang pantatnya dihajar dengan dildo berduri, namun sering kali pula Dino harus berbohong kepada semua orang tentang apa yang dialami sebenarnya karena akhirnya dia menikmati juga siksaan bodyguardnya pada tubuhnya sebelum dientot dengan brutal dan buas oleh Hermansen.

Pernah Hermansen membawa 3 lonte jalanan dan mengentotin lonte itu satu persatu diatas meja kerja Dino disiang bolong, ketika Dino masuk ke kamar kerjanya Hermansen tetap saja menggenjotkan kontolnya yang gede ke memek lonte tersebut dihadapan Dino diatas meja kerja Dino hingga segala kertas dokumen berhamburan ke lantai tanpa merasa bersalah ataupun risih. Hal itu membuat Dino berapi api marah murka dan memecat bodyguardnya pada hari itu juga, namun akibatnya sangat fatal, malam harinya Hermansen menyelinap masuk ke kamar Dino dan menghajarnya habis habisan babak belur hingga tulang lengan atas kiri Dino patah dan diperkosa dengan sadis hingga lobang pantat Dino robek nggak karuan bercucuran berdarah, dikencingi dan astaga diberaki oleh Hermansen dan tainya dilumurkan kesekujur tubuh Dino yang sudah tergeletak teronggok bagaikan kain buruk.

Orang tua Dino sangat berkeberatan dan mengadu ke polisi, akhirnya Hermansen ditangkap. Tak sanggup menahan derita, bisnis hancur, anak babak belur, ayah Dino meninggal tak berapa lama setelah kejadian tersebut karena serangan jantung dan 40 hari kemudian menyusul pula ibunya yang terserang stroke berat oleh kesedihan yang mendalam ditinggal suami, jatuh di kamar mandi mengorok dan berpulang ke alam baka. Kini perusahaan ayahnya sepenuhnya dibawah kendali Dino, namun tak banyak lagi yang dapat diperbuat, para pekerja sebagian besar mengundurkan diri dan dapat pekerjaan yang lebih menjanjikan ditempat lain, tinggal hanya beberapa orang saja yang menjaga kantor.

Kehidupan pribadi Dino juga semakin tak terkendali, mabuk main madat mlanang, hampir setiap hari dia bermandikan pejuh lelaki muda perkasa yang diangkutnya dari mana saja atau mengitari setiap tempat mangkal waria disudut remang ibukota mengentotin mereka ditaman, dipinggiran rel kereta api, dibantaran sungai, dimana saja ditempat publik Dino seakan sudah putus urat malunya. Dalam relung hati yang dalam masih tersimpan dendam amarah membara membakar jiwanya akan sahabatnya Donny, dan hal itu pula agaknya yang menjadi latar belakang yang membuatnya semakin liar semakin brutal serta tak terkendali lagi. Pulau Laki, surga kaum lelaki pencinta lelaki.

Malam itu ada pesta gay yang diadakan sebuah perkumpulan pecinta sejenis dengan acara yang meriah dan seronok dibawah siraman cahaya rembulan penuh waktu. Dino ada disana dan Donny juga, deg serrr... amarah dendam kesumat yang tahu ujung pangkal kembali berkobar menyala, bertatapan mata dengan tajam, gigi gemeretak, otot mengejang dan gedebag gedebug gedebag gedebug, perkelahian terjadi antara Dino dan Donny tanpa sebab yang jelas dengan bagaikan dua banteng ketaton mengadu kekuatan memperebutkan tampuk pemimpin kelompok, dikelilingi oleh kelompok pria pencinta sejenis sambil bertepuk tangan memberikan semangat berdesah berdecak berbinar melihat dua tubuh lelaki bertarung saling meranggut saling menerkam saling menerjang, baju robek berserpihan, celana robek menganga, tonjolan otot berkeringat berkilauan ditimpa cahaya rembulan menambah sensualnya pemandangan tersebut.

Tubuh Dino sekarang bukanlah Dino yang dahulu demikian pula tubuh Donny sekarang bukanlah Donny yang dahulu, keduanya telah tumbuh kekar berotot mekar berkat latihan dan pengalaman hidup yang keras bersama bodyguard sadis masing masing, dan pergulatan kali ini bukanlah pergulatan semasa sekolah dahulu, dua lelaki penuh nafsu amarah angkara murka saling berusaha menghabiskan lawannya sehingga akhirnya keduanya dilerai oleh kelompok gay yang telah puas melihat pergumulan tersebut dan melihat kenyataan bahwa kedua petarung bukan main main lagi tetapi tampak benar benar bernafsu untuk membunuh.

Keduanya berontak di dalam cengkeraman beberapa lelaki tegap yang melerai mereka, meradang minta untuk segera dilepaskan karena petarungan belum selesai dengan tuntas, darah telah bercucuran dari kepala muka membasahi serpihan baju dan serpihan celana mereka, badan bilur bilur tergores mengeluarkan darah juga membuat keduanya semakin brutal beringas bernafsu namun cengkeraman beberapa lelaki masih lebih kuat dan membawa mereka ke cottage yang berjauhan serta tetap dijaga oleh masing masing kelompok agar tidak kembali lagi bertempur. Di cottage permainan yang biasa dilakukan oleh kelompok gay berlanjut, penuh desahan erangan dan lenguhan kenikmatan tiada tara ditingkahi jeritan lirih mendayu manja, namun Dino dan Donny hanya diam geram duduk terpaku disudut cottage masing masing tak berselera lagi mengikuti permainan orgi seronok yang dilakukan oleh kelompok gay tersebut.

Menjelang pagi semua lelaki telah berkali kali memuncratkan pejuh kenikmatan dalam permainan orgi tergeletak telanjang bulat kelahan dilantai cottage, berpelukan , 69 dengan kontol tertancap dimulut, maupun sandwich tiga orang bertumpuk dengan kontol diperam didalam lobang pantat. Merasa lepas pengamatan dari yang menjaganya Dino menyelinap keluar dan Donny juga beringsut keluar dari cottage. Dipinggir pantai pulau Laki menjelang fajar kembali pertarungan hidup mati dua anak manusia yang dulunya pernah bersahabat dan kini berseteru berlangsung semakin liar saling menyakiti saling menghancurkan melepaskan semua energi kemarahan yang selama ini terpendam membara, keduanya masih saling memukul saling meranggut saling mengunci walaupun sudah tampak sangat kelelahan kehabisan tenaga.

Hanya tersisa serpihan pakaian, nyaris telanjang bulat, kontol gelontang gelantung mengikuti irama ayunan tinju biji peler demikian pula, basah kuyup berkeringat berbalur pasir pantai. Dan satu pukulan telak dilakukan Dino pada tubuh Donny, pletaak... Donny limbung namun Dino malah tersungkur mengerang kesakitan ternyata bekas tangan kanan kirinya yang pernah patah dihajar oleh Hermansen tempo hari kembali patah, gelap, kesempatan tak disia siakan oleh Donny untuk menghajar menendang tubuh Dino yang tersungkur tadi dan pletaaak...

Donny juga tersungkur menjerit kesakitan karena tulang paha kanan yang pernah patah dihajar oleh Moses kembali patah, gelap. Keduanya pingsan di pasir pantai pulau Laki, sampai ditemukan oleh penjaga pantai pada pagi hari. Keduanya kini terbaring di Rumah Sakit, Dino di RS Pantai Kapuk dan Donny di RS Husada. Mata menatap kosong ke langit langit kamar Rumah Sakit masih mencoba mengembalikan ingatan tentang kejadian sebelumnya, namun jauh didalam biji mata mereka masih tampak kobaran dendam kesumat berkobar menyala menggelegak tak pernah padam, perseteruan dua anak manusia. Dalam masa tidak sadarpun keduanya masih membayangkan lanjutan pertempuran mereka.

Dino membayangkan bahwa kini kontolnya yang gede panjang memakai kondom bertaji baja tajam sedang mengentotin Donny hingga lobang pantatnya robek teriris iris berdarah bercampur lumuran pejuh kencing dan tai hingga Donny kelojotan mengejang meregang nyawa karena kehabisan darah sementara ia nglocoin kontol Donny dengan gel asam cuka pekat hingga kontol Donny terkelupas terbakar; Donny pada saat yang sama juga membayangkan sedang menghajar mulut Dino dengan kontolnya yang gede panjang berduri masuk jauh kedalam pangkal tenggorokan Doni hingga ia terbeliak kehabisan nafas meregang nyawa dan duri kontolnya menancap disekeliling tenggorokannya tembus keluar, sambil dia nglocoin kontol Dino dengan kertas pasir kasar sampai kontol Dino terkelupas berdarah darah.

Keduanya muncrat.. dan muncraaat.. dan muncraaaaat.. lagi diantara sadar dengan tidak diatas tempat tidur RS dimana mereka dirawat. Perawat pria membersihkan kontol ngaceng biji peler dan jembut item bergerumbul tebal mereka yang berlumuran pejuh kental anget legit itu.

Romansa : Percikan Api Prahara

Perusahaan orang tua Dino gagal merebut peluang projek pemerintah yang bernilai ribuan dollar tersebut demikian pula perusahaan orang tua Donny karena persaingan bisnis demikian tajam belum lagi korupsi kolusi dan nepotisme dikalangan pemerintahan belum banyak berubah walaupun era reformasi sudah dicanangkan. Kayanya hanya sebatas jargon dan ungkapan klise, enyahkan korupsi enyahkan kolusi enyahkan nepotisme tapi bila hal tersebut sebatas untuk orang lain, bila mengenai diri para pejabat maka hal tersebut kelihatannya tidak berlaku, tiba dimata dipicingkan tiba diperut dikempiskan.

Jadi kedepan kelihatannya masih sama saja bahkan dibeberapa sektor kondisi semakin parah lagi, semakin banyak orang yang bermain dalam kerakusan menghabiskan sumber daya alam sumber daya manusia di negeri yang tercinta yang konon gemah ripah loh jinawi tata tentrem karta raharja ini. Percikan api prahara dalam kehidupan anak bangsa telah terjadi didepan mata. Semenjak perpisahan yang menyakitkan dengan Donny beberapa tahun yang lalu, dan setelah beberapa waktu hidup dalam kesunyian ditengah keramaian, kini Dino mendapatkan mainan baru, Hermansen, seorang bodyguard yang disewa ayahnya untuk mendampingi dan menjaga keamanan pribadi anak semata wayangnya.

Hermansen, seorang pemuda kekar berotot kawat berkat latihan militer, pemuda dari Timor, berkulit coklat hitam berkilat terbakar matahari. Dada bidang berotot menggelembung, lengan gede otot bisep dan trisep mengeras berurat, wajah macho jantan abis, rambut cepak dengan sebuah anting baja di telinga. Siang malam Herman selalu mengikuti kemanapun Dino pergi, persis kaya anjing penjaga tuannya dan siap untuk disuruh apa saja termasuk untuk memuaskan hawa nafsu durjana seorang homo tulen seperti Dino, bahkan sampai untuk mempertaruhkan nyawanya sekalipun dia siap dan untuk itu dia dibayar mahal dan dia sangat profesional dalam menjalankan tugas sebagai seorang pengawal pribadi, bodyguard sejati.

Dino sering minta dilayani oleh Herman luar dalam, ditempat tidur Herman sangat bringas, sadis, menghajarkan kemaluannya yang gede sepergelangan tangan diameternya lengkap pula dengan anting baja di frenulum kontolnya mengentotin lobang pantat Dino sampai terkaing kaing kesakitan, tapi anehnya membuat Dino semakin ketagihan semakin dihajar sampai babak belur semakin menggelegak pula keinginan Dino untuk lagi dan lagi dan lagi. Dimana saja, kapan saja dan sebenarnya juga siapa saja kontol atau memek atau kontol dan memek sekaligus, Herman selalu siap menghunjamkan kontolnya yang tak kenal lelah itu.

Herman sangat piawai menyiksa mempermainkan korbannya sampai terengah engah bersujud minta dengan penuh harap akan belas kasihan dan sampai menciumi telapak kakinya minta untuk dientot sebelum dia menancapkan kontol gedenya ke lobang manapun dia inginkan, mulut atau pantat atau sekaligus mulut dan pantat. Demikian pula Donny, beberapa waktu yang lalu telah mendapatkan seorang bodyguard, pengawal pribadi, yang tinggi kekar berotot tangguh berkat latihan fisik yang kuat, Moses, seorang pemuda Papua, hitam legam dari ujung kepala sampai ujung kaki, kontol gede tak bersunat, biji peler tergantung gede kaya dua buah granat, nggak pernah pakai celana dalam siang malam dan siap menyosorkan kontol gedenya kepada siapa saja yang membutuhkan termasuk kepada Donny, homo sejati pemuja kontol.

Apalagi nafsu seks pemuda Papua yang satu ini bukan main staminanya, pernah empat pekerja dikantor Donny nungging dan pantatnya disodomi dimuncrati pejuhnya satu persatu oleh Moses di depan Donny setelah akhirnya mengentotin lobang pantat Donny yang terkuak lebar sambil menggendong tubuh Donny kesana kemari, luar biasa kuat otot berkilat berkeringat kontol gede panjang mirip Bobby Blake bintang gay yang kesohor itu. Sabetan tali pinggang, lecutan cambuk, sundutan rokok, jepitan bergerigi, dan segala macam pernak pernik seorang sado masokis lengkap dipunyai Moses untuk menyiksa calon korban keganasan kontolnya itu, anehnya Donny semakin hari semakin ketagihan pula menerima siksaan sebelum lobang mulut dan lobang pantatnya diembat oleh bodyguard macho jantan abis miliknya itu. Suatu hubungan yang teramat sangat aneh, bodyguard menyiksa tuannya, tapi itulah kehidupan, unpredictable.

Malam itu Dino bersama Herman menghabiskan malam panjang disebuah kelab malam gay. Penari go-go tengah beraksi di panggung diiringi hingar bingar musik rock metal, dua penari pria badan berkilat dilumuri minyak menari menggeliuk menggeliat sambil saling menarik merobek meracik pakaian menelanjangi tubuh temannya secara erotik sampai yang tertinggal hanya cawat mini pembalut batang kontol mereka yang sudah ngaceng tegak mencuat. Sangat menggoda mengoyahkan selera seksual yang paling dasar, basic animal instinct.

