Sabtu, 31 Desember 2011

24/7/365

Tinggal di Arab merupakan sebuah kenikmatan, berbagai macam barang ada, harganya murah, bahan makanan dan minuman juga lengkap! dan hampir semua orang di sana yang kutemui baik-baik, terlebih para lelakinya selalu menawarkan kemaluannya dengan penuh keramahan.

Setiap saat aku mau, selalu dapat kontol, pagi subuh nemu kontol, sarapan pagi….juga kontol ! jam sepuluh ada kontol, siang bolong dapat kontol……..malam ? hmmmm…..jangan ditanya ! kontol-kontol berserakan tinggal comot. Semudah mungut batu di jalanan ! Kalau kita pergi ke Pasar Seng di Mekah, kontol Arab kampung bertebaran hampir di semua toko, nggak orang Yemen yang hitam dan mukanya serba lancip seperti penyihir atau Pakistan yang bulunya seperti orang utan dan berbagai bangsa lain. Tapi kalau kita ke pertokoan macam di Hilton manusia yang kita temukan lebih bersih, lebih wangi. Beberapa bulan lalu aku digarap anak pedagang perhiasan dari Syria di kamarku, ia menginap sampai siang ! Wis mbuh ! mumet ! toolnya nggak bisa diatur nggak kenal istirahat, sebentar-sebentar minta dilayani. Ada anak muda Maroko yang jualan karpet, itu juga gila ! dia minta diisap dibalik rak-rak display, dua menit sudah nembak ! Aku mutar-mutar sebentar liat barang di tokonya, belum sampai lima menit ia sudah menarik aku ke pojokan “Lagi…..!!” perintahnya pendek, aku langsung jongkok for the second time…………tiga atau lima menit ia sudah menggigil dan crrrrrrrooooooooottttt ! nembak lagi. Aku keluar toko sambil mengusap bibir….barangkali masih ada sisa peju ketinggalan !

Suatu malam aku masuk toko kain, penjualnya masih muda, India ganteng banget ! Aku memilih, harganya semeter 90 Real, aku tawar 40 Real, dia marah-marah, mukanya yang ganteng jadi garang, matanya melotot ! Aku perhatikan…….eh boleh juga ya ! Iseng deh…siapa tau nggak dapet kain tapi dapet lendir India. Sambil senyum-senyum saya pegang tangannya “Kamu marah ya ? aku khan cuman nawar !” kataku nakal, tanganku meremas halus bulu-bulu ditangannya. Si India itu diam saja, kain itu aku bentang persis di depannya “Gimana ? berapa pasnya ?” tanyaku, sekali lagi aku menyentuh kulit tangannya, sebelah tangan memegang kain, sebelah tangan lagi aku meremas tangannya, India itu menjawab :”70 Real saja nggak kurang lagi !” Kain itu aku bentang lebih dekat bahkan menempel ke badannya, tanganku langsung menyentuh selangkangannya “50 Real aja deh !”kataku lagi. Mata si India menatap sekitarnya, ada beberapa orang dalam toko. Tiba-tiba ia berteriak dalam bahasa Arab kepada temannya, temannya hanya mengangguk, si India lantas berkata :”Pilihannya lebih banyak di gudang, ayo kesana !” Ia mengajak aku ke sebuah ruangan, ada tangga turun ke bawah, rupanya gudang mereka di bawah tanah. Krek ! ia langsung mengunci pintu, Gamishnya langsung dilepas dan dicantolkan di pintu, celana panjangnya diplorotkan dan ..bleng !..kemaluannya sebesar terong sudah ngaceng. India itu langsung memepet tubuhku, Gamishku dicopotnya, ia menyelipkan kontolnya ke selangkanganku, di antara paha dan langsung ia bergoyang ria, mulutnya menyedot-nyedot mulutku…sreek…sreek…sreek !! pantatnya maju mundur ! pelukannya melingkari punggungku “iiiiiiihhhhhhh…..iiiiiiihhhhh” India itu bolak balik mendesis ia berjuang secepatnya mencapai klimax, hanya lima menit ia bertahan dan…… preeeeeeeett preeeeeeeett !! ia mencetuskan air maninya, lendir itu meleleh turun membasahi pahaku. Ia buru-buru menarik kain dari gulungan dan menyeka peju di pahaku, setelah itu ia menyeka kontolnya. Ia menyuruhku cepat-cepat memilih kain dan memotongnya. Kami buru-buru naik ke atas, aku membayar kain hanya 100 Real, padahal aku beli 2,5 meter.

Suatu hari keluarga seorang pejabat Indonesia datang ke Madinah dan aku harus mengantar mereka berbelanja, kami keluar masuk toko, mereka belanja tanpa berkedip ! semua dibeli, semua yang mahal-mahal ! Salah sebuah toko perhiasan mereka datangi, aku mengenal baik si bapak tua pemilik toko itu, lagi-lagi milik keluarga Syria. Tamu-tamuku menghabiskan uang lebih dari seratus ribu dollar. Si bapak tua sangat berterima kasih, seorang anaknya menanyakan di mana aku tinggal. Aku menulis nama hotel mahal tempat kami menginap dan nomer kamarku. Lewat jam 2 malam telponku berdering :”Hai, saya Abdullah, saya disuruh bapak saya mengantar surat untuk kamu” kata suara di telpon, aku menyuruhnya naik dan membukakan pintu. Yang datang si anak yang tadi menanyakan alamatku, Abdullah lumayan ganteng, hanya hidungnya seperti burung rajawali, bengkok ! Ia duduk dan menunjukan sebuah kotak, isinya 2 buah gelang perempuan segede velg beca serta 3 cincin pria dan 3 cincin wanita. Semuanya indah, ada yang bermata berlian kecil, pirus besar, ruby, blue sapphire, emerald dan aquamarine. “Silahkan pilih mana yang kamu sukai ! Ini ucapan terima kasih bukan komisi !” kata Abdullah dengan wajah riang, senyumnya manis, giginya indah, aku baru sadar Abdullah pemuda yang menarik. Kelihatan hatinya baik dan tulus…..paling tidak keluarganya tahu berterima kasih. Aku sangat girang dan bingung memilih yang mana “Abdul, kalau semua bagus, aku bingung memilih yang mana, kamu pilihkan saja 1 cincin buatku !” jawabku sambil melotot menatap cincin-cincin itu. Aku senang cincin, di laciku ada 16 buah cincin dengan beraneka permata.

Abdullah duduk sambil mengoyang-goyangkan kedua belah kakinya, senyumnya semakin terkembang, kata-katanya membuat aku terkejut :”Kamu pilih yang kamu paling suka, pakai dijarimu, lainnya kamu bawa sebagai oleh-oleh untuk istrimu atau ibumu, begitu tadi pesan bapak saya !” kata Abdullah, ia mengambil cincin berlian dan memakaikan di jari manisku….kegedean….aku pindahkan ke jari telunjuk kanan, cara aku biasa memakai cincin ! dan…..pas ! Abdullah bersorak gembira, aku juga sangat gembira, bayangkan dapat hadiah barang berharga sebanyak itu. Sambil menatap cincin itu aku mengatakan padanya :”Kalau belum punya istri jadi gimana ?” Abdullah menggeser duduknya lebih dekat “Bawa saja, itu semua hadiah dari toko kami !” Aku memeluknya dan mencium pipinya….. tapi lho koq ?......Abdullah juga menciumku, lantas tangannya dirangkul ke leherku, matanya menatap mesum ! tanganku ditariknya straight to the point ke celana panjangnya ! Gleg…gleg…gleg aku langsung menelan ludah ! sesuatu yang panjang menjulur di pahanya, meski masih dalam celana aku sudah tahu ! pasti panjang banget nikh onderdil Syria muda ini. “Waduuuh masih dalam celana sudah segede ini…..apalagi kalau dikeluarkan !” kataku semakin nakal. Abdullah meloloskan celananya, sepotong pisang tanduk dari daging menjulur keluar dari celana pendeknya……ampuuuuuunnnn !!! panjaaaaang seperti ular kadut ! Abdullah menunjuk tempat tidur, sambil berjalan ia melepas semua yang melekat di badan. Aku nggak mau kalah, semua pakaian kulepas, kami berdua saling memandang, menatap mata dan meneliti tubuh !

Dalam waktu sedetik kemudian kami sudah berpelukan di ranjang, saling menindih, berguling ke kanan ke kiri gantian saling menekan dan menjepit. Abdullah tiba-tiba duduk “Isap dan jilati” katanya sambil menyodorkan kemaluannya, aku langsung mengemot kepala kontolnya yang mancung agak lancip, saking panjangnya itu tool, Abdul musti menyangga dengan sebelah tangan, kalau tidak tool itu melengkung. Tanganku menggenggam daging kenikmatan tersebut…..beraaaaatttt !!! begitu panjang hingga hanya seperempat yang bisa kuklomot dan kumasukkan mulut. Abdullah menyuruh aku nungging, aku turuti saja. Harap maklum, hadiahnya yang berharga tadi membuatku patuh pada kemauannya. Kepala kontol itu agak lancip, jadi bisa masuk dengan mudah……bleeeeesssss !! hanya panjangnya nggak ketulungan, belum masuk separo aku sudah kaing-kaing…rasanya seperti mau beol ! Tapi Abdullah cukup tau diri, baru menggoyang dan mendorong beberapa kali ia diterjang rasa nikmat luar biasa, tiga menit ia sudah ejakulasi…….. “Ooooooohhhh……!” ……..crrrrooooooooooooooootttttt ! ia melirih sebentar, mengejang penuh kenikmatan dan rebah di kasur, kontolnya copot dan menjuntai lemas.

Aku masuk kamar mandi membasuh badan, Abdullah ikut masuk dan kami saling menggosok, ia menceboki pantatku dan menelitinya, ia berkomentar :”Wah…bersih ya lubang anusmu !” aku hanya tersenyum. Dasar darah Arab, sambil mandi dan menggosok, kemaluan Abdullah ngaceng lagi, matanya menatapku penuh harapan. Ia sudah mengarahkan kontolnya yang mulai keras ke sela-sela pahaku, tapi aku menolaknya. “Udah ah…..besok aja !” kataku, Abdullah kelihatan kecewa. Ketika kami kembali ke kamar tidur Abdullah bilang :”Kamu belum ejakulasi, ayo saya kocokin !” ia meremas pentilku dan mengisap-ngisapnya, emang betul aku belum ejakulasi, jadi emutannya di pentilku membuat nafsuku kembali muncul.

Aku langsung merebah di ranjang, Abdullah berlutut dan menjelajahi dadaku dengan jilatan nikmat, rasa geli membuat aku blingsatan, ia mengocok kontolku…..ooh nikmatnya…..aku hanya bisa merintih dan memejamkan mata, tiba-tiba secepat kilat Abdul mengangkat paha saya dan menusuk kemaluannya ke anusku lagi……”Oooooooooh !!!!” aku memekik kaget, tangan Abdul terus mengocok kontolku, tapi ia terus saja menusuk kontolnya, ia sempat menggoyangkan pantatnya maju mundur beberapa kali dan tiba-tiba ia menyentak kemaluannya dengan cepat……crrrrrrrooooottt…creeeeetttt !! sekali lagi Abdullah menyemprotkan pejunya di anusku, ia membenamkan saja setengah kontolnya di dalam anus, tangannya kini meremas dan mengocok kontolku dengan cepat……rasa nikmat kembali membuai diriku badanku mengejang dan bergetar…..aku meraih tubuh Abdullah, mendekapnya seperti kesetanan, kontolnya masuk semakin dalam, aku semakin memeluk badannya…….kontolku dikocok semakin cepat “……….aaaaaggghhhhhh !!!!!” pejuku menyemprot deras…deraaaaassssss…….muncrat berkali-kali, tubuh Abdul basah oleh pejuku….berleleran di perutku dan perutnya.

Sekali lagi kami mandi sambil saling memandang dan tertawa…..rasanya seperti anak nakal yang habis bermain di lumpur ! Sambil berpamitan Abdullah memberi tahu besok malam ia mau datang lagi. Ia mencolek pantatku dan mengacungkan jempolnya, lantas ia pulang. Pasti ia puas betul ! dua kali ejakulasi di anusku ! Aku baru sadar ada rasa agak perih…..bayangkan sepotong pisang tanduk baru saja menembus duburku. Malam itu aku tidur nyenyak seperti kerbau mati !

Siangnya aku pergi mencari obat buat seorang tamuku yang sakit perut, Ibu X mencret ! gara-garanya sederhana, Ibu itu makan sepotong roti yang diolesi Yoghurt, belum biasa dan perutnya berontak. Aku masuk ke sebuah apotik, pemiliknya dokter Mesir, usianya mungkin 40an, tapi ia tampan. Orang Mesir di Saudi terkenal sombong-sombong. Begitu juga dokter ini, entah siapa namanya, aku terangkan tamuku sakit perut. Dokter itu mengambil sejenis kapsul dan sebuah benda mirip tampon :”Minum ini langsung 2 butir ! kalau masih buang air musti pakai ini, caranya langsung dimasukkan ke dubur, seperti ini !” jelasnya sambil memperlihatkan dengan jari, ia membentuk huruf o dengan jarinya dan menyisipkan tampon ke dalamnya. Aku menatap jari-jarinya yang di peragakan di depan selangkangannya, mungkin tatapanku terlalu lama di situ. Dokter Mesir itu mengguncang bahuku dengan kasar “Sini aku kasih liat supaya kamu jelas !” katanya, ia mengajak aku masuk ke dalam, ia menyuruhku membalikkan badan serta melepas celana. Aku pikir ia meminta aku menjadi peraga memakai tampon, tentu saja aku menolak. Dokter itu sudah gila, ia mengangkat Gamishnya, ia membungkuk dan memerosotkan celananya, pantatnya nungging di depanku. Aku melongo kaget, ia membalikkan badan menghadapku, dodol Aswannya melambai-lambai hampir ngaceng……ooooh aku tau maksudnya sekarang….ia minta disodomi. Toolku langsung patuh pada pikiranku….eng ing eng !! kontolku langsung ngaceng, aku mendorong dokter gila itu dan menyuruhnya membungkuk, kuarahkan kontol itu ke anusnya…… jllleeeeeeebbb !!! mudah saja masuk, mungkin duburnya sudah sering dimasukkin, eh…bener juga kontolku leluasa masuk dan bergerak di dalam, kupacu pantatku maju mundur, dokter itu memainkan duburnya berkali-kali menyempit, aduh enak juga……hmmmm aku nikmati sambil merem, pikiranku melayang pada Faisal, Arab muda kesukaanku yang tampan dan menggairahkan. Pak dokter juga menikmati goyanganku, ia mengocok-ngocok kemaluannya yang lumayan besar, seperempat jam lebih aku menikmati lubang pantatnya……pak dokter rupanya ejakulasi terlebih dahulu, pejunya nyemprot ke sprei ranjang periksa pasien…nyemprotnya jauh ! Aku masih nggenjot boolnya berkali-kali sampai akhirnya aku mencapai titik klimax………………. preeeeeeeeeeettttttt….preeeeeeettt…..preeeeeettt aku tekan kontolku seenak-enaknya ke anus pak dokter ! ia mendesis-desis dan menggoyangkan pantatnya ke kiri ke kanan. Dilap pakai tissue basah dan dimandiin sedikit ! Selesai deh ! kami berpisah tanpa kata-kata, begitu saja, aku keluar tokonya membawa obat mencret !

Sorenya aku mampir ke sebuah bank, di lantai bawah sebuah pertokoan, niatnya mau narik uang dengan kartu, di pintu aku melihat 3 orang Satpam berjaga, ganteng-ganteng, tapi mereka asli Arab Saudi, kuperhatikan ada beberapa camera mengintai. Seorang Satpam memanggilku pelan katanya : “Masuk di sini, jangan di situ ada kamera !” lantas ia masuk ke pintu di samping ATM, rupanya tangga darurat. Begonya aku koq nurut aja, ia naik tangga dan berhenti di tengah-tengah, tempat di mana tiada orang di situ. Satpam itu paling tinggi, mungkin lebih senior dari dua lainnya, buktinya tingkah lakunya tidak dicurigai atau diikuti temannya. Di tengah tangga itu, ia membuka ikat pinggangnya, celananya diturunkan dan kemaluannya yang masih lemas dikeluarkan. Warnanya hitam kecoklatan, dibatangnya penuh bulu, jembutnya juga dicukur trondol seperti semua lelaki di Arab, tanpa banyak cingcong aku berlutut. Kontol yang masih lemas itu aku jilati, aku kulum-kulum dan….. seperti sulap…sim salabim….. langsung tegang ! nakh ini dia sekarang payahnya mengemut kontol yang ngaceng segede pentungan….. nggak muat di mulut ! apa boleh buat kukulum saja ujung kepala kontol itu, kujilati sambil kukocok. Pak Satpam muda mendesis-desis kepalaku didorong mepet selangkangannya dan …..preeeettt… preeeettt… preeeeet ia ejakulasi, enak banget hanya 3 menit ia sudah muncrat. Peju itu hangat kental dan gurih, daripada bingung aku telan saja dan aku langsung melangkah turun. Satpam tadi membetulkan celananya sambil berteriak sesuatu, sebelum aku mencapai pintu tiba-tiba aku dihadang Satpam lain, ia menghalangi aku lewat, ia mendorong aku sambil membuka retsletingnya……dhuaaaaar…..sepotong kontol langsung melenting dari balik celana itu. Satpam pertama sudah turun dan keluar, kini Satpam kedua langsung minta dilayani “Isap seperti temanku” perintahnya, wah jongkok lagi nikh, Satpam kedua menendang pintu dan langsung membentangkan kakinya, celana dinasnya yang berwarna biru tua sudah merosot sampai lutut. “Ayo…cepat !” katanya sambil memain-mainkan kemaluannya yang semakin panjang dan mengeras, mulutku langsung menganga dan kemaluan Satpam kedua langsung menjejali mulutku, pas banget….untung nggak kegedean…tapi panjangnya lumayan bikin cape ! Semenit dua menit tiga menit aku mengoral alat vital berurat sampai mulutku pegal…..akhirnya ia mendekap wajahku ke kontolnya sambil menyemburkan sperma….sroooooooot…srooooooot…. sroooooot….sroooooot ….creeeeeettt !!! berkali-kali sperma itu muntah, barangkali ia sudah seminggu nahan ejakulasi. Kuteguk saja sperma itu buru-buru, disaat Satpam kedua itu membetulkan celananya, aku buru-buru naik ke atas, mencari jalan keluar dan masuk pertokoan. Aku kuatir Satpam ketiga muncul dan minta dioral..cape deh !!!

Datanglah tengah malam, toko-toko di Saudi Arabia tutup jam 2 malam. Pintu kamarku diketuk, aku gembira, pasti Abdul yang datang. Betul juga, tapi dia datang dengan seorang temannya, kurus tinggi, jenggot dan brewoknya dipangkas rapi, Abdul memperkenalkan si brewok namanya Fawaz. Sesopan-sopannya orang Arab mereka duduk di sofa tetap dengan kaki di atas. Kami ngobrol-ngobrol ringan, kuperhatikan si Fawaz, matanya tajam dan indah, mukanya lama kelamaan enak dilihat, lebih tampan dari Abdullah. Mereka berdua duduk nangkring dengan Gamishnya menonton TV sesekali bicara ini-itu. Di Arab bertamu pada jam demikian adalah sopan, lain dengan budaya kita atau budaya Barat, aku sudah bisa menyesuaikan diri, dulunya sikh kaget banget ! Aku menyuguhkan aneka juice dan kue-kue manis bermadu. Abdullah sambil minum memberi kode dengan matanya, ia kemudian duduk di tempat tidurku. Aku diam saja melihat TV sambil mengamati Fawaz dari jauh, tak lama kemudian Abdul sudah terlentang telanjang, ia meremas-remas membangunkan toolnya yang kayak pisang tanduk itu. Abdul sudah nggak sabar, ia memanggil saya :”Sini donk honey…..kekasihku…..ayo kita merajut cinta ! Aku memang rindu mencium toolnya yang seperti dinosaurus itu, aku menghampiri ranjang dan langsung saja kontol itu aku timang-timang dan kupeluk mesra, kepala toolnya aku cium-cium dan kumainkan dengan lidah ! Tooeeeeeeng ! memang asli kontol Arab…….sebentar dicium dan dijilat langsung tegang keras ! aku jadi makin girang, meski sudah dapat banyak kontol hari ini tapi Abdullah punya is the longest ! nggemesin !

Eh lagi seru-serunya nyiumin tool Abdul, temennya si brewok nimbrung, naik ke ranjang dan melepas Gamish, ternyata punya Fawaz buesaaaaaaaaaar…… astagaaaaaaa…..persis yang ada di film-film bokep ! tool yang biasa menggarap lonte-lonte blonde dengan toket segede semangka. Kalau dijejerkan tool dua anak muda itu seperti angka 10 ! yang satu panjang nggak kira-kira, yang satu gede nggak tanggung-tanggung ! bingung…bingung….aku bingung….pusing… pusing…aku pusing….harus kupilih yang mana ? dua-duanya plontos tak berjembi ! dua-duanya lucu dan menggairahkan ! dua-duanya udah keras…..akh daripada bingung daripada pusing kedua kontol itu aku jilat bergantian …….yang satu meringkik yang satu mendesah…! Inilah The Kontol Night ! mengisap 2 kontol sekaligus di atas ranjangku, kepalang tanggung aku telanjang juga, merangkak di atas tubuh-tubuh pemuda Arab mengemoti dan menjilat kepala kontol super dupper, deeper and deeper ! suara ludahku dan kocokan kontol yang sudah basah oleh ludah membuat kamarku seperti rumah bordil ! Yang punya kamar juga kegatelan lompat sana loncat sini, dua pemuda Arab menarik badanku ganti-gantian…..seru deh !

Abdullah sebagai pembawa teman merasa dia lebih berhak melahap tubuhku lebih dulu, ia mendorong Fawaz dan melepas toolnya dari mulutku, Abdul lantas menunggingkan badanku……ia meludah di lubang anusku….cuih ! diratakannya ludah itu dan dislesepkan ke anusku.Pelan-pelan ia coblos lubang suci kenikmatan itu dengan kepalanya…..gampang aja masuk dan…jangan salah !.....mulailah ia mendorong batang toolnya dengan ganas…..clep…clep…clep… clep…! kontol itu becek dengan ludah, suaranya bikin Abdul makin bernafsu ! Gerakan maju mundur pantatnya makin cepat bahkan ganas ! Fawaz menatap persetubuhan dua insane ini sambil mengocok-ngocok kontolnya, ia menyeriangai, matanya melotot. Mungkin ia seperti tersihir, ia mendekatkan kontolnya ke wajahku yang nyaris telungkup, mulutku dingangakan dan kemaluannya yang seperti terong disorongkannya ke dalam. Busyeeeeet !! nggak muat Jack ! diisap-isap ajalah jadinya, dijilat-jilat sampai Fawaz mendengus seperti orang ingusan ! Ia mengangkang dan meletakkan selangkangannya persis dihadapan mulutku, bijinya kujilatin, ia meringkik, bijinya kumasukkan mulut, ia menjerit….”Enaaaaaakkkkk……ennnnaaaaaaaakkkkk !!!!” kontolnya kukocok-kocok, jilatanku sampai ke balik bijinya, duhai rimbun nian hutan belantara Bedouin ini ! lidahku terjerat diantara bulu-bulu dipantatnya ……… eit…… goyangan Abdul semakin menderu, pegangannya diperutku semakin kencang dan rapat, nafasnya semakin cepat “aaaah…..aaaaaahhhh ……..aaaaaaah” rasa perutku yang mulas udah nggak karuan hilang saat menatap bulu di paha, perut dan…… biji salaknya !

Tiga menit Abdul hampir ejakulasi…….pantatnya dipepetkan ke anusku, ia menahan sekuat tenaga supaya nggak ngecret…..”Iiiiiiiiiiiihhhh……iiiiiiihhhh” ia meringkik, aku sentak kontol dalam anusku dan kuempot-empot sambil goyang ke kiri ke kanan maju mundur, Abdul melolong…….”Ooooooooohh !!” jebol sudah pertahanannya. Pejunya menderu-deru dalam anusku……breeeeet…..breetttt !!! duuuh rasanya ada banjir hangat-hangat membuatku menjadi bergairah.

Kini bebaslah aku melayani kemaluan si brewok……kugarap alat vital Fawaz sampai ia meringkik, kuremas batangnya, kepala kontolnya aku jilat dari puncak sampai ke pinggirnya, nyam…..nyam….nyam…nyam kugigit-gigit halus sambil kuklomot. Fawaz melonjak-lonjak kegelian dan kepalaku diguncang-guncangkan saking keenakan. Tadinya aku mau kocok dan kuselipkan paha, tapi Fawaz lebih suka menyemprotkan pejunya dianusku. Ia memepetku dari belakang dan mendesakkan kontolnya ke lubang duburku yang licin oleh peju Abdul. Kepala toolnya bulat segede tomat…..akhirnya njeblos ke dalam anus…….. ”Aauuuuuw….!! " aku menjerit kesakitan, rasanya boolku sesak, apalagi ketika batangnya mulai didorong ke dalam, sakitnya menjadi-jadi. Perutku langsung melilit, sebelumnya dipompa Abdul sampai perutku kembung, sekarang didorong benda dengan volume lebih besar. Aku sampai terkentut-kentut…….bahkan akhirnya tinja dari perutkupun ikut terdesak dan njebret keluar. Fawaz rupanya termasuk jenis penikmat seks yang aneh. Ia sangat senang melihat taiku melekat membasahi batang toolnya. Ia berseru girang :”Aaaaaa……aaaaa……!!” wajahnya bersinar-sinar ceria, goyangannya semakin mantap……! Belum lama ia bergoyang dombret ia meletuskan air maninyaaaaaaaaaa…….disodoknya toolnya dalam-dalam penuh perasaan…..”Uuuuuuuhhh….uuuhh !” creeeeeeeeettttt…….creeeeeeeeetttt !!! sekali lagi banjir peju melanda anusku dan berkecipak meleleh keluar membasahi jembut, biji dan selangkangan Fawaz, pahaku dipenuhi cairan yang aneka warna.

Fawaz mengelus-ngelus punggungku, toolnya masih nancep ! dan tidak mau dilepas ! dasar Arab jahanam ! Fawaz mendorong dan menggoyangkan lagi kontolnya, setiap ia mendesakkan toolnya sejumlah cairan dari anusku berlomba-lomba melompat keluar, entah apakah itu sperma kolaborasi Abdul dan Fawaz atau tai dari perutku ! Tapi Fawaz senang dan menikmati seks bercampur tinja ! Gila ! Kontol Arab dalam anusku rupanya tidak lemas-lemas juga, Fawaz masih kuat nggenjot ! masih tetap dengan posisi yang sama ia mendorong dan menarik alat vitalnya berkali-kali, semenit dua menit aku menahan nafas dan menahan mulas, kali ini saking beceknya Fawaz lebih leluasa bergoyang, clepak clepok clepak clepok……anusku sudah becek sekali….Fawaz mendekap pinggangku dan merangsek duburku lebih cepat. Aku heran ini Arab muda koq kuat bener ! daripada tanggung aku ikut menggoyang-gayangkan pantatku supaya Fawaz cepat ejakulasi…….. ”Hmmmmm……..oooooohhh !!” Fawaz keenakan dan mengobrak abrik anusku lebih buas, taiku berhamburan ! Akhirnya pada menit keempat Fawaz meledakkan peju kedua kalinya…….creeeeeeeettt….creeettt !! Tubuh Fawaz terjerembab di atas punggungku ! aku jatuh ke kasur, capek, pegal, linu dan meriang ! Sebentar terengah-engah, Fawaz lari ke kamar mandi, aku menyeka pantatku dengan sprei dan lantas menggulungnya sekalian. Spreiku kotor tak karuan. Aku lantas mandi menyusul Fawaz, ia mengacungkan jempolnya dan berseru :”Toooop……benar-benar memuaskan !!

Selesai mandi aku membuka lemari mencari baju bersih……tangan Abdul sudah mendekapku dari belakang. Kemaluannya digeser-geser ke pantatku yang tertutup handuk. Mampus deh ! kapan aku bisa istirahat ? Aku membalikkan badan dan memaki Abdul :”Gila kamu !!! kamu pikir pantatku WC ? kasih kesempatan aku istirahat donk !” Abdullah rupanya tersinggung, ia menarik badanku dengan kasar dan dijatuhkan ke karpet, ia menindihku, katanya :”Kamu harus layani aku sekali lagi……atau kamu saya laporkan sebagai homo ke polisi !” ia mengancam, aku menghindari himpitannya :”Lapor sana, aku akan teriak ! kamu yang akan ditangkap karena memperkosa aku !” jawabku nggak mau kalah dan balas mengancam. Abdul menunjuk Fawaz :”Dia saksiku ! kamu nggak punya saksi, ladeni aku atau kami berdua lapor polisi Kerajaan !”…….wah ! aku jadi ragu, enaknya gimana ya ? Dasar sial ! si Fawaz ikut-ikutan mengancam :”Ya, kamu nggak punya saksi, kalo kamu nggak nurutin dia, kami lapor polisi Kerajaan !” Ia lantas mendekat dan menginjak kedua tanganku. Melihat aku ragu-ragu dan diam tak bisa bergerak Abdul langsung melumat pentilku, perutku dicium-cium dengan ganas, mulutnya menciumi jembutku, tangannnya mengocok kontolku yang masih lemas. Aku masih ketakutan jadi kontolku nggak ngaceng-ngaceng, Abdul meludahi kontolku dan meremas-remasnya, rasa geli mulai melanda kemaluanku, pelan-pelan jadi ngaceng dan tegang. Abdul menindih dan menyelipkan kemaluannya di selangkanganku, tiba-tiba ia jongkok dan meludahi celah-celah pahaku..cuih….cuih… Lantas ia naik lagi sambil mengempitkan kontolnya dipahaku. Digoyangnya kontol itu naik-turun, sementara Fawaz yang kurang ajar itu diam-diam mengocok kontolnya sambil memandang persetubuhan Abdul dan aku. Kontol Abdul yang super panjang menyentuh karpet yang kasar, jadi Abdul menyuruh aku berdiri menghadap dan berpegangan dinding lemari. Kemaluannya langsung dijebloskan dalam anusku lagi, busyeeeeeeetttttt ! gara-gara dapet cincin aku harus disiksa kontolnya berulang-ulang. Abdullah seperti orang lama nggak ngentot ! tubuhku ditekan dan anusku dihajarnya sesuka hati, untung saja hanya sebentar. Abdullah ngecret nggak sampai dua menit. Pisang tanduk itu menyemprotkan air mani lagi……..creeeeeeeeeeeeettttttt !!!!!! ditekannya tool itu dalam-dalam sambil menyemburkan cairan lendir yang lengket ! Abdul sudah terpuaskan sekali lagi……senyum di bibirnya begitu happy !

Fawaz kini menatapku ……..sialan Arab brewok itu, aku merasa lemas harus meladeninya lagi. Brewok dan jambangnya digeser-gesernya di pipi dan perutku sampai aku kegelian, eh…..brewoknya turun ke dadaku, pentilku jadi mengeras kena gosok jenggotnya. Selagi aku memekik kegelian Fawaz menyelipkan terongnya ke sela-sela pahaku, digeseknya sebentar, tiba-tiba ia melepas kontolnya dan menyuruh aku mengisapnya. Belum sampai dimulutku, kemaluan itu sudah berdenyut-denyut seperti mau pecah…….breeeeeetttt !! pejunya berhamburan.

Arab-arab memang cepat naik dan cepat ngecret ! Inilah kenyataan hidup di Arab, setiap saat bisa mendapat kepuasan, bisa setiap waktu habis kita digarap ! kontol Arab tersedia 24 jam setiap minggu setiap bulan sepanjang tahun……. ayo ke Arab !

Polisi Zaman Sekarang

" Sayang, udah hampir jam tujuh neh nanti telat lho.."