Sementara beberapa pengunjung juga sudah naik darah putih sampai keubun ubun saling memagut meremas mencumbu pasangannya masing masing terbuka tanpa ada rasa risih kepada pengunjung kelab yang lain, tak ketinggalan Dino yang tengah ngelendot manja di lengan Herman yang kekar sementara sebelah tangannya bergerilya merogoh meremas kontol Herman yang sudah siap tempur.

"Deg... serr" Dino terkesiap melihat bayang siluet pasangan diseberang panggung. Ya... Donny bersama Moses, malam itu juga tengah menghabiskan malam panjang di kelab malam gay yang sama. Leher Donny tengah dicipoki dijilat dicupangi oleh bodyguardnya yang macho itu dan kedua putingnya tengah dipilin dengan kasar membuat Donny terpekik terengah engah ternganga menikmati serangan nafsu jahanam bodyguardnya yang jantan.

Percikan api prahara telah terlentik di kelab malam, mata Dino menangkap bayang siluet Donny demikian pula hampir bersamaan mata Donny menangkap bayang siluet Dino, terbakar api cemburu dihembus angin amarah lama tak bertemu ditambah dengan panasnya bara dendam sakit hati akan kenyataan terpisahkan oleh keadaan yang menyakitkan, kedua anak manusia itu bangkit dari tempat duduknya diikuti oleh bodyguard masing masing dan berhadapan tepat didepan panggung yang tengah padat pengunjung yang histeris tangan menggapai hendak meraih kontol ngaceng penari go-go yang semakin hot mengoyang menggeol menggitekkan pinggulnya sehingga kontol mereka yang sudah tegak ngaceng terbalut cawat mini terangguk angguk mengikuti hentakan irama gerak mereka.

Kedua bodyguard, Hermansen dan Moses sudah berhadapan muka, otot kejang mengeras, siap saling menghancurkan musuh yang menganggu tuannya dan dalam sekejap gedebak gedebuk gedebak gedebuk keduanya sudah baku hantam di depan panggung sementara penari go-go semakin hot pula menggerakkan tubuh lentur mereka seolah menikmati persetubuhan virtual, musik semakin menggila bahkan kontol dua pemain gitar sudah ngaceng tegak keluar dari celana jeans ketatnya berkilauan berlelehan pre cum, di isep dikemut diselomotin mulut penari go-go dengan sangat erotis.

Perkelahian adu fisik bukan hal yang aneh di kelab malam gay, bahkan terkadang justru menjadi hiburan tambahan bagi pengunjung yang semakin mendesah merintih erotis tak jarang sambil ngloco melihat dua lelaki kekar bergulat saling tinju saling mengunci dengan pakaian robek disana sini oleh renggutan cengkraman tangan berotot baja masing masing lawan. Darah mulai mengucur dari mulut dan tubuh Herman serta mulut dan tubuh Moses, membasahi dada bidang mereka yang telah terbuka karena baju yang dipakai telah robek, darah membuat kedua bodyguard semakin beringas semakin bernafsu menghunjamkan pukulan ketubuh lawannya.

Meja berantakan, botol minuman berpacahan dan tiba tiba beberapa orang tenaga penganmanan kelab malam berhamburan masuk melerai kedua bodyguard yang telah basah kuyup berlumuran keringat dan darah bahkan berlumuran muncratan pejuh pengunjung kelab malam yang ngloco muncrat mengelilingi kedua bodyguard yang berseteru itu, baju dan celana compang camping menampakkan tonjolan otot menggelembung kekar merah membara, gila... apalagi diatas panggung kedua penari go-go kini tengah bersetubuh dientot oleh dua pemain gitar yang tetap memetik gitarnya dengan semangat menggelegak sambil menghunjamkan kontol gede mereka yang keluar dari celana jeans ketatnya menyodomi lobang pantat penari go-go tersebut, seakan tidak ada persoalan apapun di floor, the show must go on.

Kejadian malam itu membuat Dino dan Donny semakin renggang, cinta telah berubah menjadi amarah, percikan api prahara telah membakar jiwa mereka. Malam itu pula keduanya dihajar habis dientot mulut dan lobang pantatnya oleh masing masing bodyguard mereka yang tengah meluap mendidih naik tegangan tinggi akibat pergumulan di kelab malam yang tidak terselesaikan tuntas.

"Anjing loe, homo doyan kontol, jilat kontol gue"
"Heh lonte homo babi, nungging loe gue mo perkosa lobang pantat loe sampe dedel dower" Luapan energi kemarahan ditimpali dengan caci maki sumpah serapah dari mulut mencarut marut disalurkan penuh amarah membara pula melalui hunjaman kontol ngaceng tegang keras berdenyut denyut hebat diiringi dengan sabetan, lecutan, jepitan dan sundutan kesekujur tubuh hingga babak belur lebam berbirat birat, sepanjang sisa malam hingga menjelang fajar menyingsing.

Dino terkapar terkulai diatas tubuh kekar Hermansen, Donny tergeletak terengah engah dipelukan lengan kekar Moses, lobang pantat mereka berdua terkuak lebar berdarah berlumuran pejuh kencing dan tai akibat hajaran kontol kedua bodyguard mereka mengaduk aduk isi lobang pantat dengan sadis tanpa belas kasihan menumpahkan seluruh amarah yang membuncah yang belum terpadamkan. Dino merintih tertatih tatih sepanjang hari , demikian pula Donny mengerang terkangkang kangkang sepanjang hari akibat percikan api prahara yang menyemburat panas membara melalui kontol bodyguard mereka tapi keduanya sangat menikmati permainan buas dari masing masing bodyguardnya walaupun kenikmatan seksual yang diperoleh mereka berdua malam itu ternyata masih juga belum dapat mengobati memadamkan api prahara cemburu tersebut.

Dilubuk hati mereka yang paling dalam keduanya berjanji akan bertemu lagi untuk menyelesaikan masalah tersebut secara jantan walaupun nyawa menjadi taruhannya.

Romansa : Oh Alangkah Indahnya

Pergulatan anak manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia ini terkadang sangat menakjubkan. Banyak hal yang tidak terduga sebelumnya dapat saja terjadi begitu saja sehingga bila semata memakai akal sehat tentu saja kita tak dapat menerimanya begitu saja. Sinergi sangat diharapkan dalam kehidupan antar manusia agar dari waktu ke waktu dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi dan lebih baik lagi, namun tak pelak pula dijumpai kondisi yang berbeda semacam antinergi bahkan sampai ke tahap anergi sehingga upaya yang harus dilakukan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan semakin memerlukan energi dalam yang lebih besar pula dan waktu untuk mencapai tujuan menjadi lebih lama, bahkan berbilang tahun dan mungkin tak tercapai hingga akhir hayat anak manusia tersebut.

Namun itulah kehidupan, sebagian dapat diramalkan ( predictable ) dan sebagian lagi tak dapat diramalkan ( unpredictable ) yang melahirkan semacam romansa kehidupan anak manusia. Dino dan Donny, dua sahabat sejak dibangku sekolah dasar kini tumbuh menjadi pemuda dewasa, keduanya berasal dari keluarga pebisnis, kaya raya dan mempunyai masa depan yang cerah karena keduanya sebagai anak tunggal pewaris bisnis ayahnya masing masing.

Sejak kanak kanak mereka selalu saja bermain bersama disekolah unggulan yang sama sampai menamatkan sekolah lanjutan yang sama pula. Diluar jam pelajaran selalu juga bersama sama menghabiskan waktu ditempat hiburan yang sama ataupun mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang sama sampai suatu saat ketika ketika bisnis ayah mereka berseteru memperebutkan suatu lahan projek pemerintah yang bernilai ribuan dollar, timbullah masalah yang merambat sampai menyentuh kehidupan persahabatan dua anak manusia tersebut.

Ayah Dino melarangnya untuk bergaul dengan Donny, demikian pula ayah Donny melarangnya bergaul dengan Dino, kedua orang tua mereka sama sama mengkhawatirkan akan terjadinya sesuatu hal kepada anak mereka yang akhirnya akan mempengaruhi upaya mereka untuk mendapatkan lahan projek pemerintah tersebut. Kedengaran naif, tapi itulah yang dihadapi oleh Dino dan Donny saat ini. Dino duduk seorang diri didalam kamar tempat dia bekerja di perusahaan bisnis ayahnya. Matanya menerawang mengingat persahabatannya dengan Donny yang terputus sudah lebih dari 1 tahun oleh karena perseteruan bisnis mereka. Dia ingat pertama kali bersama Donny melakukan hubungan yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat dan norma agama yang mereka anut.

Tapi semuanya terjadi begitu saja, ketika suatu hari pulang dari sekolah lanjutan pertama, mereka bermain dirumahnya segala permainan yang ada dimainkan sampai akhirnya keduanya bosan dan Donny mengajaknya bergulat, wrestling. Tubuh basah kuyup berkeringat saling banting saling kunci dan akhirnya dia dapat mengunci Donny yang terbaring dilantai dan selangkangannya tepat berada di muka Donny. Akh, Donny menyentuh biji pelernya dengan mulutnya membuat dia terangsang, anak lelaki usia belasan tahun, ketika hormon jantan mulai melecut menggelora di produksi, sedikit saja rangasangan akan mengakibatkan kontol ngaceng mengeras tegak berdiri.

Saat itu dia membalas dengan membenamkan mukanya pula keselangkangan Donny yang terbuka lebar, menggonyoh gonyohkan mukanya di tonjolan kontol dan biji peler Donny dan mengakibatkan reaksi yang sama pula, kontol Donny tegak keras ngaceng. Semakin lama sentuhan itu berlangsung semakin keras berdenyut pula kontol mereka, dua lelaki remaja berkeringat basah kuyup berpagutan 69 dengan masing masing kontol berada diwajah lawan, bersentuhan bergesekan dan akhirnya keduanya muncrat di dalam celana dan muncrat lagi dan muncrat lagi sampai celana mereka basah oleh pejuh dan keduanya terkapar terengah engah di lantai kamar Dino bersimbah peluh dan pejuh.

Donny saat itu juga duduk sendirian di kamar kerjanya, persaingan bisnis semakin ketat saja sehingga hampir tak ada lagi waktu luang baginya untuknya bersenang senang seperti dulu. Dia teringat bagaimana dia bersama Dino, sahabatnya sejak dibangku sekolah dulu, sering berenang bersama di kolam renang di sebuah hotel mewah berbintang lima. Sampai pada suatu hari ketika selesai berenang mereka masuk ke kamar bilas dan terjadilah hal yang masih dikenangnya sampai hari ini. Pertama kali dia melihat tubuh Dino telanjang bulat di bawah shower kamar bilas itu, tubuh seorang remaja lelaki naik dara, berbentuk segitiga mulai menampakkan pertumbuhan otot, pantat kenyal dan mantap dan itu tuh kontol Dino mulai ngaceng karena disabuni terus menerus olehnya membuat dia juga horny, segera melepaskan celana renangnya dan bergabung bersama Dino saling mengusap menyentuh menyabuni tubuh dan kontol serta biji peler masing masing sehingga tegang ngaceng... akh.

Hari itu keduanya saling ngloco, merancap bareng, sampai keduanya muncrat saling menumpahkan pejuh ketubuh teman, pejuh Dino yang anget kental legit membasahi dada dan perutnya dan pejuhnya demikian juga membasahi dada dan perut Doni, mereka saling melumuri pejuh tersebut kesekujur tubuh dan tak berapa lama lagi keduanya kembali ngaceng dan saling masturbasi, Doni nglocoin kontolnya dan dia nglocoin kontol Doni, hmm... kapan masa itu akan terulang lagi. Sudah lebih dari setahun sejak ultimatum ayahnya untuk tidak menemui Donny lagi, membuat Dino sangat kesepian. Teman sekerja banyak, namun tak seorangpun dapat menggantikan Donny dihatinya.

Memek dia tak suka, terlalu cengeng banyak permintaan banyak peraturan badan lembek tak menggairahkan seperti tubuh lelaki yang berotot kawat kencang dan kontol ngaceng itu takkan dijumapi di tubuh seorang manusia yang mempunyai memek, jelek berlendir bentuk nggak karuan itu. Dia dan Donny kerap melatih kebugaran tubuh di sebuah fitness centre, hampir selang sehari mereka berdua pergi kesana dan ditempat itulah pertama kali dia mengisap kontol Donny dan kontolnya diisap Donny. Kontol Donny memang luar biasa, sanggup ngaceng berkali kali dalam sehari dan pejuhnya kental legit seakan tak ada hentinya berproduksi.

Ketika fitness centre sudah mau tutup mereka berdua masih berada disana melatih otot mereka yang sudah berbentuk membuat iri lelaki manapun melihatnya. Basah kuyup berkeringat membasahi singlet sampai ke celana boxer yang dipakai membuat tonjolan kontol dan biji peler Donny terlihat semakin nyata dan semakin sexy saja, keduanya berjalan bareng menuju kamar ganti dan ketika hendak masuk ke kamar, Donny menyentuh kontolnya yang sudah menggelembung membentuk tenda di celana boxernya itu

"Don, isepin kontol gua dong, gua pengen banget muncrat didalam mulut elo" pintanya saat itu Tanpa menunggu pinta yang kedua kali dia mendorong tubuh Donny masuk ke bilik ganti dan ploph... kontol Donny yang kini sudah gede ngaceng berurat dengan kepala kontol merah keunguan merekah bak cendawan itu segera diselomotinya. Lobang kencing Donny dikilik kilik dengan ujung lidahnya membuat Donny kelojotan keenakan, biji pelernya yang tergantung satu persatu dikulumnya dengan kenikmatan penuh dan hap... batang kontol Donny ditelan masuk kedalam mulutnya.

Donny mengentoti mulutnya dengan bringas, buas, keluar masuk kepangkal tenggorokannya dan sambil diiringi dengan rintihan desahan dan lenguhan panjang Donny memuntahkan lahar kejantanannya didalam pangkal tenggorokannya dan slurrpph... pejuh kental anget legit itu ditelannya abis. Enak banget pejuhnya Donny, membuat tubuhnya seakan mendapat sumber energi baru, segar, sehat. Donny meneguk tetesan terakhir Black Label yang baru saja dituangnya kedalam gelas, semenjak perpisahannya dengan Dino maka alkohol menjadi tempat pelarian kegalauan hatinya.