" Iya Ma, lagi ambil HP" bergegas Jaya menuju meja makan untuk menikmati sarapan yang sudah disediakan istrinya.

Kebiasaan pagi hari di keluarga ini. Namun tidak seperti pagi-pagi yang lain kali ini Dian sang istri agak sedikit ketus. Jaya cukup memaklumi kondisi ini karena tadi malam Jaya pulang sangat larut sehingga tak memberi 'jatah' kontol sama istrinya yang memang doyan banget sama barang itu. Pun tadi subuh saat Dian dengan sengaja setelah selesai sembayang subuh melepas semua pakaian dan menyusup didalam sarung Jaya yang masih terlelap, memainkan lidahnya di daerah perkakas Jaya, berharap Jaya bagun dan melayani keinginannya. Bukannya Jaya ngaceng, eh malah minta ijin ke kamar mandi untuk sekedar kencing. Setelah itu sembayang subuh dan bercengkrama dengan file-file kantor. Membuat Dian meradang.

"Senyum dong Mama sayang, masak pagi-pagi udah cemberut. Nanti ga cantik lagi lho.." goda Jaya sambil mengoleskan selai coklat pada roti di tangannya. Sementara Dian tidak bergeming dengan muka kecutnya.

"Ya udah ntar malem deh, pasti dikasih dobel..Dirapel ya?" kata Jaya merayu istrinya demi melihat senyum istrinya pagi itu.
Namun tetep aja Dian tidak bergeming, malah mencibir. Merasa tidak berhasil mendapatkan senyum istri tercintanya, Jaya lalu mencari cara lain.

"Sini Ma duduk deket Papa, biar sarapannya asyik"

"Ayolah Mama cantik.." bujuk Jaya ketika tidak mendapati istrinya beranjak.

Dian akhirnya dengan sedikit malas mendekati suaminya.

"Sini duduk di pangkuan Papa.." kata Jaya sambil merengkuh tubuh istrinya yang dari tadi subuh belum mandi.
Setelah istrinya tepat berada dalam pangkuannya, dia melanjutkan sarapan rotinya sambil tangan kanannya meremas dada Dian yang tidak memakai BH. Tubuhnya hanya terbalut daster tipis.

"Mama, jangan suka ngambek gitu dong. Papa kan sayang sama Mama. Kalo Mama ngambek Pada jadi sedih."

"Habis cuek banget sih." sahut Dian sambil merem melek menikmati remasan Jaya.

"Papa tadi malam ngantuk banget, makanya ntar malem aja didobel ya?"

"ehm..ehm.." Dian tidak bisa menjawab, hanya mendesah menikmati remasan suaminya yang semakin kencang dan membuatnya makin terangsang.

Selesai sarapan Jaya bergegas memasang sepatu dinasnya dan pamitan sama Dian. Namun sedikit ditahan sama istrinya. Dian yang sudah terangsang akibat remasan Jaya tadi meraih tangan Jaya dan mengarahkan ke daerah memek nya yang udah basah. Melihat istrinya seperti itu Jaya tidak tega. Dilihat jam masih pukul 07.15, masih ada waktu 15 menit untuk sekedar memuaskan istrinya itu. Tentunya tidak dengan ritual seks yang biasa mereka lakukan. Jaya membopong istrinya ke sofa ruang tamu. Kedua kaki istrinya dibuka dan ditarik ke atas sampai Dian tersandar di bahu sofa. Jaya segera mengambil posisi jongkok, menempatkan wajahnya tepat di depan memek Dian yang tidak juga bercawat. Satu jari tengah dimasukkan ke memek Dian disertai dengan jilatan dan sedotan pada kelentit Dian, membuat Dian menggelinjang menahan nikmat. Tidak berjalan lama Dian mencapai puncak kenikmatan. Dalam keadaan mengejang, tidak sedikitpun Jaya melepas cengkraman mulutnya pada memek Dian.

"Jadi datang ga?" kata Dian di telepon

"Iya, ini masih di jalan.." kata seorang pria di seberang telepon

"Jangan lama-lama"

"Wah..wah.. udah ga tahan ya?" goda sang pria

"Iya neh, semalam ga dikasih sama Mas Jaya.."

"Ya udah tunggu aja ini udah deket kok.." Duabelas menit berlalu saat sambungan telepon itu terputus, Kuncoro, pria dalam telepon tadi datang ke rumah Dian.

"Lama banget sih?" sambutan Dian sedikit mengesankan kalo dia udah menunggu sangat lama.

Kuncoro hanya tersenyum. Kuncoro tak lain adalah teman kerja Jaya di kepolisian, lebih tepatnya juniornya Jaya. Kuncoro yang masih 24 tahun ini adalah pria yang sering memuaskan nafsu birahi Dian jika Jaya dirasa belum memberikan kepuasan yang diinginkan. Padahal dengan body muscle, kontol 18 cm, dan permainan yang tahan lama, Jaya sudah cukup representatif untuk seorang suami. Namun karena Dian terlalu binal dan maniak, dia harus punya cadangan kontol yang harus siap sedia. Dan Kuncoro adalah korban yang pas. Masih muda, energik, kontol yang besar kurang lebih sama dengan punya Jaya, body atletis layaknya polisi pada umumnya, dan karena masih muda Kuncoro memiliki variasi seks yang selalu ingin dicoba.

Termasuk juga kali ini, sesuai kesepakatan Kuncoro akan striptease memamerrkan tubuhnya dalam tarian erotis. Kuncoro melenggak lenggokkan tubuhnay di atas meja makan, sementara Dian menyaksikan dengan muka mesum dan aksi tangannya di memek dan payudaranya. Kuncoro yang sudah telanjang bulat dan kontol yang sudah ngaceng keras mendatangi Dian dengan tatapan menggoda. Dian pun menyambut dengan muka mesumnya..

"Mbak Dian, mau menghabisi ini?" kata Kuncoro menyodorkan kontolnya ke depan muka Dian. Tanpa menunggu lama, disosornyalah kontol Kuncoro.

"Ough yeah...enak banget Mbak.. sedot terus Mbak" Dian semakin binal melumat kontol Kuncoro.

Begitupun Kuncoro yang begitu bernapsu memaju mundurkan kontolnya mencari kenikmatan sedotan Dian. Tidak cukup itu, Dian meminta untuk menjilati semua sisi tubuh Kuncoro yang begitu seksi.

"Dengan senang hati Mbak" begitulah ijin Kuncoro pada Dian. Dengan sangat sumringah Dian segera melaksanakan keinginannya. Kuncoro hanya melenguh nyaman saat setiap inchi tubuhnya dimanjakan oleh lidah Dian, terlebih saat lidah Dian singgah di lobang anusnya.

"ought..ehm..terus Mbak, jilat terus Mbak...ah...ouhh,.." Puas menikmati tubuh Kuncoro, kini giliran Dian yang minta dimanjakan.

Kuncoro memulai dengan meremas dan menghisapi payudara Dian. Itulah kenikmatan awal yang diberikan Kuncoro, sebelum dia menjelajah bagian tubuh yang lain termasuk menjilati memek Dian sampai keluar. Hanya dengan permainan lidah dan tangan Kuncoro saja Dian sudah 3 kali orgasme. Sekarang saatnya kontol jumbo Kuncoro yang bekerja untuk mencabi-cabik memek Dian. Namun sebelumnya Kuncoro menggendong Dian menuju taman belakang. Kuncoro meu ngentotin Dian di taman outdoor belakan rumah yang tentunya masih dibatasi tembok. Diatas rumput yang terpotong rapi dan sinar matahari langsung yang saat itu tidak terlalu terik, namun cukup untuk menguras keringat. Kuncoro memulai ngentotin memek Dian dalam posisi nungging. Dian yang begitu keranjingan dengan kontol besar sangat menikmati permainan ini.

"Yeah...oohh.. ugh...e..e..enaaak..Kun.. Kon...tol..mu..." terbata-bata Dian menyampaikan pesasaan nikmat yang dia derita akibat entotan Kuncoro yang ganas dan jantan.

Ditambah lagi sinar matahari yang membuat Kuncoro berkeringat, makin menambah kesan jantan pada pemuda itu. Ritual entotan kontol Kuncoro pada memek Dian itu dilakukan dengan beberapa posisi yang berbeda namun tetap di taman belakang tentunya dengan dilengkapi dengan ritual berciuman dan remas payudara. Kegiatan itu benar-benar menguras tenaga Dian yang sampai lima kali klimaks. Setelah klimaks yang kelima itu, Dian sudah tidak membari perlawanan, dia hanya pasrah menikmati sodokan-sodokan buas kontol Kuncoro. Inilah saatnya bagi Kuncoro untuk mencapai klimaks. Dia terus memompakan kontolnya dalam cengkraman memek Dian. Semakin cepat, kasar dan liar..

"Agh..agh... ouggh... yeah.. aaaarrrrrggggghhh" Kuncoro menekan dalam pingulnya demi mendapat posisi kontol yang penuh masuk ke memek Dian dan semburan pejuhnya pun dia semprotkan de dinding vagina Dian Crrroooootttttttttt...........crroootttttt..... berlangsung sekitar 8 semburan. Setelah itu tak ada suara. Keduanya berpelukan bersimbah keringat.

"Kun pidah ke dalam yuk, gendong aku ke kamar mandi" kata Dian memecah.

"ngapain ke kamar mandi?" goda Kuncoro, yang saat itu kontolnya masih menancap di memek Dian.

"Ya dibersihkan lah, dibasuh...Tapi aku ga kuat bangun aku gendong ya?"

"Dibersihkan disini aja" bujuk Kuncoro

"Dibersihkan pake apa, ga ada air ga ada tissue"

"Mau dibersihin pake ini ga?" sambil Kuncoro menjuluskan lidahnya menawarkan diri untuk membersihkan memeknya peke lidahnya.

"Jorok ah"

"Tapi enak kan" goda Kuncoro

"Mau ya?" mohon Kuncoro. Dian hanya mengangguk.

Kuncoro pun segera mencabut kontolnya yang masih setengah ngaceng cari memek Dian dan memposisikan kepalanya arah memek Dian. Dia menekan bagian atas memek Dian untuk memancing sisa sperma yang masih bisa dikeluarkan. Hanya sedikit yang keluar, mungkin sebagian besar sudah masuk ke dalam rahim Dian. Tanpa pikir panjang, Kuncoro menjilati dan membersihkan memek Dian dengan mulutnya. Sisa cairan Dian dan pejuhnya yang tercampur, dijilati dan ditelannya sampai benar-benar bersih. Setelah yakin bersih dia kembali memeluk Dian dan menciumi mesra.

"Punyamu ga dibersihin Kun, sini aku jilatin" tawar Dian

"Enggak ah, biar aja" kata Kuncoro

"Kun kita ke kamar mandi yuk..?"

"Lho ngapain lagi kan udah dibersihkan"

"Aku mau pipis, udah kebelet"

"Pipis disini aja dah" Kuncoro menahan Dia

"Ah enggak mau.." Dian mencoba bangkit dengan sisa tenaganya.

Namun Kuncoro menahannya. Bahkan dengan tenaga nya Dian tidak bisa melawan pergulatan itu sampai entah gimana ceritanya kini posisi Dian udah berada dibawah Kuncoro dalam posisi 69.

"Udah cepetan pipis" kata Kuncoro sambil menjilati memek Dian

"Aaahh.. dikamar mandi aja" rengek Dian

"Ga boleh" ledek Kuncoro sambil terus mengunci posisi Dian sampai akhirnya Dian menyerah.

Keluarlah air kencingnya. Pemandangan di depan mata Kuncoro tersebet sangat amazing bagi Kuncoro yang sebelumnya belum pernah melihat memek mengeluarkan air kencing pas dideban matanya yang hanya berjarak sekian cm aja. Saking terpesonanya, membuat Kuncoro kembali ngaceng berat. Setelah air kencingnya tuntas dikeluarkan Dian, Kuncoro kembali menjilati memek Dian dengan rakus.

"Aduh Kun, masih mau lagi ya...aku masih capek.."

"Sekali lagi ya Mbak?"

Akhirnya kejadian ngentot terulang kembali, tapi kali ini tidak selama yang pertama karena Dian yang sudah kecape'an dan Kuncoro juga harus segera balik ke kantornya.

"Eh Kun dari mana aja dari tadi kucari?" kata Jaya mendapati Kuncoro baru tiba di kantor.

"Service motor Pak" kata Kuncoro pada Jaya. Mereka memang sangat akrab satu sama lain walaupun Kuncoro kalah pangkat. Makanya kalo pas berdua mereka tidak menjalankan ketentuan kepolisian yang harus hormat grak jika ketemu senior.

"Service motor kok sampai kucel gitu" kata Jaya tanpa curiga kalau juniornya itu baru saja mencabuli istrinya. Kuncoro hanya senyum manis.

"Eh Kun kita ke Pos Batucena yuk kebetulan sambil Patroli.. Pos Batucena cuma ada Robby sendirian."

"Siap.." kata Kuncoro Bergegas mereka dengan dua motor besarnya menuju Pos Batucena yang cukup ramai pada jam pulang sekolah karena berdekatan dengan beberapa SMA di kota tersebut. Sampai dipos, kedua polisi tersebut menemui Robby rekan sejawat mereka yang menilang seorang pelajar.

"Kenapa ini?" tanya Jaya

"Biasa lah anak muda sok jagoan, pakai kendaraan tanpa helm" sahut Robby

"Lho kamu kan yang seminggu kemaren ga pake helm" tanya Kuncoro mengingat pemuda tersebut. Pelajar SMA yang masih lengkap dengan atribut sekolahnya itu cuma mesam-mesem.

"Oh jadi seminggu kemaren udah kena tilang sekarang masih bandel?" tanya Robby

"Iya Pak, kemaren itu dia saya tilang. Karena ga mau ditahan STNK nya dia tak suruh ngemot"

"Ooohhh rupanya dia ketagihan sama kontolmu Kun, makanya dia ulangi lagi biar bisa ngemut lagi" ledek Robby. Pelajar itu malu, mukanya merah padam ketahuan kalo dia sengaja supaya ditilang dan berharap mendapat kontol gratis.

"Beneran kamu pingin kontol lagi?" tanya Kuncoro

"Enggak Pak, saya memang lupa ga pake helm.." kata pelajar itu sambil menunduk

"Beneran...??" pancing Kuncoro sambil mendekatkan kontolnya ke wajah pelajar yang terduduk di kursi itu sambil tangannya mengelus kontolnya. Pelajar itu makin tertunduk, entah malu, takut atau menahan napsu. Melihat itu, Robby dan Jaya hanya tersenyum.

"Kok ga dijawab?" Kuncoro makin nekat dengan membuka resleting dan mengeluarkan kontolnya yang masih belum ngaceng itu. Pelajar itu masih menunduk namun sambil mencuri pandang ke arah kontol Kuncoro yang seminggu lalu telah dinikmati nya juga di Pos ini. Pos polisi yang ada di pojok perempatan. Ramai suasana jalannya namun apa yang ada dalam Pos tidak akan bisa terlihat dari luar karena kaca pos ini bukan kaca yang tembus pandang. Hanya bisa tembus jika dilihat dari dalam pos.

"Kalo ga mau kumasukkan lagi lho.." tantang Kuncoro

"Mau kok Pak" kata pelajar itu lirih dan malu-malu.

"Gitu aja kok malu. Kamu jadi beneran neh memang pingin kontol" kata Robby meegaskan. Pelajar itu ngangguk malu.

"Masih kecil kok udah doyan kontol..Dasar anak jaman sekarang" timpal Jaya. Pelajar itu masih terdiam.

"Kok malah diam, ya udah isep ini.." Kuncoro memerintah pelajar itu mengisap kontolnya. Pelajar itu pun dengan sumringah segera memainkan aksi mulutnya ke kontol Kuncoro yang mulai mengeras. Seakan mendapat hadiah, pelajar itu terus mencomot kontol besar itu, dan tanpa terasa kontolnya pun juga ngaceng berat.

"Ought...ooouuuhh.." Kuncoro melenguh.

"Tarik kebelakan kursinya Kun, biar dia ga melintir lehernya. Kasihan tuh anak orang kalo lehernya terkilir" kata Jaya. Namun tidak dihiraukan. Akhirnya Robby yang berinisiatif mengatur posisi supaya strategis, karena diapun tertarik untuk ikut aktifitas itu. Robby memelorotkan celananya sampai ke paha dan menyodorkan ke arah pelajar tersebut. Kini pelajar tersebut seperti mendapat durian runtuh. Dua kontol polisi yang berukuran jumbo bisa dia nikmati sekaligus. Pelajar itu menikmati bergantian kontol-kontol tersebut. Dia tidak peduli mulutnya cukup atau tidak menenggelamkan kontol-kontol tersebut yang pasti dia tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan langka yang mungkin tidak bisa didapatkan oleh homo yang lain.

"Pak Jaya ga ikut?" tawar Kuncoro.

"Gampang aja, ntar bisa aja aku ikut" jawab Jaya yang masih asyik dengan aktifitasnya memperhatikan kondisi lalu lintas di perempatan itu.

"Nanti dihabisin Pak Robby lho" canda Kuncoro. "Hahahaha kalo habis ya aku minta sama Robby aja nanti.." timpal Jaya sekenanya. Pelajar itu sepertinya sudah mulai kewalahan dengan sodokan dua kontol polisi tersebut. Robby lalu menghentikan sodokan di mulut pelajar tersebut. Tapi Kuncoro tidak. Robby kini malah beralih ke arah Jaya yang sedang berdiri tegak memandang ke arah jalan. Robby yang masih dengan celana mlorot se paha lalu meremas pantat Jaya yang semok dari belakang.

"Apa sih yang menarik dari jalan itu, serius banget ngelihatnya?" Jaya hanya tersenyum sambil tetap melihat jalan dan membiarkan rekan kerjanya itu menggerayangi pantat dan kontolnya. Sesekali menggesek-gesek kontolnya ke tubuh Jaya.

"Hey, yakin ga mau ikutan..?" tanya Robby

"Ntar aja aku nyusul" kata Jaya sambil memberi remasan di kontol Robby dan mempersilahkan Robby kembali bergabung dengan Kuncoro dan pelajar itu. Robby kembali ke Kuncoro dan pelajar itu. Kali ini dia minta pelajar itu membuka celananya. Pelajar itu pun menurutinya. Putih, mulus, dan masih segar..Itulah kesan yang tampak dari pelajar yang masih belasan tahun itu. Benar-benar menggugah nafsu untuk mencabuli.

"Pak Roby mau ngentoti dia?" tanya Kuncoro pada Robby

"Enggak, aku serahkan sama kamu saja" jawab Robby

"Hahaha.. masih rapet lho Pak sepertinya?" canda Kuncoro

"Kamu pernah dientot ga?" tanya Kuncoro pada pelajar itu. Pelajar itu menggeleng tanpa bersuara karena dia tak rela melepas kontol Kuncoro dari mulutnya.

"Mau dientot ga?" tanya Kuncoro lagi. Pelajar itu mengangguk yakin. Lalu Kuncoro melepas kontolnya dari mulut pelajar itu dan digantikan oleh kontol Robby. Agak sedikit susah untuk ngentotin pantat pelajar tersebut karena masih sangat sempit. Namun dengan kegigihannya akhirnya Kuncoro berhasil memasukkan kepala kontolnya. Ya hanya kepala kontolnya saja, karena pelajar tersebut begitu kesakitan. Padahal Kuncoro sudah melumuri dengan ludahnya berkali-kali.

"Kamu nyantai aja jangan kaku gitu" saran Robby pada pelajar tersebut.

"Pertama memang sakit, tapi lama-lama enak kok" timpal Kuncoro. Pelan-pelan Kuncoro akhirnya berhasil memasukkan seluruh kontolnya kedalam anus pelajar tersebut.

"Aduh Pak ... Sakit.. Periiiihhh.." rintih pelajar itu. Namun Kuncoro tidak peduli. Dia terus menggenjot pantat pelajar itu yang sudah sangat kelabakan dengan rasa sakit yang diderita di anusnya. Sampai-sampai dia tidak berselera untuk mengulum kontol Robby yang masih ngaceng keras didepan mulutnya.

" Agh rapet banget silitmu..." erang Kuncoro sambil terus menusuk pantat pelajar itu. Saking menahan sakitnya, pelajar itu sampai menitikkan air mata dan mukanya merah karena kulitnya yang putih. Ya dia memang tidak pernah dientot, sekali dientot malah dapat kontol Kuncoro yang ukurannya tidak umum. Kuncoro terus saja menyodok pelajar itu dalam posisi nungging sampai akhirnya dia tidak tahan juga karena sempitnya lobanh anus itu dan ccrrrrroooooooottttt................crooottttttttttttt......... Kuncoro memuntahkan pejuhnya didalam anus pelajar itu. Pelajar itu terkulai lemas di lantai, dengan rasa perih di anusnya, sementara Kuncoro masih bisa berdiri gagah dengan kontol yang masih setengah keras.

"Pak Robby ga dikeluarin pejuhnya?" tanya Kuncoro pada Robby

"Kasihan, dia udah mau tewas kayak gitu" kata Robby sambil senyum. Kuncoro pun ikut senyum.

"Hei, udah bangun pake celanamu... Ntar telat pulang dicari orangtuamu" kata Jaya pada pelajar itu. Kuncoro lalu membantu pelajar itu memakai baju dan celananya, memberinya minum dan permen. Setelah itu pelajar itu pergi sambil meringis menahan sakit di duburnya. Namun ada gurat puas di wajahnya bisa menikmati kontol polisi yang dahsyat. Selepas kepulangan pelajar itu, Kuncoro yang masih dengan celana mlorot menawarkan ke Robby

"Punya Pak Robby dikeluarkan disini aja.." sambil Kuncoro menyodorkan pantat gemolnya ke arah kontol Robby.

"Lama kan Pak Robby ga merasakan pantat junior?" canda Kuncoro. Ya, dulu saat pendidikan memang sudah menjadi kebiasaan bagi senior untuk melakukan tindakan yang menyiksa bagi juniornya termasuk menyodomi juniornya. Memaksa juniornya menelan pejuh dan banyak lagi. Namun tindakan penyiksaan tersebut kini menjadi kewajaran yang nikmat bagi mereka. Dan di Pos ini pun semua terulang namun tidak dengan pemaksaan. Semua berjalan dengan menyenangkan dan nikmat. Robby menyodomi pantat Kuncoro dengan buas, dan Kuncoro sangat menikmati aksi Robby.

"Kun aku mau keluar nih" seloroh Robby di tengah aksinya ngentotin pantat Kuncoro.

"Iya Pak, keluarin aja sampai Pak Robby puas."

"Oooohhhh... aarrrgghhh" Robby mengejang dengan sangat dan membenamkan kontolnya di dalam anus Kuncoro. Crrrrroooooootttttt.......crrrooooo....ooootttt.. Begitu banyak pejuh Robby yang tumpah di dalam anus Kuncoro.

"Busyet.. enak banget Kun" kata Robby

"Iya Pak, kontok Pak Robby juga enak.." Kuncoro tersenyum puas melihat seniornya itu bisa terpuaskan oleh lobang pantatnya. Jaya pun yang sedari tadi asyik dengan aktifitasnya, kini ikut bergabung. Dia mengambil kontol Robby yang masih tertancap dan membersihkan dengan mulutnya. Lalu berganti ke lobang pantat Kuncoro mencari sisa pejuh Robby disana.

"Kok ga ada sisanya sih.. Keluarin dikit Kun" Jaya meminta Kuncoro mengeluarkan pejuh Robby yang ada di dalam lobang pantatnya. Seketika Kuncoro mengejan berusaha mengeluarkan pejuh Robby..dan berhasil.. Cukup banyak yang meleleh di lobang pantat Kuncoro. Segera Jaya menyedot dan menjilati pantat Kuncoro.

"Pak Jaya, jangan dihabiskan semua, bagi saya Pak" pinta Kuncoro. Jaya pun berbaik hati menyedot sisa pejuh dan memberikan ke mulut Kuncoro langsung dari mulutnya. Mereka berdua menikmati gurihnya pejuh Robby bersama-sama.

"Pak Jaya mau dikeluarin juga?" tawar Kuncoro.

"Enggak, aku simpen aja buat istriku. Aku ada janji kasih jatah dobel malam ini" kata Jaya tersenyum. Kuncoro pun ikut tersenyum, teringat beberapa jam lalu dia telah menggumuli istri Jaya. Lalu Kuncoro teringat aksi kencing Dian tadi menginspirasinya

"Kalo ga mau dikeluarin pejuhnya, dikeluarin kencingnya aja Pak" kata Kuncoro spontan.

"Emang mau kamu apain? Mau kamu minum? Ada-ada aja kamu ini" kata Jaya

"Apa bedanya Pak, pejuh dan kencing kan sama-sama keluar dari kontol."

"Ya tapi kan beda Kun"

"Ga ada bedanya kok Pak, sama aja..." tantang Kuncoro penuh nafsu dan berharap Jaya mau menuruti keinginannya.

"Mau ya Pak" rengek Kuncoro sambil menjilati mulut Jaya

"Udah kasih aja, daripada merengek kayak anak kecil gitu.." kata Robby menimpali

"Setuju dengan Pak Robby" kata Kuncoro memandang Jaya dengan berbinar.

"Ya sudah sini" Jaya menuruti permintaan Kuncoro.

Telat Ikut Latihan Ujian Gara-Gara Kontol Semalam

Hari hari yang benar-benar melelahkan sebagai seseorang ialah ketika sudah mulai menginjak di kelas sma ,soalnya pada kelas sma kita di siapkan untuk menghadapi Ujian ,sebuah tes tingkat nasional yang membuat siapa saja ngerasa was was kalau tidak lulus,karena kalau tidak lulus pilihan satu satunya yaitu mengikuti paket C paket yang di universitas mana pun merupakan sampah dan di pekerjaan mana pun merupakan buangan,huh sial ….!,selain itu perjuangan kita dari dulu sampai sekarang ,kalau dihitung kurang lebih bertahun tahun sekolah akan sia sia Cuma karena tidak lulus UN karena mendapat nilai kurang dari lima koma lima …….amit amit jangan sampai deh itu terjadi pada kalian.

Semua itu juga terjadi padaku ,seorang lelaki di sebuah SMA Katolik terkenal di kotaku ,gara gara mempersiapkan UNAS dengan matang aku musti berangkat dari rumah pukul setengah lima untuk mengikuti pendalaman di sekolah,maklum rumahku agak jauh ,tapi aku melakukan semua itu dengan bahagia ,karena masih ada teman temanku yang selalu menyuport aku agar semangat ,aku senang sekali, dan inilah kelebihan dan kebahagianku sekolah di SMAK ini Namaku Bayu ,aku berusia 18 tahun lebih dikit ,tinggiku 170 dan beratku 56 kg ,aku tidak begitu ganteng kalau dibanding teman temanku yang lain,aku juga tidak jelek jelek amat ,namun pas lah untuk ukuran orang desa sepertiku ,tubuhku sexspack dan berotot dan kulitku mulus tak berbulu sedikit pun aku juga selalu stylist tak kelihatan seperti kampungan ,selain itu aku juga mempunyai senyuman yang ampuh untuk menarik para gadis dan lelaki gay di sekolahku , sehingga mereka yang mencariku bukan aku yang mencarinya,disamping itu aku memiliki kelebihan lain ,aku selalu mendapat rangking kelas ,kalau tidak satu musti dua sehingga bapak dan ibu guru sungguh sayang dan cinta padaku ,aku juga gemar main bola namun sayang aku Cuma dijadikan striker doang ,tapi tak apa aku menikmati kehidupanku yang sekarang.dan inilah cerita nyataku bermulai……………….

Hari ini hari dimana pendalaman kali ini ialah matematika ,pelajaran yang paling aku suka ,aku pun setengah lima pagi ,langsung mengendarai motorku dan pergi ke sekolah,namun bener bener tai babi sekali tuh guru aku terlanjur datang pagi dan berharap menghitung hitung ternyata tuh guru malah tak datang ,teman temanku jam enam juga belum ada yang datang semuanya terlihat sangat sepiiiiiiiiiiiiiiiiii sekali ,mungkin temen temenku sengaja mengerjaiku agar aku datang pagi dan mereka datang siang, lalu ujung ujungnya mereka menertawaiku….. awas aja kalian!! Pikir ku.

Namun sesuatu keanehan terjadi ,ada seorang temanku yang ternyata juga datang pagi dan ia terlihat sangat sedih dan lesu ia menundukkan kepalanya ,terlihat jelas ia sedang menghadapi sesuatu masalah yang besar, aku pun penasaran dan mendekatinya,lalu aku perlahan memegang kepalanya Ia sungguh kaget dan tak percaya melihatku ,matanya masih berkaca kaca seakan akan menangis,namanya valerian ,seorang cowok chinesse yang sangat ganteng ,pinter ,sexy ,dan yang pasti ia salah satu sainganku di kelas ini ,selain itu mungkin aku pikir pikir lelaki ini kontolnya besar dan panjang karena tubuhnya itu,atau ia malah tidak sunat mmmmmmmmmm hanya tuhan lah yang tahu

“loe kenapa yan ,ada masalah”tanyaku

“loe bay ,iya nih cewek gue over protectif banget ma gue ,aku gak boleh gini aku ndak boleh gitu kan kalau lama lama gini gue juga bosen kan”jawabnya jujur sekali

“owhh ya u bilang donk ke dia kalau loe tuh juga butuh kebebasan”

“ sudah ,namun sia sia belaka,ia katanya mo mutusin gue,padahal gue cinta mati ma dia”

Tahi babi ,pikir ku ,loe tuh mendramalisir suasana banget sih dasar lelaki alay .mmmmmm pantes cewek loe kayak gini ke elo, elonya juga lebay Aku pun duduk di sebahnya ,dan ia mentapku tajam ,lalu memalingkan pandangan nya

“bay loe gue lihat keren juga ,manies lagi ,kenapa loe ampe sekarang belum mau pacaran , kan loe dulu di kelas sebelas selalu gonta ganti cewek ” Deg! Aku sangat kaget mendengar pernyataanya ini sungguh di luar rencana ,kenapa ia bilang gini ,apa jangan jangan gara gara seorang cewek ia jadi.......... ah itu tidak mungkin.

“bay loe temen gue kan aku mohon bantu gue bay ,gue pusing nih”kata dia tiba tiba dan inilah momen yang tidak mengenakkan

Tiba tiba ia memelukku dengan tangan kirinya ,karena gue duduk di sebelah kirinya ,mati gue pikirku ,tanganya terlihat erat sekali memelukku ,lalu tangan kananya mengarahkan kepalaku di pundaknya ,astaga ia membayangkan aku pacarnya ,namun ia sama sekali tak melihatku ,aku pun tak bisa buat apa apa aku hanya pasrah ,kalau sampe kejadian ini dilihat orang mati gue

Tangan kirinya tetap memelukku dan tangan kananya membelai mesra rambutku yang ada di pundaknya mesra sekali ,aku pun seperti terhipnotis ,aku tak sedikit pun melawan,aku merasa nyaman banget pagi itu ,dingin dingin dipeluk seseorang,walau cowok ,tapi aku sangat menikmati pelukan itu ,lalu ia mengangkat kepalaku dari pundaknya dan melepaskan pelukanya ,badanya kini ia geserkan menghadapku ,dan kali ini ia menatapku,aku pun juga sama menatapnya ,aku tak kuasa melihat ketampanan valerian itu ,kenapa gue bisa jadi gini tuhan ,kenapa ku ingin dekat lagi dan dipeluk oleh valerian lagi ,apakah aku sudah lama menjomblo jadi gini ,

Plek!!!!!!!!! Aku tak menyangka ia melakukan itu ,ia tiba tiba memelukku ,badanku putingku,dan seluruh tibuhku pun bersentuhan denganya ,ia menangis ,aku tak tahu harus gimana,aku pun membiarkan pelukan itu dan ku anggap itu semua hanya pertemanan,lalu ia berkata padaku

“malam nih loe tidur di rumah gue yaw ,ortu gue pergi ,gue sendiri please bay u temenin gue kita nantik main ps bersama gue pingin banget ngalahin loe,dan maaf soal yang tadi “

“mmmmmmm terserah lah gue ikut aja ,nanti gue pinjam baju loe yaw”

“sip!” ia tersenyum padaku dan melepaskan pelukanya lalu berlalu pergi meninggalkan aku

******************

Sungguh aneh sekolahku biasa memang pulang sore dan aku tadi sudah menelfon ortuku aku menginap dirumah teman dan mereka bilang setuju penting aku hati hati,aku segera mengambil motorku ,dan langsung menuju rumah valerian dan kali ini awalku pergi ke rumahnya

Rumahnya besar sekali serta di bagian depanya ada taman nan elok seakan menyapa lalu tiba tiba dari dalam rumah muncul orang yang aku bener bener takjum melihatnya ,valerian ganteng sekali ,hanya mengenakan boxer saja telanjang dada ia menghampiriku untuk masuk ke rumahnya ,tubuhnya bener bener indah ,tubuhnya juga bersih ,bulu keteknya juga tumbuh sedikit di keteknya ,wajahnya kalau tak menggunakan seragam ternyata memang ganteng dan entah kenapa hatiku deg deg an melihatnya

Aku pun segera masuk rumahnya ,jam dinding menunjukan pukul setengah lima ,aku tak tahu dimana kamar mandi nya

“yan kamar mandi loe dimana”

“di bawah dekat dapur ,nih gue juga mau mandi barengan aja yuk!”