Memang banyak teman lain di tempat dia bekerja maupun mitra bisnisnya, namun tak seorangpun dapat menggantikan kenangan manis bersama Dino. Banyak wanita yang secara diam diam maupun secara terang terangan menggoda dirinya, tapi akh... memek dia tak suka, akan terjerat menjadi beban seumur hidup kaya ayahnya yang tunduk patuh dibawah aturan yang dibuat ibunya, terlalu banyak perintah terlalu banyak permintaan, tak akan bisa bebas lagi sampai akhir hayat, belum lagi kalau permainan dengan memek akan berakhir dengan bunting, wow... nggak kepikiran deh punya anak yang akan menggelayutinya kemanapun ia pergi menjadi tanggung jawab seumur umur untuk memberinya kehidupan.

Permainan kontol dengan kontol lebih mengasyikkan tanpa beban dikemudian hari yang harus ditanggung seumur hidup. Dia ingat bagaimana pertama kali kontol Dino memperjakainya, hmm... liburan akhir tahun di vila ayahnya di Puncak, bersama Dino ia menghabiskan hari hari liburan tersebut dengan teramat manis untuk dapat dilupakan. Pada saat itu ia menyerahkan keperjakaannya pada sahabatnya Dino. Malam hari di Puncak yang dingin membuat mereka saling berdekapan mesra menghangatkan tubuh sambil menonton VCD seru yang dipinjamnya dari kenalan ayahnya.

Keduanya sangat horny, dia menggenggam kontol Doni yang sudah tegak berdiri kokoh kaya tugu Monas dan Dino mengelus elus kontolnya yang sama tegang dan kerasnya. Doni mencium mulutnya, mempermainkan lidah bergelut dengan lidahnya didalam mulut, meraba mengelus memilin sekujur tubuhnta, menciumi mennjilat dan mengecup leher dada dan prutnya membuat dia terngial ngial kegelian dan akh... malam itu Dino meminta dengan sepenuh hati menatap matanya

"Donny, gue pengen entotin lobang pantat lu, boleh ya... gue pengen menyemaikan bibit cinta kita ini kedalam peranakanmu" pintanya saat itu Tak kuasa menampik permintaan tulus dari teman dan sahabat sejatinya itu dan diatas sofa di depan TV yang masih menayangkan adegan ngentot, Doni mengentotinya untuk pertama kali. Kedua kakinya naik keatas bahu Doni dan kontol Doni yang berlumuran vaselin campur pre cum menyeruak membuka cincin keperjakaan lobang pantatnya.

Shh... sakit, perih, tapi enak, susah untuk dijelaskan dengan kata kata, kontol Doni yang gede berurat menancap dengan lembut perlahan dan semakin lama semakin kuat semakin kencang dan semakin dalam sodokan senjata kejantanannya, dia muncrat membasahi perut dan dadanya dan perut dan dada Doni karena nggak tahan lagi akan sensasi kenikmatan yang tiada terperi akiban gesekan kontolnya diantara otot perutnya dan otot perut Doni, dan Donipun menyemburkan bibit kasih sayangnya malam itu penuh gairah hangat membara mengisi setiap relung lobang pantatnya.

Pagi hari dikamar mandi vila tersebut kembali Doni menghunjamkan kontol gedenya kedalam lobang pantatnya dan menyiraminya dengan air surgawai dunia, pejuh kental anget legit, membuat dia pulang kerumah waktu itu dengan jalan tertatih tatih karena lobang pantatnya terbuka perih, panas dan sakit, tapi rasa bahagia telah menyatukan hati mempersembahkan keperjakaannya dengan kekasihnya Dino. Dino dan Donny sepasang kekasih yang terpisahkan oleh perseteruan kedua orang tuanya kini saling merindu saling mengenang masa masa indah yang pernah mereka lalui bersama mereguk kenikmatan masa remaja yang takkan pernah berulang lagi.

Dino dan Donny bagaikan daun jatuh melayang dari ranting pohon, merintih menghela nafas panjang seakan tak bergairah lagi menjalankan hidup di dunia ingin segera terbang ke nirvana agar mereka dapat kembali bersatu bercumbu rayu berbagi rasa dengan penuh gairah mesra manja... oh alangkah indahnya masa yang pernah mereka lalui bersama.

Nonton Kuli Ngloco

Kantorku berada di tingkat 2, sebuah perusahaan jasa kurir, sedangkan lantai bawah merupakan gudang tempat simpan segala macam barang yang akan diantarkan baik didalam kota maupun yang akan dikirim ke luar kota. Setiap harinya dari pagi hingga larut malam, selalu saja ada kegiatan antar jemput barang sesuai dengan permintaan pelanggan. Apalagi servis sampai dalam 1 hari sesuai dengan motto perusahaan membuat kegiatan seakan tidak pernah berhenti di perusahaan ini bahkan dihari libur sekalipun seperti hari ini, hari Minggu, aku masih saja berada di kantor mengawasi kegiatan jasa kurir tersebut.

Untungnya aku tak direcoki dengan urusan rumah tangga urusan istri yang merengek minta jatah perhatian, ya bagaimana dapat punya istri orang seperti diriku yang tak doyan memek, mungkin saja suatu hari aku akan beristri sepanjang istriku itu punya kontol, tapi mungkinkah ? Truk barang keluar masuk ke dalam areal kantor, kegiatan bongkar muat barang ditangani oleh 6 orang kuli, masih muda muda, usia sekitar 20 - 30 tahunaa, kekar berotot dada bidang pinggang ramping, kulit hitam berkilat berkeringat terbakar matahari, hmm... membuat kontol dan lobang pantatku selalu saja berdenyut denyut bila mengamati kuli kuli tersebut bekerja.

Apalagi mereka hampir setiap hari bekerja dengan telanjang dada dan hanya mengenakan celana jeans cut off butut lusuh aus termakan usia, pheeww... tonjolan diselangkangan mereka yang diapit dua paha kekar berotot berkilat berkeringat membuat diriku hampir hampir tak tahan untuk segera menghambur keselangkangan mereka menyelomoti menjilat mengisap tonjolan kontol tersebut. Sebuah jendela kaca dibelakang bangunan langsung menghadap kamar mandi terbuka tak beratap tempat kuli bongkar muat mandi membersihkan tubuh dan melepas hajat, tempat paling favorit bagiku untuk memuaskan gejolak nafsu birahi durjanaku merancap sambil mengintip kuli kuli tersebut bergantian masuk kekamar mandi baik pagi siang ataupun malam hari, telanjang bulat, tubuh bertonjolan otot mandi dan berak disana.

Bila lagi nasib baik aku dapat pula menikmati pemandangan yang sangat erotik yaitu bila seorang kuli sedang ngloco onani melepaskan timbunan pejuh yang berhari hari tidak keluar. Maklumlah, mereka para kuli hanya pulang kerumah sekali seminggu bahkan ada yang sekali sebulan bahkan sekali dalam dua bulan. Ongkos transport pulang pergi dari rumah ke tempat pekerjaan dapat dihemat, dan memang pekerjaan jasa kurir ini terus berlangsung pagi siang malam sehingga mereka dapat mengumpulkan lagi lebih banyak uang dari kerja lembur, over time, ketimbang kesempatan tersebut diambil oleh kuli lain, namun akibatnya gejolak nafsu semburan hormon yang melimpah ruah menjadi tak tersalurkan ke memek istri para kuli tersebut bagi yang sudah beristri, bagi yang belum beristri ya kalo nggak cari lonte ya itu, merancap di kamar mandi dibelakang kantorku. Pagi tadi aku sengaja ke kamar mandi kuli di belakang kantorku dan aku menempelkan gambar seru yang aku ambil dari majalah porno di dinding kamar mandi tersebut.

Dua buah gambar hetero, cewe bule dientot dua kontol super gede negro, dan sebuah gambar homo, gay double penetration. Bergegas naik, kejendela belakang kantor yang menghadap kamar mandi tersebut menunggu satu persatu kuli bongkar muat masuk ke kamar mandi dan menonton bagaimana reaksi mereka terhadap gambar seru yang aku tempelkan itu. Bingo! satu persatu kuli yang masuk segera ngaceng berat menatap nanar gambar seru yang aku tempelkan, dan satu persatu pula hari itu mereka merancap masturbasi ngloco kontol ngaceng tegak berdiri dan muncrat, muncrat dan muncraaaat... arrggh.

Aku juga berkali kali muncrat sehingga kaca jendela tempat aku menonton kuli merancap berlumuran pejuhku, gaya merancap mereka ekspresi muka ketika muncrat bentuk kontol mereka yang rata rata gede berurat membuat aku tak kuat menahan muncratan pejuhku sendiri ketika menonton sambil merancap.

"Ooo... rupanya elo yang setiap kali bikin kotor kaca jendela" Aku terkejut bukan kepalang, hampir putus nyawaku rasanya ketika persis di belakang telingaku Tarjo, cleaner kantor, berkata padaku. Entah berapa lama dia berada disana melihat aksiku menonton kuli merancap, aku keasyikan tak mengawasi lagi kamar tempat aku mengintip apakah berkunci atau tidak sehingga hari ini aku tertangkap basah oleh Tarjo sialan itu. Eh, terasa olehku tonjolan kontol Tarjo menonjok dibokongku dan tangannya memeluk tubuhku dari belakang.

"Enak ya ngintip kuli mandi sambil ngloco" bisiknya sambil mengemut daun telingaku
"Hnggh..." aku belum mampu berbicara karena rasa terkejutku yang alang kepalang tadi
"Udah ngintip aja lagi sono, tapi... sambil gua entotin lobang pantat loe ye"
"Hnggh..."
"Kalo loe nggak mau, gue laporin keatasan dan gue sebarin ke kuli itu ternyata elo ngintip kuli mandi sambil ngloco, mau kagak" Tarjo ngoceh sambil jari tangannya mulai menyodok membuka cincin lobang pantatku. Dientot Tarjo ?, ya asal loe tau aja isi hati gue Jo, dari dulu gue udah naksir badanmu yang ketat itu, dalam hatiku tertawa riang, bagaikan mendapat durian runtuh, mengintip kuli merancap sambil dientotin Tarjo.

"Iye dah Jo, tapi ngentotnya pelan pelan ya Jo" jawabku seolah olah berat menerima ancamannya. Arrggh.... arrgghh... aku nungging bertumpu di jendela sambil mengintip kuli bongkar muat merancap didalam kamar mandi, sementara kontol Tarjo keluar masuk berkecipak kecipok basah kedalam lobang pantatku, semakin kuat semakin dalam entotan Tarjo sehingga biji peler kami saling beradu nikmat, jembutnya menggelitik pinggir lobang pantatku dan tanganku yang sebelah merancap kontolku sendiri dan crrootth... crrootth... arrgghh...

Aku muncrat lagi mengenai kaca jendela lagi dan empotan cincin lobang pantatku seirama pancrutanku meremas memilin batang kontol Tarjo yang tertancap disana membuat Tarjo menggelupur menggelijang mengejangkan badannya seirama dengan denyutan batang kontolnya didalam liang peranakanku. Tarjo dengan buas dan brangas menggigit bahuku, menjambak rambutku sampai kepalaku terdongak dan menghunjamkan keperkasaan alat kejantanannya sedalam mungkin kedalam lobang pantatku.

Merogoh Kontol Remaja

Hari Senin pagi, kesibukan sudah dimulai sehabis fajar di ibukota, Jakarta. Semua orang keluar dari rumah menuju tempat kerjanya masing masing bagaikan anai anai keluar dari sarang, membuat kemacetan lalu lintas sudah menjadi pemandangan biasa, bus kota penuh sesak sudah menjadi pemandangan biasa, kereta api penuh sesak sampai ke atap gerbong sudah menjadi pemandangan biasa, sehingga semua orang menjadi apatis tak perduli lagi dengan urusan orang lain, egois, yang penting dapat mencapai tempat tujuan untuk memulai hari baru setelah istirahat akhir pekan. Begitulah setiap awal minggu di ibukota yang semakin hari semakin padat saja penduduknya sementara prasarana dan sarana umum tak memadai, tak dapat mengejar jumlah pertambahan penduduk akibat doyan ngentotin memek semua, coba kalau kaya kita yang doyang kontol sama kontol, kan nggak meledak jumlah penduduk seperti yang dihadapi sekarang.

Aku berada duduk dideretan paling belakang dalam bis kota pagi ini, penuh sesak, tempat duduk penuh, aisle (gang) penuh orang berdiri kaya ikan sardencis dalam kaleng, bau manusia warna warni bercampur bau keringat ludah basi bubur ketek, winyak wangi minyak gosok minyak angin minyak sinyonyong, entah apalagi namanya pokoknya komplit dah isi bus kota tersebut, berjalan merayap kaya siput menyusuri jalanan yang padat dan bising. Didepanku berdiri seorang lelaki remaja naik dara, anak sekolah lanjutan atas, baju putih kancing terbuka tiga celana abu abu ketat lengket ke paha, memakai tas ransel tipis.

Aku perhatikan dia memepetkan tubuhnya ke tubuh seorang karyawati yang berdiri didepannya, sambil menggesek gesekkan perlahan tonjolan kontolnya ke pantat karyawati tersebut mengikuti irama goyangan bis yang sedang merayap perlahan, sudah menjadi pemandangan biasa juga, banyak lelaki yang mengambil kesempatan dalam kesempitan bis kota maupun sarana transportasi umum lainnya menyalurkan fantasi seksnya. Meraba, mengusap, mengelus, menggesek, menonjok setiap jengkal tubuh wanita malang yang terperangkap, bahkan tak jarang yang mengambil kesempatan mencium menjilat sampai menggelitik tubuh wanita yang menjadi korban korban.