“apa ,barengan loe ,gak malu apa”

“ya gak papa lah sama cowok juga”

“kalau gue biasa mandi ma capa aje hehehe ,kalau orang china aku rasa pemalu”

“gak semua china kalie”ia menuju ke kamarnya dilantai 2 mengambil pakaian untukku dan lalu turun untuk mengajakku mandi ,aku pun mengikutinya tanpa curiga sedikitpun,sampai akhirnya kamu berdua masuk di kamar mandi dan perlahan rian mengunci pintunya

Ia menatapku tajam ke dua kalinya ,dan pandangan itu menurutku asing banget bukan pandangan seorang lelaki pada temanya namun seorang laki laki pada orang yang di cintainya,”bay sini deh gue buka baju loe ,gak usah khawatir disini Cuma ada kita kok”

“loe jangan gila yan ,gue gak mau dibuka ma loe ”

Rian pun sedikit kecewa namun ia tak peduli ,ia mendekatiku perlahan dan membuka seragamku ,aku sempat mengalihkan tanganya ,namun tanpa kusadar perhatian dia membawa kenikmatan tersendiri bagiku dan aku pun hanya mampu pasrah,ia melepas bajuku perlahan dan menyuruhku mengangkat tangan agar kaos dalamku juga bisa ia lepas kini aku sudah telanjang dada ,dan ia tersenyum kepuasan

“karang gue mau buka celana loe ,please”

“loe aneh banget seh,kenapa loe gini loe homo yaw”tiba tiba kata itu keluar dari tubuhku ,ia kecewa dan ia kembali tersenyum ,ia mendekatiku dan melepaskan ikat pinggang ku dulu perlahan ,nafasnya terasa sekali di badanku ,terasa hangat,aku yakin ia bernafsu padaku ini ,mampus gue ,kancing celana ku pun mulai di buka dan restleting celana penyangga kontolku pun di turunkan kebawah ,aku semakin gugup,namun hanya dia ,ia tiba tiba mencengkram erat celanaku dan menurunkan ke bawah beserta sempakku jugakini kontolku pun udah keliatan olehnya aku pun kini telah telanjang bullat ,aku merasakan keanehan terjadi, ia masih tersenyum padaku ,kenapa aku tak bisa bergerak gini tuhan,gimana ini

Dengan santai ia membuka boxernya dan persis seperti apa yang ada di otakku selama ini,terlihatjelas kontolnya gak terlalu besar sih namun panjang dan bulu jembutnya juga sedikit ,kontolnya sexy ,coklat sawo matang tak banyak otot dan pucuk kontolnya berwarna merah ,dan aku yakin ia masih perjaka

Ia tiba tiba mendekatiku lalu memelukku,anjing berani beraninya dia telanjang bulat memelukku,kontolnya pun bersentuhan dengan kontolku,sontak aku mendorongnya dan sebuah ayunan pukulan dari tanganku tepat mengenai pipinya

“anjing banci loe gue mau pulang gue gak mau disini manusia tai loe”

“bay tenang bay ,jangan teriak ,bay aku kini jujur bay sejak dari tadi pagi aku sudah menunggumu ,aku tahu kalau pak sadik guru matematika gak datang,dan aku khusus menunggu mu”

“anjing”

“lalu crita kamu tentang cewek kamu itu”

“tuh semua busyit,boong belaka ,kamu pernah melihatku jalan ma cewek ,gak pernah kan ,tuh karena gue gay gue suka cowok ,puas ,dan loe satu satunya orang yang gue suka”

Wajah ku pun semakin memanas tak tertahankan pingin segera memukul lelaki ini ,namun kenapa aku tak bisa melakukanya ,apa yang terjadi padaku, Ia mendekatiku aku pun was was dan ia mencoba meyakinkanku “bay gue besok janji bakal mengundurkan diri dari sekolah ,please sebelum aku meninggalkan sekolah itu izinkanlah aku memilikimu sebentar saja bay,kau tau aku terkena kanker otak stadium akhir dan besok aku harus checkup di singapure dan mungkin aku akan sekolah disana ,please bay izinkanlah aku memiliki mu”

“apa!!!!!!!! Kanker ,astaga kenapa bisa gitu .,tapi maaf aku gak bisa gue normal yan”kataku

Ia lalu berjongkok dan memegang kontolku ,aku ingin sekali marah dan menunjunya untuk ke dua kalinya ,namun hal itu tak kulakukan ketika aku merasa kenikmatan ketika ia tiba tiba menghisap kontolku Mmmmm clup clupppp cluppppppppp mmmmmmmmmmmmmmmm Aku agai terbawa mimpi anjing apa yang dialkukan manusia homo ini ,nyaman banget rasanya dan nikmat sekali,owhhhhhhhh yeahhhhhhhhhh rasanya geli geli nikmat owhhhh

Kontol ku pun mulai ngaceng hebat ,kontolku berhasil dibuatnya nikmat dan ngaceng ,ia semakin girang tatkala aku merintih kenikmatan ,owhhhhhhhh owhhhhhhhh yan enak yan u apain gue yan Ia mempercepat hisapanya ,kontolku pun dimasuk dan majuin di mulutnya ,sesekali ia menjilat njilati ujung kontolku ,owhhhhh ,terlihat jelas kontol valerian pun semakin ngaceng juga ,dan semakin panjang dia melumat habis kontolku ,tak bersisa ,semakin dalam semakin nikmat dan semakin nikmat lagu tatkala aku memaju majukan kontolku di mulutnya,tanganku pun juga berkerja dengan baik ,aku memegang kepala rian,owhhhh yannnnnnnnnn owhhhhhhhhhhhh enak yan owhhhhhhhhhhh owhhh yan sakit nikmat yan owhhhhhhhh kau bener bener hebat yan owhhhhhhhhhhhhhh,owhhhhhhhhhhh mmmmmmmmmahhhhhhhh yan nikmat yan owhhhhhhhhhh owhhhhhh kontolku bergetar tanda kontolku mau meletuskan mahma putih di mulut rian ,oowh yan hentikan yan ,,,,yan hentikan yan........yan cukup yan.........yan.....owh...owh .owhhhhhhhhhhhhhhhhh crotttttttttttt kontolku pun mengeluarkan pejuh di mulut rian ,rian pun tak keberatan menelan pejuhku itu owhhhhhh ia menghisap pejuh di seluruh tubuhku ,rasanya bagai melayang owhhhhhhhhhhh owhhhhhhhhhh tidakkkkkkkkk owhhhhhhhhhhh no oh yessssssssss,rianpun kembali menunjukan senyumnya ,cina yang satu ini bener bener handal aku sungguh takjub melihat dia begini nikmat rasanya ,huh selain dihisep mantanku di hisep velerian rasanya juga sama sama nikmat owhhhhhhhhhhh yan kamu bener bener andalan yan

Beberapa saat setelah itu rian kembali berdiri dan memeluk tubuhaku aku pun ikut memeluknya ,sepertinya rasa gay ini telah merasuk ke jiwaku anjinng bener ,tapi sumpah pertama coba ma cowok pasti ketagihan ,aku berani jamin kok

Ia memelukku erat sambil menggesek gesekkan kontol nya yang ngaceng ke kontolku yang udah mulai turun karena baru keluar,dan hanya beberapa saat saja kini kontolku kembali lagi

“bay aku cinta kamu bay katakan kau cinta aku bay”

“anjing tai babi gue juga suka elo,gue suka jilatan elo ,sayang loe mau mati kalau belum loe pasti akan lakuin gini ke gue lagi kan anjing”

“owhhhh bayu ku”selanjutnya ia mendekatkan mukanya padaku dan mencium bibirku,owhhhhhhhhh,bibirku pun berhasil dimilikinya rasanya sungguh enak seperti makan telur mentah ciuman cowok ,asin asin gimana gitu,aku membuka sedikit mulutku, valerian pun ngerti dan paham ia memasukkan lidahnya di mulutku,aku pun menhisap ludah di bibirnya ,owhhhhhhhh yeah Kontolnya pun juga semakin digosok gosokkan ke kontolku,puting kita pun bersentuhan tanganya memegang punggungku dengan erat ,demikian pula diriku ,anjing kenapa gue jadi gay begini kenapa ini bisa terjadi ,ia tetap menghisap mengambil alih kendali mulutku , aku ingin sekali melepas ciumanya namun percuma ,setiap aku mau melepasku semakin erat ia menciumku,laki chinese ini bener bener sayangku owhh

Kurang lebih sepuluh menit kami ciuman dan akhirnya kami pun menyudahinya dengan mandi bersama yaitu dengan saling menyabuni bersama ,sesekali berpelukan ciuman,pegang pegangan kontol owhhhhhh aku sungguh tak bisa melupakanya

******************************

Malam harinya kami minum minum bersama,makan bareng bersama dan bercanda sama bareng dia ,main playstation bareng beberapa kali aku berhasil mengalahkan dia ,sesekali ia membelaiku mesra dengan memegang putingku,dan dia setiap kalah musti rela diperlakukan apapun oleh yang menang,aku pun lebih suka kontolnya yang belum di sunat ,mmmmmmmm dia sungguh bener bener nikmat,kamu bercanda tawa hingga pukul 12 malam

Akhirnya kami memutuskan untuk tidur bersama telanjang bulat ,dan taulah kalian malam hari itu kamu saling bermain sexs bersama aku menusuk pantatnya dengan kontolku hingga puas ,ia pun tak tahan melihat keperkasaankku,dan hari ini bener bener sebuh haru dimana aku dirubah menjadi anjing homo

Keesokan harinya karena kenikmatan kami pun lupa waktu padahal besok ada tryout ,huh jam menunjukan jam tujuh kurang lima ,sedang waktu tryout jam tujuh kami pun sangat buru buru sekali kami pun mandi bersama lagi dan saling menyabuni,huh segera kami menghidupkan mesin dan langsung berangkat ke sekolah,pintu gerbang pun sudah mulai ditutup untung kami tak telat ,setelah kami memarkir motor kami menuju kelas kami,ternyata tryoutnya sudah dimulai ,kami pun telat dan menunggu 30 menit sebelum bel berbunyi tanda try out selesai ,baru boleh ikut ujian ,kami pun keluar dan menuju kamar mandi ,disana kami ciuman lagi dan semakin lama

Keesokan harinya aku tak melihat lagi rian ,kata temen temenya ia ke singapore ikut ayahnya ,padahal aku tahu ia ke singapore untuk berobat Mungkin suatu saat aku bisa melihatnya karena aku sangat ingin melihat ia bughil lagi

Namun sayang beberapa minggu ia pergi aku mendapat kabar bahwa rian sakit dan meninggal Aku tak tahu musti gimana lagi....

Proyek Jembatan 2

Hari itu tidak seperti biasa karena ada pekerjaan aku pulang sekitar jam 17.30. Masuk rumah dan hanya mengenakan kaus dalam serta celana panjang seragam kantor aku bergegas ke belakang untuk mengangkat jemuranku tadi pagi. Saat aku di dapur aku mendengar suara orang mandi. Biasanya jam segini sudah tidak ada yang mandi lagi, jadi aku intip dari jendela dan ternyata ada 3 orang yang sedang mandi dan mencuci pakaian termasuk Wiwit yang kemarin ngentot denganku.

Melihat Wiwit sedang mandi telanjang dan kontol gagahnya yang berhasil memberiku kepuasaan, kontolku segera bereaksi lagi. Aku segera melepas celana panjang serta kaus dalamku dan hanya mengenakan celana dalam usang yang agak longgar. Maksudnya ingin menggoda Wiwit agar mau ngentot lagi denganku malam ini. Jadi aku segera keluar dan mereka yang ada disitu menengok. "Oh masih ada yang disini ya," kataku pura-pura kaget. Aku menatap Wiwit dan dia juga menatapku lalu penampilanku saat itu. "Iya mas," kata Darno si kepala tukang yang berambut cepak banget ini yang sedang mengeringkan badannya yang tegap itu dengan handuk. Gila ... dalam keadaan dingin seperti ini saja kontolnya gemuknya ngegelantung dan yang bikin aku semakin kesengsem Jembutnya ternyata lebetttt banget.

Aku segera menuju tempat jemuranku dan dari sudut mata aku bisa melihat sepertinya Wiwit mendekati teman-temannya dan seperti mengatakan sesuatu dengan cepat. Setelah selesai aku angkat jemuran aku berjalan balik ke pintu dan diluar dugaan Wiwit mengatakan sesuatu yang bener-bener ngebuatku shock berat. "Mas Yud, kapan aku bisa ngentot mas lagi?" Aku bagai disambar petir dan segera kutatap ke area sumur itu melihat reaksi semua yang ada disitu.

Mereka semua ternyata sedang menatapku, ada yang tersenyum ada yang diam saja dengan mata ke arahku. Kontol-kontol itu sungguh menggoda dan aku nggak mampu lagi mengendalikan diri. "Sekarang aja yuk?" kataku penuh nafsu. "Gue boleh ikut mas?" tanya Darno, kepala tukang yang perutnya penuh bulu dengan kontol yang sudah setengah ngaceng. Aku dekati dia dengan tangan kananku memegang cucian. Tangan kiriku segera menyambar batang kontolnya dan meremas lalu aku tarik dia ke dalam. "Yang laennya kalo mau ikutan aja ke dalam," kataku.

Terdengar suara agak riuh. "Nanti aku nyusul lah, tanggung nih," kata seorang lagi yang sedang nyuci. Jadinya aku berjalan masuk sambil menuntun kontol Darno yang sekarang sudah ngaceng abis di dalam genggamanku. Kontol Darno ternyata lebih gemuk lagi dari kontol Wiwit dan terasa sekali lebih keras. Aku segera letakkan jemuranku di kursi sesampainya di dalam rumah dan segera berlutut.

Enaknya membayangkan akan ngentot dengan tiga tukang. Nggak perlu romantis-romantisan segala, langsung tancap dan entot, bener-bener gayanya laki-laki.

Kulirik ke wajah Darno dan dia menanti apa yang akan aku lakukan. Aku mulai mengocok-ngocok batang kontolnya sambil kuciumi arona di bawah biji pelernya. Aroma yang begitu khas. Tangan kiriku menekan batang kontol Darno hingga bagian bawah batangnya terlihat dan kepala kontolnya menyentuh sekitar perut. Aku julurkan ujung lidahku untuk menjilati bagian antara pangkal batang kontol bagian bawah dengan biji pelernya. Nikmat sekali.

Aku gigit-gigit kecil daerah itu sambil dibarengi sedotan-sedotan berkekuatan lemah. Dia menggelinjang sambil mendesah pelan. Kuciumi lagi daerah itu dengan hidung dan perlahan ujung lidahku menjalar naik ke atas melewati bagian tengah dari batang kontol bagian bawahnya yang agak menonjol. Dia terus mendesah dan ketika hampir sampai lidahku di bagian lobang kencingnya, aku merasakan rasa dari cairan yang sangat aku kenal. Rupanya dia sudah mengeluarkan cairan bening pembuka dan cairan itu terus mengalir. Aku jilati cairan itu, menelannya dan segera menuju sumber cairan itu.

Kukecup sedikit lobang kontolnya untuk membuat sensasi geli dan dia menyukainya. Kembali ujung lidahku bermain dan kuputar-putar di daerah itu serta bagian bawah kepala kontolnya. Sesekali gigitan pelan kulakukan di pinggir-pinggir kepala kontolnya. Ku tatap batang kontol nan gagah itu sekali lagi. Aku tahu apakah mulutku sanggung melewati kepala kontol yang gede banget itu. Disaat itu aku mendengar pintu belakang terbuka dan ada langkah-langkah yang mendekati kami.

Aku menarik nafas dan kubuka mulutku lebih lebar dan berhasil. Aku berhasil melewati kepala kontol itu dan sekarang aku sudah menyedot-nyedotnya dengan jemariku memilin-milin batang kontol Darno. "Gila .. enak banget ...Shhhh ahhhh..." erang Darno. "Aku belum pernah di kenyot seperti itu, biniku mana mau" kata suara lain yang ternyata tukang bertubuh tinggi yang tadi sedang mencuci baju. "Sedotan dia enak, kamu bakal ketagihan," kata suara yang aku kenal, Wiwit. Dia sudah di belakangku dan menarik celana dalamku hingga terlepas.

Sungguh aku sudah tak perduli apapun yang akan mereka lakukan yang jelas aku menikmati ini. Tangan kananku memegang pantat tukang bertubuh tinggi itu dan mendorongnya ke arahku hingga kepala kontolnya menyentuh pipiku. Sementara Wiwit sudah menempelkan batang kontolnya yang juga sudah ngaceng penuh diselah-selah belahan pantatku dan ia menggesek-gesekkannya. "Ini lobang yang bikin aku ketagihan. Lebih enak dari memek manapun, kalian bakal percaya gak bakal ada memek manapun yang pernah kalian entot yang lebih enak dari lobang dia." kata Wiwit setengah promosi sambil tertawa-tawa.

Darno terus mendesah, dia sungguh menikmati sedotanku. "Enak no?" tanya tukang bertubuh tinggi yang sekarang kontolnya aku kocok-kocok. "He-eh," jawab Darno pendek dengan mata yang terpejam menahan enak. Aku melepaskan sedotanku pada kontol Darno. Aku beralih ke kontol tukang bertubuh tinggi itu. Kontolnya tidak segemuk Darno tapi panjang sekali, sekitar 19cm seperti Darno jembutnya juga sangat lebat. Tapi aku sangat menaruh perhatian pada kantung pelernya. Kantung pelernya itu tertutup habis oleh bulu-bulu jembutnya yang lebatnya kelewatan banget.

Aku dengan rakus langsung mengenyot-ngeyot satu persatu biji pelernya yang membuatku kelimpungan. "Argghhhh..." tukang itu berteriak kaget. "Mas Darno, gesekin kontol mas di rambutku yah," pintaku ke Darno. Dia mengangguk, sementara aku merasa kepala kontol Wiwit menempel-nempel di lobang pantatku, aku yakin dia bakal mengentotku sebentar lagi. Sensasinya sungguh enak, gesekan batang kontol di rambutku dan terkadang bagian bawah batang kontolnya yang hangat juga menggesek pipiku. Tukang bertubuh tinggi itu juga sudah mulai banjir cairan bening yang aku sedot terus sampai habis.

Darno kemudian melihat Wiwit yang menonjok-nonjok pelan lobang anusku dengan kepala kontolnya. "Wit, lo kan udah ngentot dia kemaren. Gue ngentot dia dulu ya, gue pengen nyoba," kata Darno. Aku semakin sumringah mendengar ucapannya. Darno yang berbodi keren dan berkontol sangar ini bakal ngentotku, lobangku menjadi empot-empotan karena bahagia. Lalu aku mendengar Darno berkata padaku, "Pasti enak nih ngentot sama elo, tunggu aja ya sampe nanti kontol gue ngebelah lobang pantat lo"

Tukang bertubuh tinggi itu mendekat ke arah dimana kontol Darno sudah bersiap-siap mengentotku, begitu juga Wiwit. Mereka ingin melihat secara jelas kontol Darno menerobos lobang pantatku. Aku melirik kearah kontol Darno dan astaga, kontol itu benar-benar terlihat keras dan aku akan merasakannya sebentar lagi. Dengan kontol seperti itu, aku siap dientot dia kapan aja, termasuk sekarang. Aku segera memposisikan diriku agar dia bisa mengentotku dengan mudah.

Sekarang saatnya, tanpa basa-basi Darno langsung menekan kontolnya ke dalam lobangku. Aku menarik nafas berusaha menahan sakit saat separuh batang kontolnya masuk. Tukang bertubuh tinggi itu terlihat antusias dengan masuknya kontol Darno. Dia berkali-kali menatapku saat Darno sedang menekan kontolnya masuk. "Seret no.." tanyanya. Darno mengangguk dengan ekpresi muka sedang berusaha keras memasukkan kontolnya. "Gila nih lobang sempit bener," katanya. "Coba kamu pilin pelan-pelan batangmu, pasti bisa," Wiwit memberi saran.

Bener-bener gila sensasi nikmatnya. Dua laki-laki jantan berbadan tegap dengan kontol ngaceng teracung-acung sedang membantu kontol temannya yang juga jantan dan besar masuk ke lobangku. Melihat Darno kesusahan, aku lebarkan kedua kakiku agar lobangku semakin terbuka dan dia bisa masuk dengan lebih mudah. Keringat mengucur dari wajah dan badan Darno sehingga dia terlihat jauh lebih seksi dari sebelumnya. Dia menggeol-geolkan kontolnya seperti mata bor dengan jempol diatas batang kontol dan telunjuknya di bawah batang kontol untuk menopang gerakan ngebornya dan ... PLOP...!!!! Masuklah kepala kontolnya yang besar itu.

Aku merasa lebih lega dan mulai merasakan rasa sakit lagi, tapi aku nggak bisa berlama-lama merasa sakit karena tiba-tiba dia langsung menimpakan seluruh beratnya ke badanku dan dengan cepat seluruh kontolnya amblas dan ujung kontolnya langsung mengenai sesuatu di dalam lobangku. Aku menjerit antara rasa sakit yang tiba-tiba dan rasa enak di dalam lobangku.

Wajahnya penuh dengan peluh dan dia menatapku sambil tersenyum. "Gimana, enak gak kontol gue?" ujarnya sambil menggeol-geolkan lagi pantatnya, sehingga bulu jembutnya yang lebet dan menempel dikulit pantatku terasa menari-nari dan menggelitikku menimbulkan rasa geli dan sensasi nikmat. "Argghhh... shhh... enak..." desisku sambil melonjok-lonjakkan pantatku ke atas. "Udah No, cepetan entot. Dia sepertinya udah nggak sabar." kata tukang bertubuh tinggi itu.

Darno kemudian menarik keluar batang kontolnya sampai sebatas kepala kontol lalu ditekan lagi masuk. Dia mulai memompaku dan kontolnya terus memompa lobangku dengan kecepatan penuh. Aku seperti merasakan dimasukin mesin bor, tapi rasa enak terus menerus menerpaku. Aku semakin gila-gilaan menggeliat dan berkali-kali menahan diri agar nggak cepat keluar karena entotannya bener-bener enak. Dia terus mendengus dan memompaku. Dia tersenyum saat melihat ekspresi wajahku yang keenakan. "Gimana enak kan entotan gue?" tanya sambil terus ngentotku. "Ahhh setan ...!! enak banget kontol lo... entot gue lebih keras .. ayo..." aku semakin liar. "Nih lo rasain sendiri," katanya. Dia sama sekali nggak main-main, kontolnya ditusukkan dengan sangat kuat ke lobangku karena tenaga kulinya yang luar biasa. Aku betul-betul terengah-engah... "Terus ... terus ... ahhh enak..." ujarku.

Tukang bertubuh tinggi itu memposisikan dirinya seperti sedang push-up dengan kedua biji pelernya yang menggantung itu menempel di bibirku dan batang pelernya menempel melebihi daguku, sementara kepalanya menghadap Darno yang sedang mengentotku. "Tenang aja kang, nanti juga dapet giliran ..." kata Darno saat melihat tukang bertubuh tinggi itu memperhatikan entotannya. "Akhhh .... enak sekali ... arhhhh" Aku menjilati kedua telur terbungkus jembut itu, rasanya enak sekali. Aroma khas laki-lakinya membuatku semakin bergairah, belum lagi entotan Darno, aku terus mengelinjang keenakan.

Kulihat Wiwit duduk dilantai sambil ngocok kontolnya yang gede itu dan dia tersenyum saat melihatku sedang menatapnya. Aku benar-benar ingin kontol dan entah apa yang mempengaruhi otakku, tiba-tiba aku berkata "Ngentot berdua aja.." ujarku dengan susah payah. "Ayo masukin satu kontol lagi ke lobang gue," Darno menghentikan entotannya. "Gila lo, mana bisa... satu aja masuk susah apalagi dua." katanya. "Bisa," ujarku. "Ayo gue udah nggak sabar pengen kontol lagi." "Ya udah biar aku coba aja," ujar Wiwit yang sepertinya juga nggak sabar pengen ngentot aku lagi.

Darno menarikku dan menaikkan ku ke tubuhnya sehingga dia dalam posisi menggendongku, tapi kontolnya tetep masih di lobangku. Aku rebahkan kepalaku dibahunya. Enak sekali sensasi ini, digendong laki-laki jantan dan kontolnya menancap keras di lobangku. Wiwit merebahkan tubuhnya, lalu Darno menurunkan aku. Dia memutar aku sehingga posisiku berganti dan wajahku menghadap wajah Wiwit. Aku rendahkan tubuhku dan tukang bertubuh tinggi itu tiba-tiba membantu dengan memegangkan batang kontol Wiwit yang sudah ngaceng itu dan mengarahkannya ke lobangku.

"Arghhh..." Erang Wiwit saat tukang bertubuh tinggi itu memegang kontolnya dan mengarahkan ke lobangku. Lalu Wiwit mendesakkan batang kontolnya. Karena lobangku sudah terbuka oleh kontol Darno dengan mudah kontol Wiwit masuk. "Ah... enak ... ayo mulai entot gue ... ayo cepet..." aku membakar gairah mereka. Darno langsung tancap gas begitu juga Wiwit. Dua kontol laki-laki jantan itu beradu di dalam lobangku. Aku berniat mengisap kontol tukang bertubuh tinggi itu, tapi dia menolaknya. "Jangan, nanti aku ngencrot di mulut kamu lagi. Aku mau ngentot kamu dulu,"

Aku yakin mereka berdua yang sedang mengentotiku ini juga merasakan sensasi lain selain enaknya mengentotku, yaitu gesekan antara batang kontol mereka sendiri. Gerakan mereka semakin liar, terutama Darno sampai-sampai Wiwit bilang agar Darno jangan terlalu kuat ngentotku karena susah buat dia mengimbangi. Tapi Darno tak perduli dan aku merasakan batang kontolnya semakin mengembang... "Argghhhh... SETAN ...!!!!!" teriak Darno. Dan ... CROT ... CROT .... CROT, semprotan demi semprotan pejuh Darno memenuhi lobangku dan karena lobangku juga ada kontol lainnya, pejuh Darno meleleh keluar dan turun lewat batang kontol Wiwit dan membasahi jembut Wiwit. "Arghh .. pejuh kamu anget bener no, sialan kena kontolku sama pejuhmu," ujar Wiwit. Darno hanya tersenyum saja. Sementara tubuhku sudah penuh peluh dan aku dirasuki rasa enak yang amat sangat.

Tukang bertubuh tinggi itu segera ambil kesempatan, dia menarik Darno. "Cepet lah .. aku dah nggak tahan," Lalu kontol Darno tercabut dari lobangku dan dengan kasar dia menggantikannya. Kontol itu dengan cepat masuk dan ia langsung memompaku. Bunyi kecipak-kecipok dalam lobang pantatku yang penuh dengan sisa-sisa pejuh Darno di rojok oleh dua kontol menimbulkan rasa nikmat yang tak bisa aku tahan.

Kontolku menggembung dan kemudian aku mengerang keras ... aku nggak bisa menahan diri lagi. CROT...CROT .. CROT ...CROT ... Semprotan pejuhku sudah tak karuan arahnya, menyemprot kesana kemari aku sudah tak perduli. Badanku bergoyang-goyang dientot dua orang dan aku sendiri kelojotan karena rasa enak yang luar biasa. Sepertinya tadi berliter-liter pejuh menyembur dari lobang kencingku.

Tukang bertubuh tinggi itu rupanya sudah tak tahan dengan apa yang terjadi, dia nggak mau tahu lagi dan dia juga meningkatkan kecepatan entotnya. "Kang pelan-pelan, nanti lecet kontolku," kata Wiwit. "Bodo...!!" kata tukang bertubuh tinggi itu. Dia melakukan satu hujaman terakhir dan saat seluruh batang kontolnya terbenam dia mengerang keras ... "ARGGGGGHHHH ..." lolongnya. Kembali lobangku terasa sangat hangat, semburan demi semburan pejuh dari tukang bertubuh tinggi itu memenuhi rongga pantatku.

"Aku juga mau ngecrot..." ujar Wiwit dengan suara tersengal-sengal. "Jangan dikeluarin di dalam," ujarku cepat. "Keluarin dimulutku, ayo cepat." Wiwit bereaksi dengan langsung mencabut kontolnya dari lobangku dan berdiri menghampiri mulutku. Batang dan kepala kontolnya penuh dengan pejuh dari Darno dan tukang bertubuh tinggi itu, dan aku sangat senang karena ini yang kuinginkan. Pejuh dua orang yang tadi mengentotku sudah bersatu.

Aku segera menyambar batang kontol nan licin itu dan memasukkannya di mulutku dan kukenyot-kenyot. "Aw... Argghhh .. Arghhhh..." erang Wiwit tak karuan. Tak lama ... Crottttttt satu, tiga, lima , tujuh ... sembilan semprotan keluar dari lobang kencingnya dan semua aku telan. Ahhh bener-bener enak. Aku keluarkan batang kontol itu dari mulutku dan terus aku jilat-jilat untuk membersihkan sisa-sisa pejuh di sekujur batang kontolnya sampai kering tak bersisa.

"Gila bener-bener entotan yang hebat," ujarnya Wiwit masih dengan nafas yang tersengal-sengal. "Kontol kalian semua tuh yang sedep bener," "Kamu suka nelen pejuh yah?" "Suka mas, enak sih.. apalagi pejuh dari kontol-kontol gede dan jantan seperti kontol kalian." Dia tersenyum. "Besok kita entot kamu lagi mau gak?" Aku mengangguk bahagia ngebayangin kontol-kontol besar ini bakal ngentotku lagi. "Kalo bisa sih bawa beberapa kontol lagi ya ..." ujarku.

Proyek Jembatan

Jembatan Way Arong di daerahku akan direnovasi dan itu berarti aku harus lewat memutar jika ingin berangkat kerja, itu berarti mulai hari ini. Setengah bersungut-sungut aku berangkat ke kantor dan kembali lagi ke rumah sore itu dengan perasaan dongkol. Bagaimana tidak, rumah sewaanku tepat diseberang kali kecil yang akan dibikin jembatan itu, rasanya tanggung sekali kalau harus memutar karena terlalu jauh belum lagi kalau malam hari pasti sepi karena tak ada orang yang akan lewat situ.

Setelah membuka pintu aku masuk ke dalam rumah, membuka baju, lalu mengurus cucianku. Saat aku akan menjemur di belakang rumah, aku mendengar banyak suara-suara. Aku segera menuju samping dan ternyata tepat di tanah kosong samping rumahku sudah dibangun rumah ala kadarnya yang terbuat dari kayu. Setelah aku amati aku mulai paham, rumah itu tempat para pekerja menaruh bahan bangunan dan mungkin sebagai tempat mereka menginap saat malam hari.