Pernah malah aku melihat didepan mata, jari telunjuk seorang laki laki penumpang bis mengambil kesempatan menggerayangi sampai masuk ke sela celana dalam seorang wanita mengobok obok memek wanita yang sedang berdiri terjepit diantara himpitan penumpang bis, anehnya siwanita malah diam saja ataukah dia malah menikmati kobokan jari di memek basahnya itu? entahlah, tapi itulah yang terjadi. Penumpang bis yang duduk disebelahku beranjak berdiri mau turun di halte berikut, aku menggamit tubuh anak remaja yang tengah asyik menggesek kontol itu mempersilahkan dia duduk disebelahku menggantikan tempat penumpang yang baru saja bangkit tadi. Dia tak menolak tawaranku untuk duduk dan beringsut ingsut dia akhirnya masuk dan duduk disebelah kananku.

Tampak olehku tonjolan kontolnya tercetak tegas dibalik celana seragamnya dan ada setetes noda pre cum diujung kepala kontolnya, hmm... tak pakai celana dalam juga anak ini sama seperti diriku saat itu. Bis bergoyang miring kekanan, aku mengambil kesempatan untuk seolah ikut oleng dan refleks tangan kananku seakan mencari tempat bertumpu, plop... telapak tanganku memegang paha kirinya yang berisi tonjolan kontolnya tadi, aiihh, gede juga ini batang kontol untuk anak remaja sekitar usia 16 - 18 tahun, batinku, hampir setengah panjang pahanya, keras berdenyut denyut karena sentuhan tanganku. Dia diam saja tak ada reaksi menolak ketika telapak tanganku masih saja memegang batang kontolnya yang tegang keras bagaikan pentungan kayu itu.

"Maaf ya" kataku sambil menoleh padanya
"Tak apa, enak koq" katanya tersenyum, bahkan kini tangannya memegang punggung tanganku yang berada di kontolnya dan menuntun tanganku untuk mengosok gosok batang kontol ngacengnya itu. Wajahnya tampak lebih dewasa dari usianya, bekas jerawat batu menghiasi kulit, guratan petunjuk adanya lonjakan hormon lelaki jantan muda perkasa yang membuncah menggelegak. Jakunnya gede naik turun dilehernya yang kekar basah berkeringat dan kulit dadanya merah, androgen flush, lecutan hormon lelaki yang menggelora.

Tanganku mulai mengelus mengusap batang kontolnya semakin lama semakin kuat dan kencang, kepala kontolnya yang menggelembung aku pilin pilin sampai dia sedikit menggelinjang menggeliat keenakan, semakin kuat... semakin kencang... semakin kuat... semakin kencang tanganku merogoh merancap kontol gede seorang lelaki remaja diatas sebuah bis kota yang penuh sesak dengan manusia. Dan... crrootth crrootth... arrggh diiringi lenguhan pangkal tenggorokannya yang keluar dari mulutnya yang setengah terbuka, dia muncrat membasahi celana seragam sekolahnya, cum stained. Gila anak jaman sekarang, tenang saja dia memuncratkan pejuhnya dihadapan banyak orang, public place, dan sejenak matanya terpejam menikmati orgasmenya.

Bis kota masih saja merayap perlahan, jumlah penumpang naik turun, bukan membuat lega namun semakin padat saja dan udara didalam bis semakin panas dan pengap. Halte tempat seharusnya aku turun terlah terlewati karena keasyikan merogoh merancapi anak remaja yang duduk disebelahku ini, tak masalah lah bila ada mainan baru seperti yang baru aku dapatkan hari ini, aku akan turun bersama dia dimana dia akan turun agar aku dapat mengetahui dimana pula sekolahnya sehingga besok lusa aku dapat pula mencari dia untuk melanjutkan permainan memuaskan birahi seorang lelaki remaja yang baru naik dara ini.

"Locoin lagi dong" bisiknya ditelingaku
"Hmm..." tanganku kembali memegang pahanya yang berisi kontolnya yang sudah basah oleh muncratan pejuhnya tadi. Gila ! Dia sudah ngaceng lagi, rupanya kontolnya yang licin basah oleh pejuh bergesekan dengan celana seragamnya yang ketat membuat dia kembali horny, dasar anak muda, keringat sudah mengalir bagaikan anak sungai di dadanya dan membasahi bajunya, nggak ada capek capeknya merancap.

Aku segera mengelus menggenggam mengocok batang kontolnya yang basah licin oleh pejuhnya, kembali kepala kontolnya aku pilin pilin dan dia merintih mendesah mengerang tertahan, ahh... sshh... ahh... enak mas, ohh lagi mas... yang kuat, ahh... sshh, yang kencang mas... arrgghh. Tangannya masuk kebaju dengan kancing terbuka tiga mengusap usap pentilnya menikmati setiap rogohanku pada kontolnya yang keras berdenyut denyut itu, bau pejuh lelaki muda yang legis menyeruak menggelitik indera penciumanku bercampur dengan bau manusia yang warna warni di dalam bis.

Semakin kuat, semakin kencang, semakin kuat, semakin kencang, maju mundur, kekiri kekanan mengikuti irama goyangan bis kota, semakin terangsang dia dan kembali muncratan pejuh berkali kali dan berkali kali membasahi celana seragamnya yang memang sudah basah oleh pejuh sebelumnya diiringi gigilan dan gelinjang tubuhnya yang meregang bagaikan seorang yang melepaskan beban yang sangat berat... arrggh... arrggh... Telapak tanganku basah juga oleh lelehan pejuhnya, aku jilat sambil tersenyum memandang dalam bola matanya yang kini teduh puas menikmati orgasme.

"Pejuhmu anget legit, kental, kontol loe juga nge-joss banget" bisikku padanya, dia hanya tersenyum manis. Halte berikut dia beringsut keluar dengan celana seragam abu abu berlumuran pejuh dan aku mengikutinya dari belakang. Gerbang sekolah sudah terkunci rapat, dia terlambat dan hari itu seharian penuh kami habiskan dengan berpagut bergumul bersetubuh dikamar sebuah losmen didekat sekolahnya, mulut dan lobang pantatku entah berapa kali diembat kontolnya yang gede panjang ngaceng tegak mencuat, dan pejuhnya itu bukan main produktifnya seakan tak ada habis habisnya.

Moksa ke Nirvana Bersama A Wie

Pusat kebugaran, fitness centre, merupakan salah satu tempat rendevouz kaum homo gay pecinta sejenis doyan kontol seperti aku ini, kesanalah setiap hari senggang aku menghabiskan waktu selain untuk melatih otot dan kebugaran jasmani juga untuk melihat bahkan mendapatkan kontol untuk kebugaran rohani. Badan kekar berotot atletis berkilat berlumuran keringat, dada bidang dihiasi puting gede melenting bentuk tubuh segitiga pinggang ramping daging buah pantat kencang, paha kekar berotot betis kenyal dan yang terpenting tonjolan diselangkangan besar menggoda menggunduk mantap.

Whoosh... abis sudah jiwaku seakan melayang diawang awang bila bertemu lelaki muda perkasa seperti itu, seribu satu alasan akan dicari untuk dapat bertegur sapa syukur dapat bersatu raga, aih... aiiihhh... itulah kenyataan yang harus dilalui setiap pemuja kontol. Hari ini aku sedang berlatih disalah satu pusat kebugaran di bilangan Mangga Besar, ada beberapa orang yang sedang berlatih diruangan tersebut dan salah seorangnya adalah A Wie, pemuda Cina tampan bertubuh tinggi langsing berotot dan selebihnya memenuhi kriteria diatas tadi sehingga dapat menerbitkan air liur jahanam seorang homo bajingan dari sudut dunia manapun dia berada.

Radar homoku menangkap isyarat sinyal yang sama pula yang dipancarkan A Wie terhadap diriku, allright let's do it, why not... aku tetap berlatih dan memainkan satu persatu peralatan kebugaran dan pembentukan otot yang ada dipusat kebugaran tersebut sambil sesekali mencuri pandang ketempat dimana A Wie berada. Dia memakai kaos wrestling dan celana lycra ketat membalut tubuhnya yang kuning langsat, otot dada dan putingnya terpapar didepan mata, gede menggelembung kaya dua buah kipas dengan bintik merah jambu melenting berkilauan karena basah oleh keringat. Otot perutnya rata dengan tonjolan six pack tercetak dikaos wrestlingnya yang juga sudah basah kuyup oleh keringat turun membasahi selangkangan celana lycranya sehingga tonjolan gundukan kontol dan biji pelernya semakin nyata pula tercetak disana. Satu persatu orang meninggalkan tempat latihan untuk pulang karena sudah mendekati waktu tutup pusat kebugaran tersebut, tinggallah aku, A Wie dan Joel pelatih kebugaran dan ada beberapa petugas kebersihan diluar sana.

"Arrggh... tolongin gua... arrggh" A Wie berteriak minta tolong ketika bahunya kejang tatkala berbaring mengangkat barbel, suatu kejadian yang tak jarang ditemukan dipusat kebugaran terutama bila kita melakukan latihan yang berlebihan, over trained, atau bila belum melakukan pemanasan. Pelatih pusat kebugaran, Joel, lagi keluar ruangan maka aku dengan cepat menghampirinya mengangkangi tubuhnya dari depan dan membantunya untuk meletakkan barbel ke penyangganya

"Makasih... arrggh, masih kram bahu gua" kata A Wie sambil memijat otot deltoideus dengan sebelah tangannya, sedangkan tangan yang satu bergerak kedepan sehingga menyentuh tonjolan kontolku... eits... sengaja atau tidak nih? fikirku
"Saya bantu pijat, boleh?" aku menawarkan jasa
"Aduh sekali lagi makasih, gua jadi merepotkan"
"Ah, gak papa... besok lusa mungkin giliran saya yang kram otot" kataku sambil mulai melakukan pijatan pada otot bahunya yang kejang tadi, masih dalam posisi A Wie telentang dibangku dan aku mengangkangi tubuhnya. Beberapa pijatan aku lakukan membuat A Wie menggeliat meringis menahan rasa sakit, tangannya yang satu menangkap sela pahaku dan meremasnya ketika dia berusaha menahan rasa sakit pijatanku di otot bahunya itu membuat kontolku otomatis tzzzooing... berdiri membuat tenda di celana boxer yang aku pakai, ya aku hanya memakai celana boxer tanpa celana dalam ketika melakukan latihan dipusat kebugaran.

"Arrggh... sshh... arrgghh... sshh... akhh" A Wie merintih, jakunnya naik turun, mulutnya setengah terbuka dihiasi bibir seksi merah enak diemut. Geliat gelinjang tubuh lelaki kekar berotot ditingkahi dengan desahan erangan dan rintihan jantan membuat nafsu birahi homo durjanaku menggelegak. Agaknya A Wie juga demikian karena remasannya disela pahaku kini sudah berubah menjadi belaian dan usapan lembut meraba kearah biji pelerku dan aku biarkan saja sampai dimana dia berani melakukan itu di ruangan ini. Akh... kini matanya memandang sayu menatap mataku, tangannya sudah menggerayangi batang kontolku yang kini mencuat tegak keluar dari pinggir celana boxerku

"Gua isep yah, kontol loe gua emut yah" pintanya
"Hmmm..." Hap, bagaikan ikan arwana menangkap mangsa dalam sekejap kepala kontolku diterkam oleh mulutnya dengan rakus menjilat mengemut dan mengisap batang kontolku sampai kandas kepangkalnya, jembutku menggelitik lobang hidungnya. Aku sedikit memelintirkan badanku sehingga sebelah tanganku membantu kepala A Wie maju mundur menyelomoti kontolku dan sebelah lagi tanganku menggosok gosokkan kontolnya yang ngaceng menggelembung di celana lycra basahnya

"Ssshh.. ahh.. kontolmu gede juga Wie" kataku sambil menurunkan celana lycranya membebaskan kontol ngaceng miliknya, ploph... kontol A Wie melenting keluar dari celananya, akh... masih kulup, belum bersunat rupanya. Kulit kulup kontol A Wie aku gesek gesekkan ke kepala kontolnya yang sudah merah merekah basah licin oleh keringat bercampur pre cum membuat dia semakin menggelupur mengelinjang terngial ngial sambil tetap menyedot kontolku semakin kuat semakin dalam melintasi pangkal kerongkongannya, deep throat, membuat aku juga menggelepar gelepar keenakan diatas tubuhnya yang kekar itu.

Aku melepaskan kontolku dari sedotannya dan merosot menurunkan tubuhku sehingga lobang pantatku yang sudah mengempot empot kini berada setentang kepala kontol cendawan merah milik A Wie, clup bless... kepala kontol berikut batang kontolnya menerabas cincin lobang pantatku, arrggh... fuck me A Wie, please fuck me harder... sambil mencipok bibirnya yang sensual itu, memainkan lidah didalam mulutnya dan di dalam mulutku, tangannya memilin kedua pentilku dan tanganku memilin kedua pentilnya dia mengentoti lobang pantatku.

Pinggangnya yang langsing tapi kokoh melenting lenting naik turun menghunjamkan kontolnya kedalam lobang pantatku dan sesekali aku mengeolkan pantatku mengayak batang kontolnya sehingga membuatnya melenguh panjang keenakan. Keringat bercucuran, dua tubuh licin berpelukan erat terengah engah nafas memburu bercipokan saling menjilat mengecup dan menggigit mesra membuat diriku seakan terbang melayang ke nirvana bersama A Wie.

Kini dia bangkit dari bangku sehingga posisiku berpelukan berpagutan mesra masih dengan batang kontol A Wie tertancap dalam dilobang pantatku, pindah ke sepeda statik, A Wie mengayuh sepeda dan aku terlonjak lonjak diantara kedua pahanya naik turun mengayuh pedal dengan kecepatan tinggi sementara batang kontolnya naik turun mengikuti irama kayuhannya didalam lobang pantatku menggesek prostatku dan batang kontolku tergesek gesek pula ditonjolan otot perutnya dengan otot perutku, arrgghh... semakin aku berteriak semakin bernafsu pula dia menggenjot pedal sepeda sampai tachometer menunjukkan angka merah, keringat membanjiri sekujur tubuhnya dan tubuhku, aku menggigit bahunya yang bidang terasa asin hangat keringat dan kuku jari tanganku mencengkeram otot belikatnya dan A Wie semakin meradang menerjang lobang kenikmatanku dan crrooth... crrootth... arrgghh... tubuhnya menggigil mengejang sementara kontolnya yang sudah ngaceng maksimal berdenyut denyut hebat didalam lobang pantatku menyemprotkan lahar pejuhnya berkali kali diiringi dengan lenguhan panjang kaya banteng jantan digorok lehernya... dan bles... tubuhnya ambruk kepayahan setelah sekian menit mengayuh sepeda statik dengan kecepatan tinggi dengan beban tubuhku diatas kedua pahanya...