Otak homoku segera berputar dan darahku berdesir saat aku membayangkan mereka mungkin menginap di rumah sementara itu. Masih aku melamun tiba-tiba seseorang datang dari arah samping, "Permisi mas," ujarnya. Aku kaget karena tak siap akan kedatangan seseorang. Aku melihat seseorang yang tingginya kurang lebih 160cm dengan badan berkulit sawo matang dan badan yang kekar, rambutnya klimis dan tampangnya tidak terlalu tampan tapi sangat laki-laki. Ia tidak memakai baju dan hanya mengenakan celana jeans lusuh selutut sehingga dadanya yang kekar dan terbentuk serta perutnya yang berkotak-kotak seakan-akan melambai-lambai ke arahku. Belum lagi banyak bulu-bulu yang tumbuh di perut bawahnya. "Oh ya. Aduh jadi kaget, biasanya nggak ada orang," kataku. "Iya, kenalkan saya Darno. Begini saya tadi sudah ijin sama pemilik tanah sebelah, karena kebetulan ada proyek perbaikan jembatan jadi kami minta ijin untuk tinggal sementara selama kurang lebih seminggu di tanah sebelah," "Oh begitu. Ya sudah tinggal aja, yang punya tanah itu juga yang punya rumah ini," kataku. "Ya terima kasih, sekalian nih mas. Kalau nggak keberatan kita bisa tidak mandi atau cuci baju di sumur belakang ini?" tanyanya.

HAHHHHHH.....!!!! "Apa aku nggak salah denger, MANDI...????!! di sini, disumur belakang rumahku!??!" kataku dalam hati. Ingin rasanya aku berlari dan mencium sumur itu untuk mengucapkan terima kasih, karena mandi disitu berarti semoga telanjang. "Oh ya nggak apa-apa mas, silahkan aja airnya kebetulan banyak dan bersih. Daripada mandi di kali nanti kena gatal-gatal," kataku berpromosi. "Lagipula disini nggak ada siapa-siapa kecuali saya, jadi ya kalo mo mandi atau nyuci nggak usah risih segala." Ia hanya tersenyum dan mengangguk, "kalau begitu saya permisi dulu ya mas, nggak enak masih ada kerjaan." Dan aku masuk dengan hati berdegub-degub kencang menanti yang bakalan terjadi.

Benar saja, sekitar jam 4 sore aku mendengar tali sumurku berbunyi, dan aku cepat-cepat masuk ke kamar belakang yang aku jadikan gudang. Letak jendela kamar belakang tepat disamping sumur sehingga apapun yang terjadi disana pasti terlihat. Seperti sore itu aku melihat ada 4 orang pekerja yang sudah ada disana, mereka bergantian menarik tali sumur dan mandi, tapi aku sedikit kecewa karena tak ada satupun dari mereka yang telanjang, mereka mandi hanya memakai celana pendek.

Kemudian datang 2 orang lagi. Tubuh mereka berdua sama seperti lainnya dan aku mendengar mereka saling menyapa dengan ke 4 pekerja yang sudah ada disana terlebih dahulu dan tanpa basa-basi mereka menurunkan celana pendek mereka hingga kontol mereka terlihat jelas. Darahku mendidih melihat pemandangan itu, kontol 2 kuda jantan ada dihadapanku. Yang satu segera bergabung dengan mereka tanpa ada rasa risih sedikitpun, sementara satunya mencuci celana pendeknya. Aku melihat keempat orang itu sempat melirik ke arah mereka berdua, tapi mungkin ego mereka sesama lelaki membuat mereka akhirnya tidak perduli lagi.

Wah rasanya senang sekali, hari itu lebih dari 20 kontol dengan beragam ukuran bisa aku lihat. Terkadang mereka saling bercanda dengan menyentil batang kontol lainnya, atau ada yang diam-diam menarik jembut temannya yang cukup lebat. Ada yang bercanda dengan mempertontonkan gerakan ngocok kontol, ada juga yang memang ngocok kontolnya betulan, seneng banget melihatnya. Aku tak pernah bosan melihat mereka meski aku hanya jadi pengamat pasif saja.

Namun ada satu yang menarik perhatianku, ada seorang pekerja yang aku kenal bernama Widatmanto, teman-temannya biasanya memanggil dia Wiwit. umurnya sekitar 23 tahun, badannya tegap sekali dengan kulit sawo matang. Tingginya sekitar 160cm dan tidak terlihat terlalu tinggi, dan aku tahu setiap sore dia selalu ngocok diam-diam dan sudah 2 hari ini aku melihat dia sering ngocok kontolnya di pagi dan siang hari saat aku pulang untuk makan siang (terlalu dipaksakan karena aku sesungguhnya ingin ngintip aktifitas sumur siang mereka).

Kalau dia datang pasti kontolnya sudah tegang, ukurannya sekitar 16cm dan gemuk batangnya dengan kepala kontol yang besar. Dia sering menggesek-gesekkan batang kontolnya di tembok sumur yang licin, naik turun dan kadang diputar-putar, lalu biasanya dia mengerang kalau mau ngecrot. Sayangnya dia tidak tinggal disitu jadi aku tidak bisa banyak bicara dengannya.

Siang itu aku sudah mempersiapkan diri dan aku tahu dia pasti datang saat keadaan sepi. Dan tepat sekali, sekitar jam 1 siang dia datang padahal aku hampir saja akan pergi karena jam istirahat kantorku sudah habis. Tiba-tiba dia datang dan setelah tengok kanan kiri untuk memastikan tidak ada orang dia segera mengeluarkan batang kontolnya. Pintu belakang sengaja tidak aku kunci agar saat aku membuka tiba-tiba dia tidak sempat memasukkan kontolnya kembali ke dalam celana.

Pintu belakang aku buka dengan cepat dan aku bergerak keluar. Dia terlihat kaget dan tak siap dengan kehadiranku, namun aku sudah mempersiapkan semuanya dan aku bersikap biasa saja. "Oh maaf ada orang ya." ujarku. Dia tersenyum canggung dan kontolnya masih menempel di dinding sumur. "Sampean lagi onani ya mas?" tanyaku langsung. Dia tersenyum lagi dan menjawab, "iya mas, aku nggak tahan rasanya pengen ngocok terus." "Ya udah, terusin aja." Dia masih malu-malu dan batang kontolnya tetap menempel tanpa bergerak. "Malu ya aku liatin, biasa aja lah mas aku aja biasa ngocok tiap malem." ujarku. "Apa sampean mau aku bantuin? kalo mau ya masuk, nanti tak kocokin?" kataku semakin berani. Dia terlihat ragu dan aku melihatnya. "Belum pernah dikocokin ya mas, udah nggak usah malu-malu aku nggak bakal bilang siapa-siapa kok."

Dia akhirnya masuk ke dalam rumah. Baru saja satu kakinya masuk ke dalam rumah, aku sudah memegang batang kontolnya dan menariknya ke dalam. Dia terlihat kaget, tapi aku bergerak cepat dengan menggunakan kakiku aku menutup pintu dan aku segera berlutut lalu mulai mengocok batang kontolnya yang besar dan berurat. Dia masih terlihat malu-malu dan hanya memperhatikanku. Sementara tangan kiriku mengocok batangnya, tangan kananku bergerilya dengan mengelus-elus kedua biji pelernya. Dia mulai mendesah-desah keenakan dan dia mulai menggerak-gerakkan kontolnya yang masih dalam genggamanku.

Kocokanku pada kontolnya semakin kencang dan dia juga mulai semakin aktif gerakannya. Aku hentikan aktifitas tanganku pada kontolnya sejenak dan dia menatapku dengan pandangan tidak setuju. "Sebentar ya," kataku pelan menjawab ketidaksetujuan matanya. Aku membuka pakaianku satu persatu sampai telanjang bulat, kemudian aku tatap tubuh berototnya yang masih berpakaian lengkap hanya bagian celana lusuhnya saja yang sudah melorot sampai lulut. "Mas buka dong bajunya," pintaku. Dia terlihat ragu, "Mau diapain mas?" tanyanya kemudian. "Sudah buka aja, pokoknya sampean pasti ngerasa enak," Tuntutan birahinya yang sedang tinggi membuat dia pasrah dan membuka seluruh pakaiannya sampai bugil. Tubuhnya sangat seksi, tahu sendiri bagaimana bentuk tubuh mereka yang bekerja sebagai tukang atau kuli itu.

Aku berlutut tepat dihadapan kontolnya, kemudian aku elus-elus batang kontolnya yang bener-bener sudah tegang. Aku berniat mempermainkan emosinya dulu baru kemudian aksiku. "Wah nih kontol pasti udah ada yang punya ya?" tanyaku sambil mengelus-elus batang kontolnya dari bawah sampai ke ujung kepala kontol. Dia terlihat geli dan menggeleng, "Belum ada, siapa sih yang naksir aku," "Tapi kalo kontolnya segede gini pasti banyak yang mau," ujarku sambil kemudian mengecup lobang kencing di kepala kontolnya dengan bibirku. Aku bisa merasakan gelinjangnya dan tak lama cairan precum keluar meleleh dari lobang kontolnya. Dia tak menjawab pertanyaanku matanya terpejam.

"sudah pernah ngentot belum mas?" tanyaku lagi. Dia membuka matanya dan menatapku, "sudah, hampir tiap hari," "Wah sama siapa?" kali ini aku bertanya sambil meremas lembut kantong pelernya, dia kembali menggelinjang. Belum sempat dia menjawab, aku menjulurkan lidahku dan menjilati seluruh bagian pinggir topi kepala kontolnya. "Ayo dong mas dijawab," pintaku sambil meletakkan batang kontolnya di hidungku dan menggesek-gesekkannya, aroma kontolnya sangat khas, dan cairan lengketnya menempel di hidungku membuat suasana semakin seksi.

Dia terengah-engah, mungkin selama ini belum pernah ada yang memperlakukan kontolnya seperti itu. "Sama ... sama lonte," jawab dia akhirnya setelah aku kembali mengecup ujung kepala kontolnya. "Wah sama lonte kan bayar, mendingan sama aku gratis." kataku. "KAlau sama lonte pasti belum pernah diginiin," lanjutku kemudian dan setelah berucap itu aku langsung memasukkan batang kontolnya ke mulutku. Dia terlihat kaget dan tubuhnya sedikit tersentak, tapi kedua tanganku memegang pinggangnya sehingga aku bisa konsentrasi pada hisapanku.

Kontolnya yang punya panjang sekitar 16cm dengan diameter sekitar 4,5 cm itu setengahnya masuk ke dalam mulutku. Aku keluarkan lagi kemudian aku masukkan lagi sampai sedikit lebih dalam dari kepala kontolnya dan saat itu aku langsung menghisapnya kuat-kuat. Dia mengerang-erang dan aku merasakan kontolnya berdenyut-denyut, aku tahu dia akan segera ejakulasi sehingga aku buru-buru melepas batang kontolnya dari mulutku. "Kok dilepas?" tanyanya dengan nada sedikit kecewa. "Nanti sampean keburu keluar, kan belum ngentot aku," Dia menatapku lagi dan kali ini agak lama, "Memangnya mas ini mau aku entot?" "Sama kontol segede ini? mana mungkin aku tolak," ujarku. Aku kemudian memposisikan diriku dan memintanya mendekat dan menempelkan batang kontolnya di belahan pantatku. "Sampean entot aku ya, sama seperti sampean ngentot lonte-lonte itu,"

Dia langsung mengerti apa yang aku maksud, dia meludah lalu membalurkannya di sekujur batang kontol dan kemudian menempelkan kepala kontolnya di lobang anusku. Dia pasti belum pernah ngentot laki-laki sebelumnya karena dia langsung menekan batang kontolnya sekuat tenaga sehingga aku merasakan bagai disuntik dengan jarum besar saat kepala kontolnya membelah lobang anusku. Dia sama sekali tidak berniat berhenti sebentar untuk memberi kesempatanku bernafas karena dia langsung memasukkan seluruh batang kontolnya yang gede sampai mentok ketika bulu-bulu jembutnya yang sangat tipis karena habis dicukur menempel dikulit pantatku.

Dasar birahinya sudah dipuncak dia langsung memompa anusku dengan kontol besarnya tanpa perduli dengan diriku. Hebatnya dia langsung memompa kontolnya sekuat tenaga, meski terasa sakit sensasi pompaan batang kontolnya membuat rasa nikmat cepat menggantikan rasa sakit sebelumnya. Apalagi saat batang kontolnya hampir amblas semua dia seolah-olah menumbuk diriku sehingga aku bergoyang hebat dan berusaha agar tetap ditempat. Kantong pelernya yang menggelantung panjang juga kerap kali mengenai dan memukul-mukul biji pelerku sehingga terasa sedikit ngilu.

Batang kontol itu terus memompa lobang anusku dan nafasnya semakin menderu kencang. Apalagi saat ujung kepala kontolnya menyentuh sesuatu di dalam lobangku, rasa nikmat semakin terasa. Tak terasa tubuhku diselimuti keringat dingin karena rasa enak yang luar biasa. Aku berusaha untuk bertahan tapi rasa nikmat yang diberikan pekerja dengan nafsu besar dan liar ini membuatku tidak lagi bisa menahannya. Akhirnya pertahananku bobol, tubuhku bergetar dan rasa nikmat yang luar biasa secepat kilat berkumpul dari segala arah dan menyatu diujung lobang kencingku. Aku merasakan denyutan yang cepat dan berkali-kali dalam waktu singkat membuatku mengerang, lalu ..... CROTTTT ...CROTTT...CROTTTT Spermaku muncrat berkali-kali sampai membasahi karpet yang ada di bawahku dan sudah sampai berkali-kali denyutan itu berhenti. Lalu sisa spermaku mengucur pelan dari kepala kontolku yang menghadap ke bawah.

Belum sempat aku bernafas, tiba-tiba kedua tangannya memegang bahuku lalu dengan suara yang kuat dia menghujam-hujamkan batang kontolnya, ARGGHHHH ... ARRGHHHH... ARGGGHHH kira-kira begitu bunyi erangannya. Aku merasakan sampai lututku seolah bergerak beberapa senti kedepan. Lalu dia membenamkan seluruh batang kontolnya kemudian memutar pinggulnya tak karuan dan mengerang keras ... ARGGGGHHHHHHH.... CROTTTTT ...CROTT.. CROTTTT Aku merasakan semburan sperma berkali-kali didalam lobang anusku dan aku bisa merasakan betapa banyak semprotan spermanya seolah-olah dia belum pernah mengeluarkannya bertahun-tahun. Sperma yang tak tertampung meleleh keluar dan menjalar pelan dipaha belakangku dan jatuh kelantai.

Dia menjatuhkan kepalanya dipunggungku dengan batang kontol yang masih di dalam lobang pantatku. Aku mendengar dengusan nafasnya yang cepat, aku tahu dia sedang mengatur kembali nafasnya. Aku tersenyum puas akan kenikmatan yang kurasakan dan yang dia berikan baru saja.

Satpam BRI

Namanya Jon Hutabarat, nama depannya kayak nama dari orang dari daerah barat. Tapi itu nama aslinya dan nempel di name tag seragam satpamnya yang ketat. Sebagai satpam bank, dia sedikit beda. Kalau satpam-satpam lain biasanya tinggi besar sedangkan dia sedikit pendek, aku rasa tingginya kurang dari 170 cm. Kulitnya putih banget dengan tangan yang berbulu tidak terlalu lebat.

Wajahnya ganteng dan cute tapi terlihat banget muka bataknya yang keras dengan bibir yang tidak terlalu tebal berwarna kemerahan. Cambangnya dibiarkan tumbuh dengan rambut yang cepak, kesannya dia laki-laki banget. Kalau dari belakang dia sangat menyenangkan untuk dilihat. Badannya terlihat tegap dan pantatnya seksi banget, keras dan agak menonjol apalagi dia pakai celana satpam yang ketat sehingga cetakan celana dalamnya terlihat. Belum lagi kalau di lihat dari depan, tonjolan kontolnya terlihat besar.