"Oh... enak... sshh... enak bangeth... akh... lobang pantatmu lebih... enak dari memek" terengeh engah A Wie membisikkan ungkapan terima kasihnya padaku
"Iya, sodokan kontol loe juga nge-joss banget" balasku memujinya Sejenak kami berdiam diri dengan kontolnya masih menancap didalam lobang pantatku, mengatur nafas mendinginkan tubuh, sementara dari sudut mataku terlihat Joel sedang ngloco sambil memilin milin pentilnya sendiri dari balik kaca ruang ganti, rupanya dari tadi dia menikmati pertempuranku bersama A Wie dan sejenak kemudian terdengar pula erangan Joel dari bilik kamar ganti... akkhh... muncraaat, arrggh... sshh ohhh, muncraaat... erangan erotik Joel menyebabkan kontolku yang belum sempat muncrat kembali terkokang siap memuntahkan pelurunya.

"Gua entotin loe Wie, gua entotin loe ye" bisikku Tubuh A Wie nungging di bench press dan kontolku menghajar lobang pantatnya habis habisan sedalam mungkin sampai kandas ke pangkal kontolku jembutku menggelitik pinggir lobang pantatnya dan biji pelerku beradu dengan biji pelernya, tarik lagi sampai kebatas kepala kontolku yang sudah merekah merah keunguan mengembang kaya helm nazi dan ceprroot... nancap lagi sedalam mungkin, keluar lagi ceprroot... nancap lagi, semakin lama semakin cepat, full speed throtle, zzzziinngg... mendesing, zziinngg ditelingaku dan crrootth... crrootth... arrgghh crrootth... arrggh... fuck you bastard, fuck you.

Bersama lelaki kekar perkasa berotot kenyal putih kuning bernama A Wie, sementara kontol Joel kini ikut pula mengentoti lobang pantatku yang sudah menganga akibat hajaran A Wie tadi ikut mancrut crut cruuth akibat empotan lobang pantatku seirama keluarnya semprotan pejuhku di dalam peranakan A Wie. Bagaikan sandwich tubuhku terkapar diantara punggung A Wie yang basah berkeringat bertonjolan berotot kenyal dengan dada Joel yang juga basah berkeringat bertonjolan otot ketat menimpa punggungku, ledzat bin nikmat

Lawatan Bisnis Saudara Serumpun

"Rozlan" katanya sembari menjabat tanganku ketika kami bertemu di terminal kedatangan internasional Bandara Soekarno-Hatta, sebetulnya dia tak perlu lagi menyatakan namanya karena aku telah memegang lembaran kertas yang bertuliskan namanya dengan besar. Dia datang untuk urusan bisnis di Jakarta dan aku ditugaskan untuk menjemputnya di bandara.

"Masih ada bagasikah encik?" tanyaku padanya, dia sedikit mengerenyitkan kening, agaknya berusaha menterjemahkan pertanyaanku padanya
"Do you have another bagages, or just this one?" terpaksa aku menegaskan pertanyaanku dalam bahasa Inggris agar dia dapat lebih faham. Dia tersenyum sambil menggeleng,

"Just this one", kamipun berjalan menuju perlataran parkir. Ya itulah ironi dua bangsa serumpun namun oleh karena perbedaan masa lalu membuat komunikasi terpaksa dilakukan dalam bahasa asing, padahal sebanarnya bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia berasal dari akar bahasa yang sama yaitu bahasa Melayu, tapi itulah kenyataan yang ada.

"Kita langsung ke kantor atau ke hotel terlebih dahulu?"
"Saye tak faham ape kate encik?" katanya
"Straight to the office or to the hotel at first"
"Oh... kantor itu office iye?, saye rase agaknye baiklah kite ke office saje, after that barulah berehat ke hotel"
"OK, Gus kita kekantor dulu setelah urusannya selesai dikantor baru ke hotel Mulia mengantarkan pak Rozlan" aku berkata pada Agus supir kantor yang ditugaskan untuk menemani tamu dari Malaysia selama lawatannya di Indonesia Jalanan siang hari itu sangat macet, dimana mana antrian kendaraan panjang bersusun merayap bagaikan ular panjang.

Rozlan mengeluh melihat traffic jam di Jakarta, tapi apa mau dikata inilah Jakarta, nikmati saja kemacetan lalu lintas alihkan fikiran ke hal hal lain yang menyenangkan. Aku memandang Rozlan, tubuhnya cukup berotot untuk ukuran orang Asia, sawo matang, dengan bekas cukuran menghijau disekitar mulut dan dagunya, rambut hitam ikal tersisir rapi, alis mata tebal, mata besar bulat hitam, hidung bangir mancung, agaknya ada campuran darah India mengalir disana, ya sedikit tidak adalah mirip Shah Rukh Khan melayu. Memakai baju putih lengan panjang berdasi bercorak bunga merah dan celana biru tua, tidak memakai kaos dalam sehingga bulu dadanya membayang dibalik bajunya yang agak transparan. Tubuhnya wangi parfum mahal menggelitik indera penciumanku. Dia masih saja gelisah, exited, melihat ruwetnya lalu lintas di Jakarta dan sesekali ikut latah seolah olah mengijak rem dan menghela nafas panjang, pheew..

"Take it easy, Rozlan, just closed your eyes and relax, tak berapa lama lagi kita akan tiba di kantor" kataku untuk menenangkan dia, dan dia kembali tersenyum untuk kemudian berusaha menutup matanya menyandarkan kepalanya dan hening, hanya suara alunan lagu dari radio terdengar sesekali ditingkahi dengan deru suara mobil. Seharian penuh berurusan bisnis di kantor dan barulah selesai ketika menjelang magrib, dan aku bersama Agus mengantarkan Rozlan ke hotel Mulia.

Sepanjang jalan dia banyak bertanya mengenai Jakarta dan Indonesia, aku berusaha pula menjelaskannya terkadang harus pula diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan kami semakin akrab karena memang dia tipe yang cepat menyesuaikan diri. Reservasi di hotel, antar ke kamar dan

"Awak boleh tunggu kejab di bilek, kite makan malam same same, i'll treat you" tawaran Rozlan
"Wah, saya tak ada pakaian ganti nih, lagipula seharian belum mandi"
"Tak payah lah, salin ke T shirt saye nie, maseh baru, beli di airport KL tadi"

Rozlan memberiku kaos oblong biru tua bertuliskan Malaysia masih dalam bungkus plastik Tanpa sedikitpun merasa canggung akan kehadiranku di kamarnya Rozlan membuka pakaiannya, bersiap siap untuk mandi, hmm... tubuhnya ketat berotot dengan bulu dada menghiasi tonjolan otot dadanya sampai ke perutnya, pentil susunya item gede melenting, dan otot perutnya bolehlah... rata berotot menunjukkan dia seorang lelaki yang menjaga bentuk fisiknya.

Kini celananya pula yang dilepaskan, tinggal celana dalam jockstrap membungkus tonjolan kontol dan buah pelernya yang gede, pahanya berotot berbulu mirip rajangan daun tembakau sampai ke betisnya dan dia beranjak ke kamar mandi, setelah sebelumnya mata kami bertatapan tersungging senyuman dibibirnya dan serr... apakah dia, akh... terlintas dibenakku melihat gelagatnya yang bagiku sudah tidak asing lagi sebagai seorang homo sejati pecinta kontol tulen. Baiklah, anda menjual saya membeli... aku membuka bajuku bertelanjang dada duduk di kursi yang ada didalam kamar tersebut sambil melihat channel TV, menunggu giliran untuk mandi. Suara air mengalir mengisi bath tub di kamar mandi, dan sejurus kemudian suara flushing WC dan

"Boleh tolong saye ambilkan alat shaving tu" suara Rozlan memintaku mengambilkan peralatan cukurnya yang tertinggal diatas kopernya dan aku beranjak memenuhi permintaannya ke kamar mandi dan pintu terbuka tampaklah Rozlan telanjang bulat dengan kontol setengah ngaceng berbulu lebat dengan biji peler yang besar tergantung, menarik tanganku yang terjulur memegang peralatan cukurnya ikut masuk kedalam kamar mandi tersebut.

Mulutku dicipoknya dengan rakus, French kiss, dadaku diusap usap dan pentilku dipilinnya dengan keras dan kontolnya bergesekan dengan tanganku minta digenggam, groping. Sreet... celanaku lepas melorot kekaki, kontolku keluar karena aku memang tidak memakai celana dalam, no underwear lah, segera pula diremas oleh Rozlan dengan gemas... oh yes, suck me dry... sshh, aahh... dia kini menjilat mengemut dan menelan kontolku yang tegak ngaceng dengan penuh kenikmatan, jarinya menyelusup di celah pantatku yang mulai merojok masuk membuka lobang pantatku, satu jari, dua jari dan tiga jari tangannya keluar masuk memperlebar bukaan cincin lobang pantatku.

Tanganku mengucek kucek rambutnya yang ikal sembari membantu gerakan kepalanya maju mundur menelan kejantananku yang semakin tegang keras basah berlumuran air liur Rozlan. Dengan sebelah kakiku bertumpu pada pinggiran bath tub, kini kontol Rozlan yang gede panjang item berkilat dengan kepala kontol merekah merah keunguan aku tuntun kearah lobang pantatku yang sudah terkuak lebar, dia memeluk erat tubuhku dari belakang sehingga bulu dadanya menggelitik punggungku, desahan nafasnya memburu mendengus dibelakang telingaku sembali lidahnya menjulur menjilat belakang telingaku, kudukku, ih merinding deh. Telefon berdering, aku angkat telefon paralel di kamar mandi

"Pak, jadi nggak tamunya keluar makan malam?" suara Agus diseberang sana
"Hnnggh... ahh... hnngg... loe naik aja Gus, kamar 808" telefon aku tutup, merintih sambil tersenyum membayangkan bila Agus datang, tentunya permainan akan semakin seru. Sopir kantor yang satu ini memang luar biasa, mesin seks sejati, sex machine, masih muda kekar perkasa bekas atlit binaraga, bodybuilder, tidak pilih bulu memek atau kontol, lobang pantat atau lobang mulut, semua sapu rata dan yang lebih penting lagi daya tahannya itu... sanggup menggenjot kontolnya semalam suntuk bila dapat lawan yang seimbang.

Aku sering sekali menikmati sodokan kontol Agus baik dikantor pada jam istirahat apalagi bila mendapat tugas keluar kota... alamak, hancur lebur peranakanku dibuatnya. Rozlan sudah menyemburkan pejuhnya ketika Agus berdiri telanjang bulat didepan kami, lobang pantat Rozlan dijilatnya, rimming, sementara aku menjilat membersihkan sisa pejuh yang masih menempel dikepala kontol, batang kontol dan biji peler Rozlan, dia menggelinjang menggeliat terengah engah akibat jilatan kami berdua.

Sesaat kemudian Agus menggendong tubuh Rozlan yang basah berkilat bercucuran keringat, kedua kaki Rozlan melingkari pinggang Agus lobang pantatnya dientot kontol Agus yang gede panjang berurat keliling batang kontol menggelembung menghijau dibawa ke tempat tidur dan bagaikan macan lapar tubuh Rozlan bagaikan dicabik Agus dijilat digigit dicupang bolak balik Agus diatas Rozlan dibawah Agus dibawah Rozlan diatas dengan kontol masih tetap tertancap kokoh dilobang pantat Rozlan. Aku kini ikut menyodokkan kontolku yang masih tegang keras belum kesampaian muncrat bareng dengan kontol Agus kedalam lobang pantat Rozlan, double penetration. Rozlan berteriak antara kesakitan den keenakan

"Oh... yesssh, yes, fuck me... fuck me harder, arrggh, oh shit, fuck meeeeee.. arrggh" setengah melolong Rozlan meracau tubuhnya rebah diatas tubuh Agus yang bidang berotot sambil mengisap pentil Agus sementara aku memeluk Rozlan dari belakang menghunjamkan kontolku kelobang pantatnya... arrgghh.

Rozlan kembali muncrat, pejuhnya berhamburan diperut Agus dan lobang pantatnya kembang kempis mengempot memeras kontol kami berdua, dan kontol Agus yang gede itu ikut pula berdenyut denyut didalam lobang pantat Rozlan bergesekan dengan batang kontolku dan kami berduapun menggigil bergetar sekujur tubuh ikut muncrat, crrooth... crrootth... mengelepar gelepar persis kaya ikan naik kedarat, kontolku hangat licin terasa didalam lobang pantat Rozlan berlumuran pejuhku dan pejuh Agus yang terkenal banyak dan kental itu...ambruk, tiga tubuh lelaki basah kuyup berkeringat menjadi satu, terengah engah mengerang mendesis melenguh puas.

Malam itu kami tak jadi keluar untuk makan malam, Rozlan memesan makan malam dari room service untuk kami bertiga dan selanjutnya malam itu kami habiskan dengan mereguk kenikmatan syahwat yang menggelegak membuncah membara, sampai seluruh tenaga terkuras habis lemas tak berdaya, arrggh.

Senin, 30 Januari 2012

Kamar Mesin Kapal Mesum

Tanjung Priok malam hari, sebagaimana halnya pelabuhan besar di sudut dunia manapun maka pelabuhan ini juga menawarkan kehangatan malam melampiaskan nafsu ngentot berbagai cara, kontol dengan memek, kontol dengan kontol, memek dengan memek, kontol kontol memek, kontol memek memek maupun kontol kontol kontol seperti yang kualami di sebuah kamar mesin kapal mesum yang sedang bersandar di dermaga menunggu waktu bongkar muat. Pelaut muda usia kekar berotot jantan menggelora hormon lelaki tumpah ruah setiap saat sangat membutuhkan saluran untuk melampiaskan desakan birahi setelah bekerja keras seharian dikapal terkadang berhari hari bahkan berminggu minggu pada area yang terbatas dimensinya hanya seukuran kapal, ya hanya seukuran kapal saja, sehingga mereka sangat amat membutuhkan variasi dalam mengeliminasi stress tersebut. Pelabuhanlah tempatnya mereka melepaskan hajat yang terpendam, sehingga wajarlah bila setiap pelabuhan merupakan hot spot disetiap kota.