Pernah suatu siang aku kesana, aku melihat dia sedang berdiri dekat pintu. Entah apa yang membuat dia begitu, tapi aku melihat batang kontolnya sedang ngaceng tercetak jelas di celananya dengan posisi miring dan aku semakin yakin dia nggak pakai celana dalam saat itu karena kepala kontolnya juga tercetak. Tapi nggak lama dia masuk dan kemudian keluar lagi dengan keadaan normal.

Aku melihat dia sekitar 2 minggu saat aku harus ke bank BRI untuk transfer. Kesan pertama melihat dia yang saat itu sedang berada di depan box ATM bener-bener ngebuat aku gak kuat. Aku terus putar otak, bagaimana caranya agar aku bisa mendekati dia. Sampai akhirnya aku nekat untuk menelponnya di Bank. "Kamu siapa?" tanyanya saat menerima telepon dariku. "Yudi." jawabku singkat. "Ok, kamu ada perlu apa?" Ditanya seperti itu aku jadi bingung dan gugup. Aku terdiam nggak tahu apa yang harus aku ucapin. "Kalau kamu nggak jawab saya tutup teleponnya ya, soalnya saya lagi banyak kerjaan."

Entah darimana timbul keberanian itu dan langsung saja terucap, "Boleh nggak aku ngisep kontol kamu?" tanyaku yang kemudian kaget sendiri dengan keberanian itu. Nggak ada jawaban apapun dari ujung sana. "Halo..." kataku kemudian. Aku pikir dia pasti menutup teleponnya, tapi kemudian ... "Kamu jangan bercanda, saya lagi tugas." "Nggak kok, saya serius. Kalo kamu mau, saya rela kamu ngelakuin apa aja sama aku di tempat tidur." Kembali nggak ada suara apapun dari ujung sana untuk beberapa lama, dan aku dengan perasaan deg-degan menunggu. "Aku nggak pernah ngelakuin itu sama laki-laki, tapi kalo kamu mau kita bisa besok." "Bener..??" teriakku kaget banget. "Iya." "kenapa nggak malam ini?" "Malam ini aku mau ngentot pacarku, besok giliran kamu, gimana?" Akhirnya kami sepakat untuk bertemu besok sore di kos dia dan aku meminta dia menunggu dengan pakaian satpamnya.

Sore yang aku tunggu akhirnya datang juga. Dengan perasaan yang campur aduk, aku datang ke alamat yang dia berikan. Setelah aku ketuk, pintu terbuka dan dia menyambutku dengan tersenyum lalu mempersilahkanku masuk. "Oh jadi kamu yang nelpon itu. Aku sering liat kamu di bank." Aku mengangguk dan tersenyum malu. "Bagaimana, mau langsung?" tawarnya. Aku nggak perlu menjawabnya dan langsung mendekatinya, kemudian mengelus-elus tonjolan di celana bagian depannya. "Aku tahunya enak ya dan aku nggak mau ngapa-ngapain kontol kamu." katanya. Aku menjawab hanya dengan anggukan dan tanganku terus mengusap-usap tonjolan kontolnya.

Kemudian aku buka bajunya, aku sangat suka sekali melihat badannya yang tegap apalagi saat dia mengangkat tangannya saat aku membuka kaus dalamnya, kedua tangannya itu terlihat kekar dan keras sekali dan ketiaknya penuh dengan bulu, aku nggak terlalu suka bulu ketiak yang lebat dan biasanya membuatku agak sebal, tapi wajah ganteng dan dada kekarnya membuat semua itu nggak penting. Dadanya terbentuk meski bukan sepeti binaragawan. Dadanya bidang dan bersih dari rambut dengan kedua pentil yang kecil tapi menonjol dan sekeliling pentilnya tumbuh rambut-rambut. Lalu aku melihat ke pusarnya dan disana banyak di tumbuhi rambut yang aku yakin tumbuh menyemak di pangkal kontolnya.

Aku langsung memegang kedua pentilnya dan pelan-pelan memilin-milinnya, lalu tiba-tiba aku mendengar dia mendengus agak keras. Nampak dia sangat suka kalau kedua pentilnya dimainkan dan itu membuatku semakin semangat. Dia kusuruh duduk dipinggir tempat tidur dan aku mulai menjalankan aksiku. Aku menghisap-hisap pentilnya seperti bayi yang sedang menyusu, dan pentilnya semakin menonjol serta kian keras. Dia mulai meracau pelan saat aku menyesapi pentilnya dan semakin keras gumamnya saat ujung pentilnya aku jilati juga dengan ujung lidahku sementara tanganku mengusap-usap dada kekarnya yang sudah terbentuk.

Pentilnya kugigit-gigit pelan sambil aku tarik-tarik kemudian aku hisap dengan kuat. Dia terus mendesah dan bergumam keenakan. Lalu tanganku mulai bergerak ke bawah dan mengusap bulu-bulu yang tumbuh disekitar perutnya dan pelan-pelan membuka ikat pinggangnya sambil mulutku terus mengeyot pentilnya. Nampaknya sensasi kenyotanku di pentil dan gerakan tanganku yang membuka celana panjangnya pelan-pelan sampai dia hanya memakai celana dalam saja membuat dia semakin bergairah. Beberapa kali dia dengan sengaja menumbur-numburkan kontolnya yang masih di dalam kolor ke badanku.

Aku berdiri dan melepas semua pakaianku sampai telanjang bulat. Kontolku sudah ngaceng berat dan dia tersenyum melihat keadaanku itu. "Gede juga kontolnya." katanya kemudian. "Tapi kontol kamu pasti lebih besar kan?" tanyaku. "Liat aja sendiri." Aku perhatikan dia yang sekarang tidur terlentang dengan celana dalam putihnya sebentar. Badannya benar-benar luar biasa, sepertinya dia diberi waktu lebih banyak saat dibuat dulu sehingga dia lebih mempesona dari laki-laki kebanyakan.

Kakinya berbulu lebat dan pahanya meski tidak terlalu besar tapi kekar sekali dengan aksen bulu-bulu yang membuat bagian bawah perutnya ini menjadi seksi sekali. Aku berjongkok di lantai, lalu membuka kedua kakinya pelan-pelan hingga terbuka lebar. Seksi sekali melihat pemandangan itu dari sudutku berada. Aku merapatkan kedua kakinya sementara wajahku berada ditengah-tengah kedua pahanya dan menjilat-jilat mulai dari dengkul kirinya dan bergerak pelan ke selangkangannya. Lalu lidahku memutar-mutar di paha bagian dalamnya dan tangan kiriku mengusap-usap paha atasnya yang berbulu itu.

Sampailah ujung lidahku tepat di celana dalamnya bagian bawah. Aroma laki-laki segera tercium olehku. Aku cium-cium pelernya yang masih terbungkus dengan bibirku, entah apa bahasa tepatnya tapi aku biasa mengatakan "menguwel-uwel" bibirku nggak keruan di pelernya. Aku tarik keatas pinggiran celana dalamnya dan menarik satu biji pelernya keluar. Biji pelernya besar dan berbulu lebat, pasti banyak pejuh yang tersimpan disana. Aku membayangkan semprotan pejuhnya pasti banyak kalau pelernya seperti ini, pasti enak dan banyak sekali kalau aku telan pejuhnya.

Dia masih tidur terlentang saat aku mulai mengemoti biji pelernya yang aku keluarkan satu itu. Aku kemot pelan sekali dan bagian bawahnya aku jilati. Kadang aku kesulitan juga karena bulu yang tumbuh di biji pelernya suka rontok dan mengganggu lidahku. Setelah puas aku masukkan lagi biji pelernya itu dan aku melihat dia sedang menggigit ujung bantal, aku yakin dia pasti ngerasa enak sekali.

Dia menatapku saat kedua tanganku memegang pinggiran karet celana dalamnya dan pelan-pelan mulai kuturunkan. Ternyata tidak seperti dugaanku, bulu jembutnya tidak terlalu banyak sepertinya dia mencukurnya beberapa hari yang lalu. Tapi kontolnya membuatku sangat surprise. Dia ternyata masih punya kulup dan kepala kontolnya yang berwarna merah keunguan sudah menyembul keluar dari kulit kulupnya dan sudah basah!

Aku paling suka kulup dan aku menjadi begitu bergairah. "Gila masih ada kulupnya," kataku. "Kenapa, nggak suka kulup ya?" tanyanya "Aku suka banget kulup." Dan tanpa membuang-buang waktu segera aku menjamah kontolnya yang sudah super ngaceng itu. Kontolnya tidak terlalu besar diameternya tapi panjang banget dan kepala kontolnya lebih gede dari batangnya sehingga menambah seksi dirinya.

Kulit kulupnya kemudian aku tarik-tarik sampai menutup kepala kontolnya dan rupanya kulupnya panjang sehingga masih tersisa. Aku gigit-gigit pelan lalu kuturunkan lagi kulupnya sampai kepala kontolnya terlihat jelas dan dia rupanya sangat suka juga dibegitukan. Dia menggigit lagi ujung bantalnya. Lalu giliran batang kontolnya menjadi sasaranku berikut. Aku pegang batang kontolnya dan aku tempelkan diperutnya, lalu lidahku menjalari di seluruh batang kontol bagian bawah sampai aku berhenti di lubang kencingnya dan lidahku kuputar-putar disekitar pinggiran kepala kontol bagian bawahnya itu.

Dia menyentak-nyentaknya kedua kakinya saat aku melakukan jilatan di pinggir kepala kontolnya itu dan sentakannya semakin keras saat ujung lidahku bermain-main menggeliti lobang kencingnya yang terus menerus ngeluarin cairan bening. Wajahnya terlihat merah dan terlihat berkerut seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Dia bangun dan gerakan tangannya menyuruhku berhenti. Badannya yang putih kini terlihat memerah dibagian atas dan dia tersengal-sengal mengatur nafas sambil sesekali menggelengkan kepalanya.

"Kenapa, kamu nggak suka ya?" Dia menatapku, "Aku hampir keluar tadi. Kamu lihai banget, semua yang aku suka tadi kamu lakuin" ujarnya. Aku tersenyum senang. "Aku entot kamu sekarang aja ya." "Tapi kontol kamu kan belum aku isap." "Nggak usahlah, aku nggak kuat. Nanti aku keburu muncrat, aku mau ngerasain ngentot laki-laki." Aku setuju dan tadinya dia mau cari-cari sesuatu buat ngebasahin batang kontolnya. "Nggak usah, aku jilat aja. Aku suka dientot kering aja, soalnya gesekan batang kontolnya berasa banget." "Nanti sakit lagi" kata dia. "Nggak kok, malahan enak banget." ujarku menyakinkannya. Dia mengangkat kedua bahunya tanda terserah aku. "Mau posisi bagaimana?" tanyaku. "enaknya gimana?" dia balik bertanya. "Kamu pernah ngentot pacar kamu posisi kamu di bawah nggak?" Dia menggeleng. "Ya udah kita coba gaya itu aja."

Dia merebahkan kepalanya di kasur dan aku mengangkangi kontolnya. Aku turun pelan-pelan dan saat ujung kepala kontolnya yang aku pegangin itu menyentuh lobang anusku aku berhenti sebentar untuk menarik nafas, ini sesuatu yang paling aku tunggu. Dia menatap ke arah kontolnya dan aku pelan-pelan memasukkan kepala kontolnya sedikit demi sedikit. Aku meringis dan menggigit bibir bawahku saat kepala kontolnya yang besar itu mulai masuk setengahnya. Lobangku mulai terbuka sangat lebar, karena kepala kontolnya salah satu yang paling besar yang pernah masuk ke lobang anusku.

Aku meringis dan mengeluarkan suara tanda aku sedikit kesakitan karena memang kontolnya masuk dalam keadaan kering tanpa pelumas. dan PLOPP...!!! masuklah semua kepala kontolnya dan aku mendesah lega. Saat aku membuka mata dia sedang menatapku dengan muka yang mengernyit seperti merasakan sesuatu yang aneh. "Sakit ya?" tanyanya. "Nggakk.. hhh ... enakkkk." Aku mulai menaik turunkan pantatku dan dia terlihat mulai menikmatinya, terbukti dia mulai semakin banyak menggeram. Bahkan setelah beberapa lama ketika aku menaikkan pantatku dia menghujamkan batang kontolnya ke atas pertanda dia ingin terus mengocok lobang pantatku.

Aku istirahat sejenak di atas perutnya dan menggeol-geolkan pantatku untuk memutar-mutar batang kontolnya dan dia menggeram keras lalu dengan sekuat tenaga menghujam-hujamkan kontolnya sampai aku hampir jatuh. Melihat dia semakin ganas, aku memutuskan berganti gaya yang biasa. Posisi aku dibawah dengan memberikan bantal tipis dipantat biar lobang pantatku agak naik dan memberikannya kesempatan mengentot lobangku sekuat yang dia bisa.

Kedua kakiku kutekuk dan dia membimbing batang kontolnya masuk kembali ke lobang pantatku lalu menekannya kuat. Aku mengeluarkan suara seperti hendak buang hajat saat dia memasukkan batang kontolnya, rasanya sakit sekali karena dia memasukkannya dengan paksa dan sekuat tenaga. Dia sepertinya kesetanan dan menjadi buas sekali. Tanpa memberiku kesempatan untuk mengatur nafas, dia mulai memompa lobang pantatku sekuat tenaga. Mukanya mengernyit menahan enak dengan suara geraman dia pompa lobang pantatku dengan batang kontolnya dalam tempo yang sangat cepat.

Posisi seperti ini membuatku sangat nyaman, batang kontolnya yang panjang membuat ujung kontolnya dengan mudah menyentuh sesuatu di dalam lobang pantatku yang membuatku merasa begitu keenakan. Wajahnya memerah serta keringat menetes banyak sekali dan dia menggeram keras sambil terus mengentotin pantatku tanpa henti. Sensasinya luar biasa dan dia sudah begitu kesetanan dengan liarnya ngentotku sampai tempat tidurnya berderit-derit.

Nggak banyak gaya yang bisa aku buat karena dia sudah begitu liar, tapi itu nggak penting karena aku sudah merasa enak. Semakin lama erangannya semakin keras dan mulutnya terbuka lebar serta tusukan kontolnya semakin kuat, pantatku dipukul-pukul oleh pelernya. Aku sudah nggak tahan lagi, apalagi saat melihat ekspresi muka gantengnya yang keras itu saat mengentotku liar dan menahan enak membuatku ... CROTT ... CROTTTTT... CROOTTTT... Pejuhku tumpah ruah keseluruh badanku dan ke kasur, banyak sekali. Ini pasti pejuh terbanyak yang pernah aku semprotkan.

"Keluarin dimukaku aja." kataku saat melihat dia semakin terengah-engah. Dia menarik batang kontolnya dan mengarahkan dimukaku. "ARGHHHHHH ... SETANNNNNN" geramnya sambil memukul-mukulkan batang kontolnya di wajahku, sakit tapi enak sekali. Lalu ... kembali CROTTTTTTTT ...CROTTT...CROTTT....CROTTTTTTTT Semburan panas keluar dari lobang kencingnya membasahi seluruh wajahku. Dia teriak keenakan meski suaranya ditahan biar tidak didengar orang. Seperti juga aku, pejuhnya bahkan beberapa kali lebih banyak menyemprot dari pada pejuhku.

Dia selesai menyemprotkan pejuhnya dan mengatur nafas. Aku memegang batang kontolnya dan menjilati sisa pejuh yang masih mengalir dari lobangnya. Kadang aku poleskan ke seluruh pipi dan bibirku jika masih ada sisa pejuhnya yang meleleh. Dia kemudian bangun dan duduk selonjor di kursi plastik, dan kedua kakinya terbentanglebar di atas kasur membuat pemandangan yang indah buatku.

"Gimana?" tanyaku. "Setan, enak banget." Dia terdiam begitu juga denganku. "Besok kita ngentot lagi yah, malam ini aku mau nonton sama pacarku." katanya. Aku tersenyum dan mengangguk senang.
 
Copyright © 2012 GAY INDO STORIES. All rights reserved.