Sebuah bar yang banyak dikunjungi pelaut muda di kawasan pelabuhan, kesana pula aku menuju mencari angin, atau mencari kontol ya?, menikmati belaian angin malam yang berhembus semilir diiringi desiran riak ombak yang tak henti hentinya menjilat bibir pantai. Suasana remang didalam bar dipenuhi asap rokok, dentuman musik, dan aroma alkohol sangat keras menghentak indera, beberapa pelaut bergerombol bercerita sambil terkadang melepaskan tawa terbahak bahak sementara beberapa pula diantaranya duduk diam melamun sambil memandang penyanyi yang sedang melantunkan lagu sambil bergoyang seronok mengimbangi tempo musik yang terus menerus berdentum tiada henti, sebagian pengujung berjingkrak jingkrak menari bersimbah keringat.

Disudut bar terlihat pula beberapa pelaut sedang bercumbu asyik masyuk dengan lonte memek bahkan dengan lonte kontol brondong, saling bercipokan, saling mengemut, saling meraba, saling meremas gemas, dan beberapa diantaranya bahkan sudah tidak lengkap lagi pakaiannya, ritsleting celana terbuka, kancing beha putus, baju kaos robek dibagian dada atau rok tersingkap tinggi celana dalam melorot kepaha... akh, semuanya berlangsung begitu saja tanpa ada yang memperdulikan satu sama lain, cuek.

Selintas perasaan kesepian seorang homo jomblo melintas dibenakku ditengah keramaian hingar bingar di dalam bar sampai tiba tiba seseorang menangkap pahaku ketika aku berjalan diantara deretan meja

"..... ya!" mulutnya komat kamit, aku tak mendengar karena bisingnya suasana "..... ?"

Dia menarik kudukku agar aku mendekatkan diri dan kupingku kearah mulutnya "Elo lupa ama aku ya!" teriaknya dikupingku mengimbangi gemuruh suara musik "Ehm, dimana ya?" balasku berteriak pula "Emutan elo masih gua ingat lo" kembali dia berteriak dikupingku sementara tangannya yang satu masih memegang sisi dalam pahaku tangannya yang satu lagi membimbing tanganku ketonjolan kontolnya dibalik wearpacknya yang berlumuran oli, aku menurut aja.

"Kau kah ini?" teriakku dengan gembira karena dengan segera mengenali kembali kelasi muda yang mengentoti lobang pantatku dipagi hari ketika aku memandang keluar jendela bundar kamar kelasi kapal barang beberapa tahun yang lalu. Bersamanya ada empat pelaut lagi yang memakai seragam wearpack yang sama dan berlumuran oli juga. Dua orang bule dan dua orang negro dan dia sendiri orang Indonesia yang duduk disekeliling meja tersebut, beberapa botol bir kosong dan Black Label terkapar dimeja tersebut.

Aku hampir tak mengenalinya lagi karena tubuhnya sudah sedemikian kekar berotot, coklat berkilat terbakar matahari, dengan cambang kumis berlanjut dengan jenggot didagu dan turun kedada yang terbuka bidang otot dada seperti kipas ditumbuhi bulu dada dan turun lagi mengikuti garis tengah tubuhnya bulu melingkar di puser dan berlanjut kebawah masuk tertutup wearpack berlabel nama kapal asing. Ternyata dia telah bekerja dikapal barang kargo asing dan saat ini tengah bersandar di pelabuhan Tj. Priok setelah menempuh perjalanan hampir dua bulan dari Eropa. Dia mencipokku didepan temannya tanpa merasa risih sedikitpun dan aku juga cuek aja kulumannya kubalas dengan hangat pula bagaikan sepasang kekasih yang saling merindu sudah lama tak bertemu akh... tanganku masih menggenggam batang kontolnya yang gede terasa mulai berdenyut dibalik wearpacknya itu.

Malam itu aku dengannya bersama 4 orang temannya orang asing yang berpasangan bule dengan negro dan 2 orang lonte homo brondong muda doyan kontol naik kekapal barang kargo tersebut, menuju kamar mesin tempat mereka berlima bekerja. Kamar mesin kapal kargo asing itu sangat luas, berisi mesin kapal kekuatan gede tentunya, kami melintasi gang diantara mesin kapal tersebut, aku berpelukan dengannya, masing masing pasangan bule negro mengapit seorang lonte homo brondong yang tampak sumringah karena dibooking orang asing. Pengaruh alkohol sangat menonjol pada mereka, muka merah, keringat bercucuran mengalir, dan kini permainan tampaknya dimulai ketika pelaut bule merenggut pakaian menelanjangi kedua lonte homo menumpahkan selai mengoles menyapukannya keseluruh tubuh lonte homo brondong muda, dan pelaut negro dengan rakus menjilati selai yang berada ditubuh brondong itu sementara kedua brondong mengerang mendesah keenakan apalagi ketika kontol biji peler dan lobang pantat mereka dijilati oleh lidah kasar pelaut negro.

Pelaut bule segera saja menyosor keselangkangan pelaut negro yang tengah menjilati brodong muda, mengeluarkan kontol pelaut negro yang naujubilah gedenya, item berkilat dengan pembuluh darah mekar menghiasi batang kontol mereka, kepala kontolnya gede kaya cendawan dan salah seorang pelaut negro itu mempunyai tindik baja putih difrenulumnya akh... baru kali ini aku menyaksikan sendiri betapa gede dan perkasanya kontol negro, yang selama ini hanya aku lihat di situs gay internet saja, membuat air liurku menitik deras kepingin menikmati entotan kontol negro di lobang pantatku dan sodokan kontol negro deep throat di dalam mulutku.

Setelah selai kini tumpahan bir pula memandikan kedua brondong muda dari rambut mengalir sampai kekaki sementara kedua pelaut bule menjilati lelehan bir ditubuh brondong mengemut mengulum kontol dan biji peler mereka sampai kedua brondong lonte itu terngial ngial menggeliat berteriak teriak keenakan sambil lobang pantat kedua pelaut bule itu doggy style diembat kontol super gede milik pelaut negro dengan buas dan bringas, terengah engah terkadang kedua pelaut negro saling bercipokan dan saling memilin pentil temannya terkadang memilin pentil lonte brondong yang masih terlonjak lonjak keenakan... oh, fuck me harder, nigger... my god... sshh... fuck me, oh shit, fuck me nigger bastard... arrgghh... sshh... aahh... sshh... kedua pelaut bule mengoceh diantara jilatan jilatan lidah mereka ditubuh lonte brondong, keenakan diembat boolnya melalui robekan wearpack dibagian lobang pantat mereka oleh kontol super gede milik pelaut negro.

Sementara itu tubuhku sudah remuk redam dipeluk diremas digeluti oleh teman pelautku yang horny berat dari tadi, mulutku dicipok ala French kiss leherku dijilat digigit dicupang akh... pentilku diemut dipilin pilin dan kontolku diloco dengan kuat sampai merah padam. Kini aku menjilati kepala kontolnya yang udah keluar dari wearpack yang berlumuran oli itu, lobang kencingnya aku kilik kilik sampai dia menggelinjang menggeliat kegelian dan hap... batang kontolnya aku telan abis sampai kepangkal aku kulum aku pilin dengan lidahku sampai dia mengerang melenguh kaya sapi jantan disembelih. Kedua brondong disuruh saling mengentot didepan mata mereka dan terkadang salah seorang dari pelaut bule ataupun pelaut negro bergantian mengentotin lobang pantat brondong yang sedang mengentotin temannya dan bergantian pula mengentotin mulut brondong yang dientot temannya, foursome.

Masih kaya posisi anjing gencet aku berusaha merangkak dengan kontol tertancap didalam lobang pantatku kearah arena pergulatan mereka, mendekati kontol pelaut negro yang sedang nganggur dan... slurrph, akh kontol pelaut negro yang super gede dapat terjangkau oleh mulutku, bujul buneng batang kontol pelaut negro sepanjang mukaku dengan diameter sepergelangan tanganku item berkilat berurat mirip batangan coklat yang menitikkan air liur ingin segera mengemutnya mendapatkan kenikmatan. Pelaut negro tersebut cepat tanggap, segera saja menyodokkan petungan kejantanannya menghajar tenggorokanku yang haus dahaga untuk dientot kontol negro.

Ceprat ceprot ceprat ceprot kontol basah oleh air liur keluar masuk mulutku yang terkuak lebar untuk menerima hajaran kontol super gede itu, kecipak kecipok kecipak kecipok suara yang sama keluar juga dari lobang pantatku dan lobang pantat kedua lonte brondong yang kini tegah di double penetration oleh kontol pelaut bule dan pelaut negro. Berkali kali brondong muda muncrat, sementara kelima pelaut perkasa masih saja bersemangat membara dengan kontol tegang keras ngaceng maksimal belum juga sekalipun orgasme, wow... alangkah jantannya mereka ngentot, tahan lama.

Lobang pantat lonte homo brondong muda sudah dedel dower berdarah darah belepotan tai mereka sendiri,... akh keciaaan deh elo, tersungkur menangis minta ampun karena sudah kepayahan melayani embatan kontol pelaut di kamar mesin kapal mesum itu sementara aku masih melayani dua kontol dilobang pantat dan dua kontol dimulutku bergantian keluar masuk dan terkadang masuk bareng berlomba mengaduk aduk isi lobang pantatku dan menyodok kelenjar prostatku.

Bergantian pelaut itu memuncratkan semburan pejuh hangat kental legit diiringi dengan geliat gelinjang gelepar tubur kekar berotot berkilat oleh keringat dan lumuran oli dari wearpack ditingkahi erangan desahan dan lenguhan lelaki jantan perkasa, kontol gede mereka berkali kali berdenyut didalam lobang pantat dan didalam mulutku, berkali kali dan berkali kali, lima orang pelaut menumpahkan magma yang lama terpendam kini meledak muncrat membasahi rongga ususku dan rongga mulut dan tenggorokanku dan aku juga memuncratkan pejuhku hingga berceceran dilantai kamar mesin kapal mesum itu.

Kedua lonte homo brondong muda kini telanjang bulat tergeletak dilantai diikat dengan erat dalam posisi 69 saling mengisap kontol, dan masing masing lobang pantat mereka yang dedel dower berdarah berlumuran tai disodok dengan dildo gede kontol negro yang mempunyai kejutan aliran lemah listrik, zzzt... hmmpph, zzzt... hmmph aliran di on off kan menyebabkan kedua brondong tersebut terkejut dan menelan kontol temannya yang tersumpal dimulut mereka masing masing.

Zzzt... hmmpph... zzzt... hmmph... zzzt... Pelaut itu pada tertawa girang melihat permaian sadis terhadap kedua lonte homo brodong muda yang sudah lemas tak berdaya, satu persatu pula pelaut itu mengencingi tubuh brondong muda yang terikat dalam posisi 69, kecuali ketika salah seorang pelaut negro yang ketika hendak mengencingi mereka kontol gedenya segera aku tangkap dengan gemas

"I want to suck you until dry, piss me please" pintaku penuh harap sambil berlutut didepan kontolnya dan plak plok plak plok pelaut negro menampar pipi kanan kiriku dengan libasan kontol super gedenya slluurrph aku berusaha menyelomot mengemut batang kejantanannya, plak plok plak plok slluurrph... plak plok slluurrph akhirnya serrr... aliran kencing deras mengalir dari lobang kencingnya yang gede kearah mulutku yang terbuka pasrah menerima semburan kencingnya yang pesing, sebagian aku telan sebagian lagi berhamburan membasahi tubuhku yang terbalut baju yang sudah compang camping tercabik akibat permainan orgi tadi di kamar mesin kapal mesum ini. Teman pelautku ternyata marah melihat kelakuanku, cemburu ngkali nih yee...,

"Bajingan loe, mau aja dikencingi negro" katanya dengan mata melotot merah dan akibatnya lobang pantatku dilumurinya dengan tumpahan oli mesin bekas dan kembali dikentotnya dengan kontolnya yang ngaceng gede dihadapan ke 4 teman pelaut dan ke 2 brondong yang terikat, mereka bersuit suit bertepuk tangan meriah melihat aku dikentot habis habisan oleh teman pelautku yang sedang marah itu.

Pesta Anak Jalanan

Anak jalanan, sebuah fenomena di kota besar di negara terkebelakang seperti negara kita ini, miskin, miskin harta walaupun negeri kaya karena salah urus dan para elite politiknya lebih mementingkan diri sendiri dan kelompoknya ketimbang kepentingan bangsa, miskin moral, tidak ada lagi tokoh yang dapat menjadi panutan baik tokoh formal maupun tokoh informal semuanya berlomba menjadi homo caninus, serigala bagi sesama manusia. Demikianlah anak jalanan tumbuh kembang dalam lingkungan chaos, anarkis dan tak ubahnya manusia primitif diberi baju, struggle for life, bukan sekedar kiasan tapi sudah menjadi kenyataan yang sebenarnya karena setiap harinya mereka harus benar benar berjuang agar dapat hidup untuk hari itu dan besok kembali lagi berjuang demikian terus menerus hari demi hari mereka isi dengan perjuangan yang tiada henti atau mati.

Anak jalanan, usia pre pubertas sampai usia puber dimana kehidupan membuat mereka lebih cepat matang secara seksual, betapa tidak, setiap malamnya mereka dengan leluasa dapat menikmati pemandangan yang dapat membangkitkan gairah seksual, cumbu rayu heteroseksual maupun homoseksual secara gamblang berlangsung didepan mata mereka bahkan entot mengentot antara kontol dengan memek, antara kontol dengan kontol juga dengan bebas dapat mereka nikmati dan tidak tertutup kesempatan untuk sekalian ikut dalam pergulatan nafsu birahi tersebut atau bahkan menjadi subjek pelampiasan nafsu binatang jahanam seorang manusia jalang.

Tidak ada lagi yang menjadi faktor kendala bagi mereka dalam menumpahkan luapan hormon jantan yang menggejolak didalam tubuh mereka, agama? tak satupun diantara mereka yang mengerti untuk apa ada agama, norma? inilah norma yang mereka anut berdasarkan pengalaman hidup mereka mengharungi jalanan di kota metropolitan, hukum? lebih lagi mereka tidak mengerti binatang apakah itu yang namanya hukum, penegak keadilan? hah... justru tak jarang kelompok itu pula yang memanfaatkan mereka tanpa peri keadilan sedikitpun. Jadi hari demi hari mereka lalui hanya mengikuti naluri dasar seorang manusia, makan, minum, ngentot dan tidur, habis perkara... itulah hidup.

Bedeng kosong dibawah jembatan layang itu tidak seperti biasanya, malam ini kelihatan ramai berkumpul beberapa pengamen yang mendendangkan lagu dengan peralatan musik seadanya, dengan menghidupkan api unggun dari sisa kayu bangunan, dan minuman keras murahan beredar dari mulut ke mulut menghangatkan suasana. Dua orang waria menari diiringi nyanyian dan alat musik tersebut, semakin lama tarian waria itu semakin erotis, mendesah mengerang sambil mengusap usap sekujur tubuh mereka dan terkadang sampai mengangkat rok mereka mempertontonkan paha putih mulus sampai kepangkal paha membuat kelompok pengamen jalanan tersebut semakin hot dan bergairah.

Bergantian pengamen jalanan tersebut menjadi pasangan waria yang menari dan tak jarang pula tangan mereka menggerayangi tubuh sintal waria anjing itu dan sebaliknya tangan gemulai waria tai kucing tersebut membelai tonjolan kontol mereka atau mengusap otot dada mereka yang menonjol dengan penuh kemesraan . Kini dua orang pengamen muda, rambut gondrong tebal riap riap menyentuh bahu mereka yang bidang, kancing baju terbuka semua menampakkan gelembung otot dada mereka yang dihiasi pentil gede item melenting, celana jeans belel robek disana sini ketat ngepas kepaha dan betis dan cetakan kontol mereka tercetak tegas dicelana yang dikenakan, ikut menari bareng dengan kedua waria tersebut. Gerakan erotik penari jaipong, gitek, geol, goyang menjadi tema tarian mereka pada malam itu dan keringatpun membasahi tubuh muda mereka ditambah lagi udara hangat dibawah jembatan layang dan panas api unggun serta kobaran alkohol yang ditenggak membuat suasana pesta semakin semarak semakin hot dan semakin liar.

Aku ikut ngaceng melihat suasana pesta liar anak jalanan malam itu dan ikut bergabung dengan mereka, tak ada yang protes ketika aku duduk dalam lingkaran kelompok mereka sementara semua mata memandang aksi dua waria dengan dua pengamen tersebut, semakin erotik semakin binal dan kontol kontol penonton semakin ngaceng pula terlihat dari tonjolan didepan celana mereka pada menggelembung semua bahkan sudah adapula celana yang basah bertitik noda precum.

Dua pengamen lain bangkit dari duduk dan ikut bergabung dengan waria yang sedang menari bersama dua pengamen sebelumnya, menempelkan masing masing kontol ngaceng yang udah keluar dari celana mereka kebokong waria yang sedang mengeol geolkan pantatnya, suitan bersahutan menimpali aksi dua pengamen terakhir, dan suara musik semakin naik temponya semakin cepat dan semakin cepat dan kedua waria yang sedang terengah engah bercucuran keringat baju tersingkap tetek sebelah keluar rok tergulung sebagian keatas dan celana merah segitiga melorot menampilkan daging buah pantat mereka, perlahan digiring kedalam bedeng kosong dibawah jembatan layang tersebut diikuti oleh kelompok pengamen lain.

Api unggun sudah meredup tinggal bara api merah hitam, nyanyian pengamen telah berganti dengan desahan dengusan dan lenguhan erotik didalam bedeng. Kedua waria sedang dientot mulut dan lobang pantatnya oleh keempat pengamen muda perkasa, empat pasang pengamen lain saling ngloco bahkan mulai bergantian saling emut kontol ngceng temannya dan aku tak dapat lagi menahan diri untuk tidak segera bergabung edalam pesta orgi anak jalanan.

Aku menduduki kontol ngaceng seorang pengamen muda berotot basah kuyup berkeringat dada bidang terbuka perut rata berotot six pack dan kontolnya yahud banget, gede panjang berurat dengan kepala kontol mengembang mirip helm pasukan Nazi basah kuyup juga berkeringat bercampur pre cum dan air liurku ketika aku selomotin sebelumnya. Ceprot.. kontol masuk kelobang pantatku yang juga sudah basah, sambil cipokan dengan mulutku dia menghentak hentakkan tubuhnya sehingga kontolnya semakin dalam semakin mantap masuk menyeruak lobang pantatku, dan tubuhku terlempar naik turun dengan lobang pantat berisi kontol gede panjangnya yang tak pernah lekang dari anusku.

Sebuah kontol lagi datang diantara mulutku dan mulutnya, kami cipokan dengan batang kontol berada diantara mulutku dan mulutnya dan arrggh.. ada sebuah kontol lagi berusaha bareng masuk dengan kontolnya kedalam lobang pantatku. Sementara seorang waria dientot sambil digendong dan sebuah kontol juga menghajar lobang pantatnya yang sudah berisi kontol yang menggendongnya, dia teriak teriak keenakan, waria yang satu lagi doggy style mulutnya bergantian dimasuki tiga kontol dan lobang pantatnya juga digilir oleh tiga kontol... hnnggh... hnnggh... arrggh... oh fuck me harder, oh shit, fuck meeeeee.... Desahan, erangan dan lenguhan jantan dari anak jalanan yang buas dan liar menghunjamkan senjata kejantanannya melepaskan beban lonjakan lecutan hormon lelaki sejati mengisi keheningan bedeng kosong dibawah jembatan layang.

Entah berapa batang kontol menghunjam menyemburkan pejuh dilobang pantatku, entah berapa batang kontol pula muncrat didalam mulutku, malam itu insting binatang jalangku benar benar terpuaskan dibawah jembatan layang. Menjelang pagi kedua waria itu berdiri terseok seok dan pulang dengan langkah tertatih tatih (ha ha ha..., keciaaan deh elo), pakaian robek nggak karuan, darah mengalir dari lobang pantat mereka yang udah dedel dower berlumuran pejuh, kencing dan tai oleh entotan orgi kontol anak jalanan. Aku masih terkulai lemas diselangkangan seorang pengamen, kontolnya masih didalam mulutku dan dibelakangku seorang pengamen yang berambut gondrong tebal riap riap dibahunya memeluk tubuhku dari belakang tertidur pulas dengan kontolnya masih menancap dilobang pantatku... ledzaaat, tidur diantara tubuh ketat lelaki muda jantan perkasa, aroma tubuh mereka luar biasa mengalahkan aroma parfum Giogio Armani maupun Hugo Boss, membuat kontolku kembali ngaceng berdenyut denyut dipagi buta dibawah jembatan layang, ngloco sambil mengulum kontol dimulut dan mengempot kontol lain dilobang pantat... crrooth... hmmpph... crrooth... hmmpph kembali aku muncrat.

Jaga di Tenda Bawah Semanggi

Di bawah jembatan Semanggi, ada dua buah tenda militer yang sudah terpasang disana sejak lama, sejak angin reformasi diiringi gelombang demonstrasi melanda negeri ini, bergantian regu jaga mendapat tugas untuk berjaga jaga disana bila sesewaktu dianggap perlu maka regu jaga menjadi bertambah banyak bahkan terkadang diikuti panser dan kendaraan anti huru hara parkir disekitar areal tersebut. Pada saat seperti itu sebaiknya anda tidak perlu dekat dekat dengan tenda tersebut karena umumnya para personil militer yang berjaga dalam tegangan tinggi dan temperamental sehingga segala sesuatu yang bukan militer akan dicurigai habis, namun bila situasi sudah dianggap kondusif dan aman maka regu jaga tinggal 1 regu dan sikap mereka lebih bersahabat dapat diajak berkomunikasi bercanda dan dalam suasana relaks.

"Lagi dinas mas" sapaku ramah kepada seorang tentara yang lagi duduk santai dibawah tenda ketika malam itu aku melintas disana, Soma, tertulis nama di dada seragamnya "Hmm, begitulah" katanya sambil memperhatikan diriku dari ujung kepala sampai ujung kaki

"Rokok mas?" tawarku sambil menyodorkan sebatang rokok padanya

"Sebenarnya aku nggak boleh merokok bila lagi berdinas, tapi ini sudah larut malam, tak apa apalah kalau cuma sebatang, mengusir dingin" katanya sambil mengambil rokokku. Aku menyalakan api untuknya dan duduk nongkrong disampingnya sambil memperhatikan lalu lalang kendaraan dibawah jembatan Semanggi malam itu. Kamipun ngobrol ngalor ngidul tentang segala sesuatu yang dapat dijadikan bahasan dari yang ringan sampai yang berat sampai seorang temannya datang menghampiri kami yang sedang duduk nongkrong berdua dibawah tenda.

"Heh, sipil nggak boleh kemari" kata temannya

"Oh maaf mas, cuma sebentar meluruskan kaki" jawabku sambil memperhatikan temannya itu. Seorang prajurit muda, berambut cepak, gagah, tubuh berotot berbentuk segitiga, pakaian seragam hijau ketat nempel ketubuh membentuk cetakan lekuk dan tonjolan tubuhnya tercetak dibaju seragamnya. Trisno, nama tercetak didada seragamnya "Luruskan kaki disana saja, jangan disini" katanya tegas dengan mata tajam mengawasiku, berdiri tepat didepanku yang masih duduk nongkrong sehingga mataku tepat berhadapan dengan tonjolan celana seragam ketat ngepas berisi kontol dan biji pelernya, gede menitikkan liur seorang homo sejati seperti diriku, kontol dan lobang pantatku bergetar.

"Baiklah, gua kesana tapi nggak papakan sebentar lagi sampai rokok abis, oh ya rokok mas?" jawabku sambil mengisap dalam rokok dan menyodorkan sebatang rokok kepadanya, sementara mataku liar menatap tonjolan kontolnya, bentuk pahanya yang berotot kencang dengan betis proporsional dan sepatu lars militer hitam.

"Kamu ini bandel juga ya! Aku jejelin kontol baru nyaho loe!" katanya sambil menepis tanganku yang menyodoran rokok padanya, mengakibatkan jari tanganku yang sedang menggenggam rokok menyentuh tonjolan kontolnya, serrr... darahku berdesir

"Kalo segede itu boleh juga deh dijejelin" kataku tersenyum mesum kepadanya

"Lho melawan ya? Loe ngelawan ya!" dia merenggut baju ditubuhku sehingga robek dibagian dada dan menggiringku masuk kedalam tenda. Aroma khas lelaki jantan sangat kuat di dalam tenda membangkitkan getaran nafsu birahiku, kontol dan lobang pantatku mulai berdenyut denyut minta dipuaskan, tanganku merayap mengapai mengusap tonjolan kontol dicelana seragam militer yang semakin gede tonjolannya ketika dia menarik tubuhku mendekati tubuhnya sambil menatap tajam mataku. Mulutku tiba tiba dicipoknya dengan rakus lidahnya keluar masuk kedalam rongga mulutku sampai aku terengah engah hampir putus nafas dibuatnya, sementara tangannya yang satu masih merenggut menggenggam bajuku maka tangannya yang lain menjelajah punggungku sampai kebokong dan menyelusupkan jarinya kearah celah lobang pantatku, aku nggak pakai CD akh... tubuhku bersentuhan dengan ototnya yang kekar kenyal dan srreet... sekali tarik celanaku melorot kebawah dan sepasang tangan lagi menggerayangi bokongku yang putih mulus berasal dari teman dudukku tadi, Soma, yang kini telah ngaceng berat penuh nafsu menyelomoti kulit pantatku dan menjilat lobang pantatku, rimming.

Jarinya mulai menerobos masuk kedalam lobang pantatku yang basah oleh air liurnya, satu jari kekar berbuku, dua jari kekar berbuku, akh... tiga jari kekar berbuku keluar masuk menyeruakkan cincin lobang pantatku sampai aku menggelinjang menggeliat didalam pelukan Trisno, prajurit yang kini menjilat dan mencupang leher dan puting susuku dengan ganas. Tanganku sibuk membuka celana seragam Trisno mencari batang kontolnya yang sudah mengeras bagai pentungan kayu dan ploph kontolnya keluar dari kurungan celana seragam, gede berurat merah keunguan dengan kepala kontol yang merekah bagaikan cendawan dan lobang kencingnya gede basah dengan pre cum. Aku berlutut didepan kontol Trisno dan mulai mengkilik kilik lobang kencingnya yang basah itu dengan ujung lidahku membuat dia terngial ngial keenakan, menjilat kepala kontolnya dengan lidahku dan hap!... batang kontolnya aku emut masuk perlahan sampai menyentuh pangkal tenggorokkan, sementara kontol Soma telah menggantikan posisi jarinya menyodok lobang pantatku... sshh... aahh... sshh... aahh.

"Lobang pantatmu enak bangeth, sempit...aahh" keluar masuk batang kontolnya merojok lobang pantatku diiringi desahan dan racauan erotisnya, makin lama sodokan kontolnya makin dalam sampai kepangkal batang kontolnya yang gede mengaduk aduk isi lobang pantatku menyentuh kelenjar prostatku dan jembutnya menggelitik geli pinggir lobang pantatku... oh, fuck me... fuck me harder, please... oohh, shit!

"Jejelan kontol ini yang dari tadi lo mau khan, dasar homo tai doyan kontol! Isep sampe gua muncrat" Trisno mengoceh sambil mulai menggoyangkan pinggulnya maju mundur menyodokkan kontolnya yang keluar dari celana seragam militernya. Segala kemampuan oral sodomiku aku keluarkan malam itu dibawah tenda militer jahanam itu, membuat kedua prajurit muda menggelora menggelegak membara menghajarkan keperkasaan kejantanannya. Mereka mendesah mengerang melenguh bagaikan kuda pacu mengentotin betinanya, yaitu aku. Trisno menggendong tubuhku kakiku melingkari pinggangnya dan kontolnya masuk kedalam lobang pantatku, Soma ikut bareng menjejalkan kontolnya pula kedalam lobang pantatku sehingga terkuak lebar menerima dua kontol militer tersebut, aku terlonjak lonjak dalam pelukan Trisno mengikuti irama sodokan kontol mereka dilobang pantatku... arrggh, kontol kalian nge-joss banget mas. Soma berbaring telentang di velbed yang ada didalam tenda dengan kontol gede ngaceng tegak, aku menunggangi kontolnya berhadapan muka dengannya kedua pentilku dipilin pilin dengan jarinya yang kasar membuat aku menggeliat merintih keenakan diatas kontolnya yang tertancap dalam di dalam anusku sementara giliran kontol Trisno mengembat lobang pantatku yang telah berisi kontol Soma, military double penetration, arrghh... ledzaaat. Badanku ditekuk bertumpu pada kudukku di velbed dengan pantat mencuat keatas. Soma menunggangi pantatku dengan kontolnya keluar masuk lobang pantatku sementara Trisno push up dimukaku menjejalkan kontolnya kedalam mulutku, sementara mulutnya menyepong kontolku. Ouchh... enak banget kontol disepong mulut prajurit muda seperti Trisno, brutal bringas sedotannya yahuuud.

Aku tak dapat bertahan lebih lama lagi... arrggh gua mo mancrut mas... aahhh... make me cum, oh please... suck me... crrooth... crrooth... arrggh aku memuncratkan pejuhku kedalam mulut prajurit muda perkasa, Trisno. Sementara itu lobang pantatku ikut mengembang mengempis seirama dengan muncratan orgasmeku memeras batang kontol Soma dengan hebat membuat Soma ikut orgasme, crrooth.. crrooth.. arrgh.. berulang kali semburan pejuhnya yang kental anget legit menyirami rongga ususku ditingkahi dengan lenguhan bagai kerbau liar digorok.

Trisno mempercepat entotan kontolnya dimulutku, semakin cepat semakin dalam semakin tegang kontolnya berdenyut denyut mengisi rongga mulutku bahkan terkadang masuk kedalam melampaui pangkal tenggorokanku, sementara mulutnya bergantian menyepong kontolku dan kontol Soma yang udah duluan muncrat, baju seragamnya basah kuyup lengket kebadan oleh karena keringat dan akhirnya crrooth... crrooth... arrggh.. crrooth crrooth... arrgh... isep abis kontol gua, dasar lonte homo anjing, isep kontol gua arrggh... pejuhnya melimpah ruah sluurrph didalam mulutku, kutelan abis gurih nikmat, pejuh prajurit muda perkasa.

Instruktur yang Sadis dan Sedap

Komplek latihan calon tamtama itu berada diluar kota, sepi, jauh dari kesibukan masyarakat umum, dikejauhan terdengar suara orang yang sedang latihan khas dengan nyanyian para militer yang datar dan tegas mengikuti oleh gerak mereka. Aku mengantarkan titipan barang yang ditujukan kepada sersan Bimo, instruktur calon tamtama disana, melapor di gerbang masuk, periksa identitas, barang titipan di periksa juga, sekujur tubuhku diraba angkat tangan menghadap dinding kaki terbuka, sampai ke kontol dan biji pelerku dan lobang pantatku, aku sedikit menggeliat ketika sentuhan tangan jantan petugas menggerayangi daerah sensitif itu karena aku tak memakai CD, everything is clear, ijin masuk diberi dan kemudian diarahkan ke gedung admin, periksa lagi dipintu masuk, barang titipan diperiksa juga, demikian pula kontol biji peler dan lobang pantat diraba lagi dan kemudian ditunjukkan kesuatu ruangan, daftar lagi di resepsionis di ruangan tersebut, tanya lagi, periksa lagi, dan kesemuanya dilakukan dengan beku tanpa senyum dan sangat dingin... ya, suasana kompleks pelatihan militer, alangkah membosankannya hidup dialam seperti ini, rutukku dalam hati.

"Mohon maaf pak, surat ini harus saya sampaikan langsung ke tangan sersan Bimo sesuai pesan dari pengirim"

"Sersan lagi melatih tak boleh diganggu, letakkan saja disitu barsama barang titipan" jawab orang yang berada dibelakang meja tanpa menoleh sedikitpun kepadaku, serem. "Sekali lagi mohon maaf pak, bila tidak langsung ketangan penerima maka saya harus membawa kembali surat ini sesuai dengan permintaan pengirim"

"Segitu penting kah?" tanyanya datar

"Ya, begitulah pesan pengirim, saya hanya menjalankan tugas saja pak" kataku sesantun mungkin Dia berbicara di HT, krosak krosok ganti, krosak krosok ganti, krosak krosak krosok krosok ganti lagi, suara pembicaraan di HT yang tak dapat kuikuti karena jeleknya kwalitas suara dan mereka juga berbahasa sandi yang sabodo ah, pokoknya bila tidak dapat menjumpai sersan yang dimaksud maka aku akan kembalikan surat ini kepada pengirim begitulah aku sudah bersiap untuk pulang segera keluar dari kompleks militer yang serem dingin dan sangat formal. Akhirnya orang yang aku ajak berbicara tadi memandangku dan dia mengajakku keluar gedung dan menunjukkan lokasi sersan Bimo yang dimaksud.

"Anda pergi kesana, itu tempat orang yang sedang berlatih fisik" dia menunjukkan arah yang menurut hematku lumayan jauh untuk berjalan kaki, tapi bagaimana lagi itulah risiko kurir. Di tengah hari yang panas terik melintasi padang ilalang menuju tempat sersan Bimo melatih calon tamtama, keringat mengalir membasahi tubuhku dan semakin dekat semakin jelas kulihat kelompok calon tamtama usia dibawah 20 tahun sekitar 20 orang, hanya memakai celana seragam loreng ketat ngepas dibadan dengan sepatu boot, bertelanjang dada otot menyal ketat berkilauan berkeringat ditimpa sinar matahari sedang berbaris berhadapan dan sersan Bimo memerintahkan hukuman kepada mereka yaitu saling tampar muka bergantian.

Busyet, kontol dan lobang pantatku segera saja berdenyut melihat pemandangan yang menggairahkan nafsu homo jalangku, ingin rasanya aku berada ditengah mereka menjilat keringat yang bercucuran ditubuh mereka yang muda kekar berotot tersebut, mengisap kontol mereka sampai muncrat satu persatu akhh.. Sersan Bimo sendiri orangnya tinggi besar berdada bidang berotot dengan kumis tebal dan pandangan mata yang sangat tajam bagaikan mata elang mencari mangsa, memakai celana seragam loreng dan baju kaos hijau ketat sehingga menampilkan setiap lekuk dan tonjolan otot dada dan otot perutnya yang rata, basah berkeringat. Kehadiranku disana terlihat agak mengusiknya dan dia tampakkan dari bahasa tubuhnya ketika aku datang mendekat

"Maaf pak, mengganggu, tapi ini titipan surat yang harus saya serahkan langsung ketangan bapak sesuai pesanan pengirim" aku menyerahkan surat dengan amplop coklat tebal langsung ketangannya.

Tangannya yang kekar berotot dan berbulu itu langsung mengambil surat tersebut dan menyobek amplop serta membacanya sebentar, terlihat raut wajahnya sedikit melunak, ada sedikit guratan senyum dibibir tipisnya yang terbalut bulu kumis yang tebal dan lebat itu. Aku lebih banyak memperhatikan kelompok calon tamtama yang sedang saling tampar muka teman didepannya dengan sekuat tenaga, gila... kontolku semakin tak mau diajak kompromi.

"Kau tunggu sebentar disini" perintahnya pula padaku ketika aku hendak beranjak pulang karena merasa tugasku sudah selesai. Sersan Bimo pergi kebarisan calon tamtama yang sudah menyelesaikan perintahnya dan mulai dari ujung barisan dia meninju ulu hati calon tamtama satu persatu sampai keorang terakhir diujung lain barisan tersebut. Seorang tamtama agak bergeming terjengkang ketika mendapat tonjokan di ulu hatinya malah ditambah lagi dengan terjangan oleh sersan galak tersebut dengan sepatu larsnya, calon tamtama tersebut kini kembali keposisi siap tegak seorang prajurit.

"Aku perintahkan kalian sampai kemari dalam tempo 10 menit, dan ternyata kalian capai hanya 12 menit, dalam pertempuran kelebihan waktu 2 menit dari target sudah dapat menghancurkan tubuh kalian berkeping keping, tahu!"

"Siap sersan" jawab calon tamtama serempak

"Ada apa dengan kalian semua, keberatan kontol kali makanya terlambat" "Siap sersan" kembali jawaban serempak

"Buka celana"

Serr... darahku bergemuruh melihat pemandangan semakin erotik, barisan calon tamtama berhadapan berpasangan memelorotkan celana seragam loreng kini tinggal hanya jockstrap militer yang berisi penuh dengan tonjolan kontol dan biji peler, selebihnya adalah tubuh telanjang lelaki muda berotot kenyal ketat berkilauan berkeringat meleleh disekujur tubuh dari kepala hingga kekaki, bahkan jockstrap militer yang dikenakan juga sudah basah kuyup oleh keringat. Ada 2 orang calon tamtama sedang sial yang tidak memakai apapun dibalik celana seragam loreng yang sudah melorot dimata kaki mereka sehingga kontol dan biji peler mereka terpampang dengan gamblang... serr... kembali darahku kini menggelegak dan kontolku sudah ngaceng maksimal membentuk tenda dicelanaku pula... arrggh. Sersan Bimo semakin marah melihat ke 2 tamtama sial yang tidak lengkap memakai seragam tersebut, dan kembali beberapa gebukan dan makian tumpah ruah kepada mereka dan akhirnya sersan Bimo memerintahkan mereka "Saling ngloco! biar kontol kalian enteng"

"Siap sersan" jawab mereka

"Loe berdua, ngentot loe... ayo gantian ngentot!"

"Siap sersan" jawab dua tamtama yang tak memakai jockstrap militer tersebut Pre cum sudah membuat noda diujung kepala kontol ngaceng dicelanaku melihat barisan calon tamtama mendekat berhadapan dan saling ngloco kontol pasangannya yang keluar dari jockstrap mereka masing masing sementara sepasang tamtama mengentot menyodomi doggy style diujung barisan di tengah padang rumput yang terik disiang bolong dan sersan Bimo berjalan kearahku yang salah tingkah karena tertangkap basah olehnya lagi mengelus kontol ngacengku yang berlumuran pre cum itu.

"Heh loe ngaceng juga ya" katanya sambil mengenggam tonjolan kontol basah dicelanaku dengan tangannya yang kekar berotot "Shh... ahh" aku tak sanggup bersuara lagi

"Kontol gua juga ngaceng neh" kata sersan sinting itu sambil mengarahkan tanganku untuk meraba rasa tonjolan kontolnya yang gede keras tegak dibalik seragam lorengnya yang ketat itu

"Isep!" perintahnya padaku sementara kontolnya yang item gede dengan kepala kontol merah merekah keunguan sudah keluar bebas dari kungkungan celana seragamnya dan aku seakan tak berdaya menolak perintahnya segera saja jongkok dihadapan kontolnya yang perkasa itu dan mulai mengkilik kilik lobang kencing yang gede di kepala kontol merah merekah keunguan tersebut, menjilat kepala kontolnya, mengemut batang kontol berurat pembuluh darah, mengulum biji pelernya yang gede akh... segera saja dia mengentoti mulutku dengan ganas tak berperikemanusiaan. Celanaku dipelorotin dan kini lobang pantat aku dientot sambil berdiri, kontolnya mengaduk aduk isi lobang pantatku menyodok prostatku terkadang keluar menyodok biji pelerku dan dengan segera pula menghunjam kembali kedalam lobang pantatku.

Sementara masih didalam barisan siap tegak bergantian pula calon tamtama muda perkasa bergetar menggigil dan mengejang memuncratkan pejuh kental dalam volume yang amat banyak ke tubuh pasangannya masing masing diiringi dengan lenguhan jantan bak banteng ketaton mendengus dengus naik birahi dan dua calon tamtama yang mengentot doggy style telah bergantian saling sodomi... arrggh kontolku tak tahan lagi menyimpan semburan pejuh karena diloco oleh sersan Bimo dengan bringas sambil mengentoti lobang pantatku dengan kedua jarinya ikut masuk memassase batang kontolnya didalam lobang pantatku sehingga cincin anusku terkuak lebar, "Arrgghh... fuck me harder, oh please... make me cum... shh... oh shit, hngghh... arrggh... gua mo man... mancruuuuttt!..."

Lobang pantatku ikut membuka menutup seirama dengan muncratan pejuhku memijat memilin kontol sersan Bimo yang gede keras tegang, membuat dia semakin kencang dan kuat menghunjam hunjamkan senjata kejantanannya yang siap terkokang untuk memuntahkan peluru kedalam lobang pantatku, biji pelernya beradu berkali kali dengan biji pelerku dan jembutnya yang tebal item bergerumbul menggelitik pinggir anusku, sshh... ahhh... sshh aahhh... sersan Bimo segera pula memuncratkan pejuh kedalam lobang pantatku berkali kali semburan pejuh anget kental legit dan berkali kali lagi, setelah menjilati sisa pejuh yang berada di kepala kontol, batang kontol, biji peler dan jembut sersan Bimo, aku terkulai terkapar puas ditengah lapangan rumput.

Kembali dia kebarisan calon tamtama yang sudah belumuran pejuh, mengharuskan mereka push up 69 sehingga kontol calon tamtama keluar masuk kedalam mulut mereka masing masing, saling mengemut saling menjilat membersihkan kontol pasangannya. Lembaran surat yang aku bawa tadi terhampar didekatku terbuka dan aku baca tulisan dalam surat itu.

"Orang yang membawa surat ini dapat anda embat sepuas hatimu kalau perlu sampai biji pelermu meledak, dia sudah sangat amat terlatih untuk itu. Tertanda, yang selalu merindukan embatan kontolmu yang gede. Kapten Madyo". Busyet lagi lagi busyet... diriku sengaja diumpankan kepada sersan sadis tapi sedap itu, military gay, pantas upah dimuka yang diberikan padaku sangat besar untuk sekadar mengantarkan barang dan surat.
 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